Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING

BERDASARKAN ILMU NAHWU-SHOROF SANTRI PONDOK


PESANTREN IHYAUL ULUM BABAT LAMONGAN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
Ahmad Nizar
Nim. 1113007

JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat
rahmad dan karuniaNya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan laporan proposal penelitian dengan judul

Analisis Kemampuan

Membaca Kitab Kuning Berdasarkan Ilmu Nahwu-Shorof Santri Pondok


Pesantren Ihyaul Ulum Babat Lamongan .
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar
dialahMuhammad SAW sang nabi yang terlahir seorang figur utama bagi
kehidupan manusia didunia dan menjadi tumpuan syafaat bagi kehidupan kelak.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ini tidak dapat terwujud
dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini
peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

DAFTAR ISI

2
COVER......................................................................................................................i
LATAR BELAKANG................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar belakang masalah...............................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan Penelitian.........................................................................2
D. Manfaat penelitian.......................................................................3
E. Penegasan Istilah.........................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................5
A. Kemampuan Membaca................................................................5
B. Kitab Kuning...............................................................................5
C. Nahwu dan Shorof.......................................................................6
D. Kerangka berfikir.........................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................8
A. Metode dan jenis penelitian.........................................................8
B. Lokasi penelitian.........................................................................8
C. Kehadiran peneliti.......................................................................9
D. Data dan sumber data..................................................................9
E. Teknik pengumpulan data............................................................10
F. Teknik analisis data.....................................................................12
G. Pengecekan keabsahan data.........................................................13
H. Tahap-tahap penelitian.................................................................14
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dewasa ini sudah semakin berkembang. Tidak hanya
pendidikan formal saja yang mendapat uot put yang handal, akan tetapi banyak
lembaga-lembaga pendidikan non formal yang bahkan sudah mengasilkan
sumber daya manusia yang handal pula. Hal ini merupakan bukti konkrit
bahwa tantangan bagi dunia pendidikan untuk segera menyiapkan diri dan
berlomba-lomba serta berkompetisi untuk mengasilkan outpun yang siap pakai
dimanapun dan kapanpun.
Pondok pesantren merupakan sebuah kehidupan yang memiliki ciriciri yang khusus yaitu mengenai kurikulumnya yang dibuat berfokus pada
ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu nahwu, sharraf, fiqih, hadits, tafsir,
alqur'an dansebagainya. Literatur ilmu yang memakai kitab-kitab klasik
tersebut dikenaldengan kitab kuning
Dalam tradisi pesantren, kitab kuning merupakan ciri dan identitas yang
hampir tidak bisa dilepaskan. Sebagai lembaga kajian dan pengembangan
ilmu-ilmu keislaman, pesantren menjadakan kitab kuning sebagai identitas
yang inheren dengan pesantren. Bahkan, sebagaimana ditegaskan oleh
martin van Bruisnessen, kehadiran pesantren malah hendak mentransmisikan
islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab kuning itu.
Kitab kuning memiliki keistimewaan tersendiri, karena pengajarannya dan
kitab kuning tentu yang membedakan dengan kitab lainya, yakni tidak adanya
harakat, atau disebut kitab gundhul, sehingga butuh ilmu yang mumpuni untuk
membacanya. Ilmu tersebut adalah ilmu alat, yaki ilmu nahwu dan shorof.

Artinya
shorof adalah ibu/induk segala ilmu, sedangkan nahwu adalah
bapaknya.
Kedua ilmu ini merupakan materi pengajaran pokok di pesantrenpesantren pada umumnya, disebabkan kedudukannya sebagai ilmu alat
(perantara) atau prasyarat untuk mampu menguasai (segi pembacaan dan
penulisan secara benar) dan mengungkap isi kandungan seluruh Kitab Kuning
yang sering disebut dengan kitab gundul Kedua ilmu tersebut haruslah
dikuasai agar dapat membaca kitab kuning.

Bedanya, ilmu shorof membahas suatu kata atau lafazh sebelum


masuk kedalam susunan kalimat, sedangkan ilmu nahwu adalah membahas
suatu kata atau lafazh ketika sudah masuk didalam susunan kalimat.
Oleh karena itu, penguasaan ilmu nahwu dan shorof sangat penting
dipelajari oleh santri untuk mencapai pemahaman dalam membaca dan
memaknai kitab kuning.
Menurut

pengamatan peneliti, penguasaan ilmu nahwu dan shorof

merupakan dasar yang sangat penting untuk menunjang kemampuan


membaca kitab kuning.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk

mengadakan

penelitiantentang Analisis Kemampuan Membaca Kitab Kuning Berdasarkan


Ilmu Nahwu dan Shorof di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Babat yang
bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan dalam membaca kitab kuning
berdasarkan kaidh-kaidah dalam ilmu nahwu dan shorof di Pondok Pesantren
Ihyaul Ulum Babat Lamongan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan di
atas maka yang menjadi pokok masalah maka dapat rumuskan :
1. Bagaimana penguasaan ilmu nahwu-shorof santri pondok pesantren Ihyaul
2.

Ulum Babat Lamongan?


Bagaimana kemampuan membaca kitab kuning di tinjau dari ilmu nahwushorof santri pondok pesantren Ihyaul Ulum Babat Lamongan?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penguasaan ilmu nahwu-shorof santi
2.

pondok pesantren Ihyaul Ulum Babat Lamongan.


Untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca kitab kuning di
tinjau dari ilmu nahwu-shorof santri pondok pesantren Ihyaul Ulum Babat
Lamongan

D. Manfaat Penelitian
Dengan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan:
1.

Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengelola pendidikan


tentang implikasi penguasaan nahwu-shorof santri terhadap pemahaman

dalam membaca kitab kuning.


2. Sebagai pengetahuan tentang penguasaan nahwu-shorof bagi santri sangat
berperan dalam memahami pelajaran kitab kuning, dan memberikan
motivasi pemikiran bagi santri dan ustadz tentang pentingnya pembelajaran
ilmu nahwu-shorof.
3. Penelitian
ini
juga
pengalaman dan

diharapkan

wawasan

penulis

berguna
sebagai

untuk
seorang

menambah
calon

guru

pendidikan agama islam, khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran


kitab kuning yang lebih mengutamakan pada aspek ilmu nahwu-shorof..
E. Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan pengertian yang benar dan untuk menghindari kesalah
pahaman judul peneliti ini, maka akan di uraikan secara jelas dan istilah-istilah
itu sebagai berikut:
1. Pengertian secara konseptual
a. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahsa yang tertulis
b. Kitab kuning adalah sebuah istilah yang disematkan kepada kitab-kitab
yang berbahasa Arab, yang biasa digunakan oleh beberapa pesantren atau
madrasah Diniyah sebagai bahan pelajaran
c. Ilmu nahwu dan shorof adalah ilmu tentang kaidah-kaidah dalam bahasa
arab.
2. Penegasan operasional
d.
Berangkat dari istilah-istilah diatas dapat dijelaskan bahwa analisis
kemampuan membaca kitab kuning ditinjau dari ilmu nahwu dan shorof
adalah untuk menyelidiki, menelaah dan menganalisis kemampuan santri
dalam membaca kitab kuning dimana penguasaan ilmu nahwu shorof ini
akan dianalisis melalui hasil tes yang telah dipersiapkan oleh peneliti
sedangkan kemampuan membaca kitab kuning di analisis menggunakan tes
membaca.
3

2
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.

x. BAB II
y. KAJIAN TEORI
z.
A. Kemampuan Membaca
aa. Kemampuan
adalah

kapasitas

seorang individu

untuk

melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan

adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan


seseorang1
ab. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati ) mendefenisikan
"kemampuan

sebagai

sendirinya berkaitan

suatu
dengan

efektif atau sangat berhasil".


ac.
Membaca hendaknya

dasar

seseorang

pelaksanaan
mempunyai

yang dengan

pekerjaan

secara

tujuan,

karena

seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih


memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. 2
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.3
ad.
Berdasarkan beberapa definisi diatas

dapat

ditari

kesimpulan bahwa, kemampuan membaca merupakan dasar untuk


menguasai berbagai bidang studi, karena kemampuan membaca dalam
suatu bidang studi melibatkan berbagai aspek termasuk aspek bahasa dan
kaidah-kaidahnya yang menjadi modal utama dalam penguasaan dalam
membaca kitab kuning. yaitu kitab Fathul Qorib.
ae.
B. Kitab Kuning
af.
Kitab Kuning adalah sebutan untuk kitab klasik bahan kajian
pokok dipesantren-pesantren. Julukan mengikuti warna kertas yang
digunakan. Bahkan, ketika cetakan baru kitab-kitab klasik menggunakan
kertas HVS
ag.
putih jernih, tetap saja dinamakan kitab kuning. Mungkin
disebabkan oleh isinya yang tidak berubah.
ah.
Hasil pemikiran para ulama islam abad pertengahan. Sebagian
besar merupakan bidang ilmu fiqih. Sebagian lagi dibidang aqidah,
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan Kemampuan diakses tanggal 27 Oktober
2016
2 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm.11
3 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, ( Bandung:
Angkasa, 2008), hlm 9.

akhlak, tasawwuf, tafsir dan hadits, sebagian besar ilmu kalam (teologi)
dan filsafat(mantik) yang hanya dipelaja pada tingkat tertentu secara tertutup.
ai. Pada dasarnya Kitab Kuning mempunyai arti sebagai istilah yang
diberikan kepada kitab yang berbahasa arab tanpa harakat dan arti yang
aj. biasanya kertasnya berwarna kuning
ak.
Isi yang dikaji kitab kuning hampir selalu terdiri dari dua
komponen: Pertama matan dan yang kedua komponen syarah. Matan
adalah isi inti yang akan dikupas oleh syarah, dalam lay outnya, matan
diletakkan diluar garis segi empat yang mengelilinga syarah.
al.
C. Ilmu Nawu-Shorof
am. Abul ilmi atau ayahnya ilmu merupakan sebutan yang diberikan
ulama ilmu nahwu, karena ilmu ini bertujuan menjaga kesalahan lisan dalam
mengucapkan kalam arab, serta sebagai istianah (lantaran) di dalam
memahami Al-Quran dan hadist. Ilmu nahwu juga dinamakan ilmu alat
karena semua ilmu agama seperti fiqih, tauhid, dan semua ilmu yang
berbahasa arab akan mudah memahaminya dengan lantaran ilmu nahwu.4
an. Sedangkan ilmu shorof adalah cabang ilmu pengetahuan yang
harus diketahui pertama kali oleh para pelajar agama, terutama pelajar
madrasah dan pondok pesantren karena ilmu shorof merupakan induk segala
ilmu sebab ilmu shorof itu melahirkan bentuk setiap kalimat sedangkan
kalimat itu menunjukkan bermacam-macam ilmu. Dengan mempelajari ilmu
shorof ini bertujuan untuk memahami dan mengkaji kandungan makna LaQuran dan Hadist.5
ao.
D. Kerangka Befikir
ap.Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini,
penulis menggunakan skema yang digambarkan pada gambar berikut:
4 M. Sholihuddin Shofwan, Pengantar Memahami Jurumiyyah,(Surabaya : Darul
Hikmah, 2007 )hlm.ii
5 H.M. Abdul Manaf Hamid, Pengantar Ilmu Shorof Istilahi Lughowi,( Surabaya:
PP.Fathul Mubtadiin, 1993) hlm. iii
2

aq.
ar.
as.
at.
au.
av.
aw.
ax.
ay.
az.
ba.
bb.
bc.
bd.
be.
bf.
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
bl.
bm.
bn.
bo.
bp.

SANTRI

PENGUASAAN ILMU NAHWU SHOROF

bq.
br.
bs.

MAMPU MEMBACA KITAB KUNING

bt. BAB III


bu. METODE PENELITIAN
bv.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
bw.
Rencana penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan
tingkat

pemahaman

siswatentang persamaan garis lurus. Rencana

penelitian ini lebih menekankan pada proses aktifitassiswa


menyelesaikan

soal-soal

persamaan garis lurus.

dimaksudadalah

kegiatan

siswa

dalam

dalam

Proses

menyelesaikan

yang

soal-soal

persamaan garis lurus. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama yang


merencanakan,

merancang

melaksanakan,

mengumpulkan

data,
3

menganalisis data, menarik kesimpulan dan menyusun laporan penelitian.


Berdasarkan karakteristik tersebut maka pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kualitatif.
bx.
2. Jenis Penelitian
by.

Penelitian ini dirancang untuk memperoleh informasi

tentang suatu gejala pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian ini


berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan tingkat pemahaman
siswa tentang konsep persamaangaris lurusberdasarkan gaya

belajar

model STIFIn. Oleh karena itu dalampenelitian kualitatif ini digunakan


jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptifadalah penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi
pada

saat

sekarang.Tujuan

dari

penelitian

deskriptif

adalah

menggambarkan secara sistematis fakta karakteristik objek atau subjek


yang diteliti secara tepat.
bz.
B. Lokasi Penelitian
ca.Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pondo
Pesanten Ihyaul Ulum yang berlokasi di

cb.Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa di pondok


pesantren Ihyaul Ulum belum pernah

diadakan

penelitian tentang analisis

kemampuan mebaca ktab kuning berdasarkan ilmu nahwu-shorof. Untuk subjek


penelitian dalam penelitian ini adalah santi
cc.
C. Kehadiran Peneliti
cd.
Pelaksanaan penelitian ini menuntut kehadiran peneliti di lokasi
penelitian, karena peneliti sebagai instrumen utama (kunci). Peneliti sebagai
instrumen utama bertindak

sebagai pengamat, pemberi

tes,

pewawancara,

pengumpul data, sekaligus menyusun laporan dan kesimpulan atas temuannya dari
hasil penelitian.6
ce.
Karena itu kehadiran peneliti tidak bisa diwakilkan oleh orang lain
dalam menyeleksi data-data yang relevan agar terjamin keabsahannya. Peneliti
harus mampu menetapkan langkah-langkah penelitian yang tepat sesuai dengan
fakta yang ada di lokasi penelitian sehingga data-data yang didapatkan nanti
benarbenar mampu mewakili subjek penelitian dan sesuai dengan tujuan penelitian.
cf.
D. Data dan Sumber Data
1. Data
cg.
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan
untuk menyusun suatu informasi .7 Data dalam penelitian ini berasal dari hasil
tes, wawancara, hasil pengamatan (observasi) yang diolah sedemikian rupa
sehingga dapat diketahui gambaran tingkat kemampuan santri dalam membaca
kiab kuning berdasarkan ilmu ahwu-shrof.
2. Sumber Data
ch.
Sumber data diartikan sebagai sumber subjek dari mana data
dapat diperoleh. Dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber sangat
penting.

Bukan

hanya

sekedar memberi respon melainkan juga sebagai

pemilik informasi. Informan atau orang yang

memberi informasi

dalam

penelitian kualitatif disebut sebagai subjek penelitian, karena ia bukan saja


sebagai sumber data, melainkan juga aktor yang ikut menentukan berhasil
tidaknya suatu penelitian berdasarkan informasi yangdiberikan.

6Sugiyono, MemahamiPenelitian Kualitatif, ( Bandung: ALFABETA, 2012), hlm. 60


7Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta,2002), hlm.96

10

ci.

Sumber data dalam penelitian

ini adalah santri kelas

VII

MADIN Ihyaul Ulum Babat Lamongan. Dari subjek penelitian ini nantinya
akan ditentukan subjek wawancara. Pemilihan subjek wawancara ini ditentukan
berdasarkan respon jawaban tes siswa pada tes tertulis dan lisan, serta
pertimbangan ustadz mata pelajaran fahul Qorib kelas VII MADIN hyaul
Ulum Babat Lamongan.
cj.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
ck.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang
dapatdigunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.8 Dalam hal ini
peneliti menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
a. Metode Tes
cl.
Tes merupakan pertanyaan-pertanyaan atau

masalah

yang

diberikan padaseseorang untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat


menunjukkan kemampuan dan karakteristik dari seseorang itu.9
b. Metode Wawancara
cm.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu.

Percakapan inidilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer)


yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu.10


c. Metode Observasi
cn.

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung


perilaku -perilaku siswa.11
d. Metode Angket

8Sanapiah Faisal, Metodologi Penelitian dan Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,


1982), hlm. 176
9 Tatag Yuli Eko Siswono. Penelitian Pendidikan Matematika. (Surabaya: Unesa
University Press, 2010), hlm.69-70
10 Lexy J.Moleong. Metodologi Penelitian, hlm.186
11 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.219-220

10

co.

Angket adalah suatu daftar pertanyaan-pertanyaan atau isian yang

sudah terdapat jawaban yang dibakukan.12

12Tatag Yuli Eko Siswono, Penelitian Pendidikan,hlm.73

11

2. Instrumen Pengumpulan Data


3.
Dalam penelitian

kualitatif

instrumen

utamanya

adalah

peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas,


maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang
diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah
ditemukan melalui observasi dan wawancara.13 Dalam rencana penelitian ini
instrumen yang digunakan antara lain:
a. Soal Tes
4.
Tes merupakan seperangkat soal-soal, pertanyaan-pertanyaan,
atau masalah yang diberikan kepada seseorang

untuk

mendapatkan

jawaban-jawaban yang dapat menunjukkan kemampuan atau karakteristik


dari seseorang itu.
b. Pedoman Wawancara
5.
Pedoman wawancara merupakan pedoman peneliti dalam
mewawancarai subjek penelitian untuk menggali informasi sebanyakbanyaknyak tentang apa, mengapa, dan bagaimana yang berkaitan dengan
permasalahan yang diberikan. Pedoman

ini

merupakan garis

besar

pertanyaan-pertanyaan peneliti yang akan diajukan kepada subjek


penelitian.
c. Pedoman Observasi
6.
Pedoman

observasi

merupakan

pedoman

peneliti

dalam

melakukan observasi atau pengamatan tentang segala sesuatu yang


berkaitan dengan subjek penelitian untuk menggali informasi sebanyakbanyaknya yang mampumemberikan keterangan tambahan.
d. Soal Tes
7.
Tes merupakan seperangkat soal-soal, pertanyaan-pertanyaan,
atau masalah yang diberikan kepada seseorang

untuk

mendapatkan

jawaban-jawaban yang dapat menunjukkan kemampuan atau karakteristik


dari seseorang itu.
e. Pedoman Wawancara
8.
Pedoman wawancara merupakan pedoman peneliti dalam
mewawancarai subjek penelitian untuk menggali informasi sebanyak-

13Sugiyono, Memahami, hlm. 61

12

9.

banyaknyak tentang apa, mengapa, dan bagaimana yang

berkaitan dengan permasalahan yang diberikan. Pedoman ini merupakan


garis

besar pertanyaan-pertanyaan peneliti yang akan diajukan kepada

subjek penelitian.
f. Pedoman Observasi
10.
Pedoman

observasi

merupakan

pedoman

peneliti

dalam

melakukan observasi atau pengamatan tentang segala sesuatu yang


berkaitan dengan subjek penelitian untuk menggali informasi sebanyakbanyaknya yang mampumemberikan keterangan tambahan.
g. Angket
11.
Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup. Angket
tertutup adalah angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban
lengkap sehingga responden hanya memberi tanda pada

jawaban yang

dipilih.
h. Catatan Lapangan
12.
Catatan lapangan dilakukan untuk memperoleh hal-hal yang
terjadi selama penelitian yang tidak terekam dalam proses wawancara dan
pengamatan.
13.
F. Teknik Analisis Data
14. Dalam hal analisis dat kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudahdifahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.14
15.

Analisis

data

dilakukan

dengan

mengorganisasikan

data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola,


memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Selanjutnya data

yang terkumpul

tersebut dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi
data

(Data

Reduction),

penyajian

data

(Data

Display),dan

penarikan

kesimpulanatau verifikasi.15
1. Reduksi Data (Data Reduction)
16. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
14Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 88
15Ibid,...hlm. 91

13

17. membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data
18.
reduksi

data

Penyajian data merupakan proses pengorganisasian data hasil


dalam

pola

hubungan

yan

mudahdipahami.

Dalam

penelitiankualitatif penyajan data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,


bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
19.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas dapat berupa hubunga kausal atau
interaktif, hipotesi, teori.
20.
G. Pengecekan Keabsahan Data
21.
Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini, digunakan
teknik kriteria derajat kepercayaan, yaitu: (1) perpanjanggan keikutsertaan, (2)
ketekunan atau keajegan pengamatan, (3) triangulasi, dan (4) pemeriksaan atau
pengecekanteman sejawat.16
1. Perpanjangan keikutsertaan
22. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti

tinggal di lapangan

penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.


2. Ketekunan atau keajegan pengamatan
23. Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
denganberbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau
tentatif.
3. Triangulasi
24. Triangulasi

adalah

memanfaatkan sesuatu

teknik

yang lain,

pemeriksaan
di

luar

data

keabsahan
itu

untuk

data

yang

keperluan

pengecekan atau sebagaipembanding terhadap data itu. Triangulasi ini


dilakukan dengan cara menggabungkan atau membandingkan data-data yang
telah terkumpul sehinggadata yang diperoleh benar-benar absah dan
objektif.

16 Lexy J.Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung-PT Remaja


Rosdakarya:2011), hlm.327-334

14

4. Pemeriksaan atau pengecekan teman sejawat


25. Teknik ini merupakan suatu cara mengekspos hasil sementara atau
hasilakhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi atau lainnya dengan
mengumpulkan teman sebaya yang mempunyai pengetahuan tentang suatu
kegiatan penelitian.
26.
H. Tahap-tahap Penelitian
27.

Secara umum tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


1. Tahap Persiapan
a. Meminta surat permohonan izin penelitian kepada Dekan Fakultas
UNIPDU Jombang,
b. Konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menyusun dan memperbaiki proposal penelitian,
b. Pengamatan kegiatan pembelajaran siswa pada materi persamaan garis lurus,
c. menyusun instrumen pengumpulan data,
d. melakukan validasi instrumen. Instrumen yang divalidasi adalah soal
tertulis,pedoman wawancara, dan pedoman observasi,
e. memperbaiki instrumen,
f. menetapkan jadwal penelitian,
g. memberikan tes tertulis penguasaan Ilmu nahwu dan tes membaca kitab
kuning (Fathul Qorib) kepada santri yang menjadi yang menjadi subjek
penelitian,
h. menentukan subjek wawancara,
i. mengumpulkan seluruh data dari lapangan berupa tes tertulis,

dokumen

pengamatan, transkip wawancara, foto-foto atau dokumentasi yang


j.
k.
l.
m.
n.

berhubungan dengan pelaksanaan penelitian,


melakukan analisis terhadap seluruh data yang telah dikumpulkan,
Membahas hasil analisis data,
menarik kesimpulan dari hasil penelitian,
menyusun laporan,
meminta surat bukti kepada Kepala MADIN Pondok Pesantren Ihyaul Ulum
bahwa telah melakukan penelitian di lembaga yang beliau pimpin.

28. DAFTAR RUJUKAN


29. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
30. Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
31. Moelong, L, J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
32.
Rosdakarya
33. Siswono, Tatag Yuli Eko. 2010. Penelitian Pendidikan Matematika. Surabaya:
Unesa University Press
34. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta
35. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
36.

Bandung: Remaja Rosdakarya

37. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi
Aksara
38. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
39. Shofwan, M. Sholihuddin. 2007. Pengantar Memahami Jurumiyya.,Surabaya :
Darul Hikmah
40.

Hamid, M. Abdul Manaf. 1993. Pengantar Ilmu Shorof Istilahi Lughowi.


Surabaya: PP.Fathul Mubtadiin

41.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan

42.

15

Anda mungkin juga menyukai