Anda di halaman 1dari 4

Nama : Thalia Senia Bella

Kelas : AK19P
NIM : 0312519204

RENCANA MERGER BANK BRI SYARIAH, BNI SYARIAH DAN MANDIRI


SYARIAH. APA DAMPAKNYA ?

Rencana pemerintah dalam penggabungan tiga Bank Syariah BUMN kian


dimatangkan, yang terdiri dari PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS), PT Bank Syariah
Mandiri Tbk (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) yang mana hasil penggabungan
bank ini akan diberi nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. dengan kode BRIS.
Nama ini akan digunakan secara efektif oleh PT Bank BRISyariah Tbk. selaku Bank
Yang Menerima Penggabungan (survivor entity).
Nama baru ini terungkap dalam perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan
Usaha (merger) yang memuat tambahan penjelasan ihwal struktur, nama, dan logo
bank baru. Publikasi Perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha
dilakukan sesuai regulasi yang berlaku dan mengikuti persetujuan regulator.
Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo. Kantor pusat Bank
Hasil Penggabungan akan berada di Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang
sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS.
Bank Hasil Penggabungan akan melakukan kegiatan usaha pascamerger di kantor
pusat, cabang, dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah
Mandiri, serta BNI Syariah.
Merger ketiga Bank Syariah BUMN ini diharapkan akan menjadi tonggak kebangkitan
ekonomi dan keuangan Syariah yang ada di Indonesia dengan visi nya ingin menjadi
salah satu Bank Syariah terbesar di dunia sehingga keinginan untuk memperbesar
kapasitas keuangan Syariah di Indonesia semakin jelas dan sangat memungkinkan
diwujudkan.
Perusahaan baru dengan visi yang sangat besar memerlukan identitas yang kuat dan
pihak-pihak yang berkompeten serta memiliki pengalaman yang cukup untuk
menjalankan operasionalnya sehingga terdapat perubahan Struktur Organisasi Bank.
Bank hasil penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh
10 Direksi yang akan mengelola jalannya usaha bank hasil penggabungan yang terdiri
dari Direktur Utama, dua posisi Wakil Direktur Utama dan masing-masing satu
Direktur Wholesale & Transaction banking, Retail banking, Sales & Distribution,
Information Technology & Operations, Risk Management, Compliance & Human
Capital, serta Finance & Strategy.
Berdasarkan susunan pengurus yang sudah ditetapkan, bank hasil merger akan
dipimpin oleh Hery Gunardi selaku Direktur Utama. Hery akan didampingi dua Wakil
Direktur Utama yakni Ngatari dan Abdullah Firman Wibowo, Kusman Yandi, Kokok
Alun Akbar, Anton Sukarna, Achmad Syafii, Tiwul Widyastuti, Tribuana Tunggadewi
dan Ade Cahyo Nugroho.
Seluruh pejabat direksi dan dewan komisaris yang telah ditunjuk akan mulai bekerja
efektif pada tanggal 1 Februari 2021 dan merger telah disetujui oleh OJK dengan
mengikuti ketentuan yang berlaku.
Bank Syariah Indonesia juga akan melakukan efiseinsi terhadap pelayanan Platform
Digital diantaranya Mobile Banking, Internet Banking, dan lain sebagainya sehingga
diharapkan Platform ini tidak kalah dengan Bank Konvensional yang sudah terlebh
dahulu menggunakan fitur ini.
Bank merger Syariah nanti digadang-gadang akan memiliki total asset sebesar
Rp 214,6 Triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 Triliun, yang mana jumlah
tersebut menempatkan Bank hasil merger ini masuk kedalam daftar 10 besar bank
terbesar di Indonesia dari sisi asset dan TOP 10 Bank Syariah terbesar didunia jika
dilihat dari sisi kapitalisasi pasar nya.
Selain memiliki aset dan modal inti besar, Bank Hasil Penggabungan juga akan
didukung dengan keberadaan lebih dari 1.200 cabang, 1.700 jaringan ATM, serta
didukung 20.000 lebih karyawan di seluruh Indonesia, Bank Hasil Penggabungan
akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial bahkan
spiritual bagi lebih banyak nasabah.
Di segmen ritel, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki ragam solusi keuangan
dalam ekosistem Islami seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, zakat, infak,
sedekah, wakaf (ZISWAF), produk layanan berbasis emas, pendidikan, kesehatan,
remitansi internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya yang berlandaskan
prinsip syariah yang didukung oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.
Bank Syariah Indonesia juga akan melayani seluruh segmen masyarakat dan
nasabah, mulai dari kelompok ritel, UMKM, wholesale, dan investor global. Untuk
menjangkau pendanaan dan melayani investor global, Bank Syariah Indonesia
berencana memiliki kantor representasi di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), setelah
beroperasi nanti.
Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI)
25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham
Syariah 2% dan publik 4,4%.
Apa dampak aset yang dimiliki oleh masing-masing Bank Syariah tersebut ?
Hingga per Juni 2020 aset yang dimiliki oleh Bank hasil penggabungan ini yaitu
sebesar Rp 114,4 triliun pada bank Mandiri Syariah atau meningkat 13,26%
dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy), Rp 50,78 triliun atau
meningkat 17,8% yoy, Rp 49,6 triliun atau meningkat 34,7% yoy.
Lalu mengapa Bank BRI Syariah dengan asset yang paling kecil dibanding dengan
dua Bank BUMN Syariah lainnya menjadi Induk atau entitas yang menerima
penggabungan ?
Hal ini dikarenakan Bank BRI Syariah merupakan menjadi satu-satunya Bank Syariah
yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Apa Dampak nya terhadap nasabah ?


Penggabungan Bank BUMN Syariah ini akan memberikan kemudahan kepada para
masyarakat dalam melakukan transaksi di Bank Syariah dengan cabang-cabang dari
tiga Bank BUMN Syariah tersebut, artinya dapat dilakukan baik di Mandiri Syariah,
BRI Syariah maupun BNI Syariah.
Kemudian memberikan opsi pendanaan yang lebih luas lagi bagi para Masyarakat
yang mana pendanaan ini berbasis Syariah, serta memperkuat Permodalan Bank
Syariah kepada Masyarakat yang membutuhkan dana untuk membuka suatu usaha
seperti UMKM dan lainnya.
Pengabungan ini diharapkan akan menjadi suatu kekuatan ekonomi yang dapat
meningkatkan perekonomian di Indonesia khususnya dalam sector Ekonomi Syariah
dimana hal ini telah dibuktikan pada saat krisis ekonomi tahun 98 dan pada saat
pandemic seperti ini, Bank Syariah masih tetap dalam kondisi stabil dan Survive.

~~~~~~~
Daftar Pustaka
https://money.kompas.com/read/2020/12/17/161055726/3-bank-syariah-bumn-akan-
merger-ini-kata-gubernur-bi?page=all
https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/13/192000665/merger-3-bank-syariah-
bumn-bagaimana-dampaknya-bagi-nasabah-?page=all
https://www.cnbcindonesia.com/market/20201211085018-17-208334/resmi-nama-
bank-hasil-merger-bris-bank-syariah-indonesia

Anda mungkin juga menyukai