Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANDIKA RAMADHANI

NIM : 18313270

RANGKUMAN KASUS : MERGER BANK SYARIAH

1. Apa alasan merger bank syariah ?

Pembentukan merger bank syariah ini merupakan salah satu bagian dari pemulihan ekonomi
di Indonesia.  Dengan jumlah penduduk muslim yang cukup besar di dunia tentu aksi
korporasi ini bisa jadi hal yang berpotensi besar sekali untuk memperkuat terutama
perbankan syariah yang selama ini masih tidur. Menteri BUMN Erick Thohir mereformasi
aset Bank Syariah milik BUMN, dan meleburnya jadi satu. Erick Thohir mereformasi
struktur aset perusahan milik negara, kembali beraksi dengan membentuk Bank Syariah
raksasa. Merger atau penggabungan aset adalah aksi korporasi besar dan masif untuk Bank
Syariah di Indonesia. Erick menyasar 3 Bank Syariah yang memiliki afiliasi dengan
pemerintah. Ketiga bank tersebut ialah Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank
BRI Syariah. BTN syariah dalam kali  ini tidak diikutsertakan  karena Bank ini masih
statusnya belum Mandiri atau bisa dibilang sebagai unit usaha Syariah. Hingga saat ini
rencana merger ketiga bank syariah sudah mencapai tahap penandatanganan perjanjian
penggabungan aset. Jika nanti sudah tergabung, status bank syariah ini bukan bank syariah
BUMN. Sebab, pemilik saham langsung mereka adalah bank BUMN. Sedangkan syarat
untuk menyandang perusahaan BUMN adalah asetnya dimiliki langsung oleh pemerintah
dalam hal ini kementerian BUMN. Terkait dengan proses merger ketiga bank syariah, bank
ini selesai legal mergernya  itu di kuarter pertama 2021 akan memiliki total aset sekitar 220-
225 triliun. tentunya ini nanti akan menempati posisi mungkin sekitar nomor 7 atau nomor 8
perbankan di Indonesia. Total aset dari ketiga bank syariah ini per semester 1 tahun 2020
ialah sebesar 214,78 Triliun Rupiah dan rinciannya ialah Bank Syariah Mandiri dengan total
aset sebesar 114,4 triliun yang cukup kuat di sektor pendidikan, sektor medis serta sektor haji
dan umroh yang terbesar., Bank BNI Syariah dengan total aset sebesar 50, 73 triliun yang
memiliki kekuatan di sektor korporasi, dan Bank BRI Syariah dengan total aset sebesar 49,6
triliun yang memiliki kekuatan besar di sektor UMKM. Sehingga, jika kekuatan ini disatukan
maka bisa menghasilkan bank syariah yang sangat solid, meski tantangan terkait
permodalan masih menjadi persoalan. Untuk nantinya yang memegang saham pengendali
adalah Bank Syariah Mandiri dengan total kepemilikan sebesar 50%.  Setelah dihitung-
hitung ternyata keseluruhan aset ini setara dengan pangsa pasar 60% industri bank syariah
yang diartikan mendominasi bisnis bank syariah di tanah air. terkait dengan nasabah dari
ketiga bank syariah ini nantinya akan dijadikan satu di bank syariah raksasa ini. Menteri
BUMN Erick Thohir ini berharap dengan adanya bank syariah raksasa ini jangkauannya akan
semakin luas dan juga dengan adanya bank syariah raksasa ini dapat meningkatkan
efektivitas dan juga efisiensi terkait dengan keuntungan untuk nasabah dari ketiga bank
syariah ini. Tentunya nanti mereka dapat menikmati seluruh fasilitas yang dimiliki oleh
ketiga bank syariah yang akan dimerger menjadi 1. Jika proses merger bank ini lancar
diestimasikan akan selesai di bulan Februari 2021. Menteri BUMN Erick Thohir ini
mengatakan bahwa Indonesia harus bisa menjadi pusat ekonomi dan juga pusat keuangan
syariah di dunia karena Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara Islam lainnya dalam
hal untuk mewujudkan ekonomi berbasis syariah.

2. Apa dampak positif dan negatif dari merger bank syariah ?

Penggabungan tiga bank syariah yakni Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank
BNI Syariah dinilai dapat meningkatkan daya saing keuangan syariah di era digital. Dampak
merger terhadap perkembangan ekonomi syariah juga diyakini positif, karena entitas baru
yang lahir dari aksi korporasi ini akan memiliki modal besar untuk bergerak menjadi
pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Bank syariah hasil merger memiliki potensi
bagus karena akan mewarisi hal-hal baik dari tiga entitas yang terlibat. Hal ini membuat bank
syariah hasil merger memiliki kekuatan komplit untuk memperbesar pangsa pasar keuangan
syariah. Potensi pertumbuhan dan dampak positif muncul karena bank syariah hasil merger
akan memiliki nilai aset dan sumber daya yang melimpah. Dengan keunggulan tersebut,
entitas hasil merger bisa membuat market share industri keuangan syariah di Indonesia lebih
besar dari saat ini. Berdasarkan kalkulasi atas kinerja per semester I/2020, total aset bank
syariah hasil merger mencapai Rp 214,6 triliun dan modal intinya lebih dari Rp 20,4 triliun.
Dengan nilai aset dan modal inti tersebut, bank syariah hasil merger akan masuk jajaran 10
besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan 10 besar dunia dari segi kapitalisasi pasar.
merger ini akan menjadi suntikan efektif bagi upaya konsolidasi sektor keuangan syariah.
Dalam jangka panjang, nilai yang diciptakan atas merger ini akan jauh lebih tinggi dari saat
ini. Kondisi tersebut jelas menguntungkan baik bagi masyarakat, investor, serta pengusaha
dan pelaku UMKM yang pasti akan semakin terbantu mendapat akses pembiayaan murah
dari bank hasil merger. Merger yang tengah berjalan ini tidak akan berdampak negatif bagi
pelaku industri keuangan atau perbankan syariah lain. Ada dua alasan yang menjadi dasar.
Pertama, merger bank syariah ditujukan bukan untuk meniadakan pelaku industri lain, namun
justru demi meningkatkan daya saing dan penetrasi keuangan syariah. Kedua, riset
menunjukkan nasabah eksisting bank syariah yang Muslim religius bukan swing customers.
Mereka tidak mudah berpindah layanan ke bank lain hanya karena iming-iming rates yang
lebih baik. Bank syariah hasil merger pasti tidak akan meniadakan sesama pemain industri
keuangan syariah, tapi justru memperbesar ceruk pasar karena difokuskan mendapat nasabah
baru dari kalangan masyarakat unbanked  dan nasabah bank konvensional. Penggabungan
usaha tiga bank syariah milik negara akan menciptakan entitas baru dengan visi besar jika
pembentukan identitas baru selama proses merger berjalan baik.

Anda mungkin juga menyukai