Anda di halaman 1dari 28

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Bank Syariah Indonesia (BSI)
1. Pengertian BSI
Bank Syariah Indonesia (BSI) lahir dari hasil merger atau penggabungan
tiga bank syariah Badam Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank BRI
Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah (BNIS) dan PT Bank Syariah
Mandiri (BSM). Diawali dengan penandatanganan Conditional Merger
Agreement atau CMA antar tiga bank pada Oktober 2020. Pembentukan BSI
merupakan strategi pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu
pusat keuangan syariah dunia (Ulfa, 2021).
Bank Syariah Indonesia resmi mengantongi izin dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) tepatnya tanggal 27 Januari 2021 perizinan pembentukan
BSI keluar. Tercantum dalam surat dengan nomor SR-3/PB.1/2021 tentang
pemberian izin penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI
Syariah ke dalam PT Bank BRI Syariah Tbk, serta izin perubahan nama
dengan menggunakan izin Usaha atas nama PT Bank BRI Syariah Tbk
menjadi izin usaha atas nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai bank
hasil penggabungan (Ulfa, 2021).
Hasil penggabungan tiga bank manjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BRIS. BRIS
masuk dalam indeks saham IDX BUMN20 per Februari 2021. Tepatnya
pada tanggal 1 Februari 2021 yang bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir
1442 H menjadi penanda sejarah bergabungnya Bank Syariah Mandiri, BNI
Syariah dan BRI Syariah menjadi satu entitas yaitu Bank Syariah Indonesia
(BSI). Penggabungan ini akan menyatukan kelebihan dari ketiga Bank
syariah sehimgga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan
lebih luas serta memiliki kapasitas permodalan yang lebih baik. Didukung
sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen
pemerintah melalui kementerian BUMN. Bank Syariah Indonesia didorong
untuk dapat bersaing di tingkat global (Employee Handbook Bank Syariah

25
Indonesia, 2021)
Adapun komposisi pemegang saham pada Bank Syariah Indonesia
adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 51,2%, PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk sebesar 25%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk sebesar 17,4%. DPLK BRI – saham syariah 2% dan publik 4,4% pasca
merger. Setelah dihitung hasil gabungan tiga bank syariah BUMN Bank
Syariah Indonesia memiliki aset sebesar Rp 245,7 triliun. Sedangkan modal
inti sebesar Rp 20,4 triliun. Dengan jumlah tersebut bank syariah ini masuk
top 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, tepatntya diurutan ke-7.
Selanjutnta BSI memiliki terget menjadi pemain global di tahun 2025 dan
tembus 10 besar bank syariah dunia dari sisi kapasitas pasar (Ulfa, 2021).
2. Dasar Hukum Bank Syariah
Bank syariah secara yuridis normatif dan yuridis empiris diakui
keberadaannya di Negara Indonesia. Pengakuan secara yuridis normatif
tercatat dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Sedangkan
secara yuridis empiris, bank syariah diberi kesemoatan dan peluang yang
baik untuk berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Uoaya intensif
pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu
pada saat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang
mengatur deregulasi industri perbankan di Indonesia dan para ulama waktu
itu telah berusaha mendirikan bank bebas bunga (Antonio, 2006).
Hubungan yang bersifat akomodatif antara masyarakat muslim dengan
pemerintah telah memunculkan lembaga keuangan (bank syariah) yang dapat
melayani transaksi kegiatan dengan bebas bunga. Kehadiran bank syariah
pada perkembangannya telah mendapat pengaturan dalam sistem perbankan
nasional. Pada tahun 1990 terdapat rekomendasi dari MUI untuk mendirikan
bank syariah, tahun 1992 dikeluarkannya Undang-undang Nomor 7 tahun
1992 tentang perbankan yang mengatur bunga dan bagi hasil.
Dikeluarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatur
bank beroperasi secara ganda (dual system bank), dikeluarkan UU No. 23
Tahun 1999 yang mengatur kebijakan moneter yang didasarkan prinsip

26
syariah, kemudian dikeluarkan peraturan bank syariah Indonesia tahun 2001
yang mengatur kelembagaan dan kegiataan operasional berdasarkan prinsip
syariah dan pada tahun 2008 dikeluarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah (Direktorat, 2011). Pengaturan (regulasi) perbankan
syariah bertujuan untuk menjamin kepastian hukum bagi stakholder dan
memberikan keyakinan kepada masyarakat luas dalam menggunakan produk
dan jasa bank syariah.
Mengenai penekanan prinsip syariah dalam perbankan syariah juga dapat
dilihat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 Tahun 2007
tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana
dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah (“PBI/9/2007‟)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/16/PBI/2008 Tahun 2008 (“PBI/10/2008”) (Triyatna, 2016). Dengan
demikian dasar hukum perbankan syariah adalah:
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankn
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan.
2. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/ PBI/2007 Tahun 2007
tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan
Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Bank Indonesia Nomor
10/16/PBI/2008 Tahun 2008.
3. Produk-produk BSI
Produk Bank Syariah Indonesia atau BS merupakan salah satu produk yang
banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas
dari kultur dan kepercayaan masyatakat Indonesia atas produk berlebel
syariah yang didasari atas asas-asas keislaman. Produk atau layanan BSI
tersebut antara lain:

27
1. Tabungan
a. BSI Tabungan Bisnis
Tabungan ini menggunakan akad mudharabah muthlaqah yang
menggunakam satuan mata uang rupiah sehingga transaksi yang
dilakukan akan lebih mudah bagi segmen wiraswasta. Kimit
hariannya pun cenderung lebih besar. Keuntungan dari produk
BSI tabungan bisnis antara lain gratis biaya transfer dengan
minimal saldo Rp 10 Juta dan limit transaksi yang lebih
kompetetif.
b. BSI Tabungan Classic
Jenis tabungan ini juga dapat digunakan sebagai suatu investasi
dana yang mampu menampung setoran cash collateral atau
goodwill. Syarat menggunakan produk BSI tabungan classic ini
harus sudah mempunyai NPWP dan rekening collateral.
c. BSI Tabungan Easy Mudharabah
Sesuai dengan namanya produk ini dalam pelaksanaanya
menggunakan akad mudharabah sehingga dana yang
diinvestasikan dalam tabungan bank syariah tersebut disalurkan
ke dalam sektor-sektor yang telah dijamin kehalalannya.
Pembukaan rekening BSI tabungan easy mudharabah juga bisa
dilakukan melalui cara online pada website BSI Syariah Online.
d. BSI Tabungan Easy Wadiah
Tabungan jenis ini menggunakan mata uang rupiah. Namun
sesuai dengan namanya, akad yang digunakan pada tabungan ini
merupakan akad wadiah yad dhamanah. Dalam hal ini nasabah
dapat menitipkan dananya ke bank dengan tanpa khawatir karena
akan dikelola dengan berdasarkan nilai-nilai syar‟i. Kemudian
untuk profit, maka bagi hasil dapat dilakukan apabila disetujui
pihak bank syariah terkait.
e. BSI Tabungan Efek Syariah
Produk jenis ini dikhususkan untuk nasabah yang ingin

28
melakukan transaksi efek pada pasar modal tentunya dengan
tetap menjalankan pronsip-prinsip syariah di dalamnya. Jenis
tabungan ini cocok untuk orang yang tertarik dengan bidang
perencanaan profit finansial.
f. BSI Tabungan Junior
Sesuai dengan namanya produk tabungan ini diperuntukkan
untuk anak atau pelajar yang masih berusia di bawah 17 tahun.
Tujuannya untuk dapat memiliki motivasi dan dorongan untuk
menabung sejak dini. Saldo awal setoran minimal dari tabungan
ini adalah 100 ribu rupiah.
g. BSI Tabungan Payroll
Jenis tabungan ini diperuntukan bagi para nasabah payroll serta
nasabah migran kartu debit. Untuk membuka tabungan ini. Biaya
administrasi dan saldo minimumnya disesuaikan dengan PKS.
h. BSI Tabungan Pendidikan
Produk BSI tabungan pendidikan juga tidak kalag menarik.
Faktanya produk tabungan ini sangat cocok apabila kamu ingin
merencanakan pendidikan anak yang ditanggung. Setoran
bulanannya mulai dari 100 ribu rupiah.
i. BSI Tabungan Pensiun
BSI tabungan pensiun juga menjadi salah satu produk yang
banyak digunakan. Tabungan ini ditujukan bagi nasabah secara
perorangan yang telah terdaftar diberbagai lembaga pengelolaan
pensiun yang bermitra dengan bank terkait.
j. BSI Tabungan Prima
BSI tabungan prima yang ditujukan bagi segmentasi nasabah
dengan kalangan yang lebih tinggi. Fasilitas yang bisa didapatkan
diantaranya berupa asuransi jiwa sampai dengan nilai 500 juta
rupiah dan layanan prioritas lainnya.
k. BSI Tabungan Rencana
Produk berikutnya yang juga menarik adalah BSI tabungan

29
rencana. Jenis tabungan ini cocok untuk digunakan bagi individu
perorangan yang ingin melakukan perencanaan finansial agar
lebih terarah dan pasti.
l. BSI Tabungan Simpanan Pelajar
Jenis produk berikutnya yang tidak kalah menarik adalah BSI
tabungan simpanan pelajar. Tabungan ini diperuntukkan bagi
para siswa yang penerbitannya dilakukan secara nasional
langsung oleh BSI. Untuk setoran awal dapat dimulai dari seribu
rupiah saja.
m. BSI Tabungan Smart
Jenis tabungan ini merupakan salah satu tabungan yang bertujuan
untuk mensejahterakan masyarakat dan telah diakui oleh OJK
atas nilai literasi finansialnya. Nasabah berkesempatan
mendapatkan bonus dari BSI.
n. BSI TabunganKu
Produk TabunganKu dari BSI diperuntukkan bagi nasabah secara
individu untuk dapat mendorong minat menabung. Setoran
awalnya sangat ringan yakni Rp 20.000,- hingga Rp 80.000,-
saja.
o. BSI Tapenas Kolektif
Produk tabungan BSI terkahir adalah BSI Tapenas Kolektif yang
cocok digunakan apabila kamu ingin melakukan perencanaan
tabungan dalam jangka pendek maupun panjang dengan nilai
yang kompetetif.
2. Transaksi
Selain dari produk tabungan, Banj Syariah Indonesia juga
menyediakan berbagai layanan produk berupa transaksi sebagai
berikut:
a. BSI Giro Rupiah
Jenis transaksi ini menggunakan akad wadiah yang sesuai dengan
asas syar‟i.

30
b. BSI Giro Valas
Selain transaksi giro rupiah, BSI juga menyediakan transkasi giro
valas untuk nasabah yang memiliki dana dalam mata uang US
Dollar.
3. Bisnis
a. Bank Guarantee Under Counter Guarantee
Jenis ini merupakan suatu produk layanan dan jasa yang
memberikan penjaminan atas permintaan atau kontrak jaminan
dari dana bank maupun bukan bank.
b. BSI Bank Garansi
Produk ini diperuntukan bagi para vendor maupun kontraktor dari
PT PLN dalam hal penyediaan barang dan jasa.
c. BSI Cash Management
Produk bisnis berikutnya adalah BSI cash management yang
membuat transaksi bisnis kamu menjadi lebih mudah karena telah
dibantu oleh fasilitas internet banking.
d. BSI Deposito Ekspor SDA
Produk ini memliki kelebihan yaitu kemudahannya dalam
membuka deposito dari sumber dana SDA yang didapat dari bank
lain.
e. Giro Ekspor SDA
Jenis produk ini memberikan layanan untuk pembiayaan
kepemilikan rumah atau dapat pula digunakan sebagai properti
berhadiah porsi haji dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
f. BSI Giro Optima
Giro Optima merupakan produk BSI yang menempatkan dana di
giro untuk digunakan sebagau transaksi perusahaan dengan hasil
yang lebih optimal.
g. BSI Giro Pemerintah
Produk BSI yang satu ini dapat digunakan sebagai agunan. Untuk
hasil dari keuntungan Giro Pemerintah dibagi setara dengan

31
saving dari saldo rata.
h. BSI Pembiayaan Investasi
Produk bisnis berikutnya adalah BSI pembiayaan investasi yang
dapat digunakan untuk pembiayaan baik dalam jangka menengah
sampai dengan jangka panjang.
i. Giro Vostro
Produk giro vostro adalah produk layanan jasa yang rekeningnya
dapat dibuka dalam berbagai macam jenis mata uang baik bank
maupun bukan bank.
j. Jesa penagihan Transaksi Trade Finance Antar Bank
Produk berikutnya adalah jasa penagih piutang atau transaksi
trade finance antar bank sehingga utang yang terdapat pada
nasabah dapat ditagih sesuai dengan prindip syariah.
k. Pembiayaan yang Diterima (PYD)
Produk berikutnya adalah pembiayaan yang diterima atau PYD.
Maksudnta adalah pinjaman maupun biaya yang diterima pihak
BSI dari berbagai pihak bank lainnya baik domestik maupun
internasional.
4. Emas
a. BSI Cicil Emas
BSI cicil emas diperuntukkan untuk nasabah yang ingin
membiayai emas batangan. Adapaun jumlah minimal berat
emasnya adalah 10 gram.
b. Gadai Emas
Produk berikutnya yaitu gadai emas. Produk ini memberikan
jaminan pembiayaan sebagai alternatif dari uang tunai.
5. Haji dan Umroh
a. BSI Tabungan Haji Indonesia
BSI Tabungan Haji Indonesia diperuntukan bagi nasabah yang
ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji. Memilki setoran
awal tabungan mulai dari Rp 100.000,- dan dapat pula dibayarkan

32
melalui giro deposito.
b. BSI Tabungan Haji Muda Indonesia
Jenis tabungan ini dapat digunakan untuk perencanaan haji
maupun umroh bagi seluruh kalangan usia dengan mengikuti
aturan syar‟i.
6. Investasi
a. Bancassurance
Produk pertama adalah investasi bancassurance. Invetstasi ini
memiliki beberapa kelebihan seperti dapat menyediakan
perlindungan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan bagi
nasabahnya.
b. BSI Deposito Valas
Jenis investasi berikutnya yang disediakan BSI adalah BSI
deposito valas yang memungkinkan nasabah untuk melakukan
investasi dalam jangka 1 sampai 12 bulan.
c. BSI Reksa Dana Syariah
Jenis investasi berikutnya yang disediakan BSI adalah reksa dana
syariah. Investasi reksa dana memang sedang populer termasuk di
kalangan anak muda, maka dari itu BSI memfasilitasi jenis
investasi ini dengan mengemasnya dalam nilai syariah.
d. Cash Waqf Linked Sukuk Ritel (Sukuk Wakaf Ritel)
Produk ini dapat digunakan untuk melakukan investasi wakaf
dana. Produk ini terbilang terjangkau untuk bidang wakaf.
e. Deposito Rupiah
Produk berikutnya yakni deposito rupiah yang dapat digunakan
sebagai deposit perseorangan maupun perusahaan dengan
menggunakan rupiah.
f. Refferral Retail Brokerage
Layanan ini dapat digunakan pada investasi nasabah yang
potensial seperti saat bekerjasama dengan perusahaan sekuritas.

33
g. SBSN Ritel
Dalam produk ini terdapat sukuk negara ritel dan juga sukuk
tabungan. Keduanya dijalankan dengan nilai-nilai syariah.
7. Pembiayaan
a. Bilateral Financing
Pembiayaan ini dapat menggunakan valuta dari rupiah maupun
valuta dari mata uang asing. Pembiayaannya adalah untuk
lembaga bank meupun bukan bank.
b. BSI Distributor Financing
Pembiayaan yang satu ini dijalankan dengan menggunakan
skema value chain. Nasabah juha bisa mendapatlan data talangan
dan harga yang kompetetif.
c. BSI Cah Collateral
Jenis pembiayaan ini memiliki jaminan agunan likuid. Untuk
nilai murabahahnya senilai 0% dan nilai ijarah dimulai 0.5%
sampai 1%.
d. BSI Griya Hasanah
Bagi nasabah yang berencana untuk KPS rumah, maka bisa
menggunakan jenis pembiayaan BSI Griya Hasanah untuk
kepemilikan hunian rumah.
e. BSI Griya Mabrur
Produk ini juga dapat digunakan untuk pembiayaan rumah.
Terdapat fasilitas autodebet tabungan BSI dengan transaksi
mudah secara online.
f. BSI Griya Simuda
Jenis pembiayaan ini sangat cocok untuk nasabah yang berusia 21
sampai 40 tahun jika ingin punya rumah. Pembiayaan ini
diperuntukkan bagi nasabah yang berusia muda.
g. BSI KPR Sejahtera
Jenis pembiayaan ini memiliki angsuran tetap yang sesuai dengan
prinsip syariah. Kemudian untuk harga jualnya sendiri terbilang

34
ringan.
h. BSI KUR Kecil
Nasabah yang masih merintis usaha, maka pembiayaan KUR
Kecil dapat digunakan. Produk ini dapat memfasilitasi investasi
mulai dari Rp 50.000.000,-.
i. BSI KUR Mikro
Masih dalam bidang usaha, bagi para pengusaha mikro dapat
memilih produk ini dengan investasi mulai dari Rp.
100.000.000,-.
j. BSI KUR Super Mikro
Jenis ini diperuntukkan untuk nasabah yang ingin membuka
usaha kecil tersedia pula BSI KUR Super Mikro. Produk ini dapat
digunakan untuk pembiayaan modal.
k. BSI Mitra Beragun Emas (Non Qardh)
Pembiayaam berikutnya adalah untuk nasabah yang ingin
memiliki agunan berupa emas dengan jangka waktu tertentu,
akadnya menggunakan akad murabahah atau ijarah.
l. BSI Mitraguna Berkah
Produk pembiayaan berikutnya yakni BSI Mitraguna Berkah
yang dapat digunakan nasabah untuk tujuan pembayaran.
Angsurannya pun terbilang ringan dan stabil.
m. BSI Mitraguna Hasanah
Produk yang satu ini dapat digunakan bagi berbagai tujuan
pembayaran yang bersifat konsumtif seperti renovasi rumah
maupun belanja furniture.
n. BSI Oto
Seperti namanya produk ini dapat digunakan sebagai pembiayaan
kendaraan.
o. BSI Pensiun Berkah
Pembiayaan dari produk ini ditujukan bagi para pensiunan yang
layak menerima manfaat.

35
p. BSI Umrah
Produk ini diberikan untuk pembiayaan konsumtif selama
memnuhi kebutuhan ibadah umrah.
q. Mitraguna Online
Produk ini dapat digunakan untuk berbagai pembayaran termasuk
pembayaran online.
8. Prioritas
a. BSI Prioritas
Produk ini merupakan suatu layanan eksklusif yang
memungkinkan kamu untuk mendapatkan konter layanan
prioritas, layanan relationship manager, hadiah milad serta
keistimewaan lainnya.
b. BSI Private
Produk ini diperuntukkan bagi nasabah yang memiliki saldo
minimal Rp 5 miliar untuk dapat memperoleh keistimewaan
nasabah prioritas secara private.
c. Safe Deposit Box (SDB)
Produk ini adalah wadah untuk surat, dokumen, dan hara
berharga. Untuk penyimpanannya didukung teknologi canggih
dan tetap berdasar pada nilai islami.

B. Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah terdiri dari dua suku kata, yaitu pembiayaan dan
murabahah. Pembiayaan merupakan pemberian fasilitas penyediaan dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.
Menurut Undang-undang perbankan No 10 Tahun 1998 ayat 12 adalah
pembiayaan berdasarlkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah waktu

36
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Undang-undang Perbankan No 10,
Tahun 1998).
Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan orang lain. Dalam
kamus bisnis syariah dikatakan bahwa pembiayaan syariah adalah
penyediaan dana atau tagihan berdasarkan akad murabahah atau musyarakah
atau pembiayaan lainnya yang berdasarkan prinsip bagi hasil (Mustofa,
2012).
Maka dari itu pembiayaan dapat diartikan sebagai fasilitas yang
berhubungan dengan biaya melalui penyediaan uang atau tagihan
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain.
Sedangkan murabahah merupakan salah satu bentuk menghimpun dana
yang dilakukan oleh perbankan syariah, baik untuk kegiatan usaha yang
bersifat produktif maupun konsumtif (Suhendi, 2010). Secara etimologi
murabahah berasal dari kata rabh, yang berarti perolehan, keuntungan atau
tambahan. Sehingga murabahah berarti saling menguntungkan secara
sederhana murabahah berarti jual beli barang ditambah keuntungan yang
disepakati. Dalam murabahah penjualan harus mengungkapkan biaya dan
kontrak (akad) terjadi dengan margin keunutngan yang disetujui (Ayub,
2009).
Berdasarkan fatwa No.04/DSN-MUI/VI/2000 tentang murabahah
berbunyi murabahah adalah jual beli barang pada harga awal dengan
tambahan keuntungan/margin yang disepakati. Dalam jual beli ini, pembeli
harus memberi tahu harga pokok pembelian barang dan menentukan tingkat
keuntungan tertentu sebagai tambahan dan menjelaskannya kepada pembeli
(Fauzan, 2007).
Murabahah secara terminologis adalah pembiayaan saling
menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal dengan pihak yang
membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan penjelasan bahwa harga
pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih yang merupakan

37
keuntungan atau laba bagi shahib al-mal dengan pengembaliannya
dilakukan secara tunai atau angsuran(Mardani, 2012).
Bambang Hermanto berpendapat murabahah adalah akad jual beli
dimana harga dan keuntungan disepakati antara penjual dan pembeli. Jenis
dan jumlah barang dijelaskan dengan rinci. Barang diserahkan setelah akad
jual beli dan pembayaran dilakukan secara mengangsur atau cicilian atau
sekaligus (Hermanto, 2008).
Berdasarkan penjelasan diatas maka yang dimaksud dengan pembiayaan
murabahah adalah fasilitas penyediaan dana atau pendanaan dari pihak bank
syariah kepada nasabah yang membutuhkan modal usaha produktif maupun
konsumtif dengan sistem jual beli murabahah dimana si peminjam memberi
tahu harga perolehan barang dan keuntungan yang diinginkan serta
pembayaran berdasarkan harga barang tersebut ditambah keuntungan yang
didapatkan dengan metode cicilan (angsuran) atau sekaligus.
2. Landasan Syari’ah Murabahah
Murabahah merupakan salah saty macam jual beli yang dibolehkan
dalam hukum Islam. Berdasarkan Al-Quran, hadist dan ijma.
a. Al-Quran
Surat an-Nisa ayat 29:

َُ ْ٘ ‫ال اَ ُْ تَ ُن‬ ْٓ َّ ‫َْ ُن ٌْ ِث ْبىجَب ِط ِو ِا‬ْٞ َ‫ َِْ ٰا ٍَْ ُ ْ٘ا َال تَأْ ُميُ ْْٓ٘ا اَ ٍْ َ٘اىَ ُن ٌْ ث‬ٝ‫َٖب اىَّ ِز‬َٝ‫ْٓب‬ٰٝ
‫ ًَب‬ْٞ ‫بُ ِث ُن ٌْ َس ِص‬ ّ ٰ َُّ ِ‫اض ٍِّ ْْ ُن ٌْ ۗ َٗ َال تَ ْقتُيُ ْْٓ٘ا اَ ّْفُ َغ ُن ٌْ ۗ ا‬
َ ‫هللاَ َم‬ ٍ ‫بسحً َػ ِْ تَ َش‬ َ ‫تِ َز‬

Artinya “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu salng


memakan harta sesukamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara
kamu” (Surat an-Nisa:29).

38
b. Hadist
Dijelaskan hadist riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah:

‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ًِ َوآلِ ًِ َو‬ ُ ‫ي رضً هللا عىً أَنَّ َر‬
َ ِ‫س ْى َل هللا‬ َ ًْ ‫عَهْ أَ ِب‬
ْ ‫س ِع ْي ٍد ا ْل ُخ ْد ِر‬
‫ (رواي البيهقً وابه ماجً وصححً ابه حبان‬،‫ض‬ ٍ ‫ ِإ ِّو َما ا ْلبَ ْي ُع عَهْ حَ َزا‬:‫قَا َل‬

Artinya: “Dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah SAW


bersabda, Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama
suka”. (H.R al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu
Hibban).

Dijelaskan juga di dalam hadist riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:

،‫ اَ ْلبَ ْي ُع ِإلَى أَ َج ٍل‬:ُ‫ ثَالَد فِ ْي ِههَّ ا ْلبَ َز َكت‬:‫سلَّ َم قَا َل‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ًِ َوآ ِل ًِ َو‬ َ ًَّ ‫أَنَّ الىَّ ِب‬
‫ج لَ ِل ْلبَ ْي ِع (رواي ابه ماجً عه صهيب‬ ِ ‫ش ِع ْي ِز ِل ْلبَ ْي‬ ُ ‫ َو َخ ْل‬،ُ‫ضت‬
َّ ‫ط ا ْلبُ ِّز ِبال‬ َ ‫َوا ْل ُمقَا َر‬

Artinya: “Sesungguhnya Nabi SAWA bersabda: ada tiga hal yang


mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah
(mudharabah) dan mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga bukan untuk dijual” (H.R Ibnu Majah dari
Shuhaib).
c. Ijma
Para ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan
alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan
dirinya tanpa bantuan orang lain. Namun demikian bantuan atau
barang milik orang lain yang dibutuhkan itu harus diganti dengan
barang lainnya yang sesuai (Syafi'i, 2001).

39
3. Rukun dan Syarat Murabahah
Rukun adalah sutatu elemen yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
kegiatan atau lembaga. Sehingga apabila tidak ada suatu elemen tersebut
maka kegiatan dinyatakan tidak sah/lembaga tersebut tidak eksis dalam
murabahah. rukun-rukunnya terdiri dari:
a. Ba’i yaitu penjual (pihak yang memiliki barang/bank)
b. Musytari yaitu pembeli (pihak yang akan membeli barang/nasabah)
c. Mabi; yaitu barang yang akan diperjualbelikan
d. Tsaman yaitu harga yang akan diperjualbelikan
e. Ijab qabul yaitu pernyataan timbang terima
Sedangkan syarat-syarat murabahah adalah:
a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah
b. Kontrak pertama haruslah sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan
c. Kontrak harus bebas dari riba
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesuadah pembelian
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang
(Sudarsono, 2003).
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh bank agar akad
murabahah tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Sebagaimana
diketahui menurut Undang-undang perbankan syariah, bank syariah dilarang
melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah oleh
karena murabahah merupakan salah satu bentuk dari ba’i, maka syarat-
syarat mengenai keabsahan transaksi ba’i berlaku bagi transaksi murabahah.
Syarat-syarat tersebut sebagaimana dijelaskan dibawah ini:
a. Berlakuknya syarat-syarat jual beli (sale)
Murabahah adalah tukar menukar antara suatu barang tertentu yang
memiliki nilai dengan barang lain yang juga memiliki nilai
berdasarkan kesepakatan antara para pihak. Oleh karena itu, semua
syarat yang berlaku bagi sahnya suatu jual beli berlaku pula bagi

40
murabahah.
b. Syarat para pihak
Para pihak yang melakukan transaksi merubahah haruslah orang-
orang yang memenuhi kualifikasi untuk dapat membuat suatu
perjanjian.
c. Akad murabahah
1. Akad dalam muamalah memiliki kedudukan yang sangat
menentukan bagi keabsahan transaksi yang terjadi diantara
para pihak yang membuat akad itu. Jika terdapat syarat-syarat
dan ketentuan-ketentuan dalam akad yang bertentangan dengan
prinsip syariah, maka akad itu akan batal.
2. Sesuai dengan sifat transaksi syariah yang adil dan transparan,
semua syarat dan ketentuan yang berlaku bagi transaksi
murabahah harus dirundingkan dan ditentukan diawal antara
bank dan nasabah sebelum kedua belah pihak menandatangani
akad murabahah.
3. Jual beli dalam akad murabahah harus tidak bersyarat. Jual beli
yang bersyarat tidak sah.
4. Baik mengenai barang yang dibutuhkan oleh nasabah maupun
margin ataupun mark up yang akan menjadi keuntungan bagi
bank, wajib dirundingkan dan di tentukan dimuka oleh nasabah
dan bank sebelum kedua belah pihak menandatangani akad
murabahah.
5. Murabahah merupakan transaksi yang sah menurut ketentuan
syariah apabila risiko transaksi penguasaan atas barang
tersebut telah dialihkan oleh bank kepada nasabah. Menurut
Chapra, agar transaksi yang demikian itu sah secara hukum,
maka bank harus menandatangani dua perjanjian yang terpisah.
Perjanjian yang pertama adalah perjanjian antara bank dan
pemasok barang dan perjanjian yang kedua adalah peranjian
antara bank dan nasabah yang memesan barang tersebut.

41
d. Tujuan murabahah
Murabahah tidak dapat digunakan sebagai modal pembiayaan
selain untuk tujuan nasabah memperoleh dana guna membeli
barang atau komoditas yang diperlukannya. Apabila dengan tujuan
selain untuk membeli barang atau komoditas, murabahah tidak
boleh digunakan.
e. Saat terjadinya jual beli
Murabahah tidak boleh digantungkan pada suatu syarat (tidak boleh
bersyarat). Apabila perjanjian tersebut baru terjadi dikemudian hari
atau digantungkan pada suatu syarat yang masih belum terjadi,
maka transaksi murabahah tersebut halal.
f. Kehalalan barang yang diperjualbelikan
- Tidak semua komoditas dapat menjadi objek murabahah
karena beberapa persyaratan harus dapat dipenuhi bagis sahnya
murabahah.
- Barang yang dijual oleh bank kepada nasabah harus telah ada
pada saat jual beli barang itu antara bank dan nasabah.
- Barang yang diperjual belikan antara bank dan nasabah harus
merupakan barang yang sudah menjadi milik bank ketika jua,
beli tersebut terjadi.
- Merupakan syarat yang mendasar bahwa keabsahan
murabahah adalah barang yang dibeli oleh nasabah adalah
barang yang dibeli dari pihak ketiga.
- Barang yang akan diterima oleh nasabah dari bank sebagai
hasil transaksi murabahah harus jelas spesifikasinya, baik yang
manyangkut jenis, kualitas, dan kuantitas barang tersebut.
- Sepesifikasi mengenai barang tersebut harus disepakati dimuka
sebelum akad murabahah ditanda tangani dan harus pula
dituangkan ke dalam akad murabahah.
- Apabila ketika dilakukan penyerahan barang itu oleh bank
kepada nasabah ternyata nasabah mendapati bahwa barang

42
yang diserahkannya itu tidak sesuai dengan spesifikasi barang
yang telah disepakati sebelumnya, nasabah berhak menolak
untuk menerima barang tersebut dan tidak diwajibkan untuk
membayar harga barang tersebut.
- Barang yang harus diserahkan ketika jual beli terjadi tidak
harus sudah secara fisik berada ditangan bank tetapi cukuplah
apabila barang tersebut sudah secara konstruktif berada dalam
kekuasaan bank.
- Bank yang dijual harus merupakan sesuatu yang memiliki nilai
ekonomis.
- Barang yang diperjualbelikan tidak boleh digunakan untuk
tujuan-tujuan yang bertentangan dengan syariah.
g. Harga barang
- kepastian dan kesepakatan diawal mengenai harga barang yang
akan dibeli oleh nasabah merupakan syarat bagi sahnya
transaksi murabahah.
- Murabahah hanya dapat efektif apabila penjual atau bank
dapat memastikan biaya dalam memperoleh komoditas yang
akan dijualnya
h. Potongan harga barang
- Apabila harga pembelian dari supplier (pemasok) yang dibeli
oleh bank mendapat potongan harga atau diskon, dan hal
tersebut terjadi sebelum ditanda tanganinya perjanjian (akad)
antara bank dan nasabah, maka potongan harga tersebut
merupakan nasabah.
- Apabila barang yang dibeli oleh bank dari pemasok ternyata
mengalami perubahan nilai (naik atau turun misalnya karena
harga pasar berubah atau karena mengalami kerusakan)
sebelum atau ketika barang tersebut diserahkan kepada
nasabah, maka perubahan nilai tersebut menjadi risiko bank.

43
i. Uang muka dalam murabahah
Sebelum melakukan barang dari supplier (pemasok) bank dapat
meminta urbun atau uang muka pembelian kepada nasabah
sepanjang kedua belah pihak bersepakat.
j. Biaya-biaya bank
Semua pengeluaran bank yang dibayarkan untuk memperolah
barang tersebut, seperti pengangkutan, biaya masuk, dan lain lain
ditambahkan ke dalam cost price dan mark-up/margin tersebut
dapat ditambahkan oleh bank keatas biaya keseluruhan untuk
memperoleh barang itu (Sjahdeini, 2015).
4. Ketentuan Umum Murabahah
a. Jaminan
Jaminan bukanlah satu rukun atau syarat yang mutlak dioenuhi
dalam murabahah. Jaminan dimaksudkan untuk menjaga agar nasabah
tidak main-main dengan pesanannya (transaksinya). Pihak bank dapat
meminta jaminan dari nasabah untuk dipesssssgangnya. Dalam teknis
operasionalnya, barang-barang yang dipesan dapat menjadi jaminan
yang bisa diterima untuk pembayaran utang (Antonio, Bank Syariah dan
Teori ke Praktik, 2001).
b. Penundaan Pembayaran oleh Debitur
Seorang nasabah yang mempunyai kemampuan ekonomis
dilarang menunda penyelesaian utangnya dalam murabahah. Bila
nasabah menunda penyelesaian utang tersebut, pihak bank dapat
mengambil tindakan, mengambil prosedur hukum untuk mendapatkan
kembali utang itu dan mengklaim kerugian finansial yang terjadi akibat
penundaan. Rasulullah SAW pernah mengingatkan pengutangan yang
mempu tetapi lalai dalam hutangnya. Salah satu hadisnya:
Artinya: “yang melalaian pembayaran utang (padahal ia mampu)
maka dapat dikenakan sanksi di dicemarkan nama baiknya (semacam
blacklis-pen.”

44
Prosedur dan mekanisme penyelesaian sengketa antara bank
syariah dan nasabahnya diatur melalui Badan Arbitrase Muamalah
Indonesia (BAMUI), suatu lembaga yang didirikan bersama antara
Kejaksaan Agung Republik dan MUI (Antonio, Bank Syariah dan Teori
ke Praktik, 2001).
5. Peran Pembiayaan Murabahah
a. Peran Pembiayaan Murabahah dalam Perbankan
Transaksi murabahah memiliki beberapa peran atau manfaat,
demikian juga resiko yang harus diantisipasi. Murabahah memberikan
banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah keuntungan
yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual
kepada nasabah. Selain itu, sistem ini juga sangat sederhana. Hal
tersebut memudahkan penanganan administrasi di bank syariah (Wiroso,
2009). Selain itu ada beberapa resiko yang harus diantsipasi, antara lain:
a. Default atau kelalaian yaitu nasabah sengaja tidak membayar
angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang di
pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak
bisa mengubah harga beli tersebut.
c. Penolakan nasabah yaitu harga yang dikirim bisa saja ditolak oleh
nasabah karena berbagai sebab.
d. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang maka
ketika kontrak ditandatangani barang tersebut menjadi milik
nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap asset miliknya
tersebut termasuk untuk menjualnya.
b. Peran Pembiayaan Murabahah dalam Pengembangan Usaha Mikro
Pada dasarnya penbiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas
bisnis, karena bisnis adalag aktivitas yang mengarah pada peningkatan
nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau
pengelolaan barang (produksi). Pelaku bisnis dalam menjalankan
bisnisnya sangat membutuhkan sumber modal, jika pelaku tidak

45
memiliki modal yang cukup maka ia akan berhubungan dengan pihak
lain.Nasabah yang memerlukan dana, maka mereka bisa mengajukan
pembiayaan dengan adanya prinsip syariah atau pembiayaan yang
mewajibkan pihak yang dibiayai menyertakan imbalan atau bagi hasil
(Sholihin A. I., 2010).
Pembiayaan murabahah berperan serta dalam mewujudkan
keinginan nasabah dalam pemenuhan dana. Baik pemenuhun dana atau
pembiayaan berupa uang ataupun kebutuhan barang guna meningkatkan
penghasilan yang dijalankan. Pembiayaan ini sangat membantu nasabah
karena sesuaidengan prinsip syariah, yakni bagi hasil dimana untuk
pembiayaan murabahah ini ditentukan bagi hasil berupa keuntungan
atau margin yang telah ditetapkan oleh pihak bank sesuai kesepakatan
awal.
C. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
1. Pengertian Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM terdiri dari dua suku kata yaitu pengembangan
dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Pengembangan dalam teori
manajemen organisasi didefinisikan sebagai pengembangan keorganisasian
yang meliputi serangkaian tindakan manajemen puncak suatu organisasi,
dengan partisipasi para anggora keorganisasian, guna melaksanakan proses
perubahan dan pengembangan dalam organisasi yang bersangkutan. Hingga
dari kondisi yang sedang berlaku sekarang melalui proses yang berlangsung
dalam waktu, dapat dilaksanakan aneka macam perubahan, hingga pada
akhirnya dicapai kondisi yang lebih memuaskan dan lebih sesuai dengan
tuntutan lingkungan (Winardi, 2015).
Sedangkan pengertian UMKM sudah diatur dalam Undang-undang
Republik Indonesia No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) adalah (Undang-undang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah, 2013):
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro

46
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha yang memenuhi kriteria usaha
kecil sebagaimana dalam undang-undang ini.
3. Yang dimaksud usaha kecil dan menengah adalah kegiatan usaha dengan
skala aktivitas yang tidak terlalu besar, manajemen masih sangat
sederhana, modal yang tersedia terbatas dan pasar yang dijangkau juga
belum luas.
4. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
5. Kata lain dari usaha adalah wirausahawan (entrepreneuship). Secara
sederhana, wirausahawan dapat diartikan sebagai pengusaha yang
mempu melihat peluang usaha dengan mencari dana serta sumber daya
lain yang diperlukan untuk menggarap peluang tersebut, berani
mengambil resiko yang berkaitan dengan pelaksanaan bisnis yang
ditekuninya serta menjalankan usaha tersebut dengan rencana
pertumbuhan dan ekspansi.
Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil,
mendefinisikan UMKM sebagai usaha kecil yang memiliki aset di luar tanah
dan bangunan sama atau lebih kecil dari Rp 200 juta dengan omset tahunan
hingga Rp 1 miliar. Sedangkan pengerian usaha menengah ialan bahan usaha
resmi yang memiliki aset antara Rp 200 juta sd Rp 10 miliar (Fadhilah
Ramadhani, 2013).
UMKM adalah unit produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

47
orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada
prinsipnya pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha
Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset
awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata pertahun, atau
jumlah pekerja tetap (Tambunan, 2012).
Dari semua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
UMKM adalah suatu usaha merubahan UMKM menjadi lebih baik atau
lebih maju dari sebelumnya.
2. Kriteria UMKM
Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurut UU
Nomor 20 Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan.
1. Usaha Mikro. Suatu usaha dapat dikatakan sebagai usaha mikro jika
usaha tersebut memiliki kekayaan bersih (aset) paling tinggi 50 juta
dan omset paling banyak 300 juta. Aset yang dieperhitungkan tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Usaha kecil. dikatakan usaha kecil jika memiliki kekayaan bersih
setidaknya 50 juta hingga 500 juta serta memiliki nilai penjualan
setidaknya 300 juta hingga 2,5 miliar. Saama halnya dengan usaha
mikro, aset yang diperhitungkan tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
3. Usaha menengah. Usaha menengah merupaan kelompok usaha dengan
aset mulai 500 juta sampai dengan 10 miliar serta oenjualan 2,5
miliar sampai dengan 50 miliar. Sama dengan kelompok usaha lainnya,
aset yang diperhitungkan tidak termasuk tanah dan bangunan.

48
Tabel 2.1
Kriteria UMKM

No Usaha Kriteria Aset Kriteria Omset

1 Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 juta

2 Usaha Kecil > 50 juta -500 juta > 300 juta - 2,5 miliar

3 Usaha Menengah > 500 juta -10 miliar > 2,5 miliar - 50 miliar

Sedangkan menurut Badan Pusat Statitik (BPS) memberikan definisi


UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha
yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai 19 orang, usaha
menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang
sampai dengan 99 orang. Menurut Kementerian Keuangan, berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni
1994 bahwa Usaka Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah
melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun
setinggi-tingginya Rp 600.000.00 atau aset (aktiva) setinggi-tingginya Rp
600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) (Resalawati,
2011).
3. Klasifikasi UMKM
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.
Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbegai macam goncangan
krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan penguatan kelompok Usaha
Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan banyak kelompok. Berikut ini
adalah klasifikasi UMKM (Resalawati, 2011):
1) Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari
nafkah yang lebih umum biasa disebut sektor informal. Contohnya
pedagang kaki lima.

49
2) Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat
kewirausahaan.
3) Small Dynamic Enterprise, Merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4) Fast Moving Enterprise, Merupakan Usah Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi usaha besar (UB).
4. Peranan UMKM
Perspektif dunia diakui, bahwa UMKM memainkan peran penting di
dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dinegara-
negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga di negara-negara maja (NM).
Di negara maju UMKM sangat penting, tidak hanyak kelompok usaha
tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar
(UB). Seperti halnya di negara berkembang kontribusinya terhadap
pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar
dibandingkan kontribusi dari usaha besar (Tambunan, 2012).
Oleh karena itu dengan menyadari betapa pentingnya UMKM bagi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi maka tidak heran jika pemerintah-
pemerintah hampir semua NSB (termasuk Indonesia) sudah sejak lama
mempunyai berbagai macam program, dengan skim-skim kredit bersubsidi
sebagai komponen terpenting untuk mendukung perkembangan dan
pertumbuhan UMKM. UMKM sendiri sangat penting terutama dalam
menciptakan lapangan pekerjaan atau sumber pendapatan bagi masyarakat
yang kurang mampu.
5. Perkembangan UMKM di Masa Pandemi Covid-19
Ditengah semakin pesatnya perkembangan UMKM, pergerakannya
mengalami penurunan akibat munculnya Covid-19 yang mewabah di
Indonesia pada awal 2020 yang memberikana dampak langsung bagi
perputaran perekonomian khususnya UMKM. World Health Organization

50
(WHO) menyatakan bahwa virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan
China pada bulan Desember 2019 ini ditetapkan sebagai pandemi. Saat ini
pandemi Covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia
yang sejak Maret 2020 lalu telah mengonfirmasi kasus positif pertamanya
(Azizah, 2020).
Coronavirus Disease atau yang biasa disebut dengan Covid-19 termasuk
dalam kategori virus yang menjadi penyebab munculnya penyakit pada
manusia dan hewan. Biasanya virus itu dapat mengakibatkan munculnya
penyakit infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan manusia, infeksi paru-
paru yang lebih parah seperti MERS-Cov atau penyakit sindrom akut seperti
SARS-Cov bahkan Covid-19 dapat menyebabkan kematian (Azizah, 2020).
Untuk itu pemerintah memberlakukan kebijakan upaya untuk memutus mata
rantai penyeberan virus Covid-19 ini. Dari mulai PSBB, New Normal dan
PPKM yang berlevel. Hal ini berdampak pada perekonomian dunia termasuk
UMKM.
Pandemi Covid-19 membuktikan bahwa UMKM berperan penting
terhadap perekonomian Indonesia. Sektor UMKM dinilai paling tinggi
tingkat rentannya terhadap pandemi ini karena pada umumnya UMKM
berpenghasilan dari perputaran dagangan yang dilakukan setiap hari. Ketika
UMKM tidak lagi mampu menopong krisis ekonomi akibat pandemi inim
perekonomian Indonesia turun drastis selain akibat dari industri pariwisata
dan manufaktur. Untuk itu ada beberapa upaya yang dapat dilakukan
UMKM guna tetap mengembangkan usahanya di masa Pandemi Covid-19
ini. Salah satunya dengan menambah modal untuk mempertahankan usaha
dari gulung tikar dan tetap eksis di masa Pandemi Covid-19.
D. Pemanfaatan Limbah Cangkang Rajungan
Rajungan (portunus pelagicusu) merupakan hewan dasar laut pemakan
daging yang termasuk dalam family fortunidae. Rajungan menjadi salah satu
komoditas ekspor andalan perikanan Indonesia mendampingi komoditas udang
windu, tuna dan rumput laut khususnya untuk ekspor ke Jepang, Uni Eropa dan
Amerika Serikat. Produksi rajungan yang besar diikuti dengan jumlah limbah

51
rajungan yang besar. Limbah rajungan biasanya limbah padat berupa cangkang
rajungan dan limbah cair berupa air rebusan. Satu ekor rajungan dapat
menghasilkan limbah proses yang terdiri dari 57% cangkang , 3% daging reject
dan 20% air rebusan. Rajungan dengan bobot 100-350gram menghasilkan
limbah cangkang rajungan 51-150gram. Cangkang rajungan dan daging yang
masih melekat pada cangkanag mengandung kadar abu sebesar 53,38%, kadar
karbohidrat 22,75% dan kadar protein 15,58%. Cangkang rajungan juga
mengandung kalsium sebesar 19,97% (Al-faruqi, 2020).
Jika produksi rajungan mencapai 600 kg/hari maka menghasilkan daging
rajungan 250kg sedangkan 350kg limbah pada berupa cangkang rajungan.
Meningkatkan jumlah limbah cangkang rajungan akan berdampak pada
pencemaran lingkungan apabila tidak ditangani. Pemanfaatan limbah cangkang
rajungan merupakan solusi dalam menanggulangi masalah pencemaran
lingkungan dan salah satu upaya untuk mengurangi volume limbah yang terus
meningkat.
Cangkang rajungan merupakan limbah potensial yang kurang
dimanfaatkan. Pengolahan limbah cangkang rajungan selain meningkatkan
pendapatan pabrik juga menekan biaya dan menghasilkan output limbah yang
lebih sedikit serta minim tingkat pencemaran dengan pengolahan ramah
lingkungan. Maka untuk itu perlu adanya pemanfaatan dan pengolahan limbah
cangkang rajugan guna meminimalisir pencemaran lingkungan. Padahal hasil
pengolahan limbah perikanan seperti rajungan mempunyai nilai gizi yang cukup
tinggi terutama kalsium dan fosfor (Hastuti, 2012).
Hal ini yang membuat banyak orang memanfaatkan limbah cangkang
rajungan. Bukan hanya bertujuan mencari keuntungan melainkan meminimalisir
limbah dari pengeksporan daging rajungan yang hanya dimanfaatkan dagingnya
saja, selebihnya adalah limbah. Dari limbah cangkang rajungan dapat dihasilkan
sebagai tepung yang menjadi pakan ternak, bahan perisai makanan bahkan
produk makanan juga seperti petis rajungan, kaldu rajungan dan kerupuk.

52

Anda mungkin juga menyukai