Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

STUDY ALQURAN Drs. ZAINAL ARIFIN., M.A

TUGAS MAKALAH
I’JAZ ALQURAN

DISUSUN OLEH
ASIALOKA NADYA PRATIWI (12120721891)
GITA RAHMAWATI (12120721803)
ILHAMUDDIN PURBA (12120710935)
INTAN NURAINI (12120721954)
INTAN RAHMADINA HARAHAP (12120722292)
IRMA HAYA HARAHAP (12120723364)
KHADIJAH HASIBUAN (12120723442)
M. ALWI IRSYAD (12120710308)

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan mukjizat yang terbesar yang diterima oleh Rasulullah
Muhammad SAW. Yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dalam menata dan
meniti kehidupannya dalam segala dimensi.
Al-Quran sebagai suatu media interaksi antara Tuhan dan hamba-Nya memiliki
kekhasan dalam ragam kalimat, gaya bahasa, pilihan kata (diksi), kepadatan dan
keluasan makna, maupun kehalusan retorika. Dengan ungkapan lain bahasa yang
digunakan Allah dalam al-Qur‟an tidak dimiliki dan tidak akan dimiliki oleh siapapun
dan buku atau kitab apapun.
Sejarah mencatat bahwa perkembangan balaghah sebagai satu bidang kajian
bahasa Arab, tidak dapat dipisahkan dari kajian‫ االعجاز‬dengan lahirnya kitab bernama
ٍ)‫ (مجاز القرآن‬karyaِ Ubaidah Abu Mu’ammar ibn al-Mutsanna, yang merupakan kitab
pertama secara khusus mengkaji balaghah, kemudian dilanjutkan oleh banyak ahli
seperti al-Jahiz dalam kitabnya )‫ )البيان والتبيين‬dan puncaknya dilakukan pada masa
Abdul Qahir al-Jurjani dengan pendekatan struktural dalam karyanya )‫ )دالئل األعجاز‬dan
‫(أسرارالبالغة‬Hidayat: 4-5). Makna istilah ‫ النظم‬telah digunakan oleh ulama nahwu seratus
tahun sebelum Al-Jurjani.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan i’jaz alquran?
2. Apa saja yang termasuk dalam unsur-unsur i’jaz alquran?
3. Apa saja aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dari I’jaz Al-Qur’an.
2. Untuk mengetahui unsur I’jaz Al-Qur’an.
3. Untuk mengetahui aspek kemukjizatan Al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jaz Alquran


Dari segi Bahasa mu’jizat berasal dari kata I’jaz (‫)أعخاز‬, yang merupakan bentuk
mashdar dari bentuk fi’il yaitu kata a’jaza-yu’jizu (‫أعخز‬-‫)ىعجز‬. A’jaza sendiri berasal dari kata
‘ajaza(‫ )عخز‬yang berarti lemah. Secara Bahasa a’jaza atau I’jaz berarti melemahkan atau
menjadikan sesuatu menjadi lemah/tidak mampu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
mu’jizat berarti kejadian Ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Secara
istilah Al-Qaththan mendefinisikan I’jaz adalah “menampakan kebenaran Nabi dalam
pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakan kelemahan orang Arab untuk
menghadapi mu’jizat yang abadi, yaitu Al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah
mereka.”1
Secara istilah, mu’jizat adalah suatu perkara yang luar biasa disertai dengan unsur
tantangan dan tidak akan dapat ditandingi, yang diperlihatkan oleh Allah melalui para Nabi
dan Rasulnya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan. Dari definisi
di atas, terlihat bahwa I’jaz merupakan upaya membuktikan kebenaran Nabi Muhammad SAW.
dengan Al-Qur’an dengan sekaligus membuktikan ketidakmampuan untuk menandingi dengan
sesuatu yang serupa bagi orang Arab dan generasi sesudahnya baik itu orang Arab maupun non
Arab. Dengan demikian mu’jizat didefinisikan pula sebagai sesuatu yang luar biasa yang
diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan Rasulnya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan
kenabian dan kerasulannya.

B. Unsur-Unsur I’jaz Alquran

1. Al-Ma’ani
Al-Ma’ni dalah membahas bermacam-macam uslub berdasarkan struktur kalimat. Jadi
fasih dan balighnya suatu kalimat tidak dari kalimat itu sendiri, tetapi apa tujuan (makna) yang
terkandung didalam kalimat tersebut, atau dengan kata lain fasih dan balighnya suatu kalimat
terdapat pada struktur dan ketentuan yang terdapat dalam struktur tersebut (Syauqi Dhaifi:217).
Adapun uslub-uslub dalam ma’ani adalah sebagai berikut:
1) ‫ الىخاز‬artinya ringkas, padat, dan sedikit kata tapi banyak makna. Suatu teks yang
ijaz akan semakin tinggi nilainya jika semakin sedikit kata-katanya tetapi
semakin luas maknanya.
Contoh :
)199:‫خذ العفو وامر بالعرف واعرض عن الجاحلىن(األعراف‬

1
Nursyamsu, M.Ud, Keilmiyahan Mu’jizat Al-Qur’an dari Berbagai Aspek, vol. 1 no. 2 tahun 2017, hl.3-4
Ayat ini menghimpun semua akhlak yang mulia, karena dalam kata ‫العفو‬
(memaafkan) terkandung makna mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa,
lalu di dalam ‫(امر بالمعروف‬menyuruh mengerjakan menyuruh yang ma‟ruf)
terkandung makna takwa kepada Allah, silaturrahim dan menghindari hal-hal
yang buruk.

2) ‫ الحذف‬artinya menghilangkan yaitu menghilangkan salah satu atau beberapa


unsur dari konstruksi sintaksis yang lengkap, mulai dari menghilangkan huruf
hijaiyyah yang ikut membentuk suatu kata, kelompok kata sampai
menghilangkan satu kalimat atau lebih
Contoh:
)‫ومآادراىك ما هىة(ه ا‬
)‫نا ٌرحامىةٌ(اا‬
Tahukah kamu apakah apakah neraka Hawiyah itu? api yang sangat panas.
Ayat di atas jika diucapkan selengkapnya berbunyi: Dan katakanlah: “
kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka barang siapa yang ingin.
hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin biarlah ia kafir.
Katakanlah: “sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan
yang keji”

3) ‫القصر‬Artinya pemfokusan maksudnya adalah upaya penegasan, atau penekanan


pada salah satu unsur atau bagian kalimat yang dipentingkan.
Contoh:
189:‫(وللة) ملك السموات واألرض واللة على كل شىئ قدىر(آل عمران‬
Dan kepunyaan Allalah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas
segala sesuatu

4) ‫ التكرار‬artinya perulangan, repetisi maksudnya perulangan kata atau kelompok


kata yang persis sama.
Contoh: Hari kiamat (1) apakah hari kiamat itu? (2) dan tahukah kamu apakah
hari kiamat itu (3) Kaum Tsamud dan ‘Ad telah mendustakan hari kiamat(4)
(al-haqqah)2

2. ‫( البيان‬albayan)
Berarti mengungkapkan, menjelaskan satu makna dengan berbagai ungkapan atau
berbagai uslub sesuai situasi dan kondisi. Adapun uslub-uslub Al Bayan adalah sebagai berikut:

1) ‫ األستعارة‬artinya ‘meminjam’ Isti’arah adalah pengggunaan kata bukan dalam


pengertian sebenarnya, melainkan dalam arti kiasan, seperti kata ‫ الظلمات‬dan kata
‫ النور‬dalam ayat 1 Qs. Al Baqarah yang digunakan bukan arti ‘kegelapan’ dan

2
Kartini, I’jaz Alquran (Pandangan Abdul Qahir al-Jurjani), IAIN Palopo, revisi II November 2015, hl.214
‘cahaya’, melainkan dalam arti ‘syirik’ dan arti ‘iman’. Hubungan antara makna
kiasan dan makna hakiki adalah hubungan persamaan.
2) ‫ المخاز‬Al Majaz adalah bahasa kiasan juga seperti isti’arah, bedanya jika isti’arah
memakai hubungan maka persamaan majaz memakai hubungan bukan
persamaan
3) ‫ الكنا‬tapi yang dimaksud adalah makna kiasan. Contoh: kata membolak-balikkan
kedua telapak tangan dalam Qs. Al Kahf:42, maksudnya sedih dan menyesal
(orang yang dikuasai perasaan seperti itu lazimnya suka membolak-balikkan
kedua telapak tangannya).

3. ‫ البديع‬al-badi’ adalah membahas uslub yang berhubungan dengan pertentangan, pertautan,


dan keserasian. Unsur pertautan dan pertentangan ini akan melahirkan berbagai uslub yang
memberikan keindahan tersendiri, baik keindahan dalam bunyi yang disebut )‫(المحسنا اللفضية‬
maupun keindahan dalam makna yang disebut )‫ (المحسنات المعنوية‬3

4. Aspek-Aspek Kemukjizatan Al Quran


1. Aspek Kebahasaan
Gaya bahasa yang digunakan Al-Quran berbeda dengan gaya bahasa yang digunakan
oleh orang-orang Arab. gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu kagum dan
terpesona. Walaupun Al-Quran menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya,
kalimat demi kalimat mengandung unsur sastra yang sangat baik namun tetap mudah dipahami
tanpa mengurangi sedikitpun kandungan misteri di dalamnya. Hal tersebut karena
keistimewaan aspek gaya bahasa yang digunakan oleh Al-Quran. Bahkan, Umar bin Khaththab
pun yang mulanya dikenal sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW dan
bahkan berusaha untuk membunuhnya, memutuskan untuk masuk Islam dan beriman pada
kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur’an. Susunan Al-
Qur’an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apapun.
Menurut Muhammad ‘Abd Allah Darrāz, jika diperhatikan secara seksama dalam al-
Qur’an banyak terdapat rahasia kemukjizatannya dari segi bahasa. Hal itu terlihat dari
keteraturan bunyinya yang indah melalui nada-nada hurufnya. Pada dasarnya, bunyi-bunyi
bahasa terbagi menjadi dua jenis: konsonan dan vokal. Konsonan adalah bunyi bahasa yang
dihasilkan dengan menghambat aliran udara di salah satu tempat dalam saluran suara di atas
glottis (misalnya: b, c dan d). Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan getaran pita
suara, dan tanpa penyempitan dalam saluran suara di atas glottis (misalnya: a, i, u, e, o).
Dalam literatur Arab, konsonan (shawāmit) terbagi tujuh bagian:
1.1 Plosif (shawāmit infijāriyyah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penutupan pita
suara yang di belakangnya udara terkumpul. Kelompok ini adalah ba, ta, tha, dlad, kaf, dan
qaf.

3
Ibid. hal. 217
1.2 Nasal (shawāmit anfiyyah), yaitu bunyi suara yang dihasilkan dengan mengeluarkan udara
melalui hidung. Huruf-huruf yang termasuk kelompok ini adalah mim dan wau.
1.3 Lateral (shawāmit munharifah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penutupan
sebagian lidah. Huruf yang masuk kelompok ini adalah lam
1.4 Getar (shawāmit muharrarah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan arti kulator yang
bergetar secara cepat. Huruf yang termasuk dalam kelompok ini adalah ra.
1.5 Frikatif (shawāmit iftikākiyyah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan dengan penyempitan
tempat keluar udara sehingga terjadi pergeseran. Huruf-huruf yang masuk kelompok ini
adalah fa, tsa, sin, shad, zay, ghain, dan ‘ain.
1.6 Plosif frikatif (shawāmit infijāriyyah-iftikākiyyah), yaitu bunyi bahasa yang dihasilkan
dengan proses perpaduan antara plosif dan frikatif. huruf yang masuk kelompok ini adalah
jim.
1.7 Semivokal (asybah al-shaut), yaitu bunyi bahasa yang memiliki ciri vokal maupun
konsonan, mempunyai sedikit geseran, dan tidak muncul sebagai inti suku kata. Huruf-
huruf yang termasuk kelompok ini adalah wau dan ya

2. Aspek Berita Gaib


a. Berita gaib masa lampau
Salah satu kekuatan al-Qur’an yang sekaligus menjadi mukjizatnya adalah
pemaparan kisah-kisah lama yang sudah tidak hidup lagi dalam cerita-cerita Arab saat
itu, dan tidak mungkin akan ditemukan secara keseluruhan dalam kajian-kajian
kesejarahan. Informasi al-Qur’an tentang kejadian masa lampau cukup banyak, yang
semuanya akan menunjukkan betapa mustahilnya ilmu tersebut berasal dari diri
Muhammad sendiri. Dan berikut ini beberapa contoh dari kisah-kisah tersebut:

• Kisah Nabi Nuh as.


Rangkaian-rangkaian kisah dalam al-Qur’an diungkapkan untuk
menguraikan ajaran-ajaran keagamaan, sekaligus menjadi pelajaran-pelajaran
bagi umat dalam banyak hal. Penelitian antropologi misalnya sangat terbantu
oleh narasi kisah Nabi Nuh. Umar Anggara menyimpulkan bahwa berdasarkan
tradisi-tradisi kisah Yahudi dan diperkuat hadis Nabi, keragaman etnis umat
manusia di dunia bermula dari keturunan Nabi Nuh yang memiliki empat orang
anak, yaitu Sam, Ham, Yafat dan Kan‘an. Kan‘an merupakan salah satu
anaknya yang menentang kenabian ayahnya sehingga terazab banjir besar.
Namun dia mempunyai keturunan yang selamat. Sam, anak pertama Nabi Nuh,
melahirkan keturunan yang kemudian menjadi bangsa Arab dan Persia. Ham
adalah nenek moyang orang Afrika. Yafat adalah asal bangsa Arya yang
kemudian melahirkan bangsa Eropa dan Asia Tengah. Sedang Kan’an
melahirkan bangsa Phinisia, namun dibasmi dan diserap oleh Israil.

• Kaum ‘Ād dan Tsamūd serta kehancuran kota Iran


Hal ini sebagaimana dilukiskan oleh QS. al-Hāqqah: 4-7 sebagai
berikut:
Kaum ‘Ād dan Tsamūd telah mendustakan hari kiamat. Adapun
Tsamūd, mereka telah dibinasakan dengan kejadian luar biasa (petir dan
suaranya yang menghancurkan), sedangkan kaum ‘Ād telah dibinasakan dengan
angin yang sangat dingin lagi kencang. Allah menimpakan angin itu kepada
mereka selama tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus, maka kamu
lihat kaum ‘Ād ketika itu, mati bergelimpangan bagaikan tunggul-tunggul
pohon kurma yang telah kosong (lapuk).

• Tenggelam dan Selamatnya Jasad Fir‘aun


Dalam al-Qur’an, kisah Fir‘aun, misalnya, diungkapkan oleh QS.
Yūnus: 90-92. Dan Kami mungkinkan Bani Israil melintasi laut. Mereka pun
diikuti Fir‘aun dan tentaranya, karena mereka hendak menganiaya dan
menindas (Bani Israil). Ketika Fir‘aun telah hampir tenggelam berkatalah ia,
“Saya percaya bahwa tiada tuhan melainkan Tuhan yang disembah oleh Bani
Israil dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Allah menyambut
ucapan Fir‘aun ini dengan berfirman), “Apakah sekarang (baru kamu percaya)
padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk
orang-orang yang berbuat kerusakan. Hari ini kami selamatkan badanmu,
supaya kamu menjadi pelajaran bagi (generasi) yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.

b. Berita Ghaib Masa Datang


Berikut ini beberapa contohnya:
• Kemenangan umat Islam atas Quraisy
Informasi akan datangnya kemenangan umat Islam atas kaum Quraisy
digambarkan oleh QS. al-Qamar: 45, Artinya Golongan itu pasti akan
dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.
Melalui ayat ini, Allah menginformasikan kepada Muhammad SAW bahwa
kaum musyrikin Quraisy akan dapat ia kalahkan. Ayat ini diturunkan pada masa
Rasulullah SAW masih tinggal di kota Mekkah. Beberapa tahun kemudian,
tepatnya pada tahun VIII Hijriyah, mereka dikalahkan secara total dalam
peristiwa Fath Makkah.

• Kemenangan Romawi setelah Kekalahannya dan Kemenangan Umat


Islam
Informasi terkait kemenangan bangsa Romawi dan sekaligus
kemenangan umat Islam, dinyatakan oleh QS. al-Rūm: 1-5, Artinya Alif Lām
Mīm. Telah dikalahkan bangsa Romawi. Di negeri yang terdekat, dan mereka
setelah dikalahkan itu akan menang. Dalam beberapa tahun (antara 3-9 tahun).
Bagi Allah ketetapan urusan sebelum dan sesudah (mereka menang), dan di hari
(kemenangan) itu orang-orang mukmin bergembira, karena pertolongan Allah.
Allah menolong siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia Maha Perkasa, lagi Maha
Penyayang4

4
Abdurrahman, Mukjizat Al-Quran dalam Berbagai Aspeknya, IAI Al-Qolam Malang, hl. 72
3. Aspek Isyarat Ilmiah
Isyarat-isyarat ilmiah itu dapat dilihat dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan.
misalnya;
1.1 Astronomi
• Penciptaan Alam ”Teori Big Bang ”
Berdasarkan Teori Big Bang, alam semesta tercipta dari kumpulan gas
yang disebut ‘primary nebula’ kemudian terpecah dan menjadi bintang-bintang,
planet-planet, matahari, bulan dan sebagainya.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa’:30 disebutkan: artinya dan apakah
orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
Mengapakah mereka tiada juga beriman?’

• Lapisan Gas Sebelum Penciptaan Galaksi


Kumpulan materi-materi gas yang sebelum mengalami tahap
pengerasan itu lebih tepat disebut asap. Dalam QS. Fushshilat:11 disebutkan:
artinya kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah
kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”.
keduanya menjawab: ’Kami datang dengan suka hati’.

• Bentuk Bulat Oval Bumi (Geospherical)


Sir Francis Drake pada tahun 1597 yang menyatakan bumi berbentuk
Geospherical(bulat telur) ketika dia menjelajahinya. QS. Luqmān:29
menyatakan: artinya tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya
Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam
malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai
kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan

• Bintang-Bintang (Nujūm) dan Planet-Planet (Kawākib)


Bintang dalam bahasa arab adalah Najm yang disebut dalam Al-Qur’an
sebanyak 13 kali. Bentuk jamaknya Nujum, akar kata yang berarti nampak.
Bintang pada waktu malam diberi sifat oleh al-Qur’an dengan kata tsāqib yang
berarti membakar, membakar dirinya sendiri dan yang menembus. Di sini
maksudnya menembus kegelapan di waktu malam. Kata tsaqib juga dipakai
untuk menunjukan bintangbintang yang berekor.
Dalam QS. al-Thāriq:1-3 artinya Demi langit dan yang datang pada
malam hari. Tahukah kamu Apakah yang datang pada malam hari itu? (Yaitu)
bintang yang cahayanya menembus.
• Matahari Berotasi (teori geosentrisme)
Dalam QS. al-Anbiyā`:33 dinyatakan artinya dan Dialah yang telah
menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

1.2 Geologi
• Gunung-gunung sebagai pasak
Pegunungan berfungsi sebagai pasak yang menahan bumi untuk
bergeser dan menjadi penstabil bumi. Dalam QS. al-Nabā`:6-7 Bukankah Kami
telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gununggunung sebagai
pasak?

• Gunung-Gunung Berdiri Tegak


Bahwa gunung memiliki akar dibawahnya yang jauh lebih besar dari
pada bagian yang terlihat diluar, keadaan ini membuat gunung dapat bediri
dengan tegak. Dalam QS. al-Nāzi’āt:32 Artinya dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh.5

5
Ibid, hl. 85
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Al-Qur’an memiliki banyak kemukjizatan, di antaranya mukjizat dari segi bahasa ini, yaitu:
susunan kata dan kalimat serta keseimbangan redaksi al-Qur’an itu sendiri, dari segi kajian
ilmiah, kajian hukum dan kajian pemberitaan yang gaib.
Banyak lagi isyarat-isyarat ilmiah yang dikemukakan al–Qur’an yang dapat diketahui
manusia pada abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini. Al-Qur’an mendorong manusia agar
memperhatikan dan memikirkan alam. Ia tidak membatasi aktivitas dan kreativitas akal dalam
memikirkan alam semesta, atau menghalanginya dari penemuan ilmu pengetahuan.26
Demikianlah, kemukjizatan al-Qur’an secara ilmiyah terletak pada dorongannya pada umat
Islam untuk berfikir di samping membukakan pintu-pintu ilmu pengetahuan dan mengajak
memasukinya, maju di dalamnya dan menerima segala ilmu pengetahuan baru.

B. SARAN
Kami kelompok 2 berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran
yang baik. Dan kami berharap segala kritikan dan saran dari pembaca terhadap makalah ini.
Demikianlah makalah kelompok 2 susun atas segala kekurangan dan kekhilafan mohon maaf
DAFTAR PUSTAKA

Nursyamsu, M.Ud, Keilmiyahan Mu’jizat Al-Qur’an dari Berbagai Aspek, vol. 1 no. 2 tahun
2017

Kartini, I’jaz Alquran (Pandangan Abdul Qahir al-Jurjani), IAIN Palopo, revisi II November
2015

Abdurrahman, Mukjizat Al-Quran dalam Berbagai Aspeknya, IAI Al-Qolam Malang

Anda mungkin juga menyukai