Anda di halaman 1dari 5

Dhita Jati S

B.131.18.0584

Tugas individu strategi pemasaran

1. Karakteristik Tahapan Product Life Cycle

Menurut Kotler, pada setiap tahap dalam daur hidup produk memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

- Pada tahap perkenalan penjualan rendah, biaya per pelanggan yang tinggi, laba negatif, pelanggan
inovator, dan pesaing sedikit.

- Pada tahap pertumbuhan penjualan meningkat dengan cepat, biaya rata-rata per pelanggan, laba
meningkat, pelanggan pemakai awal, dan pesaing jumlahnya bertambah.

- Pada tahap kedewasaan berada di puncak penjualan, biaya per pelanggan yang rendah, laba tinggi,
pelanggan mayoritas tengah, dan jumlah pesaing stabil mulai menurun.

- Pada tahap penurunan terjadi penurunan penjualan, biaya per pelanggan rendah, laba menurun,
pelanggan pemakai terlambat, dan pesaing jumlahnya menurun.

2. Strategi Pemasaran Setiap Tahapan Product Life Cycle menurut kotler

2.1 Tahap Perkenalan (Introduction)

a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)

Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi. Perusahaan berusaha
menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang mana akan digunakan untuk menutup
biaya pengeluaran dari pemasaran.

b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)

Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk
memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.

c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)

Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini
menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.

d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)


Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah ini
dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.

2.2 Tahap Pertumbuhan (Growth)

Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan


pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:

a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru dan gaya yang lebih
baik.

b. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu, produk dengan
berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)

c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.

d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru.

e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product awareness
advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product preference advertising)

f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan
berikutnya.

2.3 Tahap Kedewasaan (Maturity)

a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih berkonsentrasi sumber daya
pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.

b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang mapan.

c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.

d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan menambah


keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.

e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari strategi ini
akan memodifikasi bauran pemasaran.

f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, misalnya daya tahan,
kecepetan, dan kinerja produk.

g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk seperti model,
warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi yang digunakan untuk
mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat
produk masuk dalam kematangan.

2.4 Tahap Penurunan (Decline)

a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.

b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk

c. Mencari pasar baru

d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam industri dapat diatasi

e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang
menguntungkan.

f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat

g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

3. Contoh siklus hidup produk perusahaan berdasarkan usia

Teh Botol Sosro

Tahap Perkenalan

Ide pertama kali produk ini dibuat oleh keluarga Sosrodjojo. Pada awalanya di tahun 1940 pertama kali
teh botol sosro dijual di Daerah Jawa Tengah tepatnya di kota Slawi namun bentuknya masih berupa teh
kering siap saji. Karena dirasa produk tersebut sudah mulai dikenal di tahun 1953 keluarga tersebut
memperlebas binsinya dan memasuki pasar di jakarta agar lebih dikenal lagi saat ini produk ini sudah
memiliki label yakni Teh Cap Botol.

Demi memperkenalkan produknya keluarga Sosrodjojo memiliki strategi perencanaan pemasaran yang
baik dan yang pertama ialah strategi cicip rasa dengan memberikan beberapa sampel teh kering untuk
dicoba para konsumenya di pasar jakarta. Tapi, strategi ini ternyata tidak berhasil karena teb botol
disedu di tempat dan teh masih sangat panas sehingga calon konsumen tidak sabar menunggu.

Tidak berhenti disitu saja selanjutnya cara lainya dengan menyedu teh dan menuangkanya langsung ke
sebuah panci, pancin tersebut dibawah dengan mobil untuk dipasarkan tapi kembali cara ini masih gagal
karena teh yang ada di panci tumpah-tumpah karena perjalanan cukup jauh dan jalan bergelombang.
Lalu mereka terinspirasi dari minuman yang dikemas didalam botol dan mereka mencobanya ternyata
cara ini sangat efektif sekali ringkas dan simpel. Kemasan dalam botol ini selanjutnya mulai di produksi
PT Sinar Sosro tahun 1974 dan pertama kali dipasarkan di Indonesia

Tahap Pertumbuhan

Dalam tahap pertumbuhan sudah 3 kali teh botol yang dijual kemasan berganti Label yang pertama
TEHCAP BOTOL SOFTDRINK SOSRODJOJO di tahun 1970, label yang kedua berganti menjadi TEH CAP
BOTOL label yang terakhir dan masih dipakai sampai saat ini ialah TEH BOTOL SOSRO.

Selain perubahan label produk ini menambahkan beberapa varian rasa buah-buahan dari mulai Markisa,
Leci, apel dan lainya. Yang menjadi target utamanya ialah para remaja usia 17 tahun keatas. Dengan
perkembangan yang begitu pesat ternyata muncul beberapa produk sejenis yakni coca-cola dengan
memakai kemasaran yang sama tapi tidak ada varian rasa produk ini masih tidak bisa mengalahkan Teh
Botol Sosro.

Karena media telekomunikasi, media sosial sudah mulai berkembang di tahun 1977 PT Sinar Sosro
melakukan profomi membuat iklan menarik di berbagai acara televisi dan hingga sekarang produk ini
sudah sampai di berbagai negara besar seperti amerika serikat dan benua asia.

Tahap Kematangan / kedewasaan

Mulai di tahun 2004 PT Sinar Sosro membuat produk terbarunya dengan cap TEBS dimana produk ini
adalah minuman yang menyegarkan cocok untuk anak-anak remaja.

Dan kembali ditahun 2015 produk teh terjadi perubahan model yakni munculnya kemasan teh botol
sosro dan fruit tea dan volumenya pun beraneka ragam dan bentuk kemasan yang beda juga

Tahap Kemunduran

Karena produk ini mampu memehuni kebutuhan masyarakat dengan menciptakan inovasi baru yaitu
membuat produk teh yang masih fres, original dan tidak ada tambahan bahan pengawet atau zat
pewarna lainya. Sehingga sampai saat ini teh botol sosro masih dapat bertahan dan pendistribusianya
masih tetap berjalan.
Meskipun di tahap ini kegiatan periklanan sudah jarang dilakukan tapi siapa yang tidak mengenal
dengan produk yang selalu menemani anda ketiga sedang makan.

Anda mungkin juga menyukai