Anda di halaman 1dari 8

SIKLUS HIDUP PRODUK

a) PENGERTIAN

Siklus hidup produk dalam bahasa inggris disebut juga Product Life Cycle adalah tahapan-
tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari diperkenalkannya kepada pasar (market)
hingga pada akhirnya hilang dari pasaran, Tergantung bagaimana cara produsen memasarkannya.

b) PENEMU

Penemu teori Siklus Hidup Produk adalah seorang ekonom bernama Raymond Vernon pada
tahun 1966. Pria kelahiran 1 september 1913 ini merupakan profesor berkebangsaan Amerika
Serikat.

Hingga kini teori siklus hidup produk merupakan model yang banyak digunakan dalam bidang
ekonomi dan pemasaran. Produk memasuki pasar dan secara bertahap menghilang lagi.

c) MENGAPA SIKLUS HIDUP PENTING TERUTAMA BAGI PRODUSEN?

siklus hidup produk atau product life cycle merupakan suatu hal penting yang harus
diperhatikan oleh kita terutama produsen, mengapa demikian?

Karena konsep siklus hidup produk ini menggambarkan proses suatu produk yang dipasarkan
kepada masyarakat hingga produk tersebut hilang dari pemasaran dikarenakan kurangnya inovasi
serta strategi pemasaran oleh produsen.

Inovasi produk ini dilakukan untuk menghindari titik jenuh konsumen terhadap produk
tersebut. Kejenuhan produk bisa timbul dari produk itu sendiri dan bisa juga karena faktor lain
seperti distribusi, penanganan konsumen yang kurang memuaskan, serta masalah dalam penjualan.
Oleh karena itu, dengan mengetahui siklus hidup produk, maka produsen dapat mengetahui ada di
tahapan mana produknya sekarang berada? Sehingga produsen dapat mengambil strategi yang
tepat dalam menangani masalah tersebut. Hal yang harus dilakukan oleh produsen untuk
memperpanjang umur produknya bisa dari berbagai hal. Bisa dengan meningkatkan kuallitas produk,
memperbaiki sistem distribusi dan pelayanan, serta masih banyak lagi sesuai kendala yang dialami
suatu perusahaan.

d) TAHAPAN-TAHAPAN SIKLUS HIDUP PRODUK

Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4 tahapan. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai keempat Tahapan Siklus Hidup Produk, dan beberapa strategi umum
yang digunakan produsen dalam memasarkan produknya berdasarkan fase atau tahap siklusnya:

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

Tahapan perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk dimana produsen
memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau masyarakat umum. Pada tahap introduction,
produk yang dikeluarkan benar-benar baru dan keuntungan produsen masih sedikit. Berikut ciri-ciri
pada tahap perkenalan ini diantaranya adalah:
 produk yang dipasarkan benar-benar baru
 Laba penjualan masih rendah
 Harga produk tinggi
 Kapasitas produksi masih rendah
 Cash Flow negatif
 Distributor berkemungkinan enggan untuk menganbil produk yang masih belum terbukti
kualitasnya

Strategi yang sering digunakan dalam tahap perkenalan:

 Mendorong pelanggan untuk mengenal dan tertarik dengan produk


 Mengeluarkan biaya yang besar dalam promosi untuk menciptakan kesadaran pada produk dan
juga untuk memberitahukan produk barunya kepada masyarakat
 Menggunakan strategi Harga Peluncuran (skimming) atau harga penetrasi ( penetration)
 Melakukan distribusi produk pada wilayah tertentu

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Disinilah tahap dimana sebuah produk mulai berkembang pesat dikarenakan masyarakat sudah
mengenal seluk beluk produk tersebut. Berikut ciri-ciri pada tahap perkembangan adalah:

 Pasar yang semakin meluas


 Laba penjualan yang naik signifikan
 Meningkatnya kapasitas produksi
 Produk mulai diterima oleh pasar
 Cash Flow mulai berubah menjadi positif
 Pesaing-pesaing baru mulai bermunculan
 Biaya per unit akan turun ke skala yang ekonomis
 Usaha promosi tidak seagresif sebelumnya

Strategi yang sering dilakukan dalam tahap perkembangan:

 Membuat iklan yang bertujuan untuk memperkuat produk


 Mengeluaran biaya yang cukup besar untuk promosi produk (tetapi tidak sebesar ketika di tahap
perkenalan)
 Menurunkan harga jual untuk menarik pembeli dan memperluas segmen
 Memperbanyak dan memperluas cakupan distribusi
 Tingkatkan kualitas produk
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)

Di tahap ini produk akan mengalami penurunan dikarenakan beberapa faktor, salah satunya
karena banyak pesaing yang berdatangan, sehingga di tahap ini perlu dilakukan inovasi serta
diperlukan lagi untuk melalukan promosi sebuah produk. Ciri-ciri dari tahap ni adalah:

 Kapasitas produksi yang tinggi


 Memiliki laba yang besar bagi produsen yang dapat memimpin pasar
 Cas Flow akan berada dalam kondisi positif yang kuat
 Pesaing yang lemah dan kalah bersaing akan mulai keluar dari pasar
 Harga produk mulai turun

Startegi yang sering dilakukan dalam Tahap Kedewasaan:

 Memperbaiki dan memodifikasi produk serta memperbanyak pilihan (model, warna, rasa,
estetika)
 Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar, dan lebih berkonsentrasi kepada produk
yang lebih menguntungkan, serta juga pada produk baru
 Menerapkan harga yang lebih bersaing
 Menggunakan iklan yang pesuasif, yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan
produknya
 Menarik pengguna-pengguna baru
 Distribusi yang intensif
 Memasuki segmen pasar yang baru
 Respositioning

4. Tahap Penurunan (Decline)

Pada tahap penurunan, penjualan dan keuntungan akan semakin menurun dan jika tidak
melakukan strategi yang tepat, produk yang ditawarkan mungkin akan hilang dari pasar. Ciri-ciri
Tahap Penurunan adalah sebagai berikut:

 Laba mulai menurun secara signifikan


 Cash Flow mulai melemah
 Konsumen menjadi jenuh
 Akan banyak pesaing-pesaing yang keluar dari pasar
 Kapasitas produksi akan menurun

Strategi yang digunakan pada tahap penurunan adalah sebagai berikut:

 Melakukan promosi untuk mempertahankan pelanggan yang setia


 Mempersempit saluran distribusi
 Menurunkan harga untuk menjaga daya saing
 Memperbarui fungsi barang
 Meninjau serta memperbaiki kembali program pemasaran dan juga program produksinya agar
lebih efisien
 Menghilangkan ukuran, warna, serta juga model yang kurang diminati
 Mengurangi sebagian jenis barang untuk dapat mencapai laba optimum pada barang yang telah
ada
 Membuat kreativitas baru

Demikian 4 tahapan siklus hidup produk beserta strateginya tentu akan berjalan dengan baik
jika didukung oleh analisa, pelaporan, dan perhitungan keuangan yang matang dan terencana agar
tidak terlambat melakukan analisis untuk kebutuhan pendukung strategi pemasaran yang
dibutuhkan.

e) CONTOH SIKLUS HIDUP PRODUK

Salah satu produk Indonesia yang mampu mengatasi siklus hidupnya adalah Teh Botol Sosro.
Produk ini memiliki semboyan yang sangat unik dari masa ke masa, semboyannya adalah “apapun
makanannya yang penting minumnya teh botol sosro”. Perusahaan tersebut melakukan promosi
yang sangat baik sekali, dan selalu melakukan inovasi terbaru. Terbukti produk ini sampai saat ini
masih banyak di distribusikan di toko-toko bahkan rumah makan sederhana pun ada produk ini.

 Tahap Perkenalan

Ide pertama kali produk ini dibuat oleh keluarga Sosrodjojo pada tahun 1940. Pertama kali teh
botol sosro dijual di Jawa Tengah tepatnya di kota Slawi namun bentuknya masih berupa teh kering
siap saji, lalu memperlebar bisnisnya di pasar Jakarta agar lebih dikenal.

Demi memperkenalkan produknya, keluarga sosrodjojo melakukan berbagai strategi cicip rasa
kepada konsumen mulai dari memberikan beberapa sampel teh kering yang sudah diseduh secara
langsung, diseduh di dalam panci terlebih dahulu, sampai seduhan teh yang dikemas di dalam botol.
Dan ternyata strategi terakhir lah yang sangat efektif, ringkas, dan simpel. Kemasan dalam botol ini
kemudian diproduksi PT Sinar Sosro tahun 1974 dan pertama kali dipasarkan di indonesia. Promosi
terus digencarkan agar konsumen tertarik akan produk yang belum umum.

 Tahap Pertumbuhan

Di tahap ini, pertumbuhan penjualan serta laba terus meningkat karena masyarakat telah
mengenal produk tersebut, dan promosi tidak segencar tahap perkenalan. Selain produk telah
banyak diminati konsumen, pada tahap ini mulai muncul beberapa pesaing seperti Teh Kotak, Teh
Gelas, dan banyak produk pesaing lainnya.

 Tahap Pendewasaan

Di tahap ini penjualan masih tetap, tapi mulai banyak konsumen yang mulai tertarik dengan
produk pesaing, persaingan harga pun menjadi sangat tajam. Perusahaan perlu memperkenalkan
produknya dengan model serta varian baru kepada masyarakat. Inovasi dari produk Teh Botol Sosro
yaitu tersediannya berbagai ukuran dari teh yang tidak hanya dikemas dalam botol kaca tetapi juga
dalam bentuk botol plastik serta ada pilihan varian less sugar untuk konsumen yang tidak suka
minuman yang manis .Sehingga produk Teh Botol Sosro masih menjadi minuman yang mendapatkan
tempat di hati konsumen.

 Tahap Kemunduran

Tantangan yang dihadapi perusahaan tidaklah ringan. Munculnya berbagai jenis minuman
dalam kemasan seperti Nu Green Tea, Teh Kotak, Teh Gelas yang direspon pasar dengan baik,
semakin tingginya kesadaran orang untuk hidup sehat sehingga lebih memilih air mineral dalam
kemasan menjadikan perusahaan Teh Botol Sosro mengalami penurunan yang cukup drastis.

Maka produksi Teh Botol Sosro mulai memjalin kerja sama dengan resto terkenal seperti KFC,
Hoka-Hoka Bento, dan rumah makan lainnya. Dengan demikian Teh Botol Sosro dari PT. Sinar Sosro
tetap perkasa sebagai perusahaan andalan Indonesia di masa depan.
Sistem produksi
a) Pengertian

Sistem produksi merupakan satu susunan kegiatan maupun elemen yang semuanya saling
berhubungan untuk mencapai tujuan akhir. Tidak hanya saling berhubungan, tapi juga semua
elemen tersebut saling menopang satu dengan yang lainnya. Sistem produksi terdiri dari dua
komponen, yaitu komponen fungsional dan konponen struktural.

Komponen fungsional meliputi pengawasan, perencanaan, dan pengendalian. Sedangkan


komponen struktural meliputi mesin, bahan, tenaga kerja, dan peralatan. Komponen-komponen
tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

b) TUJUAN SISTEM PRODUKSI

Setiap hal yang diciptakan pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan sistem produksi ini
memiliki beberapa tujuan yang yang berguna untuk membantu proses dalam produksi di suatu
perusahaan, diantarannya:

1. Memenuhi Kebutuhan Perusahaan

Tujuan yang pertama adalah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, dimana kebutuhan
tersebut bisa berupa barang hasil produksi. Dengan adanya sistem produksi kegiatan produksi bisa
berjalan dengan lancar, dan semua barang produksi yang dibutuhkan bisa dibuat sesuai pesanan.

2. Memperhitungkan modal

Dengan adanya sistem seperti ini untuk melakukan proses sebuah produksi, tanpa sadar juga
membantu pengusaha untuk memperhitungkan modal yang digunakan. Karena sistem ini membantu
untuk mengurutkan komponen yang digunakan dan apa yang perlu untuk dilakukan dalam membuat
sebuah produk. Sehingga modal yang dibutuhkan dapat diperhitungkan.

3. Membuat Proses Produksi Berjalan dengan Teratur

Karena semuanya sudah diatur dengan baik dalam sistem produksi, maka bisa dipastikan bahwa
apapun proses produksinya bisa dilangsungkan dengan baik apabila memiliki sistem produksi yang
jelas.

c) Macam-Macam Sistem Produksi

Secara garis besar, sistem produksi terbagi menjadi dua bagian yang setiap bagiannya akan
kembali dipecah menjadi beberapa sub pembahasan. Berikut macam-macam sistem produksi:

1. Berdasarkan Proses

Jenis yang pertama dari sistem ini adalah berdasarkan proses menghasilkan sesuatu. Bisa
dibilang ini adalah proses yang menghasilkan sebuah output. Dalam jenis yang satu ini akan dibagi
lagi menjadi dua bagian yang didasarkan pada waktu prosesnya, seperti berikut ini:
 Continuous process. Continuos process atau produksi yang berkelanjutan adalah sistem produksi
yang memproduksi barang dalam skala besar secara terus-menerus dan biasannya memproduksi
barang berdasarkan demand forecast . Untuk proses produksi ini biasanya sistem akan menyusun
peralatan atau komponen yang dibutuhkan secara berurutan sesuai dengan kegiatan produksi
yang dilakukan. Bahkan bahan yang ada dalam proses ini juga sudah mengalami proses
standarisasi sebelumnya. Biasanya kegiatan ini cocok untuk perusahaan yang memiliki
permintaan atau demand tinggi

Lebih lanjut, barang diproduksi secara massa untuk dijual dan disimpan sebagai stok barang.
Tujuannya jika permintaan barang meningkat perusahaan punya cadangan stok untuk memenuhi
permintaan konsumen. Contoh industri yang menerapkan continuous process adalah industri
makanan dalam kemasan.

 Intermittent Process. Yaitu sistem produksi yang berjalan berdasarkan permintaaan konsumen.
Biasannya produksi pada intermittent process memproduksi barang dalam skala kecil. Dalam
sistem produksi ini konsumen bisa memesan produk dengan variasi dan design yang lebih
beragam jika dibadingkan dengan continuous processs. Contoh penerapannya adalah pada bisnis
jahit. Proses ini biasanya tidak mepambutuhkan standar khusus ketika melakukannya, sehingga
dalam penyusunan peralatan produksinya tidak berurutan dan lebih fleksibel.

2. Berdasarkan Tujuan Operasinnya

Jenis yang kedua dari sistem ini adalah berdasarkan tujuan operasinnya yang akan dibagi
menjadi beberapa sub, yaitu:

a) Assembly To Order (ATO). Pada jenis yang satu ini biasannya produsen hanya membuat desain
yang standar, dengan modul operasional yang juga standar. Produk yang akan dihasilkan
biasannya berupan hasil rakitan berdasarkan permintaan konsumen dan juga modul. Contoh
industri yang seperti ini adalah perusahaan produk mobil.
b) Engineering To Order (ETO). Kalau yang satu ini bisa dibilang perusahaan memproduksi barang
custom, atau sesuai dengan pesanan pelanggan. Yaitu perusahaan memproduksi suatu barang
dari mulai desain sampai hasilnya sesuai dengan permintaan konsumen. Jadi sistem yang
diterapkan juga biasannya disesuaikan dengan kebutuhan dari proses ini.
c) Make To Order (MTO). Sesuai dengan namanya dimana produsen baru akan mengerjakan produk
tersebut setelah konsumen memesan produk. Jadi sitem produksi yang digunakan pastinnya akan
jauh berbeda jika dibandingkan dengan yang lain. Karena pengerjaan baru akan dilakukan setelah
produk yang dipesan sudah diputuskan oleh konsumen
d) Make To Stock (MTS). Adalah sistem produksi yang memproduksi barang untuk disimpan atau
dijadikan stok. Produk atau barang akan selesai diproduksi sebelum ada pesanan dari konsumen.
Hasil produksinya akan disimpan di gudang atau jaringan distribusi untuk mengantisipasi
permintaan.
d) CONTOH SISTEM PRODUKSI

Contoh sistem produksi dalam kehidupan sehari-hari sebenarya sangatlah banyak, namun
terkadang kita tidak menyadari keberadaannya. Seperti Rumah Sakit, didalam rumah sakit terdapat
komponen struktural sistem produksi yaitu: dokter, perawat, apoteker ataupun karyawan. Adapun
komponen fungsionalnya adalah sistem manajerial dan SOP untuk para dokter dan tenaga medis.
Output yang dihasilkan Rumah Sakit adalah pelayanan medis bagi pasien.

Anda mungkin juga menyukai