Anda di halaman 1dari 5

Apa Itu Product Life Cycle

Segala jenis produk mempunyai siklusnya masing-masing. Tidak


mungkin selamanya seperti itu, ada masanya berubah dan tidak ada lagi
di pasaran. Karena tergantikan dengan yang baru. Apalagi dalam bidang
teknologi seperti ponsel, kamera, laptop dan lain sebagainya.

Pengertian umumnya, siklus hidup produk adalah tahapan-tahapan atau


proses perjalanan dari suatu produk. Mulai dari seorang produsen
mengenalkan dan memasarkan produknya hingga pada akhirnya
tergantikan dengan produk lain yang lebih canggih dan terbaru.
Diperlukan strategi yang tepat agar sebuah produk panjang umur dan
eksis di masyarakat.

Atau bisa juga diartikan sebagai sebuah siklus yang dimiliki sebuah
produk dengan tahapan-tahapan tertentu pada perjalanannya. Mulai
dari soft launching, grand launching, tersebar luas di pasar hingga
mengalami penurunan karena adanya persaingan dengan produk lain
yang sejenis.

Jika diartikan secara terpisah, produk atau produk berarti barang atau
jasa yang kita jual. Life memiliki arti hidup/kehidupan dan cycle adalah
siklus/putaran. Jadi secara gampangnya siklus hidup suatu produk.

Hal tersebut penting untuk Anda perhatikan. Mengingat bahwa


manusia/konsumen pasti mempunyai sebuah titik jenuh. Beberapa titik
jenuh disebabkan karena pelayanan yang kurang, distribusi yang telat,
ketidaksesuaian produk dengan ekspektasi dan masih banyak lagi yang
lainnya.

Jika sudah seperti ini, maka saatnya Anda melakukan inovasi ulang. Serta
merancang strategi pemasaran yang baru sesuai dengan perkembangan
teknologi, informasi dan komunikasi masa kini.

Contoh Product Life Cycle


Untuk membuat Anda lebih paham, maka perlu adanya contoh real yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini ada beberapa contoh

product yang mengalami product life cycle atau plc yang ada di sekitar
Anda :

1.Teh botol sosro


Produk teh botol sosro pada masanya sangat dikenal oleh masyarakat.
Hal ini dikarenakan promosi dengan tagline “apapun makananannya,
minumnya tetap teh botol sosro”. Sehingga banyak menarik minat
masyarakat. Sering dipakai untuk acara hajatan, rapat, seminar, konser
atau lainnya dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, permintaan semakin meningkat. Produsen memperoleh


banyak keuntungan di sini. Tapi walaupun begitu, tidak serta merta
meninggalkan promosi. Seiring berjalannya waktu ia mulai tergeser
dengan adanya teh kotak. Jenis yang dijual sama tetapi dengan bentuk
yang berbeda.

Konsumen mulai tertarik, dan terjadi penurunan penjualan teh botol


sosro. Untuk mengatasi hal ini mereka menciptakan model dan rasa
baru. Semata-mata untuk menarik minat masyarakat kembali.

2. Frisian Flag
Cikal bakal Frisian Flag, pertama kali ada di Belanda pada tahun 1913.
Saat itu beberapa persatuan peternak sapi perah mulai bergabung dan
mendirikan perusahaan. Hingga pada akhirnya sampai ke Indonesia dan
dikenal dengan susu bendera, yang memimpin industri susu selama 91
tahun.

Pada tahun 1991 pabrik yang ada di Pasar Rebo mulai didirikan. Mereka
berbenah dengan kemasan sachet dan logo yang lebih cerah. Walaupun
banyak produk susu lain yang beredar di pasaran. Saat ini, belum ada
yang menggeser Frisian Flag.
Karena mereka menerapkan strategi seperti bekerjasama dengan sekolah
di Indonesia untuk mensosialisasikan pentingnya menjaga nutrisi.
Memberikan beasiswa kepada anak yang kurang mampu, dan
mendirikan posyandu. Sehingga tak heran, masih eksis hingga saat ini.

3. Pepsodent
Setelah pepsodent diciptakan mereka gencar mengadakan promosi baik
di majalah, koran atau televisi. Alhasil banyak masyarakat yang tertarik
untuk mengonsumsinya. Puluhan tahun penjualannya stabil karena
jangkauan distribusi yang luas.

Saingan pepsodent mulai bermunculan seperti Ciptadent, Sensodent dan


lain sebagainya. Sehingga penjualan produk mulai menurun. Walaupun
begitu tidak serta merta membuatnya bangkrut. Produsen memutar otak
bagaimana caranya agar kembali stabil seperti semula.

Diciptakanlah beberapa variasi seperti herbal, white now, sensitive dan


masih banyak lagi yang lainnya. Inovasi inilah yang menyebabkan pabrik
pepsodent masih berjalan hingga sekarang, nah kira-kira seperti itu
siklus hidup produk pepsodent ditengah gempuran para kompetitor.

Konsep Product Life Cycle


1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Yaitu tahap dimana sebuah pabrik mulai meluncurkan dan mengenalkan
produknya kepada masyarakat. Dicirikan oleh beberapa di bawah ini :

 Adanya promosi secara besar-besaran


 Biaya per buahnya masih relatif tinggi
 Omset penjualan yang masih rendah
 Jumlah produksi masih rendah
 Tahap pencarian distributor, yang biasanya tidak mau jika belum
terbukti berkualitas
Jika Anda menemukan sebuah produk baru yang sering Anda temui baik
online maupun offline. Maka ia sedang dalam tahap perkenalan.
2. Tahap Perkembangan (Growth)
Yaitu tahap dimana sebuah produk mulai dikenal dan digunakan oleh
konsumen. Beberapa cirinya adalah :

 Biaya per unitnya akan berangsur-angsur turun


 Pasar yang semakin meluas (mudah menemukan dimana saja)
 Omset penjualan yang terus naik
 Semakin berkembang, tapi pesaing baru mulai bermunculan
 Diproduksi dalam jumlah yang banyak
 Cash flow akan berubah menjadi positif. Tidak seperti tahap
perkenalan yang masih negatif
Ditandai dengan produk pesaing yang semakin banyak dan bervariasi.
Sehingga, bisa dibilang adalah tahap yang paling susah. Salah satu
strategi untuk mengatasinya adalah dengan cara menguatkan strategi
branding.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


Pada tahap kedewasaan, omset penjualan sebuah produk mulai
menurun. Persaingan semakin ketat dan saling berebut pasar dan
konsumen. Ciri-cirinya diantaranya adalah sebagai berikut :

 Harga produk akan semakin menurun


 Adanya pesaing yang kalah dari kompetisi
 Bagi yang memimpin pasar, mereka memiliki laba yang banyak
 Produksi yang tinggi
 Cash flow ada diposisi positif yang kuat
Pada tahap ini, beberapa produk akan terus rinovasi. Entah itu
mengganti varian rasa, jenis, bentuk dan masih banyak lagi yang lainnya.

4. Tahap Penurunan (Decline)


Pada tahap ini, keuntungan akan terus menurun. Apabila tidak
segera melakukan antisipasi dan mengganti strategi maka
kemungkinan produk hilang di pasaran semakin besar. Ciri-
cirinya adalah :

 Jumlah produksi akan menurun


 Konsumen mulai jenuh
 Pesaing semakin banyak bermunculan, menggantikan
produk yang mengalami penurunan
 Keuntungan menurun secara signifikan
Beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar produk senantiasa
eksis di pasaran yaitu melalui media iklan. Baik website, aplikasi
atau yang lainnya. Selain itu menurunkan harga, memperbarui
kemasan dan masih banyak lagi yang lainnya. Apalagi dalam
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini.

Anda mungkin juga menyukai