Anda di halaman 1dari 6

C.

Uslub
Uslub adalah makna yang terkandung pada kata-kata yang terangkai sedemikian rupa sehingga lebih
cepat mencapai sasaran kalimat yang dikehendaki dan lebih menyentuh jiwa para pendengarnya. Uslub
ada tiga macam:
1. Uslub Ilmiah
Uslub ini adalah uslub yang paling mendasar dan paling banyak membutuhkan logika yang sehat dan
pemikiran yang lurus, dan jauh dari khayalan syair. Karena uslub ini berhadapan dengan akal dan dialog
dengan pikiran serta menguraikan hakikat ilmu yang penuh ketersembunyian dan kesamaran.

2. Uslub Adabi
Dalam uslub jenis ini keindahan adalah salah satu sifat dan kekhasannya yang paling menonjol. Sumber
keidahannya adalah khayalan yang indah, imajinasi yang tajam, perseruhan beberapa titik keserupaan
yang jauh di antara beberapa hal, dan pakain kata benda atau kata kerja yang konkret sebagai pengganti
kata kerja atau kata benda yang abstrak.

3. Uslub Khitabi
Dalam uslub ini sangat menonjol ketegasan makna dan redaksi, ketegasan argumentasi dan data,
keluasaan wawasan. Dalam uslub ini seorang pembicara dituntut dapat membangkitkan semangat dan
mengetuk hati para pendengarnya. Keindahan dan kejelasan uslub ini memiliki peran yang besar dalam
memepengaruhi dan menyentuh hati. Di antara yang memeperbesar peran uslub ini adalah status
pembicara dalam pandangan para pendengarnya, penampilannya, kecemerlangan argumentasinya,
kelantangan dan kemerduan suaranya, kebagusan penyampaiannya, dan kepatan sasarannya.
Balaghoh (Ilmu Bayan)

PEMBAHASAN

A.
a. Pengertian Ilmu Bayan
Ilmu bayan secara bahasa artinya Al-kasyfu (mengungkapkan) dan Al-idloh (menjelaskan)
Secara istilah



Yaitu dasar-dasar dan qoidah-qoida yang digunakan untuk mengetahui mendatangkan satu
makna yang di kehendaki mutakallim dengan berbagai cara (berbagai tartib) yang sebagiannya
berbeda dengan sebagian yang lain didalam menunjukan kejelasan makna tersebut (dan di
hamskan tetap dalam batasan muaptadol hal). (As-sayyid Ahmad Al-Hasyim: I53)
#
Ilmu bayan adalah suatu ilmu yang digunakan untuk mengetahui mendatangkan suatu makna
yang dikehendaki (mutakallim) dengan berbagai cara yang berbeda-beda kejelasannya.
b. Maudlu (sasaran) Ilmu Bayan
Sasarannya adalah lafadz-lafadz bahasa arab dari sisi majas dan kinayah. (Asy-syaikh
Makhluf: 103)
c. Pengarang Ilmu Bayan
Yang mengarang ilmu ini adalah Abu ubaidah, yang telah membukukan masalah-masalah
ilmu bayan didalamkitabnya yang bernama Majazul Quran, dan ilmu ini berkembang sedikit
demi sedikit hingga sampai pada masanya Syekh Abdul Qodir Al-Jurjani, lalu beliau
mengukuhkan dasar-dasar dan bangunannya. Menertibkan kaidah-kaidahnyam lalu diikuti oleh
imam Al-Jakhidz, Ibnu Mutaz, Qudamah dan Abu Hilal Al-askari.
d. Tsamroh (Buah) Ilmu Bayan
Yaitu mengetahui rahasia kalam arab, baik yang berupa kalam nadrom atau natsar,
mengetahui perbedaan tingkat kefasihan kalam, mengetahui tingkat perbedaan tingkat balaghah.
Suatu kalam yang pada gilirannya sampai pada tingkat ijazul Quran.
e. Pembahasan Ilmu Bayan
Pembahasan ilmu bayan meliputi 3 bab, yaitu:
1. Bab Tasybih
2. Bab Majaz
3. Bab kinayah
#

1. Tasybih
Tasybih adalah penjelasan bahwa suatu hal atau beberapa hal memiliki kesamaan sifat
dengan hal yang lain. Penjelasan tersebut menggunakan huruf atau sejenisnya baik tersurat
maupun tersirat.

1.1 Unsur-Unsur Tasybih
Unsur Tasybih ada empat yaitu musyabbah, musyabbah bih (kedua unsur ini disebut
sebagai tharafait-tasybih/dua pihak yang diserupakan), adat tasybih, dan wajah syibeh. Wajah
syibeh pada musyabbah bih diisyaratkan lebih kuat dan lebih jelas daripada musyabbah.


Kosakata :
1. Musyabbah : Sesuatu yang hendak diserupakan.
2. Musyabbah bih : Sesuatu yang diserupai.
3. Wajah Syibeh : Sifat yang terdapat pada kedua pihak.

1.2 Adat Tasybih
Adat Tasybih : Huruf/kata yang menyatakan penyerupaan.
Contoh dalam syair:
Al-Maarri menyatakan tentang seseorang yang dipujanya:


(Engkau bagaikan matahari yang memancarkan sinarnya walaupun kau berada di atas planet
Pluto di tempat yang paling tinggi).
Syair di atas menjelaskan bahwa si penyair tahu orang yang dipujanya memiliki wajah bercahaya
dan menyilaukan mata, lalu ia ingin membuat perumpamaan yang memiliki sifat paling kuat
dalam hal menerangi dan ternyata ia tidak menjumpai suatu hal pun yang lebih kuat daripada
sinar matahari. Maka ia menyempurnakannya dengan matahari, dan untuk itu ia bubuhi
huruf (kata perumpamaan/seperti).

1.3 Pembagian Tasybih

(1) Tasybih Mursal adalah tasybih yang disebut adat tasybihnya. Contoh:

(Bila aku rela, maka aku setenang air yang jernih; dan bila aku marah, maka aku sepanas api
menyala).

(2) Tasybih Muakkad adalah tasybih yang dibuang adat tasybihnya. Contoh:

(Kedudukanmu yang tinggi dan kemashyuranmu bagaikan bintang yang tinggi lagi bercahya.
Semua mata, baik di belahan timur maupun barat, menatap ke arahmu).

(3) Tasybih Mujmal adalah tasybih yang dibuang wajah syibehnya. Contoh:


(Matahari yang bersinar itu sungguh bagaikan dinar {uang logam} yang tampak kuning
cemerlang berkat tempaan besi cetakannya).

(4) Tasybih Mufashshal adalah tasybih yang disebut wajah syibehnya. Contoh:


(Aku berjalan pada suatu malam yang gelap dan menakutkan, bagaikan berjalan di tengah laut).

(5) Tasybih Baligh adalah tasybih yang dibuang adat tasybih dan wajah syibehnya.
Contoh:


(Baunya yang semerbak itu bak minyak kesturi, wajah-wajahnya yang berkilauan bak dinar
{uang logam} dan ujung-ujung telapak tangannya merah bak pacar).

1.4 Maksud Dan Tujuan Tasybih Adalah:
Menjelaskan kemungkinan terjadinya sesuatu hal pada musyabbah yakni ketika sesuatu
yang sangat aneh disandarkan kepada musyabbah dan keanehan itu tidak lenyap sebelum
dijelaskan keanehan serupa dalam kasus lain.
Menjelaskan keadaan musyabbah yakni bila musyabbah tidak dikenal sifatnya sebelum
dijelaskan melalui tasybih yang menjelaskannya. Dengan demikian, tasybih itu memberikan
pengertian yang sama dengan kata sifat.
Menjelaskan kadar keadaan musyabbah yakni bila musyabbah sudah diketahui
keadaannya secara global lalu tasybih didatangkan untuk menjelaskan rincian keadaan itu.
Menegaskan keadaan musyabbah yakni bila sesuatu yang disandarkan kepada
musyabbah itu membutuhkan penegasan dan penjelasan dengan contoh.
Memperindah atau memperburuk musyabbah.

2. Majaz[26]
Majaz secara etimologi terbentuk dari kata jza al-syai yajzuhu (melampaui
sesuatu). Sedangkan secara terminology.
Majaz menurut al-Jurjani berarti nominal yang dimaksudkan untuk menunjuk sesuatu
yang bukan makna tekstual, karena adanya kecocokan antara keduanya (makna tekstual dan
kontekstual).[27]
2.1 Pembagian Majaz
a. Majaz Lughawi
Majaz Lughawi adalah ujaran yang digunakan untuk menunjuk sesuatu diluar makna
tekstual (dalam istilah percakapan) karena adanya korelasi (dengan makna kiasan), dengan
adanya indikasi yang melarang pemaknaan asli (tekstual).[28]
Majaz Lughawi dibagi lagi menjadi dua macam: Istiarah dan Majaz Mursal.
1) Istiarah
Istiarah adalah majaz dimana hubungan antara makna asli dengan makna kiasan bersifat
hubungan ke-serupa-an.
Istiarah dilihat dari segi penyebutan musyabbah dan musyabbah bih-nya dibagi lagi
menjadi dua macam[29]:
a) Al-Istiarah al-Tashrihiyyah: adalah istiarah yang diutarakan dengan tetap
menyebutkan kata-kata musyabbah bih-nya, contoh:
*
b) Al-Istiarah al-Makniyyah: adalah istiarah yang dibuang musyabbah bih-nya dan
digantikan dengan sesuatu yang lazim dengan itu, contoh:
*
Dilihat dari segi pengambilan kata-kata yang dijadikan istiarah, istiarah ada dua
macam, yaitu:
a) Istirah Ashliyyah : yaitu istirah yang mana kata-kata istiarah-nya berasal dari ism
jins (generik noun: kumpulan noun berupa sesuatu non-personal), contoh:

( : 1 )
b) Istirah Tabaiyyah: yaitu istirah yang kata-kata istiarah-nya diambil dari isim,
fiil ataupun huruf, contoh:
:(

11 )
Dilihat dari pengkiasan musyabbah dan musyabbah bih-nya, istiarah dibagi menjadi tiga
macam:
a. Al-Istiarah al-Murasysyahah: yaitu istirah yang disebutkan pengkiasan
pada musyabbah bih-nya, contoh:

:(

11 )
b. Al-istirah al-Mujarradah: yaitu istirah yang disebutkan pengkiasan pada musyabbah-
nya, contoh:
*
c) Al-Istirah al-Muthlaqah: yakni istirah yang tidak disebutkan pengkiasan
pasa musyabbah dan musyabbah bih-nya, ataupun disebutkan keduanya secara bersamaan,
contoh:

:(

71 )
2) Majz Mursal
Majz Mursal adalah majz dimana hubungan pemaknaannya tidak bersifat ke-serupa-an. Majz
mursal dilihat dari segi pengkiasannya dibagi ke dalam beberapa bentuk, diantaranya[30]:
a) As-Sababiyyah , contoh:
* ( )
b) Al-Musabbabiyyah, contoh:
( )
c) Al-Kulliyah, contoh:
( )
d) Al-Juz`iyyah, contoh:
( )
e) Itibr m kna, contoh:
( )
f) Itibr m yaknu, contoh:
( )
g) Al-Hliyah, contoh :
( )
h) Al-Mahalliyah, contoh:
( )
b. Majz Aqli
Majz aqli adalah majz yang menyandarkan fiil (verb) atau sejenisnya bukan kepada
pemaknaan yang sebenarnya karena adanya indikasi yang melarang pemakmaan yang
sebenarnya (tekstual)[31]. Ada beberapa model hubungan pengkiasan dalammajz aqli,
diantaranya:
1) Hubungan sebab akibat, contoh:

2) Hubungan waktu, contoh:

3) Hubungan tempat, contoh:

3. Al-Kinyah(metonymy[32])
Kinyah secara etimologi adalah sesuatu yang dibicarakan oleh seseorang namun maksudnya
lain. Secara terminologi, kinyahberarti ujaran yang dimaksudkan bukan untuk makna
sesungguhnya, namun diperbolehkan menggunaan makna sesungguhnya karena tidak adanya
indikasi yang melarang keinginan pemaknaan haqiq.[33]
Kinyah dilihat dari segi kedudukan kalimatnya dibagi menjadi tiga, yaitu[34]:
a) Berkedudukan sebagai sifat,contoh:
* :
b) Berkedudukan sebagai mausf, contoh:
*
c) Berkedudukan sebagai nisbat, contoh:
*

B.
a. Pengertian dilalah
Dilalah secara bahasa artinya menunjukan (tanda).
Secara istilah

Dilalah secara istilah adalah memahami suatu perkara dari perkara yang lain. (hilyatul lubbil
mashun: 134)
b. Pembagian dilalah
Dilalah wadiiyyah dibagi menjadi tiga, yaitu:




1. Dilalah muthobaqoh

Yaitu keberadaan suatu lafadz yang menunjukan kesempurnaan makna yang dicetak
untuknya.
2. Dilalah fadlommum

Yaitu keberadaan suatu lafadz yang menunjukan makna sebagian yang tercakup dalam
keseluruhan lafadz.
3. Dilalah iltizam

Yaitu keberadaan lafadz yang menunjukan pada perkara yang keluar dari maknanya, tetapi
selalu menetap padanya.

Anda mungkin juga menyukai