Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ISLAM ASIA TENGGARA

Tentang:
ISLAMISASI DI SUMATERA DAN PULAU PULAU DISEKITAR
NYA
Dosen Pengampu:
Ust. Fauzi, S.Sos, MA

Disusun Oleh:

Program Studi : Ilmu Al-Qur'an Dan Tafsir

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN


(STIQ) KEPULAUAN RIAU
Alamat: Jl. Dr. Sutomo Sekupang Batam – Provinsi Kepulauan Riau
Telp. (0778) 324669 Fax. (0778) 326505 Email. STIQ_Kepri@yahoo.com

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji dan syukur penulis ucapkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Dan yang telah menghasilkan pemikiran sehingga penulis dapat
menulis dan menyelesaikan makalah ini yang materinya “Islamisasi di
Sumatera dan pulau – pulau disekitarnya”.
Dan shalawat berserta salam kita haturkan kepada nabi
Muhammad SAW dengan mengucapkan Allahumma Shalli’ala
Muhammad Wa’alaaihi Saydina Muhammad yang telah memberantas
kebatilan dipermukaan bumi ini.
Makalah ini disusun untuk keperluan presentasi di kampus
dalam mata kuliah Islam Asia Tenggara dan diharapkan dapat menjadi
panduan kami dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Adapun
materi yang terkandung dalam makalah ini bersumber dari buku-buku
Sejarah Islam dan beberapa website. Meskipun awalnya hanya untuk
keperluan presentasi kami, namun makalah ini dapat menjadi panduan
mahasiswa lain dalam mata kuliah mengenai “Islamisasi di Sumatera
dan pulau – pulau disekitarnya”.
Walaupun makalah ini dibuat secara kelompok dan bersumber
dari berbagai buku dan website yang berkenaan dengan Islam Asia
Tenggara namun kami sangat menyadari kemungkinan terdapat
kesalahan mengenai isi maupun cara penulisannya, oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis meminta maaf dan mengharapkan
koreksi dari dosen, teman-teman serta pembaca yang budiman, semoga
makalah ini bermanfaat.

Batam, Oktober 2022


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................  i
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah masuknya islam di Sumatera .................................. 2
B. Perkembangan islam di Sumatera .............................................. 3
C. Bukti peninggalan sejarah Islam di Sumatera ...................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 7
B. Saran ................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Masuknya kerajaan-kerajaan Islam di tanah diperkirakan telah berlangsung
sekitar abad ke 13 hingga abad ke 16. Maraknya perdagangan antara pedagang
muslim dari berbagai daerah seperti Arab, Maroko, Persia, Tiongkok dan lain-lain
menjadikan masyarakat Indonesia saat itu mudah berbaur dengan para pedagang
muslim.

Kegiatan perdagangan ini makin membuat agama Islam tersebar dengan


pesat hingga ke berbagai daerah seperti Jawa, Maluku, Sulawesi hingga Sumatera.
Kehadiran agama Islam di Nusantara juga mulai menyentuh berbagai aspek
kehidupan masyarakat kala itu. Aturan-aturan hidup yang berlandaskan nilai-nilai
Islam mulai diimplementasikan dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat.

Proses masuknya Islam di Nusantara sebenarnya tidak tersiar secara


bersamaan. Tiap daerah memiliki periode yang berbeda-beda saat Islam masuk di
wilayahnya. Menurut para sejarawan Islam, Sumatera merupakan tempat yang
menjadi awal mula masuknya Islam di nusantara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Sumatera?
2. Bagaimana perkembangan Islam di Sumatera?
3. Apa saja peninggalan – peninggalan Islam di Sumatera?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang menjadi
tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah masuknya Islam di Sumatera
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Islam di Sumatera.
3. Untuk mengetahui apa saja peninggalan – peninggalan Islam di Sumatera.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam di Sumatera


Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Maschi, yang pada waktu itu di
Sumatera telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683-1030 M) yang menjadikan
Islam masuk ke daerah itu sedikit mengalami kesulitan, dan pada waktu itu kerajaan
Sriwijaya mendapat serbuan dari India, maka kesempatan itu digunakan untuk
menyebarkan Islam bagi daerah daerah. Islam di Sumatera khususnya Aceh
dipercaya sebagai cikal-bakal penyebaran Islam di Nusantara. Penyebaran Islam
dilakukan oleh para saudagar Arab yang hilir mudik berdagang dari Mesir, Persia,
Gujarat ke Cina melalui Barus-Fansur yang dipastikan terletak di ujung barat pulau
Sumaterà. Adalah Barus, yang disinyalir sebagai perkampungan Islam tertua di
Nusantara. Disini ditemukan Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman
Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis bahwa Syaikh Rukunuddin wafat tahun
672 Maschi dan terdapat pula makam Syaikh Ushuluddin yang panjangnya kira-kira
7 meter. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus sudah ada pada
era itu. Para pembawa Islam datang langsung dari Semenanjung Arabia yang
merupakan utusan resmi Khalifah atau para pedagang Islam yang memang telah
memiliki hubungan perdagangan dengan Aceh, sebagai dacrah persinggahan dalam
perjalanan menuju Cina. Hubungan yang sudah terbina sejak lama, yang melahirkan
asimiliasi keturunan Arab-Aceh di sekitar pesisir ujung pulau Sumatera, telah
memudahkan penyiaran Islam.
Islam telah berkembang di Aceh scjak abad VII. Keberadaannya dibawa oleh
para saudagar Islam Arab dan bukan merupakan misi khusus penyebaran agama
Selain dari perdagangan masuknya islam ke daerah Sumatera juga dipengaruhi oleh
kerajaan kerajaan yang ada di Sumatera dan dakwah dakwah dari wali-wali atau
ulama yang ada pada saat itu. Dari Kesultanan Aceh inilah kemudian pengaruh
Islam menyebar keseluruh Nusantara. Bukti-bukti penyebaran kebudayaan Islam
masih dapat kita jumpai hingga kini, diantaranya adalah masjid dan makam-makam.
Kedatangan agama Islam pertama kali di Indonesia melalu Barus sebuah
daerah yang terletak di Pantai Barat Sumatera pada abad ke-7 yang pada waktu itu si
Sumatera telah berdiri Kerajaan Sriwijaya yang bercorak Buddha. Selanjutnya
dikembangkan ke wilayah Aceh dan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.
Pembawa agama Islam ke Indonesia adalah para pedagang dari Gujarat dan orang-
orang Persia, kemudian orang-orang Arab.
Islam di Sumatera Dalam buku Sejarah Politik dan Kekuasaan (2019) karya
Tappil Rambe dkk, pada abad ke-7, Barus sudah tersohor hingga Eropa dan Timur
Tengah karena penghasil kapur barus dan rempah-rempah. Pada akhir abad itu,
pedagang Arab mulai menjejakan kakinya di pelabuhan Barus untuk melakukan
perdagangan dan penyebaran agama Islam. Setelah Islam masuk di Sumatera Utara,
orang Sumatera lebih terbuka untuk berinteraksi kepada para pedagang. Para
pedagang Arab kemudian menikah dengan wanita lokal dan memiliki keturunan.
Dari situ sehingga terbentuklah komunitas muslim. Islam diterima baik di Sumatera
Utara, karena tidak memandang kasta layaknya agama Hindu-Buddha. Kemudian
karena baiknya hubungan baik antara masyarakat lokal dengan para ulama yang
datang dari negara Arab.
Setelah masuknya Islam, perkembangan selanjutnya dilakukan oleh Kerajaan
Aceh terhadap beberapa kerajaan di Sumatera dan wilayah lain. Sebelum masuknya
Islam ke Sumatera, penduduk Sumatera sudah terlebih dahulu memeluk agama
Hindu dan sebagian menganut agama parmalin. Kemudian berkembang ke Lamuri
(Banda Aceh), Aru, dan baru ke Pasai. Sumber tersebut dibuktikan dengan adanya
batu nisan yang ada di Kota Rentang, Barus. Dari periode temuan itu dipastikan
jenis batu nisan di Kota Rentang sudah digunakan sejak abad ke-13 M. Maka daerah
Kota Rentang, Hamparan Perak sudah menjadi kawasan penting sejak abad itu.
Selanjutnya Kerajaan Aru/Haru sudah dipastikan sebagai kerajaan Islam sejak
pertengahan abad ke-13 M. Hal itu didasarkan pada jenis batu nisan di Kota
Rentang, hikayat raja-raja Pasai, sejarah Melayu atau kunjungan Marcopolo pada
1292. Bahwa penguasa Aru, Sultan Husin menjadi bukti jika Kerajaan Aru telah
beragama Islam.

B. Perkembangan Islam di Sumatera.


Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia Tenggara tidak berada dalam
satu waktu yang bersamaan, melainkan berlangsung selama berabad-abad, dan tidak
merata di seluruh tempat. Kondisi wilayah-wilayah di Asia Tenggara pada saat
itupun berada dalam situasi politik dan kondisi sosial budaya yang berbeda-beda.
Misalnya, pada paruh kedua abad ke-13 M, para penguasa di Sumatera Utara (di
Aceh yang sekarang ini) sudah menganut Islam. Pada saat yang samahegemoni
politik di Jawa Timur masih di tangan raja-raja beragama Syiwa dan Budha di
Kediri dan Singasari. Ibu kota Majapahit, yang pada abad ke-14 sangat penting,
pada waktu itu belum berdiri. 16 Begitu pula kerajaan Islam Demak baru berdiri
bersamaan dengan melemahnya kekuasaan Majapahit. Karena itu tidaklah mudah
untuk menjawab “kapan, dimana mengapa, dan dalam bentuk apa” Islam mulai
menimbulkan dampak pada masyarakat Asia Tenggara untuk pertama kalinya.
Banyak peneliti yang mengatakan bahwa Islam telah datang ke Asia
Tenggara sejak abad pertama Hijrah (7M), seperti diyakini oleh Arnold. Ia
mendasarkan pendapatnya ini pada sumber-sumber Cina yang menyebutkan bahwa
menjelang akhir perempatan ketiga abad ke-7 seorang pedagang Arab menjadi
pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera. Sebagian
orang-orang Arab ini dilaporkan melakukan perkawinan dengan wanita lokal,
sehingga membentuk nukleus sebuah komunitas Muslim yang terdiri dari orang-
orang Arab pendatang dan penduduk lokal. Menurut Arnold, anggota-anggota
komunitas Muslim ini juga melakukan kegiatan-kegiatan penyebaran Islam.
Pendapat yang sama juga ditegaskan oleh J. C. van Leur, bahwa koloni-koloni Arab
Muslim sudah ada di barat laut Sumatera, yaitu Barus, daerah penghasil kapur barus
terkenal sejak tahun 674 M. Pendapatnya ini didasarkan pada cerita perjalanan para
pengembara yang sampai ke wilayah Asia Tenggara.
Catatan Cina juga menyebutkan bahwa di masa dinasti Tang, tepatnya pada
abad ke-9 dan 10M, orang-orang Ta-Shih sudah ada di Kanton (Kan-fu) dan
Sumatera. Ta- Shih adalah sebutan untuk orang-orang Arab dan Persia, yang ketika
itu jelas sudah menjadi Muslim. Terjalinnya hubungan dagang yang bersifat
internasional antara negara-negara di Asia bagian barat dan timur agaknya
disebabkan oleh kegiatan kerajaan Islam di bawah pemerintahan Bani Umayyah di
bagian barat dan kerajaan Cina zaman dinasti Tang di Asia bagian Timur serta
kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara. Berbeda dengan pandangan Arnold, menurut
Taufik Abdullah, belum ada bukti bahwa pribumi Nusantara di tempat-tempat yang
disinggahi oleh para pedagang Muslim itu sudah menganut agama Islam. Adanya
koloni yang terdiri dari para pedagang Arab itu karena mereka berdiam di sana
untuk menunggu musim yang baik untuk berlayar.

Proses konversi Islam di kalangan pribumi Asia Tenggara baru terjadi pada
masa berikutnya. Seperti dikemukakan Azra “Mungkin benar bahwa Islam sudah
diperkenalkan ke dan ada di Nusantara pada abad-abad pertama Hijri, sebagaimana
dikemukakan Arnold dan dipegangi banyak sarjana Indonesia-Malaysia, tetapi
hanyalah setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata. Karena itu proses
islamisasi nampaknya mengalami akselerasi antara abad ke-12 dan ke-16.”

Seperti tergambar secara implisit dalam uraian di atas, Islam di Asia


Tenggara pada awalnya diperkenalkan melalui hubungan dagang dan perkawinan.
Para pedagang Muslim Arab diyakini menyebarkan Islam sembari melakukan
perdagangan di wilayah ini. Para pedagang Muslim tersebut juga melakukan
perkawinan dengan wanita lokal. Dengan pembentukan keluarga Muslim ini, maka
komunitas-komunitas Muslimpun terbentuk, yang pada gilirannya memainkan andil
besar dalam penyebaran Islam. Selanjutnya dikatakan, sebagian pedagang ini
melakukan perkawinan dengan keluarga bangsawan lokal sehingga memungkinkan
mereka atau keturunan mereka pada akhirnya mencapai kekuasaan politik yang
dapat digunakan untuk penyebaran Islam. Namun A.H. Johns meyakini bahwa kecil
kemungkinan para pedagang itu berhasil mengislamkan jumlah penduduk yang
besar dan signifikan. Karena itu ia berpendapat bahwa adalah para sufi pengembara
yang terutama melakukan penyiaran Islam di kawasan ini. Para sufi ini berhasil
mengislamkan sejumlah besar penduduk Asia Tenggara setidaknya sejak abad ke-
13M, sehingga pengaruh Islam kelihatan lebih nyata. Hal ini disebabkan oleh karena
para sufi tersebut menyampaikan Islam dengan cara yang menarik, antara lain
dengan menekankan kesesuaian dan kontinuitas antara budaya dan praktik
keagamaan lokal dengan Islam ketimbang melihat perbedaan dan perubahan dalam
kepercayaan dan praktik keagamaan. Misalnya memperkenalkan Islam dengan
nuansa tasawuf seperti mengajarkan teosofi sinkretik yang kompleks yang umumnya
dikenal baik oleh masyarakat pribumi, yang mereka tempatkan ke bawah ajaran
Islam, atau yang merupakan pengembangan dari dogma-dogma pokok Islam. Para
sufi ini juga menguasai ilmu magis, dan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan.
Mereka siap memelihara kesinambungan dengan masa silam, dan menggunakan
istilah-istilah dan unsur-unsur kebudayaan pra-Islam dalam konteks Islam.
Selain itu, mengapa Islam dapat diterima dengan mudah sebagai agama,
antara lain karena Islam mengajarkan toleransi dan persamaan derajat di antara
sesama, sementara ajaran Hindu menekankan perbedaan derajat manusia. Ajaran
Islam ini sangat menarik perhatian penduduk lokal.

C. Peninggalan sejarah Islam di Sumatera.


Peninggalan sejarah islam di Sumatera Dikutip situs Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Barus disinyalir sebagai
perkampungan Islam tertua di Nusantara. Masuknya Islam ke Indonesia khususnya
Barus melalui berbagai macam cara, seperti perdagangan, pernikahan dan tasawuf.
Di sana banyak ditemukan sebuah makam kuno di komplek pemakaman Mahligai,
Barus. Dalam batu nisan tertulis bahwa Syaikh Rukunuddin wafat pada 672 M.
Terdapat juga makam Syaikh Ushuluddin yang panjangnya kira-kira 7 meter. Batu
nisan penguasa pertama Kerajaan Samudera Pasai berangka tahun 696 Sultan Malik
Al Saleh. Ini merupakan bukti utama wangsa muslim di kawasan Indonesia-Malaya.
Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas muslim di Barus sudah ada pada era itu.
Selain dari perdagangan masuknya Islam ke daerah Sumatera juga dipengaruhi oleh
kerajaan- kerajaan yang ada di Sumatera. Serta dakwah dakwah dari wali-wali atau
ulama yang ada pada saat itu. Dari Kesultanan Aceh inilah kemudian pengaruh
Islam menyebar keseluruh Nusantara. Bukti-bukti penyebaran kebudayaan Islam
masih dapat dijumpai hingga kini, diantaranya adalah masjid dan makam-makam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa islam masuk ke sumatera
Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia Tenggara tidak berada dalam satu
waktu yang bersamaan, melainkan berlangsung selama berabad-abad, dan tidak
merata di seluruh tempat dikarenakan kondisi wilayah-wilayah di Asia Tenggara
pada saat itupun berada dalam situasi politik dan kondisi sosial budaya yang
berbeda-beda.
Kemudian Islam masuk ke Sumatera pada abad ke-7 Masehi, yang mana
pada waktu itu di Sumatera telah berdiri kerajaan Budha di Sriwijaya (683-1030 M).
Kondisi itu yang menjadikan Islam masuk ke daerah itu sedikit mengalami
kesulitan, dan pada waktu itu kerajaan Sriwijaya mendapat serbuan dari India, maka
kesempatan itu digunakan untuk menyebarkan Islam bagi daerah-daerah
disekitarnya.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/26/182500369/perkembangan-dan-
peninggalan-islam-di-sumatera?page=all
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/masuk-dan-berkembangnya-islam-
di-sumatera/
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-kerajaan-islam-di-sumatera/

buku sejarah islam di

Anda mungkin juga menyukai