Anda di halaman 1dari 16

MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA

Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sejarah Peradaban Islam 2

DisusunOleh :
Nikmatil Islamiyah Maghfiroh (07020520054)
Nur Atik Azkiyah (07020520055)
Nurul Fadlillah (07020520056)

Dosen Pengampu :
Kholik, S.Ag, M.HI.

PROGRAM STUDI ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan kenikmatan kepada kami
sehingga kami bisa mengerjakan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongan dan perlindungan-Nya tentu kami tidak akan bisa melakukan apapun.
Sehingga sudah sepatutnya kita mengucapkan rasa syukur ini kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan nkmat kepada kita semua.
Sholawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kita dari zaman jahiliyah menuju jalan yang lurus.
Tidak lupa juga kita ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu matakuliah
Fiqh ini. Karena beliau telah membimbing kita sehingga kita bisa mennyelesaikan
makalah fiqih yang berjudul Haji dan Umroh ini.

Surabaya, 9 Mei 2021

Kelompok VIII

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
A. Teori Masuknya Islam ke Nusantara ............................................................................ 2
B. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia .......................................................................... 3
C. Jalur Islamisasi di Nusantara......................................................................................... 6
BAB III: PENUTUP ............................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia,
karena hampir 87 persen penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Hal
ini dikarenakan penyebaran agama Islam di nusantara yang cukup aktif dari pulau
Sumatera hingga ke Sulawesi dan Maluku sejak ratusan tahun yang lalu dan
puncak penyebaran agama Islam terjadi pada masa walisongo.
Sebagai Negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejarah panjang
tentang bagaimana agama Islam masuk ke Indonesia. Mulai dari awal mula
masuknya Islam ke Indonesia hingga menjadi agama dengan pemeluk terbesar di
nusantara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori masuknya Islam ke Nusantara?
2. Bagaimana Sejarah masuknya Islam ke Nusantara?
3. Apa saja jalur Islamisasi di Nusantara?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan teori masuknya Islam ke Nusantara.
2. Untuk menjelaskan sejarah masuknya Islam ke Nusantara.
3. Untuk memahami jalur masuknya Islam ke Nusantara.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. TeoriMasuknya Islam ke Nusantara


1. Teori Gujarat
Teori Gujarat dikemukakan oleh beberapa ahli, ada diantranya merupakan
sarjana Belanada yaitu Pijnappel, Snouck Hurgronje dan Moqutte. Teori ini
mengungkapkan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-12 M. Teori
Gujarat mengatakan bahwasannya Islam datang ke Nusantara bukan berasal
dari Persia maupun Arab, melainkan Isalam datang ke Nusantara dari oraang-
orang Arab yang bermigrasi.
Teori Gujarat ini mendasarkan pendapatnya melalui teori batu nisan dan
teori mazhab. Seperti ditemukannya bentuk nisan pada makam-makam baik di
Samudra Pasai, Semenanjung Malaya dan Gresik yang memiliki bentuk batu
Nisan yang sama dengan di Pasai.
2. Teori Persia
Teori ini mengungkapkan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13
M di Sumatra. Teori ini mendasarkan pendapatnya Pada persamaan budaya
yang berkembang di kalangan masyarakat Islam Nusantra dengan bydaya di
Persia. Seperti perayaan 10 Muharram.
3. Teori Arab
Teori Arab mengatakan Islam masuk ke Nusantara diperkirankan berasal
dari Timur Tengah, yang tepatnya berasal dari Arab. Menurut Buya Hamka,
Islam sudah menyebar ke Nusantara pada abad ke-7 M. Hamka membuktikan
bahwa masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-7 M yaitu dnegan naskah
kuno dari Cina yang menyebutkan bahwa sekelompok bangsa Arab telah
bermukim di kawasan Pantai Barat Sumatra pada tahun 625 M.Dikawasan yang

2
pernah dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya itu juga ditemukan nisan kuno bertulis
nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 M.
4. Teori Cina
Ajaran Islam berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang, dibawa oleh
panglima muslim dari kekhalifahan di Madinah semasa era khalifah Usman bin
Affan, yakni Saad bin Abi Waqqash.
Jean A. Berlin dalam bukunya menyebutkan bahwa relasi pertama antar Cina
dan orang-orang Islam Arab pada tahun 713 M. Diyakini bahwa Islam masuk
ke Nusantara bersamaan dengan migrasi orang-orang Cina ke Asia Tenggara.
Mereka memasuki wilayah Sumatera bagian Selatan Palembang pada abad ke-9
M.

B. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia


Banyak catatan-catatan yang menyebutkan bagaimana awal mula Islam masuk
ke Indonesia, kemudian siapa yang membawanya, bagaimana pengaruhnya
terhadap masyarakat di nusantara dan lainnya. Bahkan catatan Islam masuk ke
Indonesia terdiri dari berbagai teori yang masing-masing teori juga menyimpulkan
bukti serta pendapatnya.
Misalnya saja catatan dari Cina yang menyebutkan Islam masuk ke Indonesia
pada masa abad ke-7 atau tahun 700 Masehi. Dimana pada masa itu merupakan
masa perdagangan antar negri dan jalur nusantara ini juga merupakan jalur yang
strategis untuk pelayaran perdagangan pada masa itu.
Pulau Sumatera juga menjadi wilayah di nusantara yang menerima
penyebaran agama Islam terlebih dahulu dibandingkan dengan pulau lainnya atau
daerah lainnya. Pulau Sumatera menjadi daerah yang pertama mendapat
penyebaran agama Islam dikarenakan posisi pulau Sumatera yang dekat dengan
selat Malaka yang pada masa itu merupakan pusat bisnis atau pusat perdagangan.
Di selat Malaka ini banyak terdapat pedagang dari seluruh penjuru negri dan
salah satunya adalah pedagang yang berasal dari Timur Tengah seperti Arab dan

3
Persia. Pedagang dari Timur Tengah tidak hanya berdagang namun juga sambil
menyebarkan agama Islam di nusantara.
1. Demografi
Demografi persebaran umat Islam di Indonesia banyak berada di
wilayah Indonesia bagian barat, terutama di wilayah Jawa dan Sumatera.
Sementara untuk wilayah timur persebaran umat Islam berada di daerah
Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Untuk wilayah Papua bisa dibilang
jarang karena wilayah Papua pada saat itu bukanlah prioritas untuk
penyebaran agama Islam karena penduduknya yang masih jarang.
Program transmigrasi dari Jawa yang diadakan secara besar-besaran
oleh presiden Suharto ke wilayah timur Indonesia juga menjadi salah satu cara
penyebaran agama Islam di wilayah timur Indonesia karena meningkatnya
jumlah penduduk muslim di sana.
Penyebaran agama Islam di Indonesia terjadi secara bertahap dan tidak
secara langsung, mulai dari daerah barat Indonesia seperti daerah Sumatera
yang menjadi tempat persebaran agama Islam pertama di nusantara kemudian
daerah Jawa hingga ke daerah timur Indonesia.
2. Arsitektur
Pengaruh arsitektur Islam sangat banyak di Indonesia, bahkan hampir
sebagian besar bangunan yang ada di Indonesia mendapat pengaruh arsitektur
dari Islam. Misalnya saja arsitektur rumah adat Betawi yang mana memiliki
cirri khas teras lebar dan memiliki balai yang luas. Balai yang luas dan teras
yang lebar biasanya difungsikan untuk tempat berkumpul seperti untuk
mengaji, berdakwah, berceramah dan lainnya yang berhubungan dengan
ajaran umat Islam. Balai yang luas serta teras yang luas juga menjadi cirri
khas peninggalan peradaban Islam di Indonesia pada masa itu.
Salah satu arsitektur peninggalan Islam yang merupakan asli dari
peninggalan Islam itu sendiri adalah masjid. Masjid merupakan tempat yang
digunakan untuk beribadah oleh umat muslim, arsitektur masjid di manapun
sangat kental dengan suasana Islami dan budaya timur tengah.

4
Namun ada beberapa masjid yang mencampurkan arsitektur dari kedua
kebudayaan, akulturasi kebudayaan inilah yang menyebabkan bentuk masjid
menjadi unik. Misalnya saja Masjid Cheng Ho yang menjadi masjid dengan
arsitektur Cina bahkan berbentuk seperti Klenteng atau Pagoda. Ada juga
masjid-masjid di daerah jawa yang memiliki arsitektur mirip dengan pura
agama Hindu.
Masjid di Indonesia sekarang ini memiliki bentuk yang beragam,
mulai dari arsitektur bergaya tradisional, modern, minimalis hingga masjid
dengan arsitektur mewah. Sebagai negara dengan penganut Islam terbesar,
Indonesia memiliki jumlah masjid yang sangat banyak bahkan hingga ratusan
ribu.
Pengelolaan masjid di negara Indonesia sedikit berbeda dengan negara
lainnya, terutama di timur tengah. Jika di Negara Timur Tengah masjid
banyak dikelola oleh pemerintahan, di Indonesia masjid biasanya berdiri
sendiri atas swadaya masyarakat dan menjadi tanggung jawab masyarakat
sepenuhnya.
3. Politik
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk umat Muslim, maka
keadaan politik di Indonesia tak lepas dari pengaruh Islam. Solidaritas antar
negara Islam di dunia pun sangat tinggi, bahkan saling bahu membahu dan
saling membantu serta membuat kerjasama di berbagai bidang untuk
mencapai kesejahteraan bersama.
Namun meskipun bisa di bilang negara Indonesia adalah negara Islam
dan mayoritasp enduduknya Muslim, Indonesia tidak menerapkan sistem
pemerintahan syariat Islam layaknya Arab Saudi. Indonesia menerapkan
sistem demokrasi dengan Bhineka tunggal ika-nya, meskipun begitu ada salah
satu provinsi di Indonesia yang menerapkan syariat Islam dalam peraturan
daerahnya yakni Provinsi Aceh.
Usai reformasi 1998, kebebasan berpendapat dan kebebasan warga
negara untuk mengutarakan pilihan politiknya semakin mudah dan

5
berkembang. Pada masa inilah yang di namakan dengan masa demokrasi.
Pada masa demokrasi ini banyak bermunculan partai yang berbasis Islam,
karena tidak ada larangan oleh pemerintah untuk mendirikan partai yang
penting sesuai dengan syarat-syarat yang diajukan oleh negara.
Partai-partai berbasis Islam bahkan masih eksis hingga saat ini dan
berkembang cukup besar, selain partai berbasis Islam juga terdapat banyak
organisasi masyarakat yang berbasis Islam bermunculan. Organisasi
masyarakat berbasis Islam ini juga memiliki pengikut yang cukup besar dan
biasanya melakukan pertemuan-pertemuan dan kegiatan Islami lainnya ketika
memperingati hari-hari besar Islam.
C. Jalur Islamisasi di Nusantara
Selain teori masuknya Islam di atas, dibawah ini juga terdapat Jalur
Islamisasi di Nusantara. Proses masuknya Islam ke Nusantara ada beberapa
tahap, yang pertama melalui perdagangan, kemudian perkawinan, tasawuf,
pendidikan, seni/budaya dan politik. Di bawah ini jalur masuknya Islam dari
mulai melalui perdagangan sampai dengan politik:
1. Perdagangan
Islamisasi melalui jalur perdagangan ini sangat masuk akal. Hal ini
sejalan dengan kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 sampai
abad ke-16. Para pedagang Arab, Persi, India, dan Cina ikut andil dalam
aktivitas perdagangan dengan masyarakat di Asia (Barat, Timur dan
Tenggara).
Dengan para pedagang berdatangan di pusat-pusat perdagangan di
pelabuhan. Jalur Islamisasi dengan media perdagangan ini sangat
menguntungkan. Hal ini mengingat bahwa dalam Islam tidak ada
pemisahan antara aktivitas perdagangan dengan kewajiban mendakwahkan
Islam kepada pihak-pihak lain. Selain itu, dalam kegiatan perdagangan ini
golongan raja dan kaum bangsawan lokal umumnya terlibat di dalamnya.
Dalam hal ini dinilai sangat menguntungkan karena, apabila seorang raja
memeluk Islam, maka dengan sendirinya akan diikuti oleh mayoritas

6
rakyatnya. Hal ini mengingat masih kuatnya penduduk pribumi yang kuat
memelihara prinsip-prinsip yang sangat diwarnai oleh hierarki tradisional.
Ahmad Mansur Suryanegara juga menyebutkan pasar diperkirakan
oleh sebagian orang hanya sebagai tempat untuk interaksi niaga. Padahal lebih
jauh dari itu, pasar bukan hanya tempat untuk bertukar barang dan memenuhi
materi semata, tetapi juga di pasar terdapat proses pertukaran bahasa, politik,
kebudayaan, ideologi, bahkan juga dengan proses konversi agama pun terjadi
di pasar. Karena di pasar perkumpulan banyak orang dari berbagai latar
belakang yang berbeda dan terjadi interaksi di antara mereka, sehingga
dimungkinkan saling bertukar pendapat sekaligus pengetahuan yang di miliki.
Dapat dipahami melalui pasar inilah Agama Islam mulai masuk dan
berkembang di Nusantara Indonesia.
2. Perkawinan
Jalur perkawinan merupakan jalur yang memegang peranan penting
dalam proses Islamisasi ajaran Islam di Indonesia, baik dalam arti
pengislaman maupun pemasukan nilai-nilai dan norma-norma Islam ke
dalam lingkungan keluarga maupun lungkungan masyarakat. Para pedagang
Muslim sudah berada di beberapa bagian wilayah Indonesia, terutama di
daerah pantai, selama beberapa abad sebelum agama Islam memperoleh
kedudukan yang kokoh dalam masyarakat lokal.
Hubungan masyarakat Muslim dengan penduduk setempat terjalin
sangat intens, sehingga memungkinkan terjadinya perkawinan campuran
dan mengikuti gaya hidup lokal. Dengan perkawinan tersebut, selesai akan
membentuk generasi-generasi baru Islam, juga akan berpengaruh besar
terhadap proses Islamisasi selanjutnya. Dalam keluarga Muslim inilah anak-
anak dididik dan dipersiapkan untuk menjadi generasi muda Muslim
sebagai generasi penerus dalam penyebaran dan pengembangan Islam
berikutnya.
Jalur Islamisali perkawinan ini lebih menguntungkan. Terlebih
terjadi perkawinan antara saudagar Muslim dengan putri raja atau putri

7
bangsawan yang memperkuat posisi Islam di Nusantara Indonesia. Hal ini
mengingat bahwa status sosial, ekonomi, dan polotik kelompok-kelompok
yang tersebut pada konteks waktu itu turut mempercepat proses Islamisasi.
3. Tasawuf
Jalur Tasawuf merupakan jalur penting dalam proses Islamisasi di
Indonesia. Tasawuf juga termasuk kategori media yang berfungsi dan
membentuk kehidupan sosial bangsa Indonesia. Hal ini berhubungan
langsung dengan penyebaran Islam di Indonesia dan memegang sebagian
peranan penting dalam organisasi masyarakat di kota-kota pelabuhan.
Tidak jarang ajaran tasawuf ini disesuaikan dengan ajaran mistik
lokal yang sudah dibentuk dari kebudayaan Hindu-Budha. Mereka berusaha
meramu ajaran Islam yang sesuai dengan alam pikiran masyarakat lokal,
sehingga antara ajaran Islam dan kepercayaan masyarakat lokal tidak saling
berbenturan. Di antara ahli tasawuf yang merumuskan ajarannya dan
mengandung persamaan dengan alam pikiran (mistik) masyarakat Indonesia
adalah Hamzah Fansuri, Syamsudin al-Sumaterani, Syeh Siti Jenar, dan
Sunan Panggung. Mereka bersedia memakai unsur-unsur kultur pra-Islam
menyebarkan agama Islam. Menurut A.H. Johns, ajaran Jawa, misalnya,
dipertahankan sedangkan tokoh-tokohnya diberi nama Islam, seperti dalam
cerita Bimasuci yang disadur menjadi Hikayat Syech Maghribi. Ajaran
mistik semacam itu juga terdapat pada kelompok-kelompok mistik abad ke-
19 M, seperti Sumarah, Sapta Dharma, Bratakesawa, dan Pangestu.
4. Pendidikan
Jalur selanjutnya yaitu pendidikan. Pendidikan mempunyai andil
yang sangat besar dalam islamisasi di negeri ini. Sesuai dengan kebutuhan
zaman, mereka perlu adanya tempat atau lembaga yang menampung anak-
anak mereka untuk meningkatkan atau memperdalam ilmu agamanya.
Lembaga pendidikan umum yang dapat menampung kebutuhan pendidikan,
antara lain, masjid, langgar, atau dalam komunitas yang lebih kecil, yaitu
keluarga. Dengan demiian, muncullah lembaga-lembaga pendidikan Islam

8
secara informal di masyarakat. Sebelum masa kolonialisasi, daerah-daerah
Islam di Indonesia sudah mempunyai sistem pendidikan yang
menitikberatkan pada pendidikan al-Qur’an, pelaksanaannya shalat dan
pelajaran tentang kewajiban-kewajiban pokok beragama.
Terdapat juga lembaga pendidikan pesantren atau pondok yang
diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai atau ulama. Lembaga ini
berperan penting dalam penyebaran Islam ke wilayah-wilayah yang lebih
luas. Di lembaga inilah calon guru agama, calon kiai atau calon ulama
dididik dan dibina. Mereka yang telah keluar dari pesantren ke kampung
halaman masing-masing. Di tempat tinggal asal inilah, mereka akan
menjadi pemimpin agama, dan tidak jarang mendirikan pesantren baru.
Tidak jarang para raja dan kaum bangsawan mengundang para kiai atau
ulama yang diangkat sebagai guru agama bagi keluarganya. Banyak juga
kiai yang diangkat menjadi penasihat kerajaan, sehingga memungkinkan
bagi mereka untuk memberikan pengaruh di bidang politik kerajaan.
5. Kesenian/ Budaya
Proses Islamisasi melalui seni budaya seperti seni bangunan, seni
pahat, seni ukir, seni tari, musik dan sastra. Proses Islamisasi di Jawa
dilakukan oleh para wali yang dikenal Wali Songo. Wali artinya wakil atau
utusan, songo artinya sembilan. Disamping memiliki kelebihan yang
disebut “karamah” sehingga mereka diberi gelar “sunan” yang artinya yang
dihormati. Kesembilan wali tersebut adalah; Sunan Ampel, Sunan Bonang,
Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Drajat, Syaikh Maulana
Malik Ibrahim, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati. Jalur Islamisasi melalui
kesenian yang paling berpengaruh diantaranya ialah kesenian wayang yang
dilakukan oleh salah satu wali songo.
6. Politik
Penyebaran agama melalui jalur politik dilakukan oleh para
penguasa. Para penguasa sangat berpengaruh dalam penyebaran agama
Islam, karena seorang penguasa “Raja” memiliki pengaruh dan wibawa

9
serta disegani sehingga mereka menjadi panutan bagi rakyatnya. Itu
sebabnya, tindakan penguasa Islam segera diikuti rakyatnya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
A. TeoriMasuknya Islam ke Nusantara
1. Teori Gujarat
2. Teori Persia
3. Teori Arab
4. Teori Cina
B. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
Banyak catatan-catatan yang menyebutkan bagaimana awal mula Islam
masuk ke Indonesia termaasuk catatan dari Cina yang menyebutkan Islam
masuk ke Indonesia pada masa abad ke-7 atau tahun 700 Masehi. Dimana
pada masa itu merupakan masa perdagangan antar negri dan jalur nusantara
ini juga merupakan jalur yang strategis untuk pelayaran perdagangan pada
masa itu.
Pulau Sumatera juga menjadi wilayah di nusantara yang menerima
penyebaran agama Islam terlebih dahulu dibandingkan dengan pulau lainnya
atau daerah lainnya. Pulau Sumatera menjadi daerah yang pertama mendapat
penyebaran agama Islam dikarenakan posisi pulau Sumatera yang dekat
dengan selat Malaka yang pada masa itu merupakan pusat bisnis atau pusat
perdagangan.
1. Demografi
2. Arsitektur
3. Politik
C. Jalur Islamisasi di Nusantara
Proses masuknya Islam ke Nusantara ada beberapa tahap, yang
pertama melalui perdagangan, kemudian perkawinan, tasawuf, pendidikan,
seni/budaya dan politik.

11
B. Saran
Kami yakin bahwa tulisan kami ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu saran dan kritik daripada pembaca, kami harapkan demi penyempurnaan tugas
masalah kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. “Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara”.


https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-masuknya-islam-ke-
indonesia/.html. Diakses pada 16 Mei 2021.
Anwar, Ilham Choirul. “Penjelasan 4 Teori Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia”.
https://tirto.id/penjelasan-4-teori-sejarah-masuknya-islam-ke-
indonesia-f8pm.html. Diakses pada 9 Mei 2021.
Imron, Muchamad. “Sejarah Islam di Indonesia dalam Buku Api Sejarah Karya
Ahmad Mansur Suryanegara dan Relevansinya dengan materi SKI
Kelas IX Madrasah Tsanawiyah”. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Ponorogo.
http://etheses.iainponorogo.ac.id/10267/1/210316299.pdf.html.
Diakses pada 18 Mei 2021.
Ningsih, Widya Lestari. “Masuknya Islam ke Nusantara”.
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/13/154149479/masukn
ya-islam-ke-
nusantara?page=all#:~:text=Teori%20Persia,nusantara%20dengan
%20budaya%20di%20Persia.html. Diakses pada 9 Mei 2021.

13

Anda mungkin juga menyukai