PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia, Tbk salah satu anak perusahaan PT Pertamina
Persero yang bergerak dibidang asuransi umum dan telah berdiri sejak 25 November 1981.
Kantor cabang dan afiliasi tersebar di Indonesia serta di Hongkong. PT Asuransi Tugu Pratama
Indonesia, Tbk juga terdaftar dan berada dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perseroan akan menggunakan 70% dana hasil IPO untuk pengembangan bisnis termasuk
penguatan infrastruktur produk-produk ritel dan 30% untuk peningkatan modal anak usaha,
yakni PT Tugu Reasuransi Indonesia (TuguRe).
Saat ini, saham Perseroan dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) (65,00%), PT Sakti
Laksana Prima (17,60%), Siti Taskiyah (12,15%) dan Mohamad Satya Permadi (5,25%). Setelah
pelaksanaan IPO, struktur kepemilikan saham Perseroan berubah menjadi PT Pertamina
(Persero) sebesar 55,25 %, PT Sakti Laksana Prima sebesar 14,96%, Siti Taskiyah sebesar
10,33%, Mohamad Satya Permadi sebesar 4,46%, dan masyarakat sebesar 15,00%.
Sebagai bagian dari IPO ini, Perseroan mengalokasikan sebanyak-banyaknya 5% dari saham
yang ditawarkan untuk Program ESA (Employee Stock Allocation).
Secara konsolidasi, hasil underwriting Perseroan naik 113% dari USD29 juta menjadi USD62
juta, dengan kontribusi hasil underwriting dari induk perusahaan sebesar USD36 juta atau
meningkat 35% dari USD27 juta tahun sebelumnya. Hasil investasi induk perusahaan naik 16%
dari USD12 juta menjadi USD14 juta, sedangkan secara konsolidasi tercatat sebesar USD31 juta
dari USD72 juta
Asuransi Tugu menunjuk 10 penjamin emisi efek, yaitu Kresna Sekuritas, Indosurya
Bersinar Sekuritas, Erdikha Elit Sekuritas, KGI Sekuritas Indonesia, Artha Sekuritas, Valbury
Sekuritas, Panca Global Sekuritas, Phillip Sekuritas, NH Korindo Sekuritas dan Panin Sekuritas.
Grafik menurun disebabkan oleh karena kondisi pasar saham sedang kurang kondusif, namun
potensi pasar yang sangat besar tetap akan menarik bagi investor. Hingga akhir perdagangan sesi
I hari ini, harga saham TUGU turun 5,45% menjadi Rp 3.640 dari harga perdana Rp 3.850 per
saham. TUGU membukukan laba bersih US$ 9,4 juta, naik 21% dibanding periode yang sama
2017. Tahun ini target meningkat lebih 15% untuk keseluruhan bisnis.
Dalam IPO tersebut, adapun penjamin pelaksana emisi efek perseroan yaitu PT Danareka
Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.
MANAJEMEN
Komisaris
-
Direktur
Presiden Komisaris -
Arief Budiman
Presiden Direktur
Komisaris Indra Baruna
Eddy Porwanto Poo
Direktur
Komisaris Muhammad Syahid
M. Rudy Salahuddin Ramto
Direktur
Komisaris Independen Sigit Suciptoyono
Adi Zakaria Afiff
Direktur
Komisaris Independen Usmanshah WA. Hamzah
Mohamad Harry Santoso
Direktur Independen
Komisaris Independen Andy Samuel
Pontas Siahaan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai
komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar,
BEI berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan
Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham
Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara
kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut
berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.
LQ45 merupakan salah satu indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Daftar saham yang menjadi
acuan penghitungan indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperbaharui setiap 6 bulan
sekali.
2. Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang ada pada masing-masing sektor.
A. Sektor-sektor Primer (Ekstraktif)
Pertanian
Pertambangan
B. Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan / Manufaktur)
Industri Dasar dan Kimia
Aneka Industri
Industri Barang Konsumsi
Manufaktur
C. Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non-manufaktur)
Properti dan Real Estate
Transportasi dan Infrastruktur
Keuangan
Perdagangan, Jasa dan Investasi
3. Indeks LQ45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan
kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
4. Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria syariah
(Daftar Efek Syariah yang diterbikan oleh Bapepam-LK) dan termasuk saham yang memiliki
kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi.
5. Indeks Kompas100, menggunakan 100 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan
likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
6. Indeks BISNIS-27, menggunakan 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan
merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Harian Bisnis Indonesia
7. Indeks PEFINDO25, menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan
merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO
9. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), menggunakan emiten yang masuk dalan Daftar
Efek Syariah (DES) yang di keluarkan oleh BAPEPAM-LK.
10. Indeks IDX30, menggunakan 30 emiten yang emitennya dipilih dari Indeks LQ-45.
11. Indeks Infobank15, mengukur performa harga dari 15 emiten unggulan bank-bank dan
merupakan kerja sama antara BEI dengan PT Infoarta Pratama (penerbit Majalah Infobank)
12. Indeks SMinfra18, mengukur performa harga dari 18 emiten yang bergerak dalam bidang
infrastruktur dan penunjangnya dan merupakan kerja saham antara BEI dengan PT Sarana Multi
Infrastruktur (Persero) (SMI).
13. Indeks Papan Utama, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan utama.
14. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan
pengembangan.