Anda di halaman 1dari 11

INDEKS HARGA SAHAM

Mata Kuliah : Seminar Manajemen Keuangan


Dosen Pengampu : Dr. Indarto, SE, Msi

Disusun Kelompok 12 :
1. Ristanti Putri Rahmawati (B.131.18.0577)
2. Pitaloka Ayu Putu Bintang (B.131.18.0583)
3. Dhita Jati Septiana (B.131.18.0584)

PROGRAM S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2021
A. Pendahuluan

Perkemabangan zaman menuntut manusia untuk terus berinovasi, salah atunya

adalah inovasi didalam transaksi jual beli, diaman banyak sekali sistem jual beli

yang terus menerus berkembang. Salah satunya adalah transaksi jual beli berupa

saham dimana hal ini dilakukan oleh manusia untuk terus meningkatkan

produktifitasnya didalam dunia bisnis ataupun mengembangkan bisnis yang telah

dijalananinya

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang,

ekuiti (saham), instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Efek yang

memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjadi pemegang saham

perusahaan yang menerbitkan Efek tersebut. Efek yang termasuk penyertaan

antara lain: (1) saham biasa (common stock), (2) saham preferen (preferred stock).

Dalam pasar modal dikenal adanya indeks harga saham dimana hal tersebut perlu

dipahami oleh setiap individu yang sedang belajar mengenai pasar modala taupun

orang yang ingin berinvestasi.

Berdasarkan latarbelakang diatas kami akan membahas mengenai indeks harga

saham tersebut secara mendetail.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Indeks Harga Saham?

2. Bagaimana pembagian Indeks Harga Saham?


3. Bagaiman cara membaca dan menghitung Indeks Harga Saham baik

gabungan dan individual?

C. PEMBAHASAN

I. Definisi Indek Harga Saham

Indeks harga adalah suatu ukuran yang menunjukan tentang perubahan-perubahan

harga samaham dari waktu kewaktu. Sedangkan saham itu merupakan produk dari

pasar modal dalam kepemilikan perseroan terbatas (PT) atau yang disebut emiten.

Indeks itu sendiri merupakan sebuah pedoman bagi para investor untuk

melakukan investasi khususnya saham di pasar modal. Jadi indeks harga saham itu

adalah suatu peta grafik yang mana menggambarkan tetang perjalan/perubahan-

perubahan kondisi sebuah pasar modal dari waktu-waktu.

Indeks harga saham ini berfungunsi sebagai indikator trend pasar. Dimana indeks

harga saham ini menggambarkan keadaan sebuah pasar dari waktu-kewaktu.

Apakah pasar itu mengalami peningkatan atau pun mengalami penurunan. Dan

merupakan subuah alat bagi para investor untuk mempertimbangkan dalam

melakukan investasi.

Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks

menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau

lesu.

Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat

ini, apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator

penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual,
menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham

bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun

naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Demikian juga dengan indeks harga

saham, indeks di sini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke

waktu.

Seperti dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham

kita memerlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlaku.

Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu yang

berlaku merupakan waktu di mana kegiatan akan diperbandingan dengan waktu

dasar.

Fungsi Indeks di Pasar Modal, antara lain :

1. Sebagai indikator trend pasar,

2. Sebagai idikator tingkat keuntungan,

3. Sebagai tolak ukuran (brandmark) kinerja suatu portofolio,

4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif,

5. Memfasilitasi perkembangan produk derivatif.

II. Macam-Macam Indek Harga Saham

Macam-macam indeks harga saham yaitu di antarnya:


1. Indeks harga saham individu

Adalah indeks yang menggambarkan pergerakan harga dari masing-masing saham

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.Indeks harga saham individu hanya

menunjukan perubahan dari suatu harga saham suatu perusahaan. Indeks ini tidak

bisa untuk mengukur harga dari suatu saham perusahaan tertentu. Atau dapat

dikatakan bahwa indeks harga saham individu merupakan suatu nilai yang

mempunyai fungsi untuk mengukur kinerja kerja suatu saham tertentu terhadap

harga dasarnya.

2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua emiten yang

tercatat sebagai komponen perhitungan indeks.

3. Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang termasuk dalam masing-

masing sektor.

4. Indeks LQ45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria

likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

5. Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan 30 emiten yang masuk dalam

kriteria syariah dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan

likuiditas tinggi.

6. Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham yang dipilih berdasarkan

kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah

ditentukan.

7. Indeks Papan Utama, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria

papan utama.
8. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam

kriteria papan pengembangan.

9. Indeks Individual, yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.

III. Metode Perhitungan Indek Harga Saham Individual

Seperti sudah dijelaskan pada uraian sebelumnya, untuk menghitung saham kita

memerlukan waktu dasar dan waktu yang berlaku. Harga dasar sering disebut Ho

dan harga yang berlaku sering disebut dengan Ht. Harga dasar ditetapkan

sebesar 100%. Secara sederhana rumus untuk menghitung indeks harga saham

adalah berikut ini.

IHS=( Ht/Ho)x 100%

HIS = Indeks harga saham

Ht = Harga pada waktu yang berlaku

Ho = Harga pada waktu dasar

Pergerakan nilai indeks akan menunjukan prubahan situasi pasar yang terjadi.

Pasar yang sedang bergairah atau terjadi transaksi yang aktif, ditunjukan dengan

indeks harga saham yang mengalami kenaikan. Kondisi ini yang biasanya

menunjukan keadaan yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukan dengan indeks

harga saham yang tetap, sedangkan pasar yang lesu ditunjukan dengan indeks

harga saham yang mengalami penurunan.


Karena waktu dasar merupakan komponen yang penting dalam penentuan

indeks harga saham, maka untuk menentukan waktu dasar harus dilakukan

dengan benar karena akan dipakai sebagai patokan.

Waktu dasar dipilih pada saat situasi stabil. Pada saat situasi tidak stabil,

misalkan pada saat indeks harga tinggi, untuk penentuan indeks harga

selanjutnya hasilnya kurang valid, karena akan menunjukan bahwa indeks harga

cenderung terus menerus menurun. Sebaliknya jika penentuan waktu dasar pada

saat pasar sedang lesu, indeks harga akan cenderung menunjukan peningkatan.

Indeks saham individu sangat penting, khususnya bagi calon investor dalam

penetuan jenis saham yang akan dibeli.

Indeks saham individu tidak akan berubah jika harga pasar saham tersebut tidak

berubah. Hal ini disebabkan karena harga dasar bersifat tetap. Besarnya harga

dasar ini akan tetap, sepanjang tidak ada perubahan harga pasar akibat dari

harga teoritis baru suatu saham sebagai hasil prhitungan dari pengaruh aksi

emiten seperti rights issue, stock split, saham bonus, dividen saham, warrant

redeption, dan sebagainya (Robbert Ang,1997).

IV. Metode Perhitungan IHSG Indeks Harga Saham Gabungan

Situasi pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui indeks harga

saham gabungan. Untuk perhitungan indeks harga saham gabungan ini, caranya

hampir sama dengan menghitung indeks harga saham individual, tetapi harus

menjumlahkan seluruh harga saham yang tercatat. Rumus untuk menghitung

indeks harga saham gabungan (IHSG) adalah sebagai berikut.


IHSG=(∑Ht/∑Ho) x 100%\

∑Ht = Total harga semua saham pada waktu yang berlaku

∑Ho= Total harga semua saham pada waktu dasar

Dari harga indeks inilah kita bisa mengetahui apakah kondisi pasar sedang ramai,

lesu, atau dalam keadaan stabil. Angka IHSG menunjukan di atas 100 berarti

kondisi pasar sedang ramai, sedangkan pada saat IHSG menunjukan dibawah 100

berarti kondisi pasar sedang lesu, IHSG menunjukan nilai 100 berarti pasar dalam

keadaan stabil.

Kedua cara di atas dalam menentukan baik indeks harga saham individu maupun

indeks harga saham gabungan merupakan cara yang sederhana (tertimbang).

Indeks tertimbang merupakan indeks yang mempertimbangkan faktor-faktor yang

akan mempengaruhi naik turunya angka indeks tersebut. Besar kecilnya bobot

tergantung dari besarnya pngaruh dari perubahan harga saham tersebut

mempengaruhi keseluruhan harga sahan yang ada. Saham yang berperan kecil

dalam mempengaruhi pasar akan diberi bobot kecil.

Metode perhitungan angka indeks dengan menggunakan timbangan (pembobotan)

dikemukakan ole Laspeyres dan Paasche. Kedua orang ini menggunakan factor

timbangan yang berbeda. Laspeyres mendasarkan pada jumlah saham pad awaktu

dasar, sedangkan Paasche menggunakan jumlah saham pada waktu yang berlaku.

Pembobotan saham dipengaruhi oleh jumlah saham yang didaftarkan oleh

perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang didaftarkan, semakin besar pula

bobotnya. Biasanya dengan besarnya jumlah saham yang didaftarkan, saham ini

akan semakin likuid dalam perdagangan atau transaksi. Jumlah saham yang
dipakai pada saat waktu dasar didasarkan pada saat perusahaan melakukan go

public atau melakukan emisi perdana.

Cara yang mendasarkan pembobotan pada waktu dasar ini ditemukan oleh

Laspeyres. Adapun untuk perhitungan menggunakan rumus berikut.

IHSG= [ (∑Ht.Ko)/(∑Ho.Ko) ]x 100%

Ko = Jumlah semua saham yang beredar pada waktu dasar.

Sedangkan untuk perhitungan angka indeks dengan menggunakan waktu berlaku

sebagai bobot dikemukakan oleh Paasche. Rumus yang digunakan adalah berikut.

IHSG= [ (∑Ht/∑Ho.Ko) ]x 100 %

Kt = Jumlah semua saham yang beredar pada waktu yang berlaku.

Jika diperbandingkan, sebenarnya dilihat dari segi praktis, rumus yang

dikemukakan oleh Laspeyres lebih baik, karena bobot yang dipakai tidak berubah,

tetapi secara teoritis kurang baik, karena yang berpengaruh tehadap harga

sebenarnya adalah jumlah saham pada waktu yang berlaku.

Sebaliknya secara teoritis rumus Paasche sangat baik, karena perubahan jumlah

saham diperhitungkan pengaruhnya terhadap perubahan harga, tetapi dari segi

praktis, cukup sulit diterapakan.

Untuk menjembatani kedua rumus di atas baik Laspeyres maupun Paasche, maka

ada dua rumus lain yang digunakan untuk menghitung indeks harga saham

gabungan, yaitu menurut Irving Fisher dan Drobisch.

Rumus Irving Fisher :

IHSG= √ IHSGL x IHSGP


IHSGL = Indeks harga saham gabungan menggunakan rumus Laspeyres

IHSGP = Indeks harga saham gabungan menggunakan rumus Paasche Rumus

IHSG menurut Drobisch :

IHSG= (IHSGL + IHSGP)/2

Karena jumlah saham yang tercatat sangat banyak , seringkali jika harus

menghitung semua saham yang tercacat akan mengalami kesulitan. Oleh karena

itu, dalam perhitungan hanya menggunkan sampel dari keseluruhan saham yang

tercatat.

Yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana cara pengambilan sampel

sehingga didapat hasil yang mewakili. Sampel ini diambil dari perkiraan saham

yang diyakini memiliki peran penting dalam mempengaruhi pasar

V. KESIMPULAN

Indeks harga saham adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan

perubahan harga saham dari waktu ke waktu, apakah suatu harga saham

mengalami penurunan atau kenaikan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI) kita mengenal beberapa indeks harga saham,

diantaranya : (1) IHSG, (2) Indeks LQ 45 yang berisi 45 jenis saham, (3) Indeks

sektoral, (4) Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index), (5) Indeks Papan

Utama dan Indeks Papan Pengembangan.

Indeks harga saham individu adalah indeks yang menggambarkan pergerakan

harga dari masing-masing saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Indeks

harga saham individu hanya menunjukan perubahan dari suatu harga saham suatu
perusahaan. Indeks ini tidak bisa untuk mengukur harga dari suatu saham

perusahaan tertentu. Rumus untuk menghitung indeks harga saham adalah

IHS=( Ht/Ho)x 100%, dimana HIS = Indeks harga saham, Ht = Harga pada waktu

yang berlaku, Ho = Harga pada waktu dasar. Indeks saham individu tidak akan

berubah jika harga pasar saham tersebut tidak berubah. Hal ini disebabkan karena

harga dasar bersifat tetap.

Indeks harga saham gabungan adalah indeks yang digunakan sebagai indikator

pergerakan harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kondisi pasar

modal dikatakan sedang ramai jika angka IHSG menunjukkan di atas 100, jika di

bawah 100 maka kondisi pasar modal sedang lesu, dan kondisi pasar dalam

keadaan stabil jika menunjukkan nilai 100. Rumus untuk menghitung indeks

harga saham gabungan (IHSG) adalah IHSG = (∑Ht/∑Ho) x 100%, dimana ∑Ht =

Total harga semua saham pada waktu yang berlaku, ∑Ho= Total harga semua

saham pada waktu dasar.

Anda mungkin juga menyukai