Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

‫االستعارة المرشحة و المجردة و المطلقة‬


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Bayan

Dosen Pengampu :
Drs. H. Abdul Ghofar, MA

Disusun Oleh :
Inayah Nur Wafiq (11200210000099)
Tidy Adam Hasyim (11200210000116)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahasa Arab termasuk bahasa yang paling kaya kosa katanya, paling
terdahulu asal-usulnya, paling abadi pengaruhnya, paling luas wawasannya,
paling mampu bertahan menghadapi berbagai peristiwa sepanjang masa, paling
merdu pengucapannya, paling lancer uslub bahasanya, paling memukau
pengaruhnya, paling banyak materinya, dan paling luas meliputi segala yang
tersentuh oleh indra, atau yang terbayang dalam pikiran, berupa perwujudan
ilmu pengetahuan, pembentukan undang-undang, pelukisan imajinasi, dan
penentuan kemanfaatan.
Pembelajaran bahasa arab terdiri dari berbagai macam keilmuan, seperti
ilmu nahwu, ilmu shorf, dan ilmu balaghah, adapun pembelajaran ilmu nahwu
adalah tata cara mengubah bentuk harakat pada penulisan Bahasa Arab
sedangkan ilmu shorf adalah ilmu yang membahas tentang perubahan dan
makna dari satu kata ke kata yang lain dan dari satu makna ke makna yang lain
sedangkan balaghah adalah ilmu yang membahas tentang keindahan-keindahan
lafazd yang terdapat pada Bahasa Arab seperti di dalam Al-Qur’an dan Syair
Arab.
Ilmu Balaghah secara bertahap mengajarkan bagaimana mengungkapkan
ide secara teratur dan efektif. Pada Ilmu Ma’ani, yang dipelajari bagaimana
memilih diksi yang tepat dengan konteks pembicaraan. Setelah memahami Ilmu
Ma’ani, kemudian Ilmu Bayan mengajarkan bagaimana cara menyusun redaksi
yang tepat dengan berbagai opsi penyusunan yang memungkinkan. Meskipun
ide hanya satu, namun dapat mengutarakannya melalui beberapa konsep yanng
diajarkan pada Ilmu Bayan.
Dalam Ilmu Bayan terdapat pembahasan tentang Isti’arah. Adapun
Isti’arah terbagi beberapa macam diantaranya isti’arah murasysyahah, isti’arah
mujarradah dan isti’arah muthlaqoh yang akan kami bahas pada makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah

2
1. Apa yang dimaksud dengan Isti’arah Murasysyahah ?
2. Apa yang dimaksud dengan Isti’arah Mujarradah ?
3. Apa yang dimaksud dengan Isti’arah Muthlaqah ?

1.3. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca memahami makna dan
perbedaan Isti’arah Murasysyahah, Isti’arah Mujarradah dan Isti’arah
Muthlaqah. Makalah ini juga dibuat agar pembaca dapat mengkaji tentang
isti’arah dalam ilmu bayan.

3
2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Isti’arah

Isti’arah secara Bahasa diambil dari kata ‫ استعر – يستعر‬yang artinya meminjam.
Kata ‫ استعارة‬berarti pinjaman atau meminjam, maksudnya meminjam suatu kata untuk
mengungkapkan suatu makna. Jadi, yang dimaksud dengan isti’arah adalah
mengungkapkan suatu kata yang bukan dalam pengertian sebenarnya. Contoh :

َّ َ‫ِجدَا ًرا يُّ ِري ُد َأنْ يَ ْنق‬


)٧٧ : ‫ض (الكهف‬

Artinya : “Dinding rumah yang hampir roboh” (Q.S. Al-Kahfi : 77)

Pada contoh di atas yang dimaksud sebagai isti’arah adalah kata ‫ يريد‬yang
artinya ingin. Jika dilihat dari segi makna, kata ini hanya berlaku bagi makhluk hidup.
Namun pada contoh di atas, kata ‫ يريد‬sebagai sifat terhadap kata ‫ ِجدَارًا‬yang merupakan
benda mati yang seolah-olah dinding mempunyai keinginan untuk roboh, padahal
kemauan hanya sifat makhluk hidup.
Adapun secara istilah isti’arah adalah penggunaan lafaz yang tidak pada
tempatnya sebab adanya hubungan yang serupa antara makna kata yang digunakan
dengan makna yang dimaksud.
Secara garis besar pembagian isti’arah berdasarkan kategorinya terbagi
menjadi tiga, yaitu :

1. Isti’arah ditinjau dari musta’ar lahu dan musta’ar minhu.


a. Isti’arah Tashrihiyyah
b. Isti’arah Makniyyah
2. Isti’arah ditinjau dari segi bentuk lafaznya.
a. Isti’arah Ashliyyah
b. Isti’arah Taba’iyyah
3. Isti’arah dengan melihat bersambung dan tidak bersambungnya hal yang sesuai
dengannya.
a. Isti’arah Murasysyahah
b. Isti’arah Mujarradah

4
c. Isti’arah Muthlaqah

2.2. Isti’arah Murasysyahah

Isti’arah murasysahah adalah suatu ungkapan majaz yang diikuti oleh kata-
kata yang cocok untuk musyabah bih.

Contoh:
‫رأيت أسد له لبد‬
“saya melihat orang pemberani (laksana singa) yang memiliki rambut tebal.”

Lafazh “‫ ”أسد‬yang menggunakan makna lelaki pemberani, disertai lafazh ‫له لبد‬
yang artinya memiliki rambut tebal, hal itu sesuai dengan musta’ar minhu singa.

Seperti firman Allah surah al-Baqarah: 16

ّ ‫أولىك الّذين اشتروا ال‬


‫ضاللة بلهدى فما ربحت تجرتهم وما كانو مهتدين‬

“Mereka itulah yang mengganti (memilih) kesesatan dengan petunjuk, maka


tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat
petunjuk.”(QS. Al-Baqarah: 16)

Pada ayat di atas terdapat ungkapan majaz “‫ ”اشتروا‬kata tersebut merupakan


bentuk majaz dari kata “‫ادلوا‬RR‫ ”تب‬yang bermakna menukar. Pada kalimat berikutnya
terdapat mulaim (kata-kata yang sesuai degan musyabah atau musyabah bih) yaitu
ungkapan “‫ ”ربحت تجرتهم‬. ungkapan tersebut sesuai untuk musyabah yaitu “‫”اشتروا‬.

2.3. Isti’arah Mujarradah

Isti’arah mujarradah adalah isti’arah yang disertai dengan kata-kata yang


cocok bagi musyabah. Dinamakan isti’arah mujarradah karena dilepaskan dari
sebgian nilai kesempurnaan. Sebab, ketika demikian musyabah mulai dijauhkan dari
musyabah bih. Yang demikian itu berakibat menjauhkan pengakuan penyatuan yang
menjadi landasan dasar isti’arah.

Contoh:

5
‫رأيت بحرا على فرس يعطى‬
“saya melihat orang dermawan (laksana lautan) di atas kudanya sedang
memberi.”

Lafaz “‫را‬RRR‫ ”بح‬yang asal maknanya lautan, menggunakan makna orang


dermawan. Lafaz ini disertai dengan lafaz “‫رس يعطى‬RR‫ ”على ف‬yang artinya di atas
kudanya sambil memberi, yang hal itu sesuai dengan musta’ar lah (orang-orang
dermawan).

2.4. Isti’arah Muthlaqah

Isti’arah muthlaqah adalah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik yang
cocok bagi musyabah bih maupun musyabah. Isti’arah yang tidak sesuai dengan
sesuatu yang sesuai dengannya sama sekali, atau disebutkan sesuatu yang sesuai
dengan musta’ar minhu dan musta’ar lahu sekaligus. Tidak disertai dengan sesuatu
yang sesuai dengannya sama sekali atau asal.

Contoh :

‫رأيت أسدا‬

Saya melihat laki-laki pemberani (perkasa) yangseperti singa‛.

Lafaz asad yang asal maknanya singa menggunakan makna laki-laki pemberani, serta
tidak bersamaan dengan hal-hal yang sesuai atau serasi dengannya.

‫ينقضون عهد هللا‬

“Mereka membuka janji Allah”

Pada potongan ayat di atas terdapat ungkapan majaz yaitu kata “‫”ينقضون‬. Kata
tersebut bermakna menyalahi yang diserupakan dengan “‫ون‬RR‫ ”ينقض‬yang bermakna
membuka tali. Pada ungkapan majaz tersebut tidak terdapat mulaim yang cocok untuk
salah satu dari tharafain (musyabah bih dan musyabah).

6
3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Isti’arah adalah mengungkapkan suatu kata yang bukan dalam pengertian


sebenarnya dengan meminjam kata lain. Isti’arah ditinjau dari bersambung atau
tidaknya hal yang sesuai dengannya :

a. Isti’arah Murasysyahah
Isti’arah murasysahah adalah suatu ungkapan majaz yang diikuti oleh kata-
kata yang cocok untuk musyabah bih.
b. Isti’arah Mujarradah
Isti’arah mujarradah adalah isti’arah yang disertai dengan kata-kata yang
cocok bagi musyabah.
c. Isti’arah Muthlaqah
Isti’arah muthlaqah adalah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik
yang cocok bagi musyabah bih maupun musyabah.

Di antara tiga isti’arah di atas, yang paling balaghah (memiliki sastra tinggi)
adalah isti’arah murasysyahah karena sudah melupakan tasybih dan meniadakannya,
sebab pada isti’arah ini langsung menganggap musyabah (sesuatu yang diserupakan)
sebagai musyabah bih (sesuatu yang diserupai).

7
DAFTAR PUSTAKA

Ibabullubab, & Amir, J. (1969). Al Balaghah. Semarang: Toha Putra.

Khaeruddin. (2022). Penggunaan Majaz Isti’arah dalam Al-Qur’an (Analisis Terhadap Surah
Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Kasysyaf Karya Al-Zamakhsyari). Thesis, 42-49.

Mubaidillah. (2017). Memahami Isti'arah Dalam Al-Qur'an. Nur El-islam, 134.

Anda mungkin juga menyukai