Anda di halaman 1dari 11

JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Initial manuscript submission

Bank Syariah BUMN : Pertumbuhan setelah


penggabungan
A. Dwi Ramadani1*, Tirsa2, and Rania Nur Fajriah3

1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar


2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar
3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara mengumumkan bahwa tiga bank
syariah milik negara, BNI Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri, bergabung menjadi Bank
Syariah Indonesia, menggabungkan keunggulan dari ketiga bank syariah tersebut, menawarkan layanan
yang lebih komprehensif, jangkauan yang lebih luas dan kapasitas modal yang lebih besar. Setelah
penggabungan atau merger antara ketiganya dan menjadi satu nama terdapat perubahan yang terjadi
didalam perusahaan. Perubahan tersebut berjalan seiring waktu dan jelas terdapat perkembangan
ataupun penurunan dalam kurung waktu tersebut.Dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif
melalui pendekatan deskriptif dengan data sekunder, yaitu data yang bersumber dari perolehan berupa
informasi dan laporan keuangan yang dipublikasikan di laman (website) Bank Syariah Indonesia. Bank
Syariah Indonesia (BSI) telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir,
pada tahun 2021, total aset BSI terus meningkat dari triwulan ke triwulan.Hasil dari penelitian
menunjukka Bank Syariah Indonesia memiliki performa yang solid selama periode tersebut, dengan
pertumbuhan yang stabil dan meningkat dari tahun 2021 ke tahun 2022

Keywords:
BUMN_1, Bank Syariah_2, Penggabungan 3 Bank Syariah _3,

___________
* Corresponding Author pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar, Jalan Raya
Pendidikan No. 1 Gunung Sari, Makassar 90221 Sulawesi Selatan, Indonesia. Alamat email: (A.Dwi Ramadani#1 ),
tirsairsa@email.com (Tirsa#2 ), raturanianf@email.com (Rania Nur Fajriah#3 )

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 2

1. Pendahuluan
BUMN atau badan usaha milik Negara yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia melalui
kementerian atau lembaga pemerintah. Tujuannya adalah untuk mempercepat pembangunan ekonomi
Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengembangkan industri Indonesia. BUMN
berperan penting dalam pembangunan infrastruktur dan perkembangan sektor ekonomi Indonesia
seperti transportasi, energi, telekomunikasi dan keuangan
(Prasetyo Ramadhan et al., 2022)Pada bidang keuangan yaitu industri perbankan Indonesia telah
mencatatkan sejarah baru dengan hadirnya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).Di penghujung tahun
2020, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Badan Usaha Milik Negara mengumumkan bahwa tiga
bank syariah milik negara, BNI Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri, akan bergabung
menjadi Bank Syariah Indonesia. Penggabungan tersebut dilakukan di tengah pandemi COVID-19.
Proses merger ketiga bank syariah tersebut ditandai dengan kesepakatan yang tertuang dalam sertifikat
merger.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor12/POJK.03/2020 Tahun 2020 tentang Konsolidasi
Bank Umum (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, 2020) dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa
Pemegang Saham Pengendali (PSP) dapat berupa Bank, Badan Hukum Lembaga Keuangan Bukan
Bank, Badan Hukum Bukan Lembaga Keuangan ataupun Perorangan. Lebih lanjut POJK yang lain
menyatakan bahwa kombinasi bisinis dapat dilakukan dengan cara Penggabungan, Peleburan ataupun
Integrasi (OJK, 2019)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi menyetujui penggabungan tiga bank syariah tersebut
pada 27 Januari 2021 melalui surat bernomor SR-3/PB.1/2021. Penggabungan ini menggabungkan
keunggulan dari ketiga bank syariah tersebut, menawarkan layanan yang lebih komprehensif, jangkauan
yang lebih luas dan kapasitas modal yang lebih besar. BSI didorong untuk dapat bersaing secara global,
didukung oleh sinergi dengan perusahaan dan keterlibatan pemerintah.
Pada penelitian yang dilakukukan oleh Ud Wahedi, 2022 menyatakan bahwa dalam satu tahun
pertama ini menunjukkan kinerja yang baik meliputi aspek profitabilitas dan solvabilitas, Pada
penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo Ramadhan et al., 2022 terdapat perbedaan yang signifikan
dalam kinerja keuangan perbankan syariah sebelum dan sesudah merger 3 bank umum syariah,
sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfa, 2021 ada dua dampak yang terjadi yaitu bagi
nasabah dan karyawan, dampak bagi nasabah yaitu nasabah tetap bisa bertransaksi selayaknya sedia
kala. Nasabah tetap bisa menggunakan uang elektronik berbasis kartu, seperti e-Money, Tapcash, dan
Brizzi. Nasabah hanya menunggu informasi dari pihak Bank Syariah Indonesia untuk melakukan
pembaharuan informasi.Sedangkan dampak terhadap karyawan, status karyawan dari BNI Syariah, BRI
Syariah, dan Bank Syariah Mandiri tetap menjadi karyawan Bank Syariah Indonesia dan tidak akan ada
pemutusan hubungan kerja (PHK).

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 3

Pertumbuhan pasca-merger menyangkut tentang pertumbuhan yang terjadi setelah dua perusahaan
atau entitas lain bergabung menjadi entitas baru penggabungan usaha dapat berupa merger, akuisisi, atau
kombinasi bisnis lainnya.
Dipandang dari segi strategi, kombinasi bisnis pada BSI merupakan strategi horizontal, di mana
perusahaan yang terlibat dalam penggabungan usaha memiliki lini usaha yang sama, yaitu memberikan
pelayanan di bidang keuangan (Ud Wahedi, 2022)
Tak dapat dihindarkan, merger bank memunculkan pertanyaan yang berkaitan dengan manfaat nilai
tambah yang lebih tinggi. Pertanyaan muncul yang didasari oleh beberapa penelitian terkait merger bank
di sejumlah negara. Studi dilakukan oleh Calomiris dan Karceski, ada empat hal penting dari Sembilan
kasus merger bank di Amerika Serikat, pertama, proses merger menciptakan nilai tambah bagi industri
perbankan secara komprehensif, kedua, ada beberapa bank hasil merger mengalami kegagalan akibat
penurunan pendapatan yang drastis selama proses konsolidasi, ketiga, perilaku manajemen bank yang
akan di merger menimbulkan kenaikan biaya yang tidak perlu. Kenaikan gaji dan pangkat sebelum
merger agar mendapatkan posisi yang lebih baik setelah merger merupakan salah satu fenomena yang
terjadi, dan keempat sinergi pendapatan dapat terlaksana meskipun tidak ada efisiensi biaya.
Penggabungan bank khususnya bagi bank memiliki cabang yang mana lokasi tumpang tindih, sesuatu
yang tidak mudah dilakukan. Selain itu, masalah nasabah peminjaman skala kecil seringkali terabaikan
dalam proses merger, meskipun merger menimbulkan efisiensi penurunan suku bunga bank hasil
merger. Studi yang dilakukan Harada dan Ito, kasus merger bank menghasilkan bank lemah dan dalam
beberapa bank hasil merger, distance to default justru memburuk.(Atikah et al., 2021)
Setelah penggabungan atau merger antara ketiganya dan menjadi satu nama, jelas terdapat
perubahan,berlandaskan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan maka penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis pertumbuhan perusahaan setelah penggabungan dilihat dari laporan keuangan
setelah merger.
2. Tinjauan Literatur
Strategi atau Integrasi horizontal merupakan penggabungan dua atau lebih dalam line-business atau
pasar yang sama(Nugroho, 2021).Hal tersebut bisa terjadi saat dua jenis perusahaan dengan jenis produk
yang sama memutuskan untuk merger dan meninggalkan salah satu jenis dari perusahaan mereka dengan
nama perusahaan lainnya yang tetap bertahan,dilakukan semata mata untuk meningkatkan ukuran bisnis,
sehingga mendukung pencapaian keunggulan yang kompetitif. Tidak hanya itu, dengan upaya
penggabungan dua perusahaan tersebut dapat lebih meningkatkan kekuatan pasar yang dimiliki.
Akuisisi terjadi ketika suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari suatu entitas usaha lain dan
mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasi miliknya. Sedangkan merger terjadi ketika suatu
perusahaan mengambil alih semua operasi dari entitas usaha lain dan entitas yang diambil alih tersebut
dibubarkan dan konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset-

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 4

aset dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya entitas yang terpisah
tersebut dibubarkan.(Nugroho, 2021)
Bank adalah Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Andrianto,
M,dkk, 2019)
(Ansari, 2017) BUMN merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Pengertian BUMN tersebut didasarkan pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4297).
Bank Syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan dalam kegiatannya
tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan bank syariah yang
diterima maupun yang dibayarkan pada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian yang dilakukan
oleh pihak nasabah dan pihak bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk
pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariat islam. (Andrianto & Firmansyah, 2019)
Penggabungan Usaha (Business Combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang
terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting with)
perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain(Hoesada &
Ashadi, 1994). Menurut PSAK 22, kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana
pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih suatu bisnis. Transaksi yang
kadangkala disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan setara
(merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis.(Nugroho, 2021)
(Fahmi 2012: 21 dalam Siagian & Pangemanan, 1450 : 3) menyatakan bahwa laporan keuangan
merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.(Kieso
2011:5 dalam Siagian & Pangemanan, 1450 : 3) mendefinisikan laporan keuangan sebagai sarana
pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan ini
menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Informasi keuangan
mengenai aktivitas ekonomi dalam suatu perusahaan tidak hanya dicatat dalam satu siklus akuntansi,
tetapi juga diolah sedemikian rupa dan diringkas sehingga dapat memberikan informasi finansial yang
signifikan dalam pengambilan keputusan. Dari pengertian tersebut laporan keuangan dapat diartikan
sebagai informasi yang diperoleh dari proses akuntansi yang memiliki peran besar dalam mempengaruhi
keputusan-keputusan mengenai perusahaan.
Rasio Leverage Ratio atau rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 5

kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya (Kasmir, 2008: 229 dalam
Tanor et al., 2015:4). Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari
modal, penjualan, dan total aset. Dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan atau bank,
profitabilitas menjadi salah satu aspek yang penting. Semakin meningkat profitabilitas suatu perusahaan,
maka semakin terjamin aktivitas perusahaan tersebut (Evi Maulida, 2021 dalam Yudianto, 2023:3)
3. Metode, Data dan Analisis
Penelitian ini menggunakan Analisis kualitatif dengan metode deskriptif, dalam penelitian yang
bertujuan untuk memahami dan menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan,
interpretasi, dan penafsiran data deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
menganalisis karakteristik, sifat, atau kualitas suatu fenomena tanpa melakukan generalisasi statistik.
Adapun data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang bersumber dari perolehan
berupa informasi dan laporan keuangan yang dipublikasikan di laman (website) Bank Syariah Indonesia
kemudian menganalisis laporan keuangan per triwulan setelah satu tahun setelah marger. Teknik
analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik dimana studi-studi sumber data dipelajari sehingga
menghasilkan kesimpulan yang aktual sesuai dengan topik penelitian.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Struktur dan Komposisi Pemegang Saham
Penggabungan ketiga bank syariah yang telah melalui proses due diligence, penandatanganan akta
penggabungan, penyampaian keterbukaan informasi, persetujuan izin operasional dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) tersebut secara signifikan menghasilkan konsolidasi nilai aset Bank Syariah Indonesia
(BSI) mencapai Rp239,56 triliun yang menjadikannya menjadi bank syariah dengan aset terbesar di
Indonesia. Keseluruhan aset yang dimiliki oleh ketiga bank syariah penyusun Bank Syariah Indonesia
(BSI) termasuk aset tetap, aset tidak tetap, human capital, mitra, nasabah, dan jaringan termasuk kantor
cabang, anjungan tunai mandiri (ATM), aplikasi perbankan, atau aset penunjang lain menjadi penguat
bagi operasional Bank Syariah Indonesia (BSI).(Sri Mahargiyantie, 2020)
(Sayekti, 2020)Quick Facts Ringkasan Rencana Merger 11 Desember 2020 Pemerintah Indonesia
akan menjadi ultimate shareholder dari BHP melalui bank-bank Himbara sebagai pemegang saham
BHP.PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%,PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI)
25,0%,PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI,Saham Syariah 2% ,Publik
4,4%.
Tabel 1
Nilai Nominal Rp500 per Saham
Jumlah Saham Nilai Nominal Persentase
(Lembar) (Rupiah) (%)
Modal Dasar 80.000.000.000 40.000.000.000.000

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 6

Saham Seri A Dwiwarna


Negara Republik Indonesia 1 500 0,00%
Saham Seri B
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 23.740.608.436 11.870.304.218.000 51,47%
PT Bank Negara Indonesia 10.720.230.418 5.360.115.209.000 23,24%
(Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia 7.092.761.655 3.546.380.827.500 15,38%
(Persero) Tbk
Masyarakat 4.575.659.628 2.287.829.814.000 9,91%
Modal Ditempatkan dan Disetor 46.129.260.138 23.064.630.069.000 100%
Saham Dalam Portepel 33.870.739.862 16.935.369.931.000
(Bank syariah indonesia, 2021a)
Dapat dilihat dalam table diatas,PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk menjadi pemegang saham
terbanyak sebesar 51,47%
Kendati PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemegang saham mayoritas, tetapi bukan
merupakan induk perusahaan dari BSI. Hal ini dapat ditinjau dari perjanjian penggabungan bersyarat
atau conditional merger agreement (CMA) antara tiga peserta penggabungan bisnis yaitu Bank Syariah
Mandiri, BNi Syariah dan PT BRI Syariah. Dalam perjanjian tersebut, PT BRI Syariah (BRIS) ditunjuk
sebagai survivor dari penggabungan tiga entitas ini (Sahara, 2020 dalam Ud Wahedi, 2022:7).
Pemilihan BRIS sebagai survivor bukan diukur dari seberapa besar jumlah aset yang
dikontribusikannya dalam proses merger itu, namun karena BRIS sudah menjadi perusahaan publik atau
sahamnya sudah listing di Bursa Efek Indonesia, sehingga akan memudahkan poses merger. Dengan
demikian, sebagai perusahaan pengendali, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam menyusun
laporan keuangan konsolidasiannya pada tahun 2021 akan menggabungkan laporan keuangan Bank
Syariah Indonesia.(Ud Wahedi, 2022)
4.2. Pembagian Deviden Bank Syariah Indonesia
Pembagian dividen Bank Syariah Indonesia (BSI) merujuk pada proses di mana BSI membagikan
sebagian dari laba bersihnya kepada para pemegang saham sebagai imbalan atas kepemilikan mereka
dalam bank tersebut.Pembagian dividen oleh BSI biasanya dilakukan setelah mengalokasikan sebagian
dari laba bersihnya untuk kepentingan lain, seperti cadangan perusahaan atau pengembangan bisnis.
Besaran dividen yang dibagikan oleh BSI ditentukan oleh keputusan rapat umum pemegang saham
bank tersebut. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan besaran dividen termasuk kinerja
keuangan bank, kebijakan dividen bank, dan rencana penggunaan laba bank di masa depan.
Pemegang saham Bank Syariah Indonesia yang terdaftar pada tanggal rekam dividen yang
ditentukan berhak menerima pembayaran dividen. Tanggal rekam dividen adalah tanggal di mana daftar

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 7

pemegang saham yang berhak menerima dividen ditentukan.Informasi terkait pembagian dividen Bank
Syariah Indonesia, termasuk besaran dividen dan tanggal rekam dividen, biasanya diumumkan oleh
bank melalui pengumuman resmi atau laporan keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham
dan masyarakat umum.
Tabel 2
Tahun Buku Tanggal Pembayaran Total Dividen (Rp) Dividen per Saham (Rp)
2021 30 Juni 2022 757.051.214.975 18,406,613
2020 - N/A -
2019 - N/A -
2018 28 Mei 2019 10.659.984.288 10,971,448,913
(Bank syariah indonesia, 2022a)
4.3. Pertumbuhan keuangan Bank syariah Indonesia
Bank syariah di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun
terakhir. Pada tahun-tahun sebelumnya, industri perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan
aset, peningkatan pembiayaan, dan peningkatan jumlah nasabah.
Pertumbuhan ini didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat tentang keuangan berbasis
syariah dan dukungan pemerintah dalam mempromosikan industri perbankan syariah.Seiring dengan
pertumbuhan industri perbankan syariah, bank-bank syariah di Indonesia juga terus memperluas
jaringan cabang dan meningkatkan produk dan layanan mereka. Selain itu, ada juga upaya untuk
meningkatkan inklusi keuangan dengan menyediakan akses ke layanan perbankan syariah kepada
segmen masyarakat yang lebih luas.
Tabel 2
TAHUN 2021
POS TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN
I II III IV
Total Aset 234.427.001 247.299.611 247.299.611 265.289.081
Total Liabilitas 211.929.191 223.957.694 223.957.694 240.275.147
Total Ekuitas 22.497.810 23.341.917 23.341.917 25.013.934
Total 743.537 1.495.326 1.495.326 3.217.796
Laba/Rugi
Komprefensif
(Bank syariah indonesia, 2021b)
Tabel 3
TAHUN 2022

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 8

POS TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN


I II III IV
Total Aset 271.293.823 277.342.955 280.002.034 305.272.438
Total Liabilitas 245.308.550 250.837.144 252.460.056 272.221.828
Total Ekuitas 25.985.273 26.505.811 27.541.978 33.505.610
Total 971.339 2.248.928 3.285.095 4.311.075
Laba/Rugi
Komprefensif
(Bank syariah indonesia, 2022b)
Pada tahun 2021 Total aset Bank Syariah Indonesia mengalami peningkatan dari triwulan ke
triwulan, mulai dari 234.427.001 di triwulan I, hingga mencapai 265.289.081 di triwulan IV.Total
liabilitas juga mengalami peningkatan dari triwulan ke triwulan, mulai dari 211.929.191 di triwulan I
hingga mencapai 240.275.147 di triwulan IV.Total ekuitas mengalami kenaikan seiring dengan
peningkatan laba/rugi komprehensif dari triwulan ke triwulan, menunjukkan pertumbuhan yang positif
dalam kinerja Bank Syariah Indonesia. Dan tahun 2022 Total aset Bank Syariah Indonesia terus
mengalami peningkatan dari triwulan ke triwulan, mencapai 305.272.438 di triwulan IV.Total liabilitas
juga mengalami kenaikan dari triwulan ke triwulan, mencapai 272.221.828 di triwulan IV.Total ekuitas
mengalami peningkatan signifikan, dari 25.985.273 di triwulan I hingga mencapai 33.505.610 di
triwulan IV.Laba/rugi komprehensif juga terus meningkat dari triwulan ke triwulan, menunjukkan
pertumbuhan yang positif dalam kinerja Bank Syariah Indonesia.

4.4. Rasio Keuangan Bank Syariah Indonesia


Rasio keuangan BSI yang meliputi rasio kinerja secara umum mencatatkan kinerja yang baik dalam
perusahaan ,kemudian di prensentasekan dari tahun ke tahun:
Tabel 4
Rasio Keuangan
(%)
Uraian 2022 2021 2020*
Capital Adequacy Ratio (CAR) 20,29 22,09 18,24
Non Performing Financing (NPF) gross 2,42 2,93 2,88
Non Performing Financing (NPF) net 0,57 0,87 1,12
Return On Assets (ROA) 1,98 1,61 1,38
Return On Equity (ROE) 16,84 13,71 11,18
Net Imbalan (NI) 6,31 6,04 6,04
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 75,88 80,46 84,61

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 9

Cost to Income Ratio (CIR) 51,01 52,57 53,74


Financing to Deposit Ratio (FDR) 79,37 73,39 74,52
Persentase Pelampauan BMPD 0,00 0,51 0,00
GWM Rupiah 8,30 5,05 3,12
GWM Valas 1,18 1,03 1,16
Posisi Devisa Neto 0,57 0,27 4,47
* Disajikan kembali
(Bank syariah indonesia, 2023)
Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan tren yang menurun dari tahun 2021 ke 2022, tetapi
masih berada dalam kisaran yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki cukup modal untuk
menahan risiko.Non Performing Financing (NPF) gross dan net menunjukkan penurunan dari tahun
2021 ke 2022, yang menandakan peningkatan kualitas kredit. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi
pembiayaan yang bermasalah menurun.Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE)
menunjukkan peningkatan dari tahun 2021 ke 2022, yang menandakan peningkatan profitabilitas bank.
ROA dan ROE yang tinggi menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aset dan
ekuitas yang dimilikinya.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan penurunan dari
tahun 2021 ke 2022. Hal ini menunjukkan efisiensi operasional bank yang lebih baik, karena persentase
pendapatan yang digunakan untuk menutupi beban operasional menurun.Cost to Income Ratio (CIR)
menunjukkan penurunan dari tahun 2021 ke 2022. CIR yang lebih rendah menandakan efisiensi bank
dalam mengelola biaya operasional relatif terhadap pendapatan yang diperoleh Financing to Deposit
Ratio (FDR) menunjukkan peningkatan dari tahun 2021 ke 2022, menandakan peningkatan dalam
penggunaan dana simpanan untuk memberikan pembiayaan, yang dapat berarti pertumbuhan aktivitas
kredit bank.Posisi Devisa Neto menunjukkan fluktuasi yang signifikan dari tahun 2021 ke
2022,menunjukkan perubahan dalam posisi devisa neto bank, yang mencerminkan perubahan dalam
struktur aset dan kewajiban dalam mata uang asing
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan data yang disajikan, Bank Syariah Indonesia (BSI) telah mengalami pertumbuhan yang
signifikan dalam beberapa tahun terakhir, pada tahun 2021, total aset BSI terus meningkat dari triwulan
ke triwulan. Hal ini menunjukkan bahwa BSI berhasil mengelola asetnya dengan baik.Bank Syariah
Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif selama periode tersebut, terlihat dari peningkatan total
aset, total ekuitas, dan laba/rugi komprehensif.Peningkatan total ekuitas menunjukkan bahwa bank ini
berhasil memperoleh laba yang signifikan dan mengelola kewajiban dengan baik.Data ini memberikan
indikasi bahwa Bank Syariah Indonesia memiliki performa yang solid selama periode tersebut, dengan
pertumbuhan yang stabil dan meningkat dari tahun 2021 ke tahun 2022.

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 10

Untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman, disarankan untuk menyajikan data dalam format
yang lebih terstruktur, seperti menggunakan tabel atau grafik. Hal ini akan mempermudah pembaca
dalam melihat dan membandingkan nilai-nilai yang relevan.
Referensi
Andrianto, Fatihuddin, D., & Firmansyah, A. (2019). Manajemen Bank. CV. Penerbit Qiara Media.

Andrianto, & Firmansyah, M. A. (2019). Buku manajemen bank syariah. Buku Manajemen Bank
Syariah, (September), 1–537.

Ansari, M. I. (2017). BUMN dan Penguasaan Negara di Sektor Pos. Buletin Pos Dan Telekomunikasi,
15(2), 91. https://doi.org/10.17933/bpostel.2017.150203

Atikah, I., Maimunah, M., & Zainuddin, F. (2021). Penguatan Merger Bank Syariah BUMN dan
Dampaknya Dalam Stabilitas Perekonomian Negara. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I,
8(2), 515–532. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v8i2.19896

Bank syariah indonesia. (2021a). Daftar Pemegang saham bank syariah. 500.
https://ir.bankbsi.co.id/shareholdings.html 1/1

Bank syariah indonesia. (2021b). Laporan Keuangan Triwulan 2021. In Laporan Keuangan BSI 2021
(p. 14040). https://ir.bankbsi.co.id/.

Bank syariah indonesia. (2022a). Deviden bank syariah indonesia. In Laporan Keuangan BSI 2021 (p.
406613).

Bank syariah indonesia. (2022b). Laporan Keuangan Bsi Triwulan 2022. In Laporan Keuangan BSI
2022 (Vol. 2021, p. 14040). website Bank Syariah Indonesia.

Bank syariah indonesia. (2023). Laporan Posisi Keuangan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lain. In website Bank Syariah Indonesia (pp. 21–24). Bank Syariah Indonesia.

Hoesada, J., & Ashadi, M. (1994). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No . 22. 22, 1–
26.

Nugroho, A. W. (2021). Modul pembelajaran akuntansi keuangan lanjutan i.

OJK. (2019). POJK No.40/POJK.03/2019 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. POJK No
40/POJK.03/2019, 53(9), 1689–1699.
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Documents/Pages/Penilaian-Kualitas-Aset-Bank-Umum/pojk
40-2019.pdf

Prasetyo Ramadhan, Shierly Margareth Mantiri, Septiana Rahayu, Dohan, & Vicaya Citta Dhammo.

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan


JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan 11

(2022). Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Sebelum dan Setelah Merger 3 Bank Umum Syariah.
Jurnal Buana Akuntansi, 7(2), 122–133. https://doi.org/10.36805/akuntansi.v7i2.2694

Sayekti, N. W. (2020). MERGER BANK SYARIAH BADAN USAHA MILIK NEGARA : QUO VADIS ?
STATE OWN ENTREPRISE SHARIAH BANK MERGER : QUO VADIS ? Negara Republik
Indonesia merupakan negara dengan komposisi penduduk muslim yang cukup tinggi . Namun ,
tingkat literasi , market Negara deng. 231–250.

Siagian, R. P., & Pangemanan, S. S. (1450). Analisis Penyajian Laporan…. Jurnal EMBA, 4(1), 1450–
1460.

Sri Mahargiyantie. (2020). Peran Strategis Bank Syariah Indonesia dalam Ekonomi Syariah di
Indonesia. Al - Misbah, 1(2), 83–94. http://jurnal.umika.ac.id/index.php/almisbah/article/view/135

Tanor, M. O., Sabijono, H., & Walandouw, S. K. (2015). Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Pada. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 3(3), 639–649.

Ud Wahedi, S. ’. (2022). KOMBINASI BISNIS BANK SYARIAH: REFLEKSI SATU TAHUN BANK
SYARIAH INDONESIA (Vol. 3, Issue 1).

Ulfa, A. (2021). Dampak Penggabungan Tiga Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam,
7(2). https://doi.org/10.29040/jiei.v7i2.2680

Yudianto, Y. (2023). Analysis of the Effect of the Merger of BUMN Syariah Banks on Company
Profitability 48. Dinamika Ekonomi: Jurnal Kajian Ekonomi Dan Pembangunan, Vol. XIV, 48–
55. https://doi.org/10.29313/de.v14i2.11664

Initial manuscript submitted to JIAN: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai