Dosen Pengampu :
Drs. H. Abdul Ghofar, MA
Disusun Oleh :
Inayah Nur Wafiq (11200210000099)
Tidy Adam Hasyim (11200210000116)
Bahasa Arab termasuk bahasa yang paling kaya kosa katanya, paling
terdahulu asal-usulnya, paling abadi pengaruhnya, paling luas wawasannya,
paling mampu bertahan menghadapi berbagai peristiwa sepanjang masa, paling
merdu pengucapannya, paling lancer uslub bahasanya, paling memukau
pengaruhnya, paling banyak materinya, dan paling luas meliputi segala yang
tersentuh oleh indra, atau yang terbayang dalam pikiran, berupa perwujudan
ilmu pengetahuan, pembentukan undang-undang, pelukisan imajinasi, dan
penentuan kemanfaatan.
Pembelajaran bahasa arab terdiri dari berbagai macam keilmuan, seperti
ilmu nahwu, ilmu shorf, dan ilmu balaghah, adapun pembelajaran ilmu nahwu
adalah tata cara mengubah bentuk harakat pada penulisan Bahasa Arab
sedangkan ilmu shorf adalah ilmu yang membahas tentang perubahan dan
makna dari satu kata ke kata yang lain dan dari satu makna ke makna yang lain
sedangkan balaghah adalah ilmu yang membahas tentang keindahan-keindahan
lafazd yang terdapat pada Bahasa Arab seperti di dalam Al-Qur’an dan Syair
Arab.
Ilmu Balaghah secara bertahap mengajarkan bagaimana mengungkapkan
ide secara teratur dan efektif. Pada Ilmu Ma’ani, yang dipelajari bagaimana
memilih diksi yang tepat dengan konteks pembicaraan. Setelah memahami Ilmu
Ma’ani, kemudian Ilmu Bayan mengajarkan bagaimana cara menyusun redaksi
yang tepat dengan berbagai opsi penyusunan yang memungkinkan. Meskipun
ide hanya satu, namun dapat mengutarakannya melalui beberapa konsep yanng
diajarkan pada Ilmu Bayan.
Dalam Ilmu Bayan terdapat pembahasan tentang Isti’arah. Adapun
Isti’arah terbagi beberapa macam diantaranya isti’arah murasysyahah, isti’arah
mujarradah dan isti’arah muthlaqoh yang akan kami bahas pada makalah ini.
2
1. Apa yang dimaksud dengan Isti’arah Murasysyahah ?
2. Apa yang dimaksud dengan Isti’arah Mujarradah ?
3. Apa yang dimaksud dengan Isti’arah Muthlaqah ?
1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para pembaca memahami makna dan
perbedaan Isti’arah Murasysyahah, Isti’arah Mujarradah dan Isti’arah
Muthlaqah. Makalah ini juga dibuat agar pembaca dapat mengkaji tentang
isti’arah dalam ilmu bayan.
3
2. PEMBAHASAN
Isti’arah secara Bahasa diambil dari kata استعر – يستعرyang artinya meminjam.
Kata استعارةberarti pinjaman atau meminjam, maksudnya meminjam suatu kata untuk
mengungkapkan suatu makna. Jadi, yang dimaksud dengan isti’arah adalah
mengungkapkan suatu kata yang bukan dalam pengertian sebenarnya. Contoh :
Pada contoh di atas yang dimaksud sebagai isti’arah adalah kata يريدyang
artinya ingin. Jika dilihat dari segi makna, kata ini hanya berlaku bagi makhluk hidup.
Namun pada contoh di atas, kata يريدsebagai sifat terhadap kata ِجدَارًاyang merupakan
benda mati yang seolah-olah dinding mempunyai keinginan untuk roboh, padahal
kemauan hanya sifat makhluk hidup.
Adapun secara istilah isti’arah adalah penggunaan lafaz yang tidak pada
tempatnya sebab adanya hubungan yang serupa antara makna kata yang digunakan
dengan makna yang dimaksud.
Secara garis besar pembagian isti’arah berdasarkan kategorinya terbagi
menjadi tiga, yaitu :
4
c. Isti’arah Muthlaqah
Isti’arah murasysahah adalah suatu ungkapan majaz yang diikuti oleh kata-
kata yang cocok untuk musyabah bih.
Contoh:
رأيت أسد له لبد
“saya melihat orang pemberani (laksana singa) yang memiliki rambut tebal.”
Lafazh “ ”أسدyang menggunakan makna lelaki pemberani, disertai lafazh له لبد
yang artinya memiliki rambut tebal, hal itu sesuai dengan musta’ar minhu singa.
Contoh:
5
رأيت بحرا على فرس يعطى
“saya melihat orang dermawan (laksana lautan) di atas kudanya sedang
memberi.”
Isti’arah muthlaqah adalah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik yang
cocok bagi musyabah bih maupun musyabah. Isti’arah yang tidak sesuai dengan
sesuatu yang sesuai dengannya sama sekali, atau disebutkan sesuatu yang sesuai
dengan musta’ar minhu dan musta’ar lahu sekaligus. Tidak disertai dengan sesuatu
yang sesuai dengannya sama sekali atau asal.
Contoh :
رأيت أسدا
Lafaz asad yang asal maknanya singa menggunakan makna laki-laki pemberani, serta
tidak bersamaan dengan hal-hal yang sesuai atau serasi dengannya.
Pada potongan ayat di atas terdapat ungkapan majaz yaitu kata “”ينقضون. Kata
tersebut bermakna menyalahi yang diserupakan dengan “ونRR ”ينقضyang bermakna
membuka tali. Pada ungkapan majaz tersebut tidak terdapat mulaim yang cocok untuk
salah satu dari tharafain (musyabah bih dan musyabah).
6
3. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Isti’arah Murasysyahah
Isti’arah murasysahah adalah suatu ungkapan majaz yang diikuti oleh kata-
kata yang cocok untuk musyabah bih.
b. Isti’arah Mujarradah
Isti’arah mujarradah adalah isti’arah yang disertai dengan kata-kata yang
cocok bagi musyabah.
c. Isti’arah Muthlaqah
Isti’arah muthlaqah adalah isti’arah yang tidak diikuti oleh kata-kata baik
yang cocok bagi musyabah bih maupun musyabah.
Di antara tiga isti’arah di atas, yang paling balaghah (memiliki sastra tinggi)
adalah isti’arah murasysyahah karena sudah melupakan tasybih dan meniadakannya,
sebab pada isti’arah ini langsung menganggap musyabah (sesuatu yang diserupakan)
sebagai musyabah bih (sesuatu yang diserupai).
7
DAFTAR PUSTAKA
Khaeruddin. (2022). Penggunaan Majaz Isti’arah dalam Al-Qur’an (Analisis Terhadap Surah
Al-Fatihah dalam Tafsir Al-Kasysyaf Karya Al-Zamakhsyari). Thesis, 42-49.