Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PASAR MODAL

INDEKS SAHAM YANG ADA DI BURSA EFEK INDONESIA

Dosen Mata Kuliah : Dwi Prasetyo Abimanyu

Kelompok Tugas Kelas AKP- D2

Nasywa Choififah 35112190103

Resti Fitria Cahyati 35112190107

Tasya Fitriany 35112190111


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang


telah memberikan banyak kenikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas pengantar pasar modal sesuai dengan waktu yang kami
rencanakan. Tugas ini kami buat untuk menambah ilmu tentang pasar modal
serta penilaian mata kuliah pasar modal. Yang meliputi nilai tugas, nilai
individu, dan nilai keaktifan.

Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang


sudah tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang
semoga bisa memberi tambahan pada hal yang terkait dengan Indeks Saham.

Penyampaian pembandingan materi dari referensi yang satu dengan


yang lainnya akan menyatu dalam satu makalah kami. Sehingga tidak ada
perombakan total dari buku aslinya.

Kami sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan.


Begitu pula dalam penyusunan tugas ini, yang mempunyai banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangannya.

Kami ucapkan terima kasih kepada Dwi Prasetyo Abimanyu,SE,ME


sebagai pengajar mata kuliah Pengantar Pasar Modal yang telah
membimbing kami dalam penyusunan tugas ini.tidak lupa pula kepada rekan
rekan yang telah ikut berpartisipasi. Sehingga tugas ini selesai tepat pada
waktunya.

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indeks sejatinya adalah indikator ataupun ukuran atas sesuatu. Di dalam dunia
pasar modal, indeks atas saham maupun obligasi merupakan portofolio imaginer
yang mengukur perubahan harga dari suatu pasar atau sebagian dari pasar tersebut.
Pada saat indeks saham bergerak naik, berarti harga sebagian besar saham-saham
yang diukur oleh indeks tersebut bergerak naik. Sebaliknya, apabila indeks saham
bergerak turun, maka sebagian besar saham-saham konstituen indeks bergerak
turun. Dengan melihat pergerakan suatu indeks saham, maka investor dapat
mengetahui performa harga secara umum atas saham-saham yang dimilikinya.
Selain itu, investor juga dapat mengetahui kondisi pasar saham secara umum
apabila terjadi perubahan kebijakan dari dalam maupun luar negeri. Selain sebagai
ukuran atas harga saham, saat ini indeks saham semakin populer untuk digunakan
sebagai acuan produk investasi, seperti reksa dana maupun Exchange Traded Fund
(ETF).

Indeks-indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)


2. Indeks LQ45
3. Indeks IDX30
4. Indeks IDX80
5. Indeks IDX Value30 (IDXV30)
6. Indeks IDX Growth30 (IDXG30)
7. Indeks KOMPAS100
8. Indeks IDX SMC Composite / IDX Small-Mid Cap Composite Index
9. Indeks IDX SMC Liquid / IDX Small-Mid Cap Liquid Index
10. Indeks IDX High Dividend 20/ IDX High Dividend 20 Index
11. Indeks IDX BUMN20/ IDX BUMN20 Index
12. Indeks Saham Syariah Indonesia/ Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)
13. Jakarta Islamic Index (JII)
14. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)
15. Indeks Sektoral
16. Indeks Papan Pencatatan (Board Index)
17. Indeks BISNIS-27
18. Indeks PEFINDO25
19. Indeks SRI-KEHATI
20. Indeks infobank15
21. Indeks SMinfra18
22. Indeks MNC36
23. Indeks Investor33
24. Indeks PEFINDO i-Grade / PEFINDO Investment Grade Index
BAB II

PEMBAHASAN

1. Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG)

IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983. Tapi,


hari dasar perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan
nilai 100. FUNGSI IHSG

Indeks harga saham mempunyai tiga manfaat utama. Yaitu: sebagai


penanda arah pasar, pengukur tingkat keuntungan, dan tolok ukur
kinerja portofolio.

1. Penanda Arah Pasar

Boleh dibilang, Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata


dari sekelompok saham. Karena menggunakan harga hampir semua
saham di BEJ dalam perhitungannya, IHSG menjadi indikator kinerja
bursa saham paling utama. Gampangnya, jika ingin melihat kondisi
bursa saham saat ini, kita tinggal melihat pergerakan angka IHSG. Jika
IHSG cenderung meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya
harga-harga saham di BEI sedang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG
cenderung turun, artinya harga-harga saham di BEI sedang merosot.
Sekedar catatan, persentase kenaikan atau penurunan IHSG akan
berbeda dibanding dengan kenaikan atau penurunan harga masing-
masing saham. Kadang ada kalanya peningkatan atau penurunan harga
saham melebihi atau bahkan berlawanan dengan pergerakan angka
IHSG.

2. Pengukur Tingkat Keuntungan

Misalnya kita dapat menghitung secara rata-rata berapa keuntungan


berinvestasi di pasar saham. Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai
4400. Lima tahun lalu IHSG bernilai 1400. Kita dapat menghitung secara
sederhana berinvestasi selama 5 tahun dari tahun 2008-2013
menghasilkan keuntungan (4400-1400)/1400*100% = 214%. Secara
rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham adalah
214%. Berarti per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk
keuntungan dari dividen.

Tahun IHSG

2008 1400

2013 4400

Keuntungan 214%

3. Tolok ukur kinerja portofolio

Bila Anda memiliki reksadana atau portofolio saham, Anda bisa


membandingkan kinerjanya dengan IHSG. Misalnya dalam 5 tahun
terakhir IHSG naik sebanyak 214%. Kalau reksadana atau portofolio
Anda kinerjanya di bawah angka tersebut, sebaiknya Anda perlu
berganti strategi.

APA EFEK PEMBOBOTAN INI?

Karena pembobotan tersebut, kenaikan atau penurunan IHSG sangat


bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar.
Karena itulah muncul istilah beberapa saham yang disebut-sebut
sebagai motor penggerak IHSG. Misalnya saham PR Astra Internasional
(ASII) di tahun 2012 memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 277,31
triliun. Nilai ini merupakan 7% dari seluruh kapitalisasi pasar BEI
sebesar Rp 3.916 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu,
kenaikan atau penurunan sedikit saja bisa memberi dampak lumayan
pada IHSG. Oleh sebab itu, jika IHSG naik atau turun tajam, dapat
dipastikan perubahan tersebut didorong oleh kenaikan harga-harga
saham berkapitalisasi besar atau yang lebih dikenal sebagai Big Cap.

2. Indeks LQ45

Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi


melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas,
seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi
pasar. Indeks LQ 45 berisi 45 saham yang disesuaikan setiap enam
bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian
saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.

Kriteria pemilihan saham yang masuk di LQ45

Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas


transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan
perkembangan pasar, dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas,
maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan
frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga
kriteria suatu saham untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks
LQ45 adalah sebagai berikut:

1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.

2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi


transaksi.

3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler

4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.

5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar


tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek
pertumbu

Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham

Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja


komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45.
Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan
saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap
enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.

Hari Dasar Indeks LQ45

Indeks LQ45 diluncurkan pada bulan Februari 1997. Akan tetapi


untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang
digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar
100.

3. Indeks Idx 30

Indeks IDX30 mengukur performa harga dari 30 saham yang memiliki


likuiditas sangat tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar. Konstituen
Indeks IDX30 diambil dari konstituen Indeks LQ45. Indeks IDX30 ini
diperbaharui setiap 6 bulan sekali, yaitu awal Februari dan bulan Juli
Jadi kriteria penilaian untuk indeks IDX30 ini mirip-mirip dengan
penilaian indeks LQ45, tetapi padai Indeks IDx30, penyaringan saham
lebih diperketat, sehingga hanya menghasilkan 30 saham saja.

4. Indeks Idx 80

indeks IDX80 mirip dengan indeks saham LQ45, yaitu indeks dari 45
saham paling likuid di BEI. Perbedaannya, Indeks IDX80 ini memiliki
jumlah saham yang lebih banyak yaitu 80 saham, sehingga pengguna
indeks memiliki pilihan saham yang lebih banyak.

Hari dasar IDX80 adalah 30 Januari 2012 dengan nilai dasar 100 dan
mulai efektif berlaku pada 1 Februari 2019.

Indeks IDX80 adalah indeks yang terdiri dari 80 saham pilihan Bursa
Efek Indonesia yang seleksinya dipengaruhi faktor likuiditas transaksi
dan kepatuhan (compliance) dari emiten saham, penghitungan likuiditas,
dan kapitalisasi pasar terbesar.

Khusus untuk IDX-80, sejak diluncurkan sudah mengacu pada


ketentuan minimal saham publik (free float). Indeks tersebut dipilih
karena pemilihannya sudah berdasarkan kriteria otoritas bursa serta
jumlahnya yang cukup banyak. Di sisi lain, satu saham konstituen IDX80
yang harga pada akhir Mei menyamai posisi di akhir 2018 adalah PT PP
Properti Tbk (PPRO).

Kriteria sebuah saham bisa masuk ke IDX-80 adalah memiliki kinerja


bagus dalam waktu tertentu. Untuk sebaran saham indeks baru ini ke
masyarakat atau free float pun cukup tinggi, yaitu 100 persen. Hal itu
lebih tinggi dari LQ-45 yang hanya 30 persen. Free float adalah jumlah
saham minoritas yang beredar dan dapat ditransaksikan di pasar
reguler.

5. Indeks Idx Value30 (IDXV30)

Idx Value 30 atau IDXV30 adalah indeks yang mengukur kinerja


harga dari 30 saham yang memiliki valuasi ( PER dan PBV ) harga
yang rendah, namun dengan likuiditas transaksi dan kinerja keuangan
yang positif baik dari sisi laba bersih dan ekuitas nya.

Kriteria pemilihan saham pada saat seleksi awal, adalah dengan


memperhatikan saham yang membukukkan laba bersih dan ekuitas
yang positif. Serta tidak memiliki rasio Price to Earning (PER) dan Price
to Book Value (PBV) yang bernilai ekstern. Pada saat pemilihan BEI
akan memperhatikan ke 30 saham dengan nilai rasio Price to Earning
(PER) dan Price to Book Value ( PBV ) yang terendah terpilih menjadi
konstituen indeks IDX Value 30. Dan kemudian saat data pemilihan,
akan melakukan perhitungan Price to Earning (PER) dan Price to Book
Value ( PBV) masing – masing saham yang mengacu pada laporan
keuangan yang terakhir yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat
dengan laba bersih dihitung secara tralling 12 bulan terakhir. Adapun
deretan saham yang masuk ke indeks IDX Value 30 ini merupakan
saham – saham yang cukup murah.

6. Indeks IDX Growth30 (IDX30)

IDX Growth 30 atau IDX30 Merupakan indeks yang mengukur kinerja


harga dari 30 saham yang mempunyai tren pertumubuhan laba bersih
dan pendapatan relatif terhadap harga dengan likuiditas transaksi dan
juga kinerja keuangan yang baik.

Kriteria Seleksi Awalnya adalah memperhatikan saham yang mampu


membukukan laba bersih dan tidak memiliki rasio Price to Earning
( PER ) yang bernilai ektrim. Pada saat pemilihan,akan memperhatikan
ke 30 saham dengan nilai skor PER trend dan PSR trend yang tertinggi
terpilih menjadi konstituen indeks IDX Growth 30. Kemudian data
pemilihan, akan dilakukan penghitungan berdasarkan tren petumbuhan
rasio Price to Earnings (PER trend) dan tren pertumbuhan rasio Price to
Sales (PSR trend) yang masing – masing saham akan mengacu pada
laporan keuangan terakhir dan historikal tiga tahun sebelumnya yang
diterbitkan oleh perusahaan tercatat dengan laba bersih dan penjualan
yang dihitung secara trailling 12 bulan terakhir. Dengan demikian, saham
– saham yang berada di indeks ini, merupakan saham yang cukup mahal

7. Index KOMPAS100

Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli


2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal ke 30, BEJ
meluncurkan indeks Kompas100. Indeks ini diharapkan dapat memberi
manfaat bagi pada investor, pengelola portofolio serta fund manager
sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan kreatifi tas
(inovasi) pengelolaan dana yang berbasis saham.

Proses pemilihan 100 saham yang masuk dalam penghitungan


indeks Kompas100 ini mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi
pasar dan kinerja fundamental dari saham-saham tersebut.

Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas100

Kriteria pemilihan saham adalah dengan mempertimbangkan faktor-


faktor sebagai berikut:

1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan

2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi


transaksi.

3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler

4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.

5. Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan


mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola
perdagangan.
6. BEI memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilihan
saham-saham yang masuk dalam daftar indeks ini, dimana semua
keputusan akan diambil dengan mempertimbangkan kepentingan
investor maupun stakeholders lainnya.

Hari Dasar dan Evaluasi Indeks

Untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap, BEI


menggunakan hari dasar penghitungan indeks pada tanggal 2 Januari
2002 dengan nilai indeks pada saat itu sebesar 100.
Sedangkan,pergantian saham dan evaluasi akan dilakukan setiap 6
bulan sekali yaitu bulan Februari dan Agustus.

8. Indeks IDX SMC Composite / IDX Small –Mild Cap Liquid Index

Indeks IDX SMC merupakan kelompok saham-saham dengan


kapitalisasi pasar kecil dan menengah, yang terdiri dari Indeks IDX SMC
Composite dan Indeks IDX SMC Liquid, sedangkan indeks Pefindo i-
Grade merupakan kelompok 30 saham emiten tercatat yang
mendapatkan investment grade dari Pefindo.

Kriteria Indeks IDX SMC Composite yaitu saham-saham yang


memiliki kapitalisasi pasar antara Rp1 triliun sampai dengan Rp50 triliun,
sedangkan kriteria Indeks IDX SMC Liquid dipilih dari saham-saham IDX
SMC Composite yang memenuhi kriteria-kriteria likuiditas yang dilihat
dari nilai transaksi, kapitalisasi pasar atas saham free float dan harga
saham, serta memperhatikan aspek lainnya seperti kondisi keuangan,
kelangsungan usaha dan cakupan riset dari analis efek.

9. Indeks IDX SMC Liquid / IDX Small – Mid Cap Liquid Index

Indeks IDX SMC Liquid adalah Indeks yang mengukur performa


harga dari saham-saham dengan likuiditas tinggi yang memiliki
kapitalisasi pasar kecil dan menengah. Konstituen Indeks IDX SMC
Liquid diambil dari konstituen Indeks IDX SMC Composite. Indeks IDX
SMC Liquid, memasukkan beberapa saham yang memiliki likuiditas
tinggi . IDX SMC Liquid akan dipilih dari saham di dalam indeks IDX
SMC composite.

Kriterianya itu ditinjau dari, likuiditas yang dilihat dari nilai transaksi,
kapalitas pasar atas saham free float , dan harga saham. IDX SMC
Liquid, saat ini di indeks tersebut terdapat 50 saham emiten. Daftar untuk
kedua indeks tersebut akan berlaku hingga akhir Januari 2018.

10. Indeks IDX High Dividen 20/ IDX High Dividen 20 Index

IDX High Dividend 20 adalah indeks harga atas 20 saham yang


membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend
yield yang tinggi.

Indeks IDX HIDIV20 diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia sejak


tanggal 17 Mei 2018 di mana saham-saham yang masuk dalam indeks
ini merupakan saham yang membagikan dividen tunai tertinggi selama
tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi. Indeks ini
dievaluasi mayor (evaluasi konstituen dan penyesuaian bobot) setiap
satu tahun sekali setiap akhir bulan Januari dan untuk selanjutnya efektif
setiap hari pertama bursa di bulan Februari, di mana

Kriteria pemilihannya adalah saham dipilih berdasarkan saham yang


membagikan dividen tunai tertinggi selama tiga tahun terakhir dan
memiliki dividend yield yang tinggi, memiliki rata-rata harian nilai
transaksi transaksi regular untuk periode 3, 6, dan 12 bulan terakhir lebih
dari Rp. 1 miliar, dan kapitalisasi pasar free float pada periode evaluasi.
Selain itu juga dilakukan evaluasi minor (penyesuaian bobot saja) setiap
satu tahun sekali di antara evaluasi mayor.

11. Indeks IDX BUMN20/ ODX NUMN 20 Index

Indeks IDX BUMN20 dipilih dari saham Perusahaan BUMN, BUMD,


dan afiliasinya (merupakan anak perusahaan atau terdapat kepemilikan
saham oleh pemerintah) yang telah tercatat selama 6 bulan.

Indeks IDX BUMN20 diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia sejak


tanggal 17 Mei 2018 di mana saham-saham yang masuk dalam indeks
ini merupakan saham dari perusahaan BUMN, BUMD, dan afiliasinya
(merupakan anak perusahaan atau terdapat kepemilikan saham oleh
pemerintah).

Indeks ini dievaluasi mayor (evaluasi konstituen dan penyesuaian


bobot) setiap enam bulan sekali setiap akhir bulan Januari dan Juli untuk
selanjutnya efektif setiap hari pertama bursa di bulan Februari dan
Agustus, di mana

Kriteria pemilihannya adalah saham telah tercatat di bursa selama


minimal 6 bulan dan dipilih berdasarkan rata-rata harian nilai dan
frekuensi transaksi regular untuk periode 3, 6, dan 12 bulan terakhir,
jumlah hari diperdagangkan selama 12 bulan terakhir, dan kapitalisasi
pasar. Selain itu juga dilakukan evaluasi minor (penyesuaian bobot saja)
setiap enam bulan di antara evaluasi mayor.

12. Indeks Saham Syariah Indonesia/ Indonesia Syariah Stock Index


(ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada


tanggal 12 Mei 2011 adalah indeks komposit saham syariah yang
tercatat di BEI. ISSI merupakan indikator dari kinerja pasar saham
syariah Indonesia. Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang
tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang
diterbitkan oleh OJK. Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah
yang masuk ke dalam ISSI.

Beberapa kriteria pemilihan saham syariah tersebut antara lain:

1. Emiten tidak menjalankan bisnis usaha yagn bertentangan dengan


prinsip syariah, seperti perjudian, bank dan perusahaan pembiayaan
yang berbasis bunga, bisnis minuman beralkohol dan bisnis yang
menjalankan unsur suap.

2. Rasio total hutang perusahaan berbasis bunga dibandingkan total


ekuitas tidak lebih dari 82%.
3 .Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya
tidak lebih dari 10% secara keseluruhan.

Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) saat ini telah memuat 366 saham
yang dianggap memenuhi kriteria syariah. Konstituen ISSI adalah
keseluruhan saham syariah tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar
Efek Syariah (DES).

13. Jakarta Islamic Index (JII)

Intinya saham-saham yang masuk ke dalam JII-30 harus memenuhi


unsur yang sama dengan indeks lainnya kecuali unsur haram dalam
pandangan MUI. Unsur haram yang disyaratkan DSN MUI pada
umumnya terkait dengan kegiatan bisnis, yaitu tidak melakukan kegiatan
bisnis yang terkait: Alkohol, Perjudian, Produksi dengan bahan baku
babi, Pornografi, Jasa Keuangan dan Asuransi konvensional.

Untuk memilih saham-saham yang layak menjadi anggota JII,


dilakukan seleksi khusus.

Pertama, BEJ memilih kumpulan saham yang memiliki usaha utama


yang tidak bertentangan dengan syariah islam. Saham ini harus sudah
tercatat di BEJ lebih dari 3 bulan, kecuali jika saham itu masuk dalam
kelompok 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Kedua, BEJ memilih saham yang memiliki rasio kewajiban terhadap


aktiva tidak melebihi 90%, berdasarkan laporan tahunan atau
semesteran terakhir.

Ketiga, mereka memilih 60 saham dari saham-saham itu yang memiliki


rata-rata kapitalisasi pasar terbesar dalam setahun terakhir.

Keempat, akan diseleksi lagi 30 saham dari saham-saham tadi yang


memiliki nilai likuiditas perdagangan reguler rata-rata paling tinggi dalam
setahun terakhir.

Jadi, bisa disimpulkan, saham-saham yang masuk kriteria JII adalah


saham-saham halal, yang operasionalnya tidak mengandung unsur
ribawi dan struktur permodalan perusahaan bukan mayoritas dari hutang.
Selain halal, saham-saham yang masuk dalam JII juga merupakan
saham-saham yang paling besar kapitalisasi pasarnya, dan paling likuid.
Maka saham-saham JII ini pada umumnya mempunyai struktur modal
yang sehat dan tidak terbebani bunga hutang berlebihan, dengan kata
lain debt-to equity rasionya masih proporsional. Rasio DER yang lebih
wajar berpotensi meningkatkan keuntungan emiten dan terhindar dari
beban keuangan jangka panjang.Seperti indeks saham lainnya, indeks
JII bersifat dinamis dalam arti secara periodik di update agar senantiasa
responsif dengan pergerakan pasar dan sesuai dengan syariah. Jika ada
yang perlu diganti, setiap enam bulan - pada bulan Januari dan Juli - BEJ
akan melakukan penggantian dan mengumumkan daftar anggota JII
yang baru.Investor bisa menggunakan JII sebagai tolok ukur untuk
mengukur kinerja portofolio investasi di saham-saham syariah.
Contohnya adalah reksadana syariah. Selain itu, JII memudahkan
investor yang memang hanya mau berinvestasi di saham-saham halal.
Investor ini tinggal memilih saja satu atau beberapa saham yang jadi
anggota JII itu.

14. Jakarta Islamic Index 70 (JII 70 )

Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) adalah indeks saham syariah


yang diluncurkan BEI pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII70 hanya
terdiri dari 70 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama
seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan
sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti
jadwal review DES oleh OJK.

BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi


konstituen JII70. Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam
menyeleksi 70 saham syariah yang menjadi konstituen JII70 adalah
sebagai berikut:

 Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham


Syariah Indonesia (ISSI) telah tercatat selama 6 bulan terakhir
 Dipilih 150 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar
tertinggi selama 1 tahun terakhir
 Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan
rata-rata nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi.
 70 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.

15. Indeks Sektoral

Indeks ini tersusun dari semua emiten yang tercatat di BEI


dikategorikan ke dalam sembilan sektor. Sektor ini antara lain adalah
sektor Pertanian,Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang
Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa.
Selain itu, BEI juga menggabungkan emiten-emiten yang masuk
kedalam sektor industri dasar, aneka industri, dan insustri bahan
konsumsi menjadi indeks Industri Manufaktur. Indeks yang mulai
dikenalkan pada tahun 1996 lalu ini berfungsi sebagai gambaran kinerja
sektor. Sebagai contoh, ketika saham di sektor keuangan memiliki tren
yang baik, maka dapat diperkirakan bahwa kondisi sektor ini memiliki
prospek yang baik. Disamping itu, sektor yang mempunyai tren baik juga
mengindikasikan saham yang diperdagangkan dalam sektor itu juga
memiliki nilai tambah yang optimis.

16. Indeks Papan Pencatatan ( Board Index )

Papan Pencatatan adalah papan yang digunakan untuk


mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan kondisi perusahaan pada
saat melakukan pencatatan di Bursa Efek.Indeks yang mengukur
performa harga seluruh saham tercatat sesuai dengan papan
pencatatannya yaitu Utama dan Pengembangan. Suatu saham masuk
pada papan pencatatan Utama atau Pengembangan sesuai dengan
ketentuan pencatatan saham di BEI. Indeks ini terdiri dari: Indeks Papan
Utama (Main Board Index) dan Papan Pengembang.

Adapun kriteria saham yang diperbolehkan masuk ke PAPAN UTAMA


adalah sebagai berikut:

1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan;

2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah


melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business)
yang sama minimal 36 bulan berturut-turut;
3. Laporan keuangan telah diaudit selama tiga tahun buku terakhir,
dengan ketentuan laporan keuangan auditan 2 tahun buku terakhir
dan laporan keuangan auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh
pendapat wajar tanpa pengecualian (WTP);

4. Berdasarkan laporan keuangan auditan terakhir, memiliki aktiva


berwujud bersih (net tangible asset) minimal sebesar Rp100 miliar;

5. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan


merupakan pemegang saham pengendali (minority shareholders)
setelah penawaran umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
bursa efek lain atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di
bursa efek lain dalam periode lima hari bursa sebelum permohonan
pencatatan, sekurang-kurangnya 100 juta saham atau 35 persen dari
modal disetor (mana yang lebih kecil);

6. Jumlah pemegang saham paling sedikit seribu pemegang saham


yang memiliki rekening efek di Anggota Bursa (AB) dengan
ketentuan:

a. Bagi calon perusahaan tercatat yang melakukan penawaran


umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang
saham setelah penawaran umum perdana.

b. Bagi calon perusahaan tercatat yang berasal dari perusahaan


publik, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah
pemegang saham terakhir selambat-lambatnya satu bulan sebelum
mengajukan permohonan pencatatan.

c. Bagi calon perusahaan tercatat yang tercatat di bursa efek lain,


maka jumlah pemegang saham tersebut adalah dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan terakhir.

Kriteria Pencatatan di Papan Pengembangan

Calon emiten akan dicatatkan di Papan Pengembangan apabila


memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham


2. Sampai dengan diajukan permohonan pencatatan, telah melakukan
kegiatan operasional dalam usaham utama (core business) yang
sama minimal 12 bulan berturut-turut.

3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup


minimal 12 bulan dan Laporan Keuangan Auditan Interim terakhir
(jika ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

4. Memiliki Aktiva Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp5


miliar.

5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan


keuntungan atau

beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:

■ Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak tercatat


sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih berasarkan
proyeksi keuangan yang akan diumumkan di Bursa.

■ Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang yang


sesuai dengan sifatnya usahanya memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mencapai titik impas (seperti:infrastruktur,
perkebunan tanaman keras, konsesi Hak Pengelolaan Hutan
(HPH)atau Hutan Tanaman Industri (HTI) atau bidang usaha
lain yang berkaitan dengan pelayanan umum, maka
berdasarkan proyeksi keuangan calon perusahaan tercatat
tersebut selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-6 sejak
tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih.

6. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan


merupakan Pemegang Saham Pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
Bursa Efek lain atau bagi Perusahaa Publik yang belum tercatat di
Bursa Efek lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum
permohonan pencatatan,sekurang-kurangnya 50 juta saham atau
35% dari modal disetor (mana yang lebihkecil).
7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemegang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek, dengan
ketentuan:

■ Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran


umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah
pemegang saham setelah penawaran umum perdana.

■ Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan


publik, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah
pemegang saham terakhir selambatlambatnya 1 (satu) bulan
sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

■ Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain,


maka jumlah pemegang saham tersebut adalah dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan terakhir.

8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian


penjaminan emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan
penuh (full commitment) Per Desember 2009, dari 398 emiten yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia, 177 emiten masuk dalam Papan
Utama sedangkan sisanya sebanyak 221 emiten masuk dalam
Papan Pengembangan.

Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan adalah


indeks harga saham yang diharapkan dapat menggambarkan
pergerakan indeks di masing-masing papan tersebut. Jumlah saham
yang digunakan untuk penghitungan indeks adalah seluruh saham yang
tercatat di masingmasing papan (kecuali beberapa saham yang
berdasarkan pertimbangan tertentu tidak masuk dalam perhitungan
seluruh indeks yang ada)

Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan diluncurkan


pada tanggal 8 April 2002, dengan menggunakan nilai dasar tanggal 28
Desember 2001 dengan nilai indeks 100. Pada saat itu, jumlah emiten
yang tercatat di Papan Utama adalah 34 emiten dan di Papan
Pengembangan adalah 287 emiten serta porsi kapitalisasi pasar untuk
masing-masing papan adalah 62% dan 38%.
17. Indeks BISNIS – 27

PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan harian Bisnis


Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks
BISNIS-27. Sebagai pihak yang independen, harian Bisnis Indonesia
dapat mengelola indeks ini secara lebih independen dan fl eksibel,
dimana pemilihan konstituen indeks berdasarkan kinerja emiten dengan
kriteria seleksi secara fundamental, historikal data transaksi (teknikal)
dan akuntabilitas. Indeks ini diharapkan dapat menjadi salah satu
indikator bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Kriteria Pemilihan Saham Indeks BISNIS-27

Indeks BISNIS-27 terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan kriteria


fundamental, likuiditas

transaksi dan akuntabilitas. Kriteria pemilihan saham tersebut adalah


sebagai berikut:

1. Kriteria Fundamental

Kriteria fundamental yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham-


saham yang masuk dalam perhitungan Indeks Bisnis-27 adalah Laba
Usaha, Laba Bersih, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE)
dan DER. Khusus untuk emiten di sektor Perbankan,akan
dipertimbangkan juga faktor LDR dan CAR.

2. Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi Kriteria teknikal yang


dipertimbangkan dalam pemilihan saham-saham yang masuk dalam
perhitungan indeks Bisnis-27 adalah nilai, volume dan frekuensi
transaksi serta Jumlah hari transaksi dan kapitalisasi pasar.

3. Akuntabilitas dan Tata Kelola Perusahaan Untuk meningkatkan


kualitas pemilihan saham-saham yang masuk dalam indeks BISNIS27,
dibentuk suatu komite indeks yang anggotanya terdiri dari para pakar di
bidang pasar modal maupun dari akademisi. Anggota komite indeks
tersebut memberikan opini dari sisi akuntabilitas, tata kelola perusahaan
yang baik maupun kinerja saham.
Evaluasi dan Penggantian Saham

Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Indonesia secara rutin akan
memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks.
Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks BISNIS-
27 dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan November.

Hari Dasar

Indeks BISNIS-27 diluncurkan pada tanggal 27 Januari 2009, akan tetapi


untuk mendapatkan data historikal, hari dasar yang digunakan untuk
perhitungan indeks adalah tanggal 28 Desember 2004 dengan nilai
indeks adalah 100.

18.Indeks PEFINDO25

PT Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan lembaga rating


PEFINDO, meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks
PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan
pedoman investasi bagi pemodal yaitu dengan membuat suatu
benchmark indeks baru yang secara khusus membuat kinerja saham
emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME) melalui
kriteria dan metodologi yang konsisten.

Kriteria Pemilihan Saham Indeks PEFINDO25 Indeks PEFINDO25


terdiri dari 25 saham yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Seleksi Awal Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang


berpotensi menjadi anggota indeks, yaitu dengan mempertimbangkan
kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Total Aset Total aset mempresentasikan size dari emiten SME, yaitu
emiten-emiten yang memiliki total aset di bawah Rp1 triliun
berdasarkan laporan keuangan tahunan auditan.

2. Tingkat pengembalian atas modal (Return on Equity / ROE) ROE


emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah emiten yang memiliki
ROE sama atau lebih besar dari rata-rata ROE emiten di Bursa Efek
Indonesia.
3. Opini akuntan publik atas laporan keuangan Auditan adalah Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP)

4. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sekurang-kurangnya 6


bulan. Pemeringkatan Dari seleksi awal tersebut diperoleh daftar
nama emiten yang berpotensi masuk dalam anggota indek
PEFINDO25

5. Selanjutnya untuk memilih 25 saham yang terbaik, dilakukan


pemeringkatan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek
likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki oleh publik (free fl oat)

Hari Dasar dan Evaluasi Indeks PEFINDO25 diluncurkan pada


tanggal 18 Mei 2009. Untuk mendapatkan data historikal yang lebih
lengkap Indeks PEFINDO25 menggunakan hari dasar tanggal 29
Desember 2005 dengan nilai awal indeks adalah 100. Review dan
pergantian saham yang masuk perhitungan indeks PEFINDO25
dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus.

19. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia
dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI
adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini
diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin
berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam
mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap
lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik.

Seleksi Awal

Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang berpotensi menjadi


anggota indeks, yaitu dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria
sebagai berikut:

1. Total Aset
Total aset yang mempresentasikan ukuran dari Emiten SRI, yakni
emiten-emiten yang memiliki total aset di atas Rp1 triliun berdasarkan
laporan keuangan auditan tahunan.

2. Price Earning Ration (PER)

PER emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah yang memiliki
PER positif.

3. Free Float Ratio.

Free fl oat atau kepemilikan saham publik harus lebih besar dari 10%
Fundamental.

Dari seleksi awal tersebut diperoleh daftar nama emiten yang


berpotensi masuk dalam anggota indek SRI-KEHATI. Selanjutnya untuk
memilih 25 saham yang terbaik, dilakukan pemeringkatan lebih lanjut
dengan mempertimbangkan aspek fundamental yaitu dengan
mempertimbangkan 6 faktor utama sebagai berikut:

1. Environmental

2. Community

3. Corporate Governance

4. Human Rights

5. Business Behaviour

6. Labour Practices & Decent Work

Dalam menentukan dan memilihan saham-saham yang masuk dalam


kriteria fundamental ,Yayasan KEHATI menjalin kerja sama dengan
independent data provider yaitu OWW-Consulting.

Evaluasi dan Penggantian Saham

Bursa Efek Indonesia dan Yayasan KEHATI secara rutin akan


memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks.
Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks . SRI-
KEHATI dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan
November.

Hari Dasar Indeks SRI-KEHATI diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009,


akan tetapi untuk mendapatkan data historikal, hari dasar yang
digunakan untuk perhitungan indeks adalah tanggal 28 Desember 2006
dengan nilai indeks adalah 100.

20. Indeks Infobank15

Indeks infobank15 adalah 15 saham yang dipilih dari subsektor Bank


yang terdapat di sektor Keuangan. Faktor-faktor fundamental yang
menjadi kriteria dasar pemilihan komponen Indeks infobank15 adalah
rating bank dan ukuran Good Corporate Governance yang keduanya
dinilai oleh Majalah Infobank. Selanjutnya, pemilihan komponen Indeks
infobank15 juga memperhatikan aktivitas transaksi seperti nilai transaksi,
frekuensi transaksi, jumlah hari transaksi, kapitalisasi pasar, serta rasio
free float saham.

Komponen Indeks infobank15 akan diperbaharui setiap awal bulan


Juni dan Desember. Hari dasar penghitungan Indeks infobank15 adalah
tanggal 30 Desember 2004 dengan nilai awal indeks 100.

Dalam periode Januari-Juni 2019, terdapat 2 saham baru yang


masuk dari daftar indeks INFOBANK15 yaitu:

 Bank Sinarmas Tbk (BSIM)


 Bank OCBC NISP Tbk (NISP)

Sedangkan 2 saham yang keluar dar daftar indeks INFOBANK15 adalah:


 Bank Harda International Tbk (BBHI)
 Bank Victoria International Tbk (BVIC)

21. Indeks Sminfra18

Indeks SMinfra18 merupakan indeks saham racikan PT Sarana Multi


Infrastruktur bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia. Indeks
Sminfra18 terdiri dari 18 saham perusahaan yang bergerak di bidang
infrastruktur dan pendukungnya.

Kriteria Pemilihan Emiten dalam Indeks SMinfra18:

1. Pemilihan Emiten Indeks SMinfra18 saat ini berdasarkan kriteria


sektor infrastruktur berdasarkan dengan PMK No.
100/PMK.010/2009 seperti berikut:
2. Emiten-emiten yang termasuk pada

 
3. sektor pendukung pembangunan infrastruktur seperti: konstruksi,
semen, alat berat, baja dan sejenisnya
4. Faktor fundamental dari setiap emiten yang masuk dalam sektor
infrastruktur
5. Kontribusi emiten dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia
6. Aktivitas transaksi seperti nilai transaksi regular, kapitalisasi
pasar, frekuensi transaksi, jumlah hari transaksi, serta rasio free
float saham
7. Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) dari emiten

BEI dan PT SMI (Persero) akan melakukan peninjauan berkala atas


komponen Indeks SMinfra18 setiap 6 bulan sekali yaitu pada bulan April
dan Oktober setiap tahunnya sehingga konstituen Indeks SMinfra18
akan diperbaharui setiap 01 Mei dan 01 November.

22. Indeks MNC36

Indeks MNC36 merupakan indeks hasil kerjasama Bursa Efek


Indonesia (BEI) dengan MNC Group yang memberikan rekomendasi
terbaik bagi para investor. MNC36 telah melalui riset mendalam dari para
analis sehingga bisa menjadi acuan bagi para investor yang tidak punya
waktu untuk melakukan riset lebih dalam.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan konstituen


indeks MNC36 adalah berdasarkan kriteria kapitalisasi pasar, likuiditas
pasar dan faktor fundamental lainnya.

kemudian, peninjauan berkala atas komponen indeks MNC36


dilakukan setiap enam bulan, yaitu pada bulan April dan oktober setiap
tahunnya sehingga konstituen indeks MNC36 akan diperbaharui setiap
awal bulan Mei dan November.

23. Indeks Investor33

Indeks Investor33 adalah indeks yang terdiri atas 33 saham terbaik


versi Majalah Investor. Konsituen dari Investor33 meliputi saham-saham
pilihan yang telah melewati seleksi ketat dari Komite Indeks Investor33.

Indeks Investor33 diambil dari 100 perusahaan terbaik versi Majalah


Investor. Dari 100 emiten terbaik tersebut, para anggota Komite kembali
menyeleksi secara ketat untuk menentukan 33 saham yang masuk
dalam Indeks Investor33. Saham emiten yang menjadi konstituen
Investor33 harus melewati beberapa tahapan seleksi awal. Dari emiten
yang lolos seleksi awal kemudian diperingkat dengan menggunakan
beberapa kriteria penilaian.
Adapun tahapan seleksi awal meliputi: Pertama, kepatuhan emiten
menyampaikan laporan keuangan tahunan, selambatnya 31 Maret,
kecuali emiten dual listing (selambatnya 15 April). Kedua, emiten
tersebut sudah tercatat di BEI minimal satu tahun. Ketiga, emiten tidak
memperoleh opini disclaimer atau adverse dari akuntan publik. Keempat,
tidak mengalami kerugian dan nilai ekuitas tidak kurang dari Rp50 miliar
pada laporan keuangan yang disampaikan pada periode penilaian.
Kelima, tergolong saham aktif yang ditunjukkan dari jumlah hari aktif
transaksi. Keenam, memiliki ekuitas positif selama 2 tahun terakhir.
Ketujuh, memiliki jumlah pemegang saham paling sedikit 300 pihak.
BEI dan Komite Penilai Indeks Investor33 tersebut akan melakukan
peninjauan berkala atas konstituen Indeks Investor33 setiap enam bulan,
yaitu Mei dan November setiap tahun. Dengan demikian, konstituen
Indeks Investor33 akan diperbarui setiap awal Juni dan Desember.
Sedangkan, hari dasar untuk penghitungan Indeks Investor33 adalah
tanggal 30 Desember 2008 dengan nilai awal indeks adalah 100. Metode
penghitungan indeks ini adalah menggunakan metode rata-rata
tertimbang dari kapitalisasi pasar (market capitalization weighted
average)

24. Indeks PEFINDO i-Grade / PEFINDO Investment Grade Index

Indeks PEFINDO i-Grade merupakan hasil kerja sama antara BEI


dengan PEFINDO. Indeks PEFINDO i-Grade dipilih dari saham
perusahaan-perusahaan tercatat yang mendapatkan
peringkat Investment Grade atau peringkat idAAA sampai dengan
idBBB- dari PEFINDO.

Indeks PEFINDO i-Grade dipilih 30 saham menggunakan kriteria


likuiditas dan ukuran kapitalisasi pasar. Selain itu pemilihan saham-
saham yang menjadi konstituen indeks PEFINDO i-Grade juga
memerhatikan kriteria kepatuhan dan indikasi manipulasi perdagangan
yang dilihat dari jumlah sanksi suspensi perdagangan dan
indikator Unusual Market Activity (UMA) di BEI. Peninjauan berkala atas
konstituen Indeks PEFINDO i-Grade juga dilakukan setiap enam bulan,
yaitu pada bulan Mei dan Desember, untuk selanjutnya akan diperbarui
setiap Hari Bursa pertama di bulanJanuari dan Juni. ndeks ini
menggunakan Hari Dasar pada 28 Desember 2012 dengan indeks awal
100 poin.
BAB III

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

 https://market.bisnis.com/read/20171221/7/720477/bei-pefindo-luncurkan-3-indeks-
saham-terbaru
 https://www.idx.co.id/berita/press-release-detail/?emitenCode=891
 https://www.idx.co.id/

Anda mungkin juga menyukai