NPM : 2010631020063
Kelas : 4C
Bank Jago merupakan aplikasi finansial yang bekerja dengan prinsip life-centric.
Perusahaan ini dimulai pada tahun 1992 di Bandung dengan nama sebelumnya adalah “PT Bank
Artos Indonesia”. Pada tahun 2016, perseroan resmi ini tercatat di Bursa Efek Indonesia. 2019,
PT Metamorphosis Ekosistem Indonesia milik Jerry Ng dan Wealth Track Technology Ltd.
Mereka secara bersama-sama menguasai perusahaan karena mereka telah mengakuisisi masing-
masing 37,65% dan 13,35% saham perusahaan milik Patrick Sugito Walujo.
Jerry adalah mantan Presiden Direktur Bank BTPN, tetapi Patrick berinvestasi di Bank
BTPN sebelum diakuisisi oleh SMBC. Nama perusahaan diubah hingga saat ini pada tahun
2020. Pada akhir tahun 2020, GoPay resmi mengakuisisi 22,16% saham perusahaan tersebut.
Pada Maret 2021, GIC menjadi pemegang saham minoritas perusahaan. Pada April 2021,
perusahaan merilis aplikasi Jago untuk membantu pelanggan mengelola keuangannya. Pada Juli
2021, perusahaan menjalin kemitraan strategis dengan PT Bibit Grow Berers.
Tidak hanya itu, bank digital juga menyediakan fungsi “perencanaan” seperti
perencanaan pengeluaran, perencanaan tabungan, dan lain sebagainya. Ada juga kemampuan
untuk merencanakan tabungan dengan banyak orang (fitur perbankan yang hebat: kantong
bersama). Di era ini, masyarakat, termasuk keluarga, umumnya memiliki uang tunai bersama
untuk kebutuhan bersama. Tentunya kemampuan bank untuk mendukung kebutuhan tersebut
akan sangat membantu mempermudah pengelolaan dan pengawasan.
PT Bank Jago Tbk masuk dalam jajaran lima saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten berkode saham ARTO itu mengambil alih posisi yang
sebelumnya dipegang PT Astra International Tbk (ASII). Berdasarkan data BEI, kapitalisasi
pasar ARTO per 21 Januari 2022 tercatat Rp 256 triliun dengan pangsa pasar 3,1%. Sementara
ASII turun ke peringkat enam dengan kapitalisasi pasar Rp224 triliun atau 2,7 persen dari total
pangsa pasar. Di posisi pertama, kapitalisasi pasar terbesar masih dipegang oleh PT Bank Central
Asia Tbk (BBCA) yang mencapai Rp 949 triliun. Kemudian di posisi kedua ada PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 620 triliun. Bersama dengan saham bermodal Jumbo lainnya,
saham ARTO sering mendorong laju indeks harga saham (IHSG). Kapitalisasi ini meningkatkan
sindikat bahwa saham ARTO sebagian besar diburu oleh investor.
Dalam perdagangan hari ini saja, saham ARTO telah meningkat secara signifikan sebesar
1,34 persen menjadi posisi Rp 18.900. Kinerja saham ARTO telah meningkat sebesar 16,6
persen sejak awal tahun. Pertumbuhan saham ARTO sesuai dengan kinerja jeroan. Bank Jago
menghasilkan laba bersih pada kuartal ketiga 2021 setelah kerugian dalam enam tahun terakhir.
Distribusi kredit naik 502 persen menjadi 3,73 triliun rupee pada akhir September 2021.