Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANAJEMEN DAN INVESTASI PASAR MODAL

INDEKS PASAR MODAL

Oleh: Kelompok 1
I Ketut Yoga Prayadnya (1833121063)
Arjun Wahyu Mahendra (1833121236)
Agus Widhyartha (1833121337)
Putu Dicky Ari Pratama (1833121357)
I Kadek Agus Aditya Kusuma (1833121478)
I Made Satrya Aditya Putra (1833121467)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
1. INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

IHSG adalah satu satu acuan utama dalam mengambil keputusan bagi para investor saham
dan reksadana, tepatnya jadi acuan bagi mereka kapan harus menjual atau sebaliknya membeli
instrumen efek di pasar modal. Arti IHSG sebagaimana dikutip dari laman resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI), yakni ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas
sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi
secara berkala. IHSG biasanya digunakan sebagai gambaran untuk melihat kenaikan atau
penurunan pasar investasi secara global, dalam hal ini tentu saja pasar saham di Indonesia.
Sebenarnya, IHSG hanya salah satu indeks saham yang ada di BEI. Beberapa indeks lain yang jadi
parameter investor saham yakni Indeks LQ45 dan Kompas100.

IHSG digunakan sebagai alat untuk mengukur sentimen pasar atau kepercayaan investor.
Perubahan nilai yang tercermin dalam satu indeks dapat dijadikan indikator yang merefleksikan
opini kolektif dari seluruh pelaku pasar. Nama lain dari IHSG adalah Indonesia Composite Index
(ICI), dan kini lebih sering disebut dengan IDX Composite. Adapun IHSG sendiri diperkenalkan
pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEI yang
saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dalam klasifikasi indeks-indeks yang ada di
BEI, IHSG tergolong sebagai indeks headline pada sub klasifikasi komposit (composite). IHSG
satu-satunya indeks yang masuk pada sub klasifikasi itu. Indeks headline sendiri adalah indeks
yang dijadikan acuan utama untuk menggambarkan kinerja pasar modal. Selain sub klasifikasi
komposit, dalam klasifikasi headline terdapat pula sub klasifikasi lainnya yakni papan (board),
liquidity, dan liquidity co-branding.

IHSG di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen
dan pertama kali dikenalkan pada 1 April 1983 dengan menggunakan landasan dasar (baseline)
tanggal 10 Agustus 1982.

Metode perhitungan IHSG

IHSG adalah mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang
tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal
tersebut, Indeks ditetapkan dengan nilai dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13
saham. Sejak saat itu, IHSG mencatat setiap saham tanpa terkecuali yang listing pada papan utama

1
dan papan pengembangan BEI. Saham yang tercatat di papan utama atau papan pengembangan
BEI akan masuk dalam indeks Komposit BEI sejak tanggal pencatatan. Sedangkan saham yang
delisting dari papan utama atau papan pengembangan BEI akan dikeluarkan dari Komposit BEI
sejak tanggal efektif delisting.

Adapun salam hal informasi pasar yang penting dari suatu saham tertentu dapat
mempengaruhi indeks secara signifikan, BEI dapat mempertimbangkan untuk mengeluarkan
sebagian atau seluruh saham suatu saham tertentu dari BEI. Dasar perhitungan IHSG adalah
jumlah nilai pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah nilai pasar
IHSG adalah total perkalian setiap saham tercatat, kecuali untuk perusahaan yang berada dalam
program restrukturisasi dengan harga di bursa pada hari tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menghitung IHSG adalah :

𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒂𝒔𝒂𝒓𝒕
IHSGt = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑫𝒂𝒔𝒂𝒓
X 100

1) IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan hari ke-t

2) Nilai Pasart = Rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikalikan
dengan harga pasar perlembarnya) dari saham umum dan saham preferen pada hari ke-t.

3) Nilai Dasar = Sama dengan nilai pasar, tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus 1982

IHSG tidak berubah bila terjadi pemecahan lembar saham (stock split), dividen berupa saham
(stock dividens), bonus issue. Adapun rumus untuk menyesuaikan nilai dasar yaitu :

𝑵𝑷𝑳 + 𝑵𝑷𝑻𝑺
NDB = X 100
𝑵𝑷𝑳

1) NDB = Nilai Dasar Baru

2) NPL = Nilai Pasar Lama

3) NPTS = Nilai Pasar Tambahan Saham

4) NDL = Nilai Dasar Lama


Manfaat dari IHSG adalah antara lain:

a. Mengukur sentimen pasar


b. Dijadikan produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan ETF Indeks serta produk
turunan,
c. Benchmark bagi portofolio aktif.
d. Proksi dalam mengukur dan membuat model pengembalian investasi (return), risiko
sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko, serta
e. IHSG adalah sebagai proksi untuk kelas aset pada alokasi aset.

Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi


melalui sistem perdagangan lelang. Nilai dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi
perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait dengan harga saham. Nilai
dasar akan disesuaikan secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain
yang tidak terkait dengan harga saham. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG
adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem
lelang. Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap
harinya.

2. INDEKS LIQUID-45 (ILQ-45)

Indeks ILQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria
pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan
kapitalisasi pasar. Indeks LQ 45 berisi 45 saham yang disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal
bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan
selalu berubah.

Tujuan Indeks ILQ 45

Sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya
bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pemerhati pasar modal lainnya dalam
memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.

3
Kriteria Pemilihan Saham yang Masuk di ILQ45

Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai
transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan pasar, dan untuk lebih mempertajam
kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi
transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu saham untuk dapat masuk
dalam perhitungan indeks LQ45 adalah sebagai berikut:
a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan
b. Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular
c. Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan
masuk dalam perhitungan indeks LQ45
Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan menggunakan kriteria Hari
Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode
pemilihan 15 saham tersebut adalah:
a. Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di Pasar Reguler.
b. Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan Frekuensi Transaksi di Pasar
Reguler
c. Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar, sehingga
akan didapat 45 saham untuk perhitungan indeks LQ45
Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan
keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.

Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk
dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan
urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu
pada awal bulan Februari dan Agustus.

Hari Dasar Indeks LQ45

Indeks LQ45 diluncurkan pada bulan Februari 1997. Akan tetapi untuk mendapatkan data
historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan
nilai indeks sebesar 100.
3. INDEKS PAPAN UTAMA DAN PAPAN PENGEMBANGAN
Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan merupakan indeks harga saham yang
diharapkan dapat menggambarkan pergerakan indeks pada masing-masing papan tersebut. jumlah
saham yang digunakan dalam penghitungan indeks tersebut adalah seluruh saham yang tercatat
pada masing-masing papan kecuali beberapa saham yang berdasarkan pertimbangan tertentu tidak
masuk dalam perhitungan seluruh indeks yang ada. Saat ini, sebagian besar saham yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) terdaftar di Papan Utama dan Papan Pengembangan. Pada Indeks
Papan Utama terdapat 348 emiten yang terdaftar sedangkan pada Indeks Papan Pengembangan
terdapat 373 emiten.
1) Indeks Papan Utama
Indeks Papan Utama ditujukan untuk emiten yang memiliki ukuran besar dan mempunyai
track record yang baik. Indeks Papan Utama diluncurkan pada tanggal 8 April 2002 dengan
menggunakan nilai dasar tanggal 28 Desember 2001 dengan nilai indeks 100. Calon emiten akan
dicatatkan di Ineks Papan Utama apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan.
b. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, perusahaan telah melakukan kegiatan
operasional dalam usaha yang sama minimal 3 bulan berturut-turut.
c. Laporan keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan ketentuan laporan keuangan
auditan 2 tahun buku terakhir dan laporan keuangan auditan interim terakhir jika ada dan
telah memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
d. Berdasarkan laporan keuangan terakhir memiliki aktiva berwujud bersih minimal Rp 100
milliar.
e. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham
pengendali setelah penawaran umum atau perusahaan yang sudah tercatat di bursa efek lain
atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di bursa efek lain dalam periode 5 hari bursa
sebelum permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 100 juta saham atau 35% dari modal
disetor.
f. Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 pemegang saham yang memiliki rekening efek
di anggota bursa efek dengan ketentuan:

5
 Bagi calon perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum, maka jumlah
pemegang saham tersebut merupakan pemegang saham setelah penawaran umum
perdana.
 Bagi calon perusahaan tercatat yang berasal dari perusahaan publik, maka jumlah
pemegang saham tersebut adalah jumlah pemegang saham terakhir selambat-lambatnya
1 bulan sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
 Bagi calon perusahaan tercatat yang tercatat di bursa efek lain, maka jumlah pemegang
saham tersebut dihitung berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 bulan terakhir.
2) Indeks Papan Pengembangan
Indeks Papan Pengembangan merupakan indeks yang ditujukan untuk perusahaan yang belum
bisa masuk ke Indeks Papan Utama. Termasuk juga perusahaan yang memiliki prospek
berkembang namun belum menghasilkan keuntungan. Papan Pengembangan juga ditujukan untuk
perusahaan yang sedang dalam peyehatan. Indeks Papan Pengembangan diluncurkan pada tanggal
8 April 2002 dengan menggunakan nilai dasar tanggal 28 Desember 2001 dengan nilai indeks 100.
Calon emiten akan dicatatkan di Indeks Papan Pengembangan apabila telah memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Telah memeuhi persyaratan umum pencatatan saham.
b. Sampai dengan diajukan permohonan pencatatan, perusahaan telah melakukan kegiatan
operasional dalam usaha utama yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
c. Laporan keuangan auditan tahun buku terakhir yang mencakup minimal 12 bulan dan
laporan keuangan auditan interim terakhir serta telah memperoleh pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
d. Memiliki aktiva berwujud bersih minimal Rp 5 miliar.
e. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan keuntungan atau
beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:
 Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak tercatat sudah memperoleh laba
usaha dan laba bersih berdasarkan proyeksi keuangan yang akan diumumkan di bursa.
 Khusus bagi calon emiten yang bergerak di bidang yang sesuai dengan sifat usahanya
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai titik impas, maka berdasarkan
proyeksi keuangan calon perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya pada akhir
tahun buku ke-6 sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih.
f. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham
pengendali setelah penawaran umum atau perusahaan yang sudah tercatat di bursa efek lain
atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di bursa efek lain dalam periode 5 hari bursa
sebelum permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50 juta saham atau 35% dari modal
disetor.

g. Jumlah pemegang saham yang paling sedikit 500 pemegang saham yang memiliki rekening
efek di anggota bursa efek, dengan ketentuan:
 Bagi calon perusahaan tercatat yang melakukan penawaran umum, maka jumlah pemegang
saham tersebut adalah pemegang saham setelah penawaran umum perdana.
 Bagi calon perusahaan tercatat yang bersadal dari perusahaan publik, maka jumlah
pemegang saham tersebut adalah jumlah pemegang saham terakhir selambat-lambatnya 1
bulan sebelum mengajukan permohonan pencatatan.
 Bagi calon perusahaan tercatat yang tercatat di bursa efek lain, maka jumlah pemegang
saham tersebut dihitung berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 bulan terakhir.
h. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian penjaminan emisinya harus
menggunakan prinsip kesanggupan penuh.

Perbandingan Kinerja Indeks Papan Utama dengan Indeks Papan Pengembangan

Perusahaan yang tergabung pada papan utama memiliki size perusahaan besar yaitu
berdasarkan laporan keuangan auditan terakhir. Perusahaan di papan pengembangan memiliki
ukuran perusahaan yang lebih kecil dari perusahaan di papan utama, yaitu memiliki aktiva
berwujud bersih minimal Rp5 miliar. Perusahaan yang termasuk dalam papan utama memiliki
kapitalisasi pasar perusahaan besar yang tercermin dari kriteria yang ditentukan yaitu jumlah
saham sekurang-kurangnya 100 juta saham atau 35% dari modal disetor (mana yang lebih kecil).
Pada papan pengembangan, terdapat perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih kecil dari papan
utama, yaitu persyaratan jumlah saham sekurang-kurangnya 50 juta saham atau 35% dari modal
disetor (mana yang lebih kecil).

Kinerja indeks papan pengembangan lebih baik dari pada indeks papan utama karena
perusahaan di papan pengembangan merupakan perusahaan berukuran lebih kecil dari
perusahaan di papan utama, sehingga jenis perusahaan kecil tersebut lebih berisiko dari

7
perusahaan berukuran besar. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Banz (1981), Basu (1981),
Demirtas and Güner (2001), Pasaribu (2009), Wong (1989), Herrera danLockwood (1994), dan
Reinganum (1981) serta sejalan dengan teori size effect.

4. INDEKS KOMPAS 100

Indeks Kompas 100 adalah suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks Kompas100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa
Efek Indonesia (BEI) bekerjasama dengan koran Kompas pada hari Jumat tanggal 10 Agustus
2007. Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas 100 ini selain
memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-
saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.

Saham-saham yang termasuk dalam Kompas 100 diperkirakan mewakili sekitar 70-80% dari
total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI, maka dengan
demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan indeks dengan mengamati
pergerakan indeks Kompas 100. Akan tetapi, ini bisa saja berlawanan arah dengan indeks harga
saham gabungan (IHSG) maupun indeks lainnya.

Berdasarkan pertimbangan faktor fundamental perusahaan dan pola perdagangan di bursa,


BEI dapat menetapkan untuk mengeluarkan saham tersebut dalam proses perhitungan indeks
harga 100 saham. Faktor selanjutnya adalah masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan
frekuensi transaksi serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan terakhir.
Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya menjadi 60 saham dengan
mempertimbangkan nilai transaksi terbesar. Adapun dari sebanyak 90 saham yang tersisa,
kemudian dipilih sebanyak 40 saham dengan mempertimbangkan kinerja yakni hari transaksi dan
frekuensi transaksi serta nilai kapitalisasi pasar di pasar regular Prosesnya sebagai berikut:

a. Dari 90 sisanya, akan dipilih 75 saham berdasarkan hari transaksi di pasar reguler.
b. Dari 75 saham tersebut akan dipilih 60 saham berdasarkan frekuensi transaksi di pasar
reguler.
c. Dari 60 saham tersebut akan dipilih 40 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar.
d. Daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil perhitungan
butir (5) ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan butir (6).
Daftar saham yang masuk dalam KOMPAS100 akan diperbaharui sekali dalam 6 bulan, atau
tepatnya pada bulan Februari dan pada bulan Agustus.

Kelebihan Saham Kompas 100

Sahamnya berasal dari perusahaan dengan reputasi baik, merupakan salah satu kelebihan saham
Kompas 100. Biasanya, perusahaan yang telah lama beroperasi, reputasinya baik, serta cenderung
stabil saat menghadapi situasi perekonomian sulit.
a. Dapat Menjadi Acuan (Benchmark) Bagi Investor
Berkaitan dengan pembahasan sebelumnya, saham Kompas100 dapat mewakili kapitalisasi
pasar seluruh saham pada BEI, dengan persentase 70-80%. Maka, investor dapat mengamati
pergerakan pasar dan kinerja portofolio investasi melalui indeks saham 100 ini. Industri pasar
modal bisa menciptakan inovasi produk berbasis indeks yang mengacu pada indeks Kompas 100
ini.
b. Kapitalisasi Pasar Besar
Kapitalisasi pasar merupakan harga saham suatu perusahaan yang berada pada BEI.
Perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar kategori besar, biasanya banyak sekali masyarakat
yang memakai barang atau jasanya. Harga saham cenderung berubah-ubah setiap harinya, bisa
naik maupun turun. Jika kapitalisasi pasar besar, hal tersebut menandakan banyak investor yang
mempercayakan modalnya ke perusahaan terkait.
c. Fundamental Perusahaan Bagus
Perusahaan sudah mampu mengatur kondisi keuangannya dengan baik. Ketika menghadapi
situasi ekonomi yang sulit, perusahaan mampu bertahan dalam guncangan tersebut. Karena
kondisi keuangannya yang cenderung mapan dan stabil, perusahaan juga tidak mengalami
kesulitan dalam penjualan barang atau jasa. Karena, perusahaan dengan fundamental bagus,
seiring dengan banyaknya konsumen yang membutuhkan barang atau jasa dari perusahaan
tersebut.
d. Resiko Perusahaan Terlikuidasi Kecil
Dalam saham yang kapitalisasi pasarnya kecil maupun menengah, ada resiko yang
menghantui jika perusahaan kolaps lalu yang lebih parahnya terlikuidasi. Namun, dalam indeks
saham 100 ini, resiko terjadinya kolaps pada perusahaan tergolong rendah. Karena perusahaan
sudah mampu mengelola keuangannya dengan stabil, maka investor berpotensi menerima dividen
dari perusahaan secara rutin setiap tahunnya.
9
Kekurangan Saham Kompas 100

a. Indeks saham Kompas 100 memiliki kapitalisasi pasar tergolong besar, seiring dengan
harganya yang cenderung mahal pada pasar modal.
b. Investor yang ingin berinvestasi pada saham Kompas100, harus menyiapkan modal yang
cukup besar. Modal yang besar ini sesuai dengan keuntungan atau dividen yang akan
investor dapat.
c. Walaupun resiko sudah dapat terminimalisir dengan fundamental perusahaan yang baik.
Tetapi, hal ini tidak menjamin terjadi kerugian, atau harga saham menurun pada hari esok.
d. Kekurangan lainnya adalah, seseorang berinvestasi secara perorangan bukan berkelompok.

Anda mungkin juga menyukai