MINI PROPOSAL
Oleh:
Taufikurohman
NIM: 201105030032
5
Ibnu Sutomo, “Analisis Rasio Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Niagaraya
Kreasi Lestari Banjarbaru,” Junal Kindai, Vol. 10, No. 4. 2014
6
Ali Idrus,”Pengaruh Internal Dan Ekstermal Terhadap Return On Equty (ROE)”, Jurnal Kajian
Islam Dan Masyarakat, Vol. 29, No. 2. 2018
Menurut UU No 19 Tahun 2003 BUMN adalah badan usaha yang
Sebagian besar modalnya berasal dari negara. artinya saham yang dimiliki oleh
negara Sebagian besar atau minimal 51%. pendapatan yang dihasilkan oleh
BUMN dikembalikan lagi kepada negara yang digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat. menurut riset Kompas BUMN meliputi 12 sektor dan 115 perusahaan
dibawah naungan BUMN di tahun 2023. sementara perusahaan yang sudah go
public 27 perusahaan. salah satu perusahaan yang Sudah go public di sektor jasa
keuangan dan asuransi adalah PT. BRI (persero) Tbk. 7 Bank BRI bergerak di jasa
perbankan meliputi jasa simpan pinjam dan jasa lainnya. Bank BRI salah satu
bank dengan terbesar di Indonesia. Bank ini sudah ada di berbagai daerah di
Indonesia. Bahkan sampai tingkat kecamatan ada Bank BRI. PT. BRI (persero)
Tbk sudah go public atau IPO sejak tahun 2003 dengan symbol yaitu BBRI.
kepemilikan saham PT. BRI (persero) Tbk adalah 53 % dimiliki oleh pemerintah
dan 47 % dimiliki oleh publik. saham PT. BRI (persero) Tbk diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia dengan simbol BBRI. Harga saham bank bri per tanggal 11
Agustus 2023 adalah.
Pemerintah ingin PT. BRI (persero) Tbk menjadi salah satu tonggak
perekonomian Indonesia dengan memberikan pinjaman modal kepada masyarakat
termasuk umkm di indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya kontribusi PT. BRI
(persero) Tbk terhadap negara. di tahun 2022 kontribusi PT. BRI (persero) Tbk
terhadap negara adalah 26,19 triliun dan 5 tahun terakhir adalah 100,02 triliun.8
Tabel 1.1
Data Laoran Keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(Dalam Jutaan Rupiah)
Perusahaan Tahun Total asset Total equitas Laba bersih seelah
(Rp) (Rp) pajak (Rp)
PT. Bank 2018 1.296.898 185.275.331 32.418.486
Rakyat 2019 1.416.758 208.784.336 34.413.825
Indonesia 2020 1.610.065 229.466,882 18.660.393
(persero) Tbk 2021 1.678.097 291.786.804 30.755.766
2022 1.865.639 303.395.317 51.408.207
sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk 2018-2022
9
Bursa Efek Indonesia, “Laporan Keuangan Tahunan 2018-2022”, Diakses Pada Tanggal 5
Agustus 2023, PT Bursa Efek Indonesia (Idx.Co.Id)
10
Siti Rofikoh Aprilia, “Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Pt.
Telkom Indonesia (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2018-
2022” (Skripsi, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember,2023).
11
I Putu Hendra,Dkk, “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan
Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan”, E-Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 2, 2019
12
Surat Keputusan Menteri BUMN, KEP-100\MBU\2002 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Badan Usaha Milik Negara
di BEI sangat diperlukan karena BUMN menjadi salah satu pendapatan yang akan
digunakan untuk APBN. Serta dapat meningkatkan perekonomian negara.
Bersumber dari fenomena diatas maka, peneliti mengangkat judul
penelitian yang berjudul “Analisis Rasio Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja
Keuangan PT. BRI (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2018-2022”.
B. Focus penelitian
Rumusan penelitian adalah perumusan yang sangat penting dalam
suatu penelitian. Karena masalah merupakan objek yang akan diteliti memiliki
sifat sementara yang akan dikembangkan setelah peneliti terjun langsung ke
lapangan.
Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka peneliti telah
merumuskan sejumlah focus penelitian untuk membahas dan memfokuskan
penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana kinerja keuangan PT. BRI (persero) Tbk menggunakan
gross profit margin?
b. Bagaimana kinerja keuangan PT. BRI (persero) Tbk menggunakan
return on asset?
c. Bagaimana kinerja keuangan PT. BRI (persero) Tbk menggunakan
return on equity?
Metode Penelitian
Jenis penelitialn ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data dalam bentuk
angka, yang dikemudian dianalisis menggunakan metode statistik.
Penelitian ini memakai pendekatan penelitian kuantitatif deskriptif, yang
bertujuan untuk menginvestasi atau menggambarkan temuan dari penelitian tanpa
menyimpulkan secara umum.
Daftar Pustaka
Ali Idrus,” Pengaruh Internal Dan Ekstermal Terhadap Return On Equty (ROE)”,
Jurnal Kajian Islam Dan Masyarakat, Vol. 29, No. 2. 2018
Aprilia, Siti Rofikoh, “Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada Pt. Telkom Indonesia (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (Bei) Periode 2018-2022” (Skripsi, UIN Kh Achmad Siddiq
Jember,2023).
Bank Bri, “Profil Dan Riwayat Singkat PT BRI (Persero) Tbk, Diakses 7 Agustus
2023, Laporan - Bank BRI | Melayani Dengan Setulus Hati
Fernos,John .“Analisis Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Pt. Bank
Pembangunan Daerah Sumatera Barat,” Jurnal Pundi, Vol. 1, No. 2. 2017
Ibnu Sutomo, “Analisis Rasio Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Pada PT Niagaraya Kreasi Lestari Banjarbaru,” Junal Kindai, Vol. 10, No. 4. 2014
idxchannel, “Inilah 6 Sektor BUMN yang Go Public di Bursa Saham Indonesia,”
https://www.idxchannel.com/, accessed August 3, 2023,
https://www.idxchannel.com/economics/inilah-6-sektor-bumn-yang-go-public-di-
bursa-saham-indonesia.
Wiwoho, Jamal.“Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan
Bukan Bank Dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat | Wiwoho |
Masalah-Masalah Hukum,” accessed August 4, 2023,
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mmh/article/view/9028/7333.
GOOD GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN APB DESA
MINI PROPOSAL
Disusun Oleh:
13
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
14
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
pemerintah desa berjalan dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, pemerintah
desa saat ini menjadi salah satu objek perhatian pengawasan dalam kinerjanya.15
Pemerintah era Presiden Jokowi mempunyai program yang salah satunya
disebut Nawa Cita. Nawa cita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat beberapa daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Program
tersebut direncanakan karena desa-desa kurang diperhatikan oleh pemerintahan di
era sebelumnya, sehingga pembangunan infrastruktur kurang merata. 16 Dengan
demikian, Presiden Jokowi mengalokasikan bantuan untuk setiap desa yang
diperuntukkan dalam pembangunan infrastruktur. Menurut Undang-undang No 6
Tahun 2014, Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yang
diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Pengesahan atas UU No 6 Tahun 2014 tentang Dana Desa pada 15 Januari
2015 membawa berkah bagi desa-desa diseluruh Indonesia. Undangundang yang
telah melewati proses pembahasan selama 7 tahun tersebut mengatur sumber
pendanaan bagi 73 ribu desa yang berasal dari sumbangan pemerintah pusat dan
suntikan kas daerah. Menurut Undang-undang tersebut, setiap desa mendapat
alokasi dana yang jumlahnya cukup banyak bahkan bisa mencapai satu miliar
rupiah per desa. UU Desa ini memberi jaminan yang lebih pasti bahwa setiap desa
menerima dana dari pemerintah melalui anggaran negara dan daerah yang
jumlahnya berlipat, jauh diatas jumlah yang selama ini tersedia dalam anggaran
desa.
Pemberian dana ke desa yang begitu besar, adanya jumlah pelaporan yang
beragam serta adanya titik kritis dalam pengelolaan keuangan desa tentunya
menuntut tanggung jawab yang besar pula oleh Aparat Pemerintah Desa. Dibalik
besarnya dana yang dikelola desa dan harapan untuk mewujudkan pemerataan
pembangunan desa, juga terdapat kekhawatiran yang tak kalah besarnya. Apabila
dalam pengelolaan dana desa tersebut pemerintah desa tidak disertai transparansi
maka akan berpotensi terjadinya penyimpangan. Oleh karena itu, pemerintah desa
harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan partisipatif dalam
pengelolaan keuangan desa. Kebijakan ini memaksa aparat desa untuk memahami
tata cara dan tata kelola keuangan yang baik sebagai salah satu komponen good
governance. Konsep good governance bukanlah merupakan isu baru dalam bidang
akuntansi sektor publik, akan tetapi belum banyak penelitian yang membahas
topik good governance dalam keuangan desa sebagai instansi pemerintahan
terendah di Indonesia.
15
Undang-undang. 2014. Republik Indonesia, Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
16
Ayu Liestianingsih Hidayah, “5 (Lima) Prinsip Good Governance dalam Pengurusan Piutang
Negara” di akses 20 Agustus 2023, 5 (Lima) Prinsip Good Governance dalam Pengurusan Piutang
Negara (kemenkeu.go.id)
Konsep good governance ini digunakan sebagai kerangka institusional untuk
memperkuat otonomi desa. Pelaksanaan otonomi pemerintah lokal pada tingkat
desa tidak akan kuat dan bermanfaat bagi masyarakat lokal jika tidak di topang
oleh prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Selain itu dalam
realitasnya praktik good governance pada pengelolaan dana lebih ditujukan
kepada pemerintah pusat, bukan masyarakat.17
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 pasal 2 huruf d
good governance merupakan penyelenggaraan pemerintah negara yang
menerepakan dan mengembangkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas,
transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivias, supremasi hukum
dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.18 Akuntabilitas diharapkan dapat
memperbaiki kualitas serta kinerja dari instansi pemerintahan agar menjadi
pemerintahan yang transparan dan berorientasi pada kepentingan publik. Adapun
konsep akuntabilitas didasarkan pada individu atau kelompok jabatan dalam tiap
klasifikasi jabatan bertanggungjawab pada kegiatan yang dilakukannya.
Penelitian ini penulis meneliti di wilayah Desa Tapen Kecamatan Tapen
Kabupaten Bondowoso. Peneliti ini memiliki alasan tersendiri dalam memilih
program APB Desa. Pemerataan pembangunan di desa Tapen ini sangatlah
berkembang dibandingkan dengan desa lain di sekitarnya, Hal ini dikarenakan tata
kelola keuangan desa di Desa Tapen ini dilakukan dengan baik sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance. Ketertarikan ini dikarenakan APB Desa
memiliki implikasi yang besar dalam pembangunan sebuah desa. Faktor lain yang
mendorong penulis dalam melakukan penelitian mengenai implementasi good
governance dalam pengelolaan APB Desa di desa Tapen karena peneliti ingin
menjelaskan terkait akuntabilitas, transparansi dan partisipasi dari pengelolaan
APB Desa di desa tersebut. Peneliti lebih memilih meneliti mengenai program ini
karena jika tata kelola keuangan desa dilakukan dengan baik tentunya akan
berdampak terhadap sistem pemerintahan desa, serta terhadap kemajuan dari
sistem tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat apabila penerapan
dari pengelolaan keuangan desa tersebut telah dilaksanakan dengan akuntabel dan
transparansi. Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian pada Desa Tapen Kecamatan Bang Tapen dengan judul
“Good Governance dalam Pengelolaan APB Desa”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana good governance dalam
pengelolaan APB Desa di Desa Tapen Kecamatan Tapen Kabupaten
Bondowoso?
17
Neneng siti maryam, “Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik”, Jurnal Ilmu
Politik dan Komunikasi, Volume VI No. 1, Juni 2016
18
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pemerintahan yang baik
C. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (human instrumen). Penelitian ini
juga bermaksud untuk memahami apa yang dialami subjek peneliti, misalnya
strategi, perilaku, motivasi, tindakan dengan cara mendeskripsikan dengan bentuk
kata dan bahasa.35 Hal ini menjadi suatu alasan penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif yang mana peneliti ingin mengetahui langsung
dari pelaku di tempat peneliti. Adapun jenis penelitian deskriptif yaitu bertujuan
untuk mendeskripsikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi atau ada. Dengan
kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi
mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.
Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian studi lapangan (field research).
Hal ini dipilih karena penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti langsung
dilapangan untuk mendapatkan data yang akurat.
Daftar Pustaka
Rustiarini, Ni Wayan. 2016. Good Governance dalam Pengelolaan Dana Desa.
Simposium Nasional Akuntansi XIX, 3
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah
Hidayah, Ayu Liestianingsih, “5 (Lima) Prinsip Good Governance dalam
Pengurusan Piutang Negara” di akses 20 Agustus 2023, 5 (Lima) Prinsip Good
Governance dalam Pengurusan Piutang Negara (kemenkeu.go.id)
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang pemerintahan yang baik
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
19
Mirna Amirya, “Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Mendukung Kemandirian
Ekonomi Desa”, diakses pada 20 Agustus 2023. IAI Jatim (iaijawatimur.or.id)
20
Dina Irawati, “Transparansi Pengelolaan Laporan Keuangan BUMDesa Terhadap Pelaporan
Aset Desa (Studi Fenomenologi Pada BUMDesa Desa Karangbendo Kec Ponggok Kab Blitar”
dalam Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Ekonomi dan Bisnis, SNAPEREBIS–
Jember, 27-28 Oktober 2017, hlm. 43
21
Undang Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 87 ayat (1)
dikehendaki daerah tersebut. Salah satu kriteria penting untuk mengetahui
secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur rumah tangganya adalah
kemampuan dalam bidang keuangan. Dengan kata lain, faktor keuangan
merupakan faktor essensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah
untuk melaksanakan otonominya melalui belanja daerah.22 BUMDesa lahir
sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi desa
berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Cara kerja BUMDesa adalah dengan
menampung kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat dalam sebuah bentuk
lembaga atau badan usaha yang dikelola secara profesional, namun tetap
bersandar pada potensi asli desa. Hal ini dapat menjadikan usaha masyarakat
lebih produktif dan efektif.23
Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban
kepada pihak internal maupun eksternal. Pihak internal yang dimaksud terbagi
menjadi 3, yaitu pemilik, manajemen, dan pemegang saham atau investor.
Sedangkan pihak eksternal yaitu kreditur dan pemerintah. Dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 menyebutkan “tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.” Peraturan Menteri
Desa (Permendesa) Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
(PDTT) Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan,
dan pembubaran Badan Usaha Milik Desa, Pasal 12 ayat 3 menyebutkan:
”Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang (a)
membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUMDesa setiap bulan;
(b) membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUMDesa
setiap bulan; (c) memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha
BUMDesa kepada masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun”. 24 Dalam menyusun laporan
keuangan, BUMDesa harus memperhatikan standar keuangan yang
digunakan, artinya dalam penyusunaann laporan keuangan BUMDesa harus
mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan, yaitu Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. BUMDesa Desa Balung Lor
yang memiliki 1 usaha dengan tujuan untuk membantu perekonomian di Desa
22
Rahmat Daim Harahap,dkk., “Pengaruh Dau Dan Pad Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan
Belanja Daerah Sebagai Variabel Intervening “, Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis Islam, Volume
5 Nomor 2 Ed. Juli–Desember 2019, hlm. 249
23
Reza M. Zulkarnaen, “Pengembangan Potensi Ekonomi Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Pondok Salam Kabupaten Purwakarta”, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat,
Volume 5 No, 1 Mei 2016, hlm. 1
24
Permendesa PDTT Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan, dan Pengelolaan, dan
pembubaran Badan Usaha Milik Desa, Pasal 12
Tapen. Unit Usaha yang ada di Desa Tapen adalah “Wisata Desa”. Wisata
Desa adalah wisata yang berada di Desa Tapen lalu diklola oleh pemerintah
desa untuk dikmbangkan sehingga bermanfaat bagi warga Desa Tapen.
Pengurus BUMDesa merekrut pemuda desa sebagai pengelola dan tenaga
kerja sebagai bentuk pemberdayaan yang akan di didik dengan management
market yang berkualitas.25
“Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Di
Desa Tapen Kecamatan Tapen”.
B. Fokus Penelitian
Fokus masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus
penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus masalah yang dicari
jawabannya melalui proses penelitian. Fokus masalah harus disusun secara
singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk
kalimat tanya. Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka yang menjadi
fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Penyusunan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDesa) Desa Tapen Kecamatan Tapen sesuai dengan SAK ETAP?
2. Apa saja Kendala dalam Penyusunan Laporan Keuanagn Badan
Usaha Milik Desa (BUMDesa) Desa Tapen Kecamatan Tapen?
Daftar Pustaka
Amirya, Mirna, “Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Mendukung Kemandirian
Ekonomi Desa”, diakses pada 20 Agustus 2023. IAI Jatim (iaijawatimur.or.id)
Daim Harahap, Rahmat, Muhammad Ikhsan Harahap, Meilya Evita Syari, JWIPV
Medan, “Pengaruh Dau Dan Pad Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja
25
Erfan Kurniawan, wawancara, 8 Agustus 2023.
Daerah Sebagai Variabel Intervening “, Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis Islam,
Volume 5 Nomor 2 Ed. Juli–Desember 2019, hlm. 249