PEMISAHAN
Ahmad Qumaeri1.Yona Maghfirah2.M Farhan Hidayat3
1,2,3
Ilmu Hukum UINSUSKA Riau
1
12120710028@students.uin-suska.ac.id,
2
yonamaghfirah17@gmail.com,3mfarhanhidayat96@gmail.com
Abstrack
ABSTRAK
Perkembangan bank syariah Indonesia yang semakin meningkat di tandainya pendirian
unit usaha syariah dan bank umum syariah perbankan syariah ,factor utama yang menjadi
menjadi daya tarik perbankan syariah di Indonesia adalah karena Indonesia memiliki masyarakat
yang mayoritas agamanya muslim,, agar tetap terjaga nya kestabilan ekonomi dan memajukan
perbankan syariah di Indonesia agar tidak terjadi persaingan , OJK membuat peraturan yang di
berikan kepada bank bank syariah agar dapat menjaga kestabilan dan meningkatkan pendapatan
perbankan syariah yang besar agar dapat berkontribusi bagi perekonomian nasional, beberapa
peraturan yang keluarkan oleh OJK adalah penggabungan (Merger) yang bertujuan
menggabungkan beberapa bank bank syariah menjadi 1,lalu ada peleburan (Konsolidasi),
Pengambilalihan(akuisisi) dan Pemisahan(spin off), OJK mengeluarkan Peraturan ini supaya dunia
perbankan termasuk perbankan syariah di indonesia terjadi peningkatan yang pesat ,di karenakan
perbankan merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bergerak di dalam lalu lintas keuangan ,
yang di harapkan dapat membantu perekenomian nasional
Bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan ,Bank umum syariah yang pertama kali
didirikan di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1991.dan di kenal dengan bank
muamalat Indonesia(BMI).BMI merupakan bank syariah pertama yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip bagi hasil. Landasan hukum yang digunakan Bank Muamalat untuk
menjalankan kegiatannya adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992. bank syariah juga adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya meberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah5. Salah satu
tujuan didirikannya perbankan syariah adalah untuk menghindari riba yang diterapkan oleh bank
konvensional.
Sebagai negara dengan populasi masyarakat dengan agama mayoritas Islam, pemerintah
berkomitmen untuk memajukan ekonomi syari’ah sebagai pilar baru kekuatan ekonomi nasional
yang juga secara jangka panjang akan mendorong Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan
syariah global.pendirian bank berbasis syariah memiliki 2 (dua) tujuan yaitu untuk menghindari
resiko antara pihak perbankan dengan nasabahnya dan menghindari riba
Sebagai mana yang kita tau umat Islam dilarang mengambil riba dan melibatkan diri
dengan riba. Keharamannya yang sudah jelas bersumber dari beberapa surah di Al-qur’an dan
Hadist Rasulullah Saw. Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, riba berarti sesuatu
yang ditentukan dalam jumlah tertentu dan dibebankan kepada seseorang terhadap pinjaman yang
diperpanjang pada masa kredit berlangsung) dan setiap kegiatan usaha haruslah berdasarkan
prinsip syariah dan kehati-hatian
Metode Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini , para penulis menggunakan studi pustaka, yang berarti
pengumpulan data dan informasi yang didasarkan juga didapat melalui artikel, jurnal, serta e-book
referensi terkait Hukum Perbankan Syariah.
Hasil pembahasan
A. PENGGABUNGAN(RMERGE)
Adapun tujuan dan definisi Penggabungan menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Republik Indonesia tahun 2019 Penggabungan adalah perbuatan hukum yang di lakukan oleh
satu bank atau lebih untuk menggabungkan diri dengan bank lain yang telah ada yang
mengakibatkan aset ,liabilitas dan ekuitas dari bank,yang menggabungkan diri beralih karena
hukum kepada bank yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum bank
yang menggabungkan diri berakhir karena hukum .
penggabungan wajib memperoleh izin OJK dengan mengacu pada persyaratan dan tata
cara yang di atur dalam peraturan OJK ini. Terdapat beberapa alasan yang menguntungkan apabila
di laksanakan penggabungan di antara bank bank syariah ,baik melalui merger ataupun konsolidasi
yakni sebagai berikut:
1. Pertumbuhan
Dengan bergabungnya beberapa bank menjadi satu akan dapat memperluas pangsa
pasarnya dengan cepat dan instan .Bank juga dapat menghindari persaingan dari bank
lainnya.artinya factor paling mendasar dalam penggabungan adalah motif ekonomi.dengan
kata lain bank hanya dapat dibenarkan apabila saling menguntungkan. Kondisi saling
menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa penggabungan tersebut diperoleh
suatu sinergi
2. Sinergi
Hal ini berarti bahwa nilai gabungan dari bank yang melakukan penggabungan lebih besar
daripada nilai bank-bank yang terpisah. Sinergi dapat tercapai ketika penggabungan
menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi
karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada
jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak bergabung. Sinergi tampak jelas ketika
perusahaan yang melakukan penggabungan berada dalam bisnis yang sama karena fungsi
dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan
3. Peningkatan pendapatan
Salah satu alasan penting melakukan penggabungan adalah bahwa bank yang digabung
dapat menghasilkan pendapatan lebih besar daripada lembaga bank yang terpisah.
4. Penurunan biaya
Bank yang digabung dapat beroperasi lebih efisien dibandingkan dua bank yang terpisah.
5. Menguatkan struktur permodalan
Aset-aset baik aktiva maupun pasiva dari bank yang bergabung akan beralih dan
menguatkan struktur permodalan bank penerima gabungan.
6. Menanmbah trampilan manajemen teknologi
Beberapa bank tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada
manajemennya atau kurangnya teknologi. Bank yang manajemennya tidak efisien dan
tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri
dengan bank yang memiliki manajemen atau teknologi yang lebih baik.
7. Meningkatkan likuiditas pemilik
Penggabungan bank memungkinkan bank memiliki likuiditas yang lebih besar. Jika bank
lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga
lebih likuid dibandingkan dengan bank yang lebih kecil
8. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat
Menurut peraturan OJK BAB I pasal 6 Bank yang akan melakukan Penggabungan, wajib
membuat pernyataan kepada OJK dan RUPS bahwa Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan,
atau Integrasi dilakukan dengan memperhatikan kepentingan Bank, masyarakat, persaingan sehat
dalam melakukan usaha, dan jaminan tetap terpenuhinya hak pemegang saham dan karyawan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan1.
B. PELEBURAN (KONSOLIDASI)
Definisi peleburan menurut otoriter jasa keuangan tahun 2019 adalah perbuatan hukum
yang di lakukan oleh dua bank atau lebih meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Bank baru
yang karena hukum memperoleh aset, liabilitas, dan ekuitas dari Bank yang meleburkan diri dan
status badan hukum Bank yang meleburkan diri berakhir karena hukum
Menurut peraturan OJK BAB I pasal 6 Bank yang akan melakukan peleburan wajib
membuat pernyataan kepada OJK dan RUPS bahwa Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan,
atau Integrasi dilakukan dengan memperhatikan kepentingan Bank, masyarakat, persaingan sehat
dalam melakukan usaha, dan jaminan tetap terpenuhinya hak pemegang saham dan karyawan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
1
Muhammad Ricky et al., “Akibat Hukum Penggabungan Beberapa Bank Syari ’ Ah,” PALAR (Pakar Law Review) 08
(2022): 446–62.
Membahas mengenai penggabungan dan peleburan, apa yang terjadi pada bank mandiri
syariah,bank BNI syariah,dan bank BRI syariah yang menjadi beralih menjadi bank syariah
Indonesia termasuk ke dalam penggabungan atau peleburan?
Di kutip dari lama resmi Bank syariah Indonesia pada 1 februari 2021 yang bertepatan 19
Jumadil Akhir 1442 H menjadi penanda sejarah bergabungnya ketiga bank tersebut menjadi bank
BSI. Penggabungan ini akan menyatukan kelebihan dari ketiga Bank Syariah sehingga
menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta memiliki kapasitas
permodalan yang lebih baik. Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI).
Penggabungan ketiga Bank Syariah tersebut merupakan ikhtiar untuk melahirkan Bank Syariah
kebanggaan umat, yang diharapkan menjadi energi baru pembangunan ekonomi nasional serta
berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat luas. Keberadaan Bank Syariah Indonesia juga
menjadi cerminan wajah perbankan Syariah di Indonesia yang modern, universal, dan memberikan
kebaikan bagi segenap alam.
Dari uraian diatas terdapat keyword yang menyatakan bahwa Bank Syariah Indonesia
merupakan entitas hasil Penggabungan dari tiga Bank Syariah, yaitu Bank Syariah Mandiri, Bank
BNI Syariah dan Bank BRI Syariah.
Adapun akibat hukum yang ditimbulkan dari peleburan antara lain pemegang saham bank
yang meleburkan diri akan menjadi pemegang saham bank yang baru serta bank yang meleburkan
diri akan berakhir karena hukum terhitung sejak tanggal konsolidasi mulai berlaku2.
C. PENGAMBILALIHAN (AKUISISI)
Definisi pengambilalihan menurut otoriter jasa keuangan tahun 2019 adalah perbuatan
hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham
Bank yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Bank tersebut. Pengambilalihan juga
dapat di lakukan atas dasar:
2
“Aspek Hukum Merger Bank Syariah,” accessed April 3, 2023, https://pa-sukamara.go.id/berita/artikel/717-
aspek-hukum-merger-bank-syariah.
1. inisiatif Bank dan KCBLN yang bersangkutan; atau
3
Otoritas Jasa Keuangan, “Penggabungan, Peleburan Pengambilalihan, Integrasi, Dan Konversi Bank Umum,” 2019.
D. PEMISAHAN (SPIN OFF)
Pengertian spin off berdasarkan Pasal 1 angka 32 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
Tentang Perbankan Syariahmerupakan pemisahan usaha dari satu bank menjadi dua badan usaha
atau lebih. Adapun pengertian spin off yang ditemukan dalam Black’s Law Dictionary, yaitu :spin-
off is a corporate divestiture in which a division of a corporation becomes on independent
company and stock of the new company is distributed to the corporation’s shareholders15 (spin-
of), merupakan pemisahan yang dilakukan oleh perusahaan yang mana salah satu divisi (bagian)
dari perusahaan tersebut berdiri sendiri membentuk perusahaan yang baru dan saham dari
perusahaan ini disebarluaskan kepada pemegang saham yang baru).
Pembukaan unit usaha syariah yang dilakukan oleh bank konvensional hanya dapat
dilakukan apabilaTelah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Bank syariah yang pertama kali
berdiri adalah Bank Muamalat yang mulai beroperasi pada tahun 1992. Dalam rentang waktu dari
tahun 1992 hingga sekarang (24 tahun), terjadi perkembangan perbankan syariah yang cukup
pesat. Hal ini ditandai dengan berdirinya beberapa bank syariah, baik yang melalui proses spin off
maupun yang didirikan tanpa melalui proses spin off.
Pada periode tahun 1996 hingga tahun 2000, terjadi perkembangan terhadap aktivitas
perbankan syariah. Hal ini dikarenakan landasan hukum perbankan syariah menjadi lebih kuat
dengan diundangkan nya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Undang-
undang ini juga memberikan peluang kepada bank konvensional untuk membuka usaha dalam
bidang syariah disamping usaha perbakan yang telah dijalankan. Hal ini dikenal dengan istilah
dual banking system.
Dasar hukum diberlakukannya dual banking system adalah Pasal 6 huruf m Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan yang menyatakan bahwa salah satu usaha bank
umum meliputi pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia. Dengan adanya peluang tersebut, beberapa bank konvensional
mendirikan usaha dalam bidang syariah baik yang berupa anak perusahaan maupun yang
berbentuk divisi atau unit kerja dari bank konvensional
Adapun salah satu aturan yang di cantumkan dalam Undang undang tentang perbankan
syariah Nomor 21 Tahun 2008 (UUPS), berkaitan dengan unit usaha syariah adalah kewajiban
melakukan spin off (pemisahan), yang harus dilakukan oleh bank konvensional terhadap unit
usaha syariah yang dimilikinya.
Unit usaha syariah merupakan divisi atau unit kerja dari suatu bank umum konvensional
yang didirikan tidak berbadan hukum PT, sedangkan bank umum syariah merupakan perusahaan
yang didirikan dalam bentuk PT. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah bahwa bentuk badan hukum bank syariah adalah
perseroan terbatas. Sehingga unit usaha syariah tidak dapat melakukan konsolidasi dengan bank
umum syariah. Apabila unit usaha syariah ingin melakukan konsolidasi dengan bank umum
syariah, maka harus melakukan spin off(pemisahan) dan membentuk bank umum syariah yang
baru. Spin off dilakukan oleh bank umum konvensional ketika jumlah aset unit usaha syariah yang
bersangkutan minimal 50% (lima puluh persen) dari aset bank induknya atau 15 (lima belas) tahun
sejak Undang-Undang Perbankan Syariahdi undangkan.Pelaksanaan spin off yang dilakukan
terhadap unit usaha syariah akan menghasilkan bank umum syariah20 dengan status badan hukum
PT. Bank umum syariah yang didirikan dari hasil spin off dapat melakukan perbuatan hukum,
termasuk melakukan konsolidasi dengan bank umum syariah lainnya guna meningkatkan
perbankan syariah.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa spin off merupakan batu loncatan bagi unit
usaha syariah yang ingin melakukan konsolidasi dengan bank umum syariah. Hal ini
dikarenakan,berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah dan Undang-Undang Perseroan
Terbatas peleburan hanya dapat dilakukan oleh 2 (dua) bank atau lebih yang memiliki badan
hukum yang sama yaitu perseroan terbatas (PT). Sehingga unit usaha syariah yang ingin
melakukan konsolidasi harus melaksanakan spin off (pemisahan) terlebih dahulu. Hasil dari proses
spin off tersebut adalah bank umum syariah dengan status badan hukum PT. Bank umum syariah
ini dapat melakukan konsolidasi dengan bank lainnya sesuai dengan kesepakatan4
4
Muhyidin Nurma Gupitasari, Rofah Setyowati, “Mekanisme Konsolidasi Bank Syariah Anak Perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) Dari Perspektif Yuridis,” Diponegoro Law Journal 5, no. 3 (2016): 1–22.
DAFTAR PUSTAKA