Tugas Proposal
(Mata Kuliah Metodelogi Penelitian)
Oleh :
Apriyana
Nim 18080205039
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1
Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK. Artinya, BEI tidak melakukan
seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISSI.
Dalam pasar modal syariah, terkait dengan transaksi jual beli saham dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan syariah islam, termasuk didalamnya saham- saham yang diperjual
belikan harus memenuhi segala persyaratan dan kualifikasi untuk bisa dikatagorikan
sebagai saham syariah. Dalam berinvestasi, seorang muslim dituntut untuk berinvestasi
yang halal. Artinya, selain menilai fundamental dan harga saham dari perusahaan, investor
muslim juga harus memperhatikan sektor bisnis dari perusahaan tersebut. Apakah
bertentangan dengan prinsip islam atau tidak. Karena sangat disayangkan, ketika
keuntungan yang diperoleh dari hasil investasi tidaklah halal. Disebabkan, perusahaan
tempat berinvestasi merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor yang dilarang
dalam islam.
2
16 CTRA Ciputra Development Tbk.
17 DADA Diamond Citra Propertindo Tbk.
18 DIVA Distribusi Voucher Nusantara Tbk.
19 DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk.
20 DIGI . Arkadia Digital Media Tbk
21 DMND Diamond Food Indonesia Tbk.
22 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
23 DPUM Dua Putra Utama Makmur Tbk.
24 ECII Electronic City Indonesia Tbk.
25 EKAD Ekadharma International Tbk.
26 EXCL XL Axiata Tbk.
27 FAST Fast Food Indonesia Tbk.
28 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
29 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk.
30 GAMA Aksara Global Development Tbk.
31 GOLD Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk.
32 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk.
33 HELI Jaya Trishindo Tbk.
34 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
35 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
36 JIHD Jakarta International Hotels & Development Tbk.
37 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.
38 JMAS Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk.
39 KAEF Kimia Farma Tbk.
40 LMAS Limas Indonesia Makmur Tbk.
41 MIRA Mitra International Resources Tbk.
42 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk.
43 MYOR Mayora Indah Tbk.
44 PPRO PP Properti Tbk.
45 PRIM Royal Prima Tbk.
3
46 PTPP PP (Persero) Tbk.
47 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
48 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
49 WTON Wijaya Karya Beton Tbk.
50 ZINC Kapuas Prima Coal Tbk.
https://www.syariahsaham.com/2020/11/daftar-saham-issi-efektif-1-desember.html
Berdasarkan daftar Indeks Saham Syariah Indonesia pada tabel 1.2 di atas, maka
peneliti akan mengambil saham-saham subsektor konstruksi untuk dijadikan sebagai bahan
penelitian. Berikut adalah saham-saham subsektor konstruksi yang terdapat pada ISSI:
2020 423,3
2019 415,0
2018 410,4
2017 400,9
2016 317,1
- 100,0 200,0 300,0 400,0 500,0 600,0 700,0 800,0 900,0 1.000,0
4
Dalam pemilihan investasi saham terdapat 2 cara analisis yang biasa digunakan
oleh investor, yakni analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental
merupakan metode analisis berdasarkan kinerja keuangan perusahaan, tujuannya untuk
memastikan bahwa saham yang akan dibeli merupakan saham perusahaan yang berkinerja
baik. Dengan mengetahui fundamental suatu saham maka investor akan terhindar dari
pembelian saham-saham yang tidak menghasilkan laba. Analisa fundamental umumnya
digunakan oleh investor dengan tujuan investasi jangka panjang. Sedangkan analisa
teknikal digunakan untuk memprediksi suatu trend dari harga saham dengan cara
mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan saham dan volume transaksinya,
analisa ini biasanya digunakan oleh investor dengan tujuan investasi jangka pendek atau
bahkan spekulasi.
Dalam APBN 2020 pemerintah menganggarkan belanja infrastruktur sebesar Rp
419,2 Triliun, kenaikan yang meningkat dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 410,7
Triliun. Anggaran ini akan dipakai untuk pembangunan berbagai infrastruktur diseluruh
Indonesia, diantaranya 6,9 km jembatan, 238,8 km untuk pembangunan jalur kereta api, 49
bendungan, 3 pembangunan bandar udara baru, yang naik signifikan adalah pembangunan
jalan, dari 406 kilometer di tahun 2019 menjadi 837 kilometer. (sumber: kompasiana.com)
Pembangunan infrastruktur saat ini diharapkan membawa dampak positif bagi saham-
saham perusahaan konstruksi.
Perusahaan konstruksi merupakan perusahaan yang kegiatan hasil ahirnya berupa
bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan
sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan tersebut antara lain,
bangunan gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air
dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan
pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi.
Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang sangat
berpotensial sebagai tempat berinvestasi. Hal ini dikarenakan, Indonesia merupakan salah
satu negara yang sedang berkembang. Sehingga, untuk kebutuhan jasa konstruksi di
Indonesia akan terus mengalami peningkatan, seiring dengan dilakukan nya pembangunan
infrastruktur baik yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta.
5
Berlatar belakang fenomena tersebut, untuk kepentingan pengambilan keputusan
investasi jangka panjang, maka analisa yang cocok untuk digunakan adalah analisis
fundamental, untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengambilan Keputusan Investasi Saham Perusahaan Konstruksi Di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Menggunakan Analisis Fundamental”.
1. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti, sebagai tambahan
pengetahuan mengenai analisis fundamental untuk menentukan keputusan
6
investasi. Hasil ini merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai kemampuan
peneliti dalam mengaplikasikan teori yang didapat selama perkuliahan dan selama
Sekolah Pasar Modal dengan fakta yang terjadi dilapangan.
2. Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembanding ataupun salah satu
bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang tema yang sama.
3. Investor
Hasil Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk
menentukan keputusan investasi saham yang akan diambil oleh investor pada
perusahaan subsektor konstruksi yang terdapat pada ISSI.
7
BAB II
2.1.1 Perusahaan
Bisnis yang dilakukan oleh setiap manusia ada yang berskala besar dan kecil. Bisnis
yang berskala besar biasanya berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan sebuah
organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumberdaya ekonomi menjadi
barang atau jasa yang diperuntukan bagi pemuas kebutuhan para konsumen.
2.1.1.1 Definisi Perusahaan
Perusahaan pada dasarnya dibentuk atas modal yang berbentuk saham, artinya
setiap orang yang memiliki saham, berarti ia juga merupakan pemilik dari perusahaan
tersebut. Sedangkan menurut Basuki Swastha dan Ibnu Sukotjo (1995:12) perusahaan
dapat didefinisikan sebagai berikut :
“perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang menggunakan
dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara
yang menguntungkan”.
2.1.1.2 Tujuan Perusahaan
Dalam praktiknya tujuan semua perusahaan satu sama lain tidak jauh berbeda,
hanya saja cara untuk mencapai tujuannya saja yang berbeda. Beberapa tujuan perusahaan
menurut Kasmir (2010:8) sebagai berikut:
1) Memaksimalkan nilai perusahaan.
2) Maksimalisasi laba.
3) Menciptakan kesejahteraan bagi stakeholder.
4) Menciptakan citra perusahaan.
5) Meningkatkan tanggung jawab sosial.
2.1.1.3 Bentuk-bentuk Perusahaan
Bentuk-bentuk kepemilikan perusahaan dapat dipilih sesuai dengan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Pemilihan bentuk
perusahaan harus diputuskan pada awal pendirian perusahaan .
8
Beberapa bentuk perusahaan menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1995:52)
sebagai berikut:
a. Usaha Perseorangan
b. Firma (Fa)
c. Perseroan Komoditer (CV)
d. Perseroan Terbatas (PT)
e. Perseroan Terbatas Negara (Persero)
f. Perusahaan Daerah (PD)
g. Perusahaan Negara Umum (PERUM)
h. Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN)
i. Koperasi
j. Yayasan
9
c. Mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual saham kepada orang
lain.
d. Mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas volume usahanya,
misalnya dengan mengeluarkan saham baru.
e. Manajemen dan spesialisasinya memungkinkan pengelolaan sumber-
sumber modal untuk itu secara efisien. Manajer yang tidak cakap dapat
diganti dengan yang lebih cakap.
Kelemahan Perseroan Terbatas
a. PT merupakan subyek pajak tersendiri, sedangkan dividen yang diterima
oleh para pemegang saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan
dari pemegang saham bersangkutan.
b. Pendiriannya lebih sulit, memerlukan akte notaris dan ijin khusus untuk
usaha tertentu.
c. Ongkos pembentukannya relatif tinggi.
d. Kurangnya rahasia perusahaan, disebabkan karena segala aktivitas harus
dilaporkan kepada pemegang saham, terutama yang menyangkut laba
perusahaan.
2) Perseroan Terbatas Negara (Persero)
PT (Persero) merupakan salah satu bentuk Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang sebelumnya bernama Perusahaan Negara (PN). Umumnya persero
ini terjadi dari perusahaan negara yang kemudian diadakan penambahan modal
yang ditawarkan kepada pihak swasta. Pada nama perusahaan PT yang seperti ini
biasanya ditambahkan kata persero yang didalam kurung, seperti PT. Wijaya
Karya, PT. Adhi Karya (Persero), serta PT. DGIK.
Secara umum tujuan persero sama dengan perusahaan-perusahaan yang
lainnya, yakni untuk mencari keuntungan maksimum dengan menggunakan faktor-
faktor produksi yang ada secara efisien.
Berikut ini gambaran umum struktur organisasi Perusahaan Terbatas dan
Persero :
10
Rapat Umum
Pemegang Saham
Direktur
11
Pada dasarnya investasi dalam perspektif syari’ah adalah bentuk aktif dari ekonomi
syari’ah. Dalam islam setiap harta ada zakatnya. Jika harta tersebut didiamkan, maka
lambat laun akan termakan oleh zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini adalah
mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya agar bertambah.
Investasi adalah bagian dari perencanaan masa depan. Di dalam agama islam, setiap
muslim harus merencanakan masa depannya. Perhatikan firman Allah swt :
ٰ ٰ َّّللاَ ۗ ِان
َّللاَ َخبِ ْي ٌر ۢبِ َما تَ ْع َملُ ْون ٰ ٰ س َّما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍۚد َواتَّقُوا ٰ ٰ ٰ ٰٓيا َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا
ٌ ّللاَ َو ْلتَ ْنظُ ْر نَ ْف
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),
dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan”. (Q.S Al-Hasyr :18)
2.1.2.2 Asas Investasi
Menurut Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Bab 2 Pasal 3 Ayat (1), penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas:
Tabel 2.1 Asas Investasi dan Penjelasannya
Asas Penjelasan
a. Kepastian Asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan
hukum; peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum setiap kebijakan
dan tindakan dalam bidang penanaman modal.
b. Keterbukaan Asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
; informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan
penanaman modal.
c. Akuntabilitas Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
; penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan
pada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Perlakuan Asas perlakuan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan
yang sama peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam
dan tidak negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal dari
membedakan satu negara asing dan penanam modal dari negara asing lainnya.
asal negara;
12
e. Kebersamaa Asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-
n; sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
f. Efisiensi Asas yang mendasari pelaksanaan penanam modal dengan
berkeadilan; mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan
iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing.
g. Berkelanjuta Asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses
n; pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin
kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, baik
untuk masa kini maupun yang akan datang.
h. Berwawasan Asas penanaman modal dilakukan dengan tetap memperlihatkan dan
lingkungan; mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
i. Kemandirian Asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan
; dan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya
modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi.
j. Keseimbang Asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi
an kemajuan wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
dan kesatuan
ekonomi
nasional.
Sumber : Undang-undang RI nomor 25 Tahun 2007
13
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga profesi yang berkaitan
dengannya, dimana produk dan mekanisme oprasionalnya berjalan tidak bertentangan
dengan hukum muamalat islamiah. Setiap transaksi surat berharga di pasar modal syariah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat islam. Pasar modal syariah idealnya
dikarakterisasi oleh ketiadaan transaksi berbasis bunga, transaksi meragukan, dan saham
perusahaan yang berbisnis pada aktivitas dan barang haram, serta adanya upaya yang
sistematis menjadikan produk syariah sebagai sarana mewujudkan tujuan syariah di bidang
ekonomi dan keuangan.
2.1.3.2 Peranan dan Fungsi Pasar Modal Syariah
Pasar modal sangat berperan pernting dalam meningkatkan efisiensi keuangan dan
merupakan salah satu lembaga intermediasi keuangan yang vital dalam perekonomian
modern. Alasan kehdiran pasar modal dalam suatu sistem keuangan, yakni kemampuannya
dalam memindahkan dana dari unit yang kelebihan dana kepada unit yang kekurangan dana
dalam suatu perekonomian. Dalam pasar modal syariah, fungsi yang dijalankan tidak
begitu berbeda dengan apa yang ada pada pasar modal konvensional. Namun pasar modal
syariah memiliki kekhususan,yang mana menjadikan ajaran syariah sebagai parameter
dalam menentukan berbagai kebijakan menjalankan operasi pasar modal dan
pengembangan nya.
2.1.4 Saham
Saham adalah alternatif untuk menghasilkan keuntungan dalam bentuk capital gain
dan dividen. Jika investor membeli saham, maka saham itu menjadi miliknya yang dikenal
sebagai pemegang saham perusahaan yang menerbitkan saham itu (ningsih, 2011).
2.1.4.1 Saham Syariah
Saham syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi
kriteria syariah.Penerbitan saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
merupakan alternatif bagi investor yang memiliki preferensi berinvestasi pada instrumen
penyertaan modal (ekuitas).
Produk saham syariah memiliki profil keuntungan dan risiko yang mirip dengan
saham konvensional.Secara umum, keuntungan berinvestasi saham adalah memperoleh
dividen, yang mana pembagian dividen ditentukan dalam RUPS. Hanya saja, saham
syariah hanya akan membiayai kegiatan usaha yang halal dan memenuhi kriteria tertentu.
14
Oleh karenanya, berinvestasi di saham syariah menjanjikan nilai lebih daripada saham
konvensioanl.Selain itu, saham syariah berkarakter sektor riil dan tidak berbasis bunga
sehingga relatif lebih stabil.
Dalam kaitan nya dengan saham syariah, DSN-MUI telah membuat Fatwa DSN-
MUI Nomor 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Yang mana dalam fatwa tersebut, salah satu nya
menjelaskan tentang transaksi efek yang dilarang di pasar modal syariah yang meliputi :
1) Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta
tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang didalamnya
mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan
kezhaliman.
2) Transaksi yang mengandung unsure dharar, ghahar, riba, maisir, risywah,
maksiat dan kezhaliman sebagaimana dimaksud ayat 1 di atas meliputi:
a. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu.
b. Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek
Syariah) yang belum dimiliki (short selling).
c. Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam bentuk
memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang.
d. Menimbulkan informasi yang menyesatkan.
e. Margin trading,yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan
fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian
pembelian efek syariah tersebut.
f. Ikhtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan
pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan
harga efek syariah,dengan tujuan mempengaruhi pihak lain.
2.1.4.2 Jenis-jenis Dividen
Laba atau keuntungan dari hasil kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham disebut dividen.
Menurut Irham Fahmi (2012:83) dividen dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Dividen Tunai (Cash Dividend)
15
Dividen yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka waktu tertentu dan dividen tersebut
berasal dari dana yang diperoleh secaa legal. Dividen ini jumlahnya dapat bervariasi
sessuai dengan keuntungan yang didapat perusahaan.
b. Dividen Properti (Property Dividends)
Suatu distribusi keuntungan perusahaan dalam bentuk properti atau barang.
c. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividen)
Dividen Likuidasi merupakan suatu distribusi kekayaan perusahaan kepada pemegang
saham dalam hal perusahaan tersebut dilikuidasi.
2.1.5 Pengambilan Keputusan
Menurut Herson Anwan (2014 : 39) Keputusan (decision) secara harfiah berarti
pilihan (choice). Pilihan yang dimaksud di sini adalah pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan, atau dapat dikatakan pula sebagai keputusan dicapai setelah dilakukan
pertimbangan dengan memilih satu kemungkinan pilihan. Seperti yang diungkapkan oleh
Gito Sudarmo bahwa keputusan terkait dengan ketetapan atau penentuan suatu pilihan yang
di inginkan.
2.1.5.1.Definisi Pengambilan Keputusan
Menurut Steiner dalam Herson Anwan (2014 : 39) Pengambilan keputusan
didefinisikan sebagai berikut :
“ Pengambilan keputusan adalah suatu proses manusiawi yang didasari dan mencakup baik
fenomena individu maupun sosial, didasarkan pada premis nilai dan fakta, menyimpulkan
sebuah pilihan dari alternatif dengan maksud bergerak menuju suatu situasi yang
diinginkan”.
Pengertian di atas menunjukan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu
proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak
lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Cepat atau lambat, hampir
setiap orang memerlukan bantuan ahli dalam mengambil suatu keputusan penting.
2.1.5.2.Dasar Keputusan Investasi
Dasar keputusan investasi menurut Tandelilin (2010:9) terdiri dari :
1) Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.
Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu atas dana
16
yang telah diinvestasikanya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang
dilakukanya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan
risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam berinvestasi
perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang
terjadi (return realized ).
2) Risk
Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return actual yang berbeda
dengan return harapan. Secara spesifik mengacu pada kemungkinan realisasi return
actual lebih rendah dari return minimum yang diharapkan. Sikap investor terhadap
risiko akan sangat tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor
yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti pula
oleh tingkat return harapan yang tinggi.
2.1.5.3.Metode Pengambilan Keputusan Investasi Saham
Dalam berinvestasi dibidang saham, ada dua metode yang biasanya digunakan oleh
investor, yakni analisis fundamental dan analisis teknikal.
A. Analisis Fundamental
Menurut Fillya Arum Pandansari (2012:28) Analisis fundamental didefinisikan
sebagai berikut :
“Analisis Fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektivitas
dan efisiensi perusahaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan analisis teknikal
menggunakan data perubahan harga di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan
harga sekuritas di masa yang akan datang. Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat
digunakan rasio keuangan yang terbagi ke dalam empat kelompok yakni rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas.”
Sedangkan Menurut Danika Reka Artha dkk. (2014:176) Analisis Fundamental
dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Analisis Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan
untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisis fundamental menitik
beratkan pada data-data kunci laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan
apakah harga saham sudah diapresiasikan secara akurat.”
17
Sedangkan menurut Fakhruddin dan Hendy dalam jurnal Danika Reka Artha dkk.
(2014:177) Analisis Fundamental didefinisikan sebagai berikut:
“Analisis Fundamental merupakan metode analisis saham dengan menganalisa data-data
atau informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan, umumnya laporan keuangan
menjadi sumber utama dalam analisis ini termasuk penggunaan rasio-rasio saham seperti
laba per lembar saham (Earning Per Share), Price Earning Ratio (PER), dan lain-lain”.
Analisis fundamental minimal mencakup tiga pendekatan yaitu analisis ekonomi,
analisis industri/sektor, analisis perusahaan (rasio keuangan) dan Pasar.
2. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi adalah suatu analisis yang mempelajari potensi perekonomian
suatu negara di masa datang dengan menggunakan data historis maupun data saat ini.
Analisis ini merupakan salah satu dasar dari tiga analisis yang diperlukan invetor dalam
menentukan keputusan investasi, karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara
apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi makro dan kinerja Bursa Efek Indonesia.
Analisis ekonomi minimal menggunakan variabel sebagai berikut:
1) PDB (Produk Domestik Bruto)
Produk Domestik Bruto (PDB) pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh suatu unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB
atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan
struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
ekonomi dari tahun ke tahun. (sumber : Badan Pusat Statistik 2018)
Pertumbuhan PDB merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi.
Jika ekonomi suatu Negara mengalami pertumbuhan, maka daya kemampuan beli
masyarakat juga ikut meningkat, dan momentum tersebut merupakan momentum
dari perusahaan untuk meningkatkan kemampuan penjualan untuk mendapatkan
profit yang lebih.
18
2) Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya
yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat, maka harga barang
dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa
tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang dengan demikian, inflasi dapat
juga diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa
secara umum. (sumber : Badan Pusat Statistik)
Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli uang
(purchasing power of money). Selain itu inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi
tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya, jika
tingkat inflasi suatu Negara mengalami penurunan, maka hal ini merupakan sinyal
yang positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan resiko
penurunan pendapatan riil.
3) Tingkat Suku Bunga
Menurut Boediono (1994:76) Tingkat suku bunga adalah harga dari
penggunaan dana investasi (loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah
satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau
menabung. Tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai
sekarang (present value) aliran kas perusahaan sehingga kesempatan-kesempatan
investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat suku bunga yang tinggi juga
akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. di samping itu
tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor
dari suatu investasi akan meningkat.
4) Nilai Tukar Rupiah
Menurut Salvator dalam Haris Munandar (1997:10) Nilai Tukar Uang
adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Definisi kurs juga
dikenal dengan nilai tukar adalah rasio pertukaran antara dua mata uang yang
berbeda negara. Atau dengan kata lain kurs dapat diartikan sebagai harga satu unit
mata uang asing dinyatakan dalam mata uang domestik.
Nilai tukar merupakan indikator nilai rupiah dibandingkan dengan mata
uang negara lain. Secara teori, dampak perubahan tingkat/nilai tukar dengan
19
investasi bersifat tidak pasti. Dalam jangka pendek, penurunan nilai tukar akan
mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya. Karena penurnan tingkat kurs
ini akan menyebabkan nilai riil asset masyarakat menurun dan selanjutnya akan
menurunkan permintaan domestik.
3. Analisis Industri
Analisis industri merupakan tahap analisis yang dapat membantu investor untuk
mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik
risiko dan return yang menguntungkan bagi investor. Analisis industri adalah analisis yang
mempelajari keadaan kompetitif dari suatu sektor industri dalam hubungannya dengan
yang lain serta mengidentifikasi perusahaan-perusahan yang mempunyai potensi pada
suatu sektor industri tertentu. Beberapa indikator penting dalam Analisis Industri:
Penjualan, Laba, dan Dividen. (sumber: MNC Sekuritas)
Tujuan analisis industri yakni untuk menilai prospek industri di masa datang.
Beberapa industri mampu beroperasi cukup baik dalam kondisi resesi, sedangkan
yang lain sangat jelek. Untuk itu industri dapat dikelompokkan menjadi:
Growth Industry yaitu industri yang mempunyai laba jauh lebih tinggi dari rata-
rata industri.
Defensive Industry yaitu industri yang tidak banyak terpengaruh dengan kondisi
perekonomian
Cyclical Industry yaitu industri yang sangat peka terhadap perubahan kondisi
perekonomian
Siklus hidup industri merupakan suatu bentuk analisis fundamental yang melibatkan
proses pembuatan keputusan investasi berdasarkan tahapan yang berbeda setiap waktunya.
Jenis posisi yang diambil akan tergantung pada karakteristik khusus perusahaan, serta di
mana industri ini di dalam siklus hidupnya.
4. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan dan Pasar
Analisis rasio keuangan perusahaan bertujuan untuk mengetahui tentang kondisi
perusahaan, analisisis ini minimal terdiri dari analisis Rasio Likuiditas (Liquidity ratios),
Rasio Aktivitas (Activity ratios), Rasio Rentabilitas (Profitability ratios), Rasio
Solvabilitas (Solvability ratios) dan Rasio Pasar (Market ratios).
1) Rasio Likuiditas
20
Menurut Kasmir (2010:110) Rasio likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahan memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek. Rasio likuiditas pada umumnya dihitung menggunakan rasio lancar atau
current ratio yang merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan.
2) Rasio Aktivitas
Menurut Kasmir (2010:113) Rasio aktivitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva
yang dimilikinya atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Efesiensi tersebut adalah
efesiensi yang dilakukan perusahaan seperti efesiensi di bidang penjualan,
persediaan, penagihan piutang, dan efesiensi dibidang lainnya. Rasio ini dihitung
dengan menggunakan rasio total perputaran aset atau total assets turnover yang
merupakan rasio untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki
perusahaan. Kemudian juga mengukur jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
rupiah aktiva.
3) Rasio Rentabilitas
Menurut Kasmir (2010:115) rasio rentabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Untuk
menghitung rasio ini, rumus yang digunakan adalah margin laba bersih atau net
profit margin, yakni salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba
atas penjualan dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan
penjualan bersih.
4) Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir (2010:110) Rasio ini menunjukkan berapa besar aset
perusahaan yang telah dibiayai dari dana pinjaman/hutang atau berapa besar hutang
perusahaan dapat dijamin dengan asetnya . dalam arti luas dikatakan bahwa rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh
kewajibannya, apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Seakin kecil rasio ini,
21
semakin baik. Untuk menghitung rasio ini, rumus yang digunakan adalah debt
equity ratio, yakni ratio untuk menilai utang dengan ekuitas.
Sedangkan Rasio pasar menunjukkan informasi penting dari perusahaan
yang diungkapkan dalam bentuk kinerja saham. Adapun rasio pasar meliputi:
a) Price book value menunjukan seberapa besar pasar menghargai nilai saham
emiten. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek emiten tersebut.
Nilai buku perlembar saham menunjukan aktiva bersih (net asset) yang dimiliki
oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Adanya asumsi aktiva
bersih sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai beredar.buku per
lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang
b) Price Earning Ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan emiten
dalam menghasilkan laba, yang dihitung dalam satuan kali. Dengan kata lain PER
menggambarkan rasio atau perbandingan harga saham terhadap earning
perusahaan. Jika misalnya PER suatu saham sebanyak tiga kali berarti harga saham
tersebut sama dengan tiga kali earning perusahaan tersebut. PER ini juga akan
memberikan informasi berupa rupiah harga yang haus dibayar investor untuk
memperoleh setiap Rp 1 earning perusahaan. Bagi investor semakin kecil rasio ini
semakin baik, karena saham yang bersangkutan termasuk murah.
c) Earning Per Share atau laba per lembar saham adalah bentuk pemberian
keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dari tiap lembar saham yang
dimiliki (Irham Fahmi, 2013:96). Jadi nilai laba per saham akan meningkat apabila
presentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan
jumlah lembar saham biasa yang beredar. Besarnya EPS perusahaan dapat dihitung
berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan.
B. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan sebuah analisa yang memfokuskan pada perkiraan
harga sekuritas (saham/obligasi) di masa yang akan datang berdasarkan data pergerakan
harga sekuritas dan juga volume perdagangan sekuritas dimasa lalu. Analisis ini
merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati
perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lalu tanpa memperhatikan
faktor-faktor fundamental. Analisis ini mempunyai orientasi kepada momentum
22
pergerakan harga seperti pembukaan harga dimulai, penutupan, momentum harga tertinggi,
dan momentum harga terendah dari suatu instrument investasi pada periode tertentu.
Analisis teknikal adalah analisis yang mempelajari tentang perilaku kecenderungan
pasar yang dicerminkan kedalam grafik yang bergerak. Pergerakan dari grafik tersebut
adalah pergerakan harga suatu komoditi pasar didalam bursa. Sedangkan harga itu sendiri
merupakan kesepakatan transaksi supply dan demand yang terjadi didalam pasar.
Price Discounts Everything
Berdasarkan Analisis fundamental, harga akan dipengaruhi berita-berita
mengenai laporan keuangan, nilai penjualan ataupun harga komoditi yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Tetapi, berdasarkan Analisis teknikal harga
justru akan mendiskon semua berita tersebut, sehingga kadang-kadang harga
bergerak melewati nilai harga teoritis secara fundamental (bisa naik atau turun).
Price Fluctuates in Trends
Menurut Analisis teknikal, harga saham biasanya akan bergerak mengikuti
suatu tren tertentu.
History Repeats Itself
Menurut Analisis teknikal, pola pergerakan harga di masa lalu akan
berulang kembali di masa datang. Maksudnya adalah jika harga suatu saham
dengan pola tertentu terjadi, maka di kemudian hari pola seperti itu dapat terjadi
pula.
Tabel 2.2 Perbedaan Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal
No. Indikator Fundamental Teknikal
Timing
1 Fokus Perhatian Harga Overvalue/Undervalue
(Uptrend/Downtrend)
Jangka Waktu Jangka Menengah dan
2 Jangka Pendek
Investasi Jangka Panjang
3 Informasi Utama Perusahaan/emiten Psikologis Investor
Dividen dan
4 Motif Utama Capital Gain
Pertumbuhan
5 Strategi Utama Beli dan Simpan Berpindah
23
6 Karakter Investor Penabung dan Investor Pedagang dan Trader
Sumber: slideplayer.info
Dari tabel 2.2 di atas terlihat jelas bahwa pengambilan keputusan dengan metode
analisis fundamental cenderung menggunakan prinsip kehati-hatian, hal ini terlihat dari
sumber informasi utama investor yang menggunakan informasi dari emiten atau
perusahaan daripada mengandalkan psikologis/ego dari investor sendiri, karena para
investor dengan tujuan jangka panjang berinvestasi dengan motif utamanya adalah dividen
dan pertumbuhan perusahaannya sehingga analisis fundamental lebih cocok untuk investor
yang tidak mempunyai waktu untuk terus memperhatikan chart saham setiap harinya.
24
dengan Nilai Convergence menunjukkan bahwa ASII, TLKM, dan
Kapitalisasi Divergence. UNVR mempunyai garis umum yang baik.
Terbesar di Analisis Teknikal, Hasil analisis teknikal
Jakarta menunjukkan bahwa saham ASII
Islamic Index mempunyai kecenderungan kenaikan harga
periode 2010 dan kenaikan transaksi, serta berada pada
– 2013” trend bullish yang mempunyai arti saham
ASII layak beli. Sedangkan saham TLKM
dan UNVR mengalami fluktuasi
perpindahan trend yang cukup banyak,
namun cenderung ke arah bearish.
Sehingga saham TLKM dan UNVR lebih
baik dijual.
2 Pegeen Saham PT PP Analisis a.Berdasarkan hasil perhitungan valuasi
Hauwtan London Fundamental dan perusahaan dengan menggunakan metode
(2010) Sumatra teknikal meliputi FCFF didapatkan nilai perusahaan sebesar
Universitas Indonesia Tbk analisis kualitatif Rp. 12.187.838 juta dengan nilai saham
Indonesia berdasarkan dan kualitatif sebesar Rp. per lembar 9.224 per saham.
dengan judul data-data b.Dengan membandingkan harga saham
“ Analisis laporan hasil perhitungan dengan harga pasar per
Fundamental keuangan tanggal 25 Mei 2010 maka saham LSIP
dan Teknikal tahun 2005 – termasuk undervalued meskipun masih
Saham PT PP 2009. dalam kisaran harga wajar. Pada tanggal 25
London Mei 2010 harga penutupan saham LSIP
Sumatra adalah sebesar Rp.7400 per lembar saham
Indonesia yang masi berada di bawah nilai intrinsik
Tbk” yang sebesar Rp. 9.224 per lembar saham.
c.Dengan menggunakan analisis teknikal
dengan fibonnacci retracement maka pada
tanggal 25 Mei 2010 harga saham
menyentuh titik retracement di 61,8% yang
25
menandakan penurunan sudah memasuki
“golden rasio” yang dalam arti kata investor
dapat melakukan pembelian pada titik
tersebut, biasanya jika penurunan mencapai
titik 61,8% dan harga akan cepat kembali
pada titik resistance nya yang berada di
harga Rp.8600. Untuk penggunaan
fibonnaci extention investor dapat
melakukan penjualan saham pada titik-titik
resistance antara lain 23.6 persen, 38.2
persen, 50 persen, dan 61,8 persen.
26
Analisis Investasi Saham
Analisis Ekonomi
Analisis Industri
Analisis Keuangan
Analisis Pasar
27
Analisis investasi saham terbagi menjadi dua analisis, yakni analisis fundamental
dan analisis teknikal. Dalam analisis fundamental, aspek yang di perhatikan adalah
aspek ekonomi, aspek industri, aspek keuangan dan pasar. Aspek Ekonomi meliputi
Produk Domestik Bruto, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah, sehingga
dapat mendeskripsikan sinyal positif atau negatif untuk berinvestasi. Aspek Industri
meliputi Pendapatan, Dividen, dan Laba Bersih, sehingga dapat diketahui
perkembangan dari perusahaan-perusahaan yang sedang diteliti. Aspek Keuangan
meliputi Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Rentabilitas, dan Rasio Solvabilitas.
Sedangkan Aspek Pasar dilihat dari Price book value (PBV), Price Earning Ratio (PER),
dan Earning Per Share (EPS).
28
BAB III
METODE PENELITIAN
29
2) Variable terkait (dependen variabel) merupakan yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel independen.
Penelitian ini memiliki variabel independen berupa Analisis Fundamental, yakni
sub variabelnya ialah kondisi ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto, Inflasi, Tingkat
Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah), Analisis industri (Pendapatan, Laba Bersih, dan
Dividen), Analisis rasio keuangan (Likuiditas, Aktifitas, Rentabilitas, Solvabilitas)dan
rasio pasar (Price book value, Price Earning Ratio, Earning Per Share) perusahaan-
perusahaan subsektor konstruksi yang terdaftar dalam ISSI, Keputusan investasi mana
yang akan dipilih pada perusahaan subsektor konstruksi.
Sedangkan variabel dependennya adalah pengambilan keputusan investasi saham
pada perusahaan sektor konstruksi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia.
Hubungan variabel independen dan variabel dependen tersebut dapat dilihat melalui :
X1
X2 Y
X3
X4
Keterangan :
Y = pengambilan keputusan investasi saham
X1 = kondisi ekonomi Indonesia
X2 = analisis industri
X3 = analisis rasio keuangan dan pasar
X4 = keputusan investasi mana yang akan dipilih
30
menganalisa data- c. Tingkat Suku
data atau informasi Bunga Bank
yang berhubungan d. Nilai Tukar Indonesia
dengan kinerja Rupiah
perusahaan.
Analisis a. Penjualan Laporan
(Fakhruddin dan
Industri b. Laba Tahunan
Hendy, 2008)
c. Dividen Perusahaan
Konstruksi
Analisis a. Rasio Likuiditas Laporan
Rasio b. Rasio Aktivitas Tahunan
Keuangan c. Rasio Perusahaan
Perusahaan Rentabilitas Konstruksi
d. Rasio
Solvabilitas
Analisis a. Price book value Laporan
Rasio Pasar (PBV) Tahunan
b. Price Earning Perusahaan
Ratio (PER) Konstruksi
c. Earning Per Bursa Efek
Share (EPS) Indonesia
31
tempat yang
representative
untuk memperoleh
surat berharga
tersebut. (Irham
Fahmi, 2013)
Menurtu Sugiyono (2013:223) menyatakan bahwa bila dilihat dari sumber datanya,
maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
1) Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek atau obyek
penelitian oleh penelitian perorangan maupun organisasi (Riwidiko, 2009).
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.
Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak dengan
berbagai cara metode baik secara komersional maupun non komersional (Aeni, 2018).
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen yang diperoleh secara tidak langsung (dalam bentuk laporan-laporan) yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Seperti laporan-laporan keuangan,
jurnal, internet, literatur dan informasi dari instansi yang terkait seperti perusahaan-
perusahaan konstruksi, Bursa Efek Indonesia, Kementrian Keuangan, Bank Indonesia.
4.4.1.1 Jenis Analisis Data
1) Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran industri
konstruksi untuk kedepannya berdasarkan pendapat dari ahli.
2) Analisis Data Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis saham-saham konstruksi
secara fundamental menggunakan perhitungan kriteria analisis fundamental
32
dalam investasi saham yaitu, Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio
Rentabilitas,Rasio Solvabilitas, Price book value (PBV), Price Earning Ratio
(PER), Earning Per Share (EPS). Untuk memudahkan analisis kuantitatif,
maka informasi dan data yang diperoleh diolah dengan menggunakan
komputer. Pengolahan data kuantitatif menggunakan Software Microsoft
Excell, kemudian hasilnya diintepretasikan secara deskriptif.
4.4.1.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian tentang pengambilan
keputusan investasi saham oleh investor dengan menggunakan analisis
fundamental pada perusahaan sektor konstruksi.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi
yaitu pengumpulan data sekunder dari:
1. Laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan–perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2016 sampai
dengan tahun 2020.
2. Harga penutupan saham perusahaan yang terdaftar pada Indeks
Saham Syariah Indonesia yang diperoleh dari aplikasi mnc trade.
Cara menentukan sumber data pada penelitian ini adalah Probability
Sampling. Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random
sampling, area (cluster) sampling.(Sugiyono, 2016:152).
“Simpel Random Sampling dikatakan simple karena pengambilan
anggota sampel dari popolasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu”.
4.4.1.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012:225) selanjutnya bila dilihat dari cara atau
teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, dan
gabungan/triangulasi.
33
Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1) Studi Pustaka, yaitu usaha pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan buku-buku, aplikasi, atau sumber lain yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
2) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dan
mengumpulkan dokumen berupa asrip-arsip dan catatan lain baik dari
literatur, jurnal dan internet yang berhubungan dengan data yang
diperlukan dalam penelitian.
4.4.1.4 Populasi dan Sample
1) Populasi
Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan yang terdaftar pada indeks ISSI selama 2016-2020, yaitu
ada 421 perusahaan.
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen populasi yang di hasilkan dari sampling,
idealnya sample yang di ambil adalah sampel yang mewakili populasi
(Swarjana, 2015).
Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (Go Public).
b. Perusahaan yang terdaftar pada Indeks Saham Syariah Indonesia.
c. Perusahaan konstruksi Bangunan.
Dari 50 perusahaan yang terdaftar pada ISSI, peneliti mengambil sampel
perusahaan konstruksi yakni PT Adhi Karya Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT
Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk.
4.4.1.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka dan pedoman dokumentasi yaitu berupa dokumen–dokumen
perusahaan, misalnya laporan keuangan perusahaan.
34
4.4.1.6 Analisis Data
Setelah semua data yang sesuai dengan penelitian terkumpul, maka
selanjutnya data tersebut akan dianalisis. Analisis data merupakan suatu
kegiatan untuk mengelompokkan, membuat, serta memberikan tingkatan
pada data sehingga memiliki arti dan mudah dibaca.
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu pertumbuhan
ekonomi Indonesia, maka analisis data yang digunakan adalah deskriptif
dari hasil studi pustaka. Berikut tabel-tabel pada aspek pertumbuhan
ekonomi Indonesia:
35
Desember
Desember
2016
36
2017
2018
2019
2020
3. Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga yaitu rasio keuangan dan
rasio pasar pada masing-masing perusahaan, maka analisis data yang
digunakan adalah deskriptif dari hasil studi pustaka. Berikut tabel-tabel
pada aspek rasio keuangan perusahaan :
37
Untuk mengetahui rasio likuiditas akan dihitung berdasarkan perhitungan
menurut Kasmir (2010:111) sebagai berikut :
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔
𝑵𝒆𝒕 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔
38
Tabel 2. 14 Rasio Solvabilitas Tahun 2016– 2020
Rasio Solvabilitas
Tahun
ADHI PTPP DGIK
2016
2017
2018
2019
2020
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡𝑠
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
2016
2017
2018
2019
2020
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 = 𝑥 𝑅𝑝 1
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
39
Price Earning Ratio
Saham
Hasil IDX
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
PT. PP (persero) Tbk.
PT.Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk.
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒
𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 1 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
2016
2017
2018
2019
2020
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒆𝒓 𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆 = 𝒙 𝑹𝒑 𝟏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑶𝒖𝒕𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝑺𝒕𝒐𝒄𝒌
40
4.5 Daftar Pustaka
41
Fillya Arum. 2012. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham.
(Jurnal ISSN 2252-6765) diunduh pada 16 Maret 2021 Pukul 09.22
WIB dari journal.unnes.ac.id
Henson Anwar. 2014. Proses Pengambilan Keputusan untuk
Mengembangkan Mutu Madrasah. (Jurnal ISSN 1969-1739)
diunduh pada 16 Maret 2021 Pukul 09.25 WIB dari
journal.walisongo.ac.id
Danika Reka Artha, dkk. 2014. Analisis Fundamental, Teknikal, dan Makro
Ekonomi Harga Saham Sektor Pertanian diunduh pada 16 Maret
2021 pikul 10.11 WIB dari jurnalmanajemen.petra.ac.id
Nila Ustiani. 2014. Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Manajerial,
Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, Keputusan Pendanaan
Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Keuangan Dan Perbankan Di Bei Tahun 2009-2013)
diunduh pada 23 Maret 2021 Pukul 11.05 WIB
Muhammad. 2016. Manajemen Keuangan Syariah.Yogyakarta: UPP STIM
YKPN
42
43