Anda di halaman 1dari 10

PASAR MODAL

TUGAS INDIVIDU TM 3

Disusun Oleh:
Adinda Naurah Illona
042011233063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
JENIS INDEKS EFEK DAN METODOLOGI INDEKS

Indeks Efek merupakan sejumlah efek yang dikelompokkan atas suatu kriteria atau indikator
tertentu. Di Indonesia terdapat tiga jenis indeks saham, yaitu:

Indeks Komposit
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG adalah indeks yang mengukur kinerja semua saham yang tercatat di Papan
Utama dan Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia
2. Indeks Harga Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan
Pengembangan yang dinyatakan sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek
Syariah (DES) yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Indeks Papan Utama
Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham tercatat di Papan Utama Bursa
Efek Indonesia.
4. Indeks Papan Pengembangan
Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham tercatat di Papan Pengembangan
Bursa Efek Indonesia.

Indeks Sektoral
Indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham di masing-masing Sektor yang mengacu
pada klasifikasi IDX Industrial Classification (IDX-IC). (Mulai diimplementasikan
25/1/2021)
1. IDX Sektor Energi (IDXENERGY)
2. IDX Sektor Barang Baku (IDXBASIC)
3. IDX Sektor Perindustrian (IDXINDUST)
4. IDX Sektor Barang Konsumen Primer (IDXNONCYC)
5. IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer (IDXCYCLIC)
6. IDX Sektor Kesehatan (IDXHEALTH)
7. IDX Sektor Keuangan (IDXFINANCE)
8. IDX Sektor Properti & Real Estat (IDXPROPERT)
9. IDX Sektor Teknologi (IDXTECHNO)
10. IDX Sektor Infrastruktur (IDXINFRA)
11. IDX Sektor Transportasi & Logistik (IDXTRANS)

Indeks Tematik
1. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham
syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi
2. LQ45
Indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi
dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik
3. IDX30
IDX30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik
4. IDX80
IDX80 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 80 saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik
5. KOMPAS100
Kompas100 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 100 saham yang
memiliki likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks KOMPAS100
diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan media Kompas Gramedia
Group (penerbit surat kabar harian Kompas).
6. BISNIS-27
Indeks yang mengukur kinerja harga dari 27 saham yang dipilih oleh Komite Indeks
Bisnis Indonesia. Indeks BISNIS-27 diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan
perusahaan media PT Jurnalindo Aksara Grafika (penerbit surat kabar harian Bisnis
Indonesia).
7. PEFINDO 25
Indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 25 perusahaan tercatat kecil dan
menengah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang
tinggi. Indeks PEFINDO25 diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan
pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).
8. INFOBANK15
Indeks yang mengukur kinerja harga dari 15 saham perbankan yang memiliki faktor
fundamental yang baik dan likuiditas perdagangan yang tinggi. Indeks infobank15
diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan media PT Info Artha
Pratama (penerbit Majalah Infobank).
9. INVESTOR33
Indeks yang mengukur kinerja harga dari 33 saham yang dipilih dari 100 perusahaan
tercatat terbaik versi Majalah Investor yang dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar,
likuiditas transaksi dan fundamental serta rasio keuangan. Indeks Investor33
diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan perusahaan media PT Media Investor
Indonesia (penerbit Majalah Investor).
10. SRI-KEHATI
Indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 25 perusahaan tercatat yang memiliki
kinerja yang baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta memiliki
kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik
atau disebut Sustainable and Responsible Investment (SRI). Indeks SRI-KEHATI
diluncurkan dan dikelola bekerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati
Indonesia (Yayasan KEHATI).

Metodologi Indeks memiliki dua cara dalam perhitungannya, yaitu:


1. Weighted Average
Rata-rata tertimbang adalah indeks yang memiliki berbagai faktor yang akan
mempengaruhi naik dan turunnya index tersebut. Pembobotan tergantung kepada
besarnya pengaruh perubahan harga saham tersebut terhadap keseluruhan saham yang
ada.
2. Weighted
Pembobotan saham ini terfokus pada banyaknya saham yang terdaftar di bursa.
Semakin banyak jumlah saham yang didaftarkan, maka pembobotannya semakin
besar.

Daftar Indeks Berdasarkan Metode Penghitunganya


1. Market Capitalization Weighted
• Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
• Jakarta Islamic Index (JII)
• Indeks Papan Pencatatan (Utama & Pengembangan)
• Indeks Sektoral (IDX-IC)
• KOMPAS100
• BISNIS-27
• PEFINDO25
• SRI-KEHATI
• Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
• infobank15
• MNC36
• Investor33
• IDX SMC Composite
• IDX SMC Liquid
• Jakarta Islamic Index 70 (JII70)
2. Capped Market Capitalization Weighted Average
• SMinfra18
• IDX BUMN20
• PEFINDO i-Grade
3. Capped Free Float Adjusted Market Capitalization Weighted Average
• LQ45
• IDX30
• IDX80
• IDX Value30
• IDX Growth 30
4. Capped Dividend Yield Adjusted Free-Float Market Capitalization Weighted
• IDX High Dividend 20
5. Capped Free Float Adjusted Market Capitalization Weighted + Quality Factored
• IDX Quality30
6. Capped Free Float Adjusted Market Capitalization Weighted + ESG Tilt factor
• IDX ESG leaders
EQUITY RIGHT ISSUE

Rights Issue atau HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) adalah Hak bagi pemegang
saham untuk membeli saham baru pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
Pemegang saham yang berhak membeli saham rights issue adalah pemegang saham yang
memiliki atau memegang saham perusahaan hingga batas akhir cum date. Jika pemegang
saham tersebut tidak mengambil haknya, maka ia dapat menjual hak-nya tersebut kepada
investor lain.
Rights Issue dilakukan oleh perusahaan yang sudah memiliki banyak pemegang saham
(investor), sehingga setelah proses IPO, perusahaan dapat menerbitkan saham baru. Para
investor lama ini akan diprioritaskan untuk menyerap saham baru sebelum saham baru
diberikan kepada investor baru. Hak inilah yang disebut sebagai right issue.

Contoh Kasus
PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) akan menerbitkan 600 juta saham dengan
memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Jumlah saham
yang akan diterbitkan oleh PANR setara dengan 50% dari modal disetor dan ditempatkan
penuh. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp50, serta akan dilepas dengan harga
penawaran yang belum ditentukan. PANR akan meminta persetujuan dari Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 Februari 2023 mendatang. Setelah disetujui
oleh pemegang saham, rights issue akan digelar tidak lebih dari 12 bulan sejak RUPSLB.

WARRANT

Warrant atau waran adalah sebuah instrumen investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
tergolong ke dalam instrumen derivatif karena dia adalah produk turunan dari saham. Waran
sendiri merupakan hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk membeli sejumlah
“saham biasa” pada suatu harga eksekusinya di “masa depan”, biasanya warrant mempunyai
tanggal dimana masa berlaku waran atau tanggal jatuh tempo waran tersebut habis. Investor
yang membeli waran akan mendapatkan hak untuk menebus harga saham dari perusahaan itu
dengan harga yang bisa saja jauh lebih murah. Namun, Investor juga memiliki hak untuk
tidak menebus dan memperjual belikan waran tersebut. Biasanya, waran dapat dibeli pada
perusahaan yang melakukan IPO atau mengeluarkan Right Issue.
STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT

Stock Split
Stock split adalah ketika perusahaan membagi saham yang ada menjadi beberapa saham baru
untuk meningkatkan likuiditas saham. Meskipun jumlah saham yang beredar meningkat
dengan kelipatan tertentu, nilai total saham tetap sama dibandingkan dengan jumlah yang
dibagi sebelumnya, karena pemisahan tersebut tidak menambah nilai riil. Rasio pembagian
yang paling umum adalah 2-untuk-1 atau 3-untuk-1 (kadang-kadang dilambangkan sebagai 2:
1 atau 3: 1), yang berarti bahwa pemegang saham akan memiliki dua atau tiga saham setelah
pemisahan dilakukan, masing-masing, untuk setiap saham yang dimiliki sebelum pemisahan.

Reverse Stock Split


Reverse stock split adalah ketika perusahaan mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar
dengan membatalkan saham saat ini dan menerbitkan lebih sedikit saham baru berdasarkan
rasio yang telah ditentukan. Misalnya, dalam pemecahan saham terbalik 2:1, perusahaan akan
mengambil setiap dua saham dan menggantinya dengan satu saham. Hasil reverse stock split
akan meningkatkan harga per saham.

DIVIDEN

Dividen dapat diartikan sebagai bagian dari laba bersih dan laba ditahan yang dibayarkan
perusahaan kepada pemegang sahamnya. Ketika sebuah perusahaan menghasilkan
keuntungan dan mengakumulasi laba ditahan, pendapatan tersebut dapat diinvestasikan
kembali dalam bisnis atau dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen. Dividen
tahunan per saham dibagi harga saham adalah hasil dividen.
Nilai dividen ditentukan berdasarkan per saham dan harus dibayarkan secara setara kepada
semua pemegang saham dalam kelas yang sama. Pembayaran tersebut harus disetujui oleh
Dewan Direksi. Dividen yang diumumkan kemudian akan dibayarkan pada tanggal tertentu
yang disebut dengan tanggal terutang.
SHARES BUYBACK

Buyback, atau dengan kata lain “dibeli kembali” adalah proses pembelian kembali saham
yang beredar di publik (outstanding share) yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam
prosesnya, perusahaan menginvestasikan dana yang dimiliki untuk membeli saham
perusahaannya sendiri dari publik.
Dengan hal ini, otomatis jumlah keuntungan yang harus disetor perusahaan melalui
pembagian dividen akan berkurang, karena jumlah saham yang beredar menyusut. Bukan
hanya itu perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan di masa yang akan datang jika
menjual kembali saham yang buyback ketika harganya sudah naik.

Cara melakukan Shares Buyback


• Tender Offer: menjual ke pemegang saham sesuai dengan kesepakatan
• Open Market: membeli saham secara regular sesuai harga pasar saham

Alasan melakukan Shares Buyback


• Menaikkan Rasio Keuangan
Jika jumlah saham beredar berkurang maka, maka secara otomatis ratio Earning per
Share (keuntungan per lembar saham) perusahaan menjadi meningkat, oleh karena itu
aksi buyback juga sering kali bertujuan untuk menaikan rasio keuangan perusahaan.
• Mengurangi likuiditas saham beredar di pasar
Bila saham yang beredar di pasar terlalu banyak maka harga saham perusahaan
tersebut akan menjadi lebih sulit untuk naik, jika naik pun kenaikannya akan menjadi
lebih lambat daripada yang terjadi di saham-saham yang jumlah sahamnya tidak
terlalu banyak di publik

OBLIGASI KONVERSI DAN OBLIGASI TUKAR

Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah surat utang yang memungkinkan bagi pemegang surat utang untuk
mengkonversinya menjadi saham perusahaan penerbit obligasi. Penggantian dari obligasi ke
saham menerapkan rasio penukaran yang sudah disepakati sebelumnya.
Obligasi konversi menawarkan tingkat kupon yang lebih rendah atau hasil yang dijanjikan
lebih rendah hingga jatuh tempo daripada obligasi nonkonvertibel. Namun, sebenarnya
pengembaliannya pada obligasi konversi dapat melebihi hasil yang dinyatakan hingga jatuh
tempo jika opsi untuk mengkonversi menjadi menguntungkan.

Obligasi Tukar
Obligasi tukar atau exchange convertibles adalah obligasi konversi yang mana saham yang
menjadi aset dasarnya merupakan saham dari perusahaan berbeda. Artinya, ketika investor
menukar obligasi menjadi saham, saham yang dimiliki adalah saham perusahaan lain, bukan
saham penerbit obligasi. Dalam obligasi tukar ini, terdapat persyaratan opsi konversi. Adapun
persyaratan utama dari obligasi tukar adalah tujuan konversi piutang, yaitu menukar obligasi
konversi dengan saham milik para pemegang saham dari pihak debitur yang bersangkutan.

CALLABLE BONDS

Callable bond merupakan obligasi yang dapat ditebus oleh penerbit sebelum mencapai
tanggal jatuh tempo yang ditentukan. Obligasi yang dapat ditarik memungkinkan perusahaan
penerbit untuk melunasi hutangnya lebih awal. Sebuah bisnis dapat memilih untuk
membatalkan obligasi mereka jika suku bunga pasar bergerak lebih rendah, yang
memungkinkan untuk meminjam kembali dengan tingkat yang lebih menguntungkan.
Obligasi yang dapat ditarik dengan demikian mengkompensasi investor untuk potensi itu
karena mereka biasanya menawarkan tingkat bunga atau tingkat kupon yang lebih menarik
karena sifatnya yang dapat ditarik.

KOMBINASI BISNIS

Merger
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan sehingga terbentuk sebuah bisnis
hasil merger yang baru, yang tentunya dengan kesepakatan antara perusahaan-perusahaan
tersebut untuk bersatu menjadi suatu bisnis yang baru. Penyatuan dua perusahaan ini biasanya
dengan cara transfer kepemilikan dengan cara bertukar saham atau pembayaran tunai.
Perusahaan hasil merger memiliki aset gabungan, kompetensi yang lebih baik, dan
penguasaan pasar yang lebih kuat.

Akuisisi
Akuisisi merupakan proses pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Hal itu
dapat terjadi karena aset atau saham suatu perusahaan dibeli oleh perusahaan lain. Perusahaan
yang membeli aset atau saham tersebut hanya mengambil alih kepemilikan tanpa
menghentikan kegiatan bisnis atau operasionalnya. Selanjutnya, perusahaan yang diakuisisi
tetap eksis menjalankan operasionalnya atau kegiatan bisnisnya tanpa dipengaruhi oleh
perusahaan yang mengakuisisi. Perusahaan yang mengakuisisi dan perusahaan yang
diakuisisi berdiri dengan status badan hukum yang berbeda. Pendeknya, setelah terjadi proses
akuisisi, masing-masing perusahaan tetap berjalan sendiri-sendiri tapi berada di bawah
kepemimpinan atau dikendalikan oleh pemilik yang sama.

Konsolidasi
Konsolidasi merupakan proses peleburan dua perusahaan atau lebih untuk menjadi satu
perusahaan baru. Seluruh aktivitas bisnis atau operasional masing-masing perusahaan-
perusahaan yang berkonsolidasi harus berhenti untuk kemudian melebur dalam satu naungan
manajemen dan kepemimpinan. Konsolidasi dilakukan dengan mengevaluasi kondisi
perusahaan yang sedang berjalan, diteruskan dengan pengembangan strategi usaha jangka
panjang yang lebih terperinci. Perincian tersebut meliputi pengembangan sistem manajemen,
memberikan prioritas pada pengembangan yang dilakukan secara terus menerus, dan
pengembangan pasar yang dilakukan secara sistematis dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai