Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

DOSEN : Totok Wibisono, SE, MM

Disusun oleh : Kelompok 2

1. DhitaJatiSeptiana (B.131.18.0584)
2. Heru Fahril Zafe’i (B.131.18.0602)
3. Tika Agustin (B.131.18.0615)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2021

i
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia
merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar
memperoleh penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia
tersebut ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan
lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain.
Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan
dan diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan.
Pengusaha perlu memperhatikan ,karakteristik, sikap dan mental
kewirausahaan dengan menigkatkan dan membina untuk meningkatkan kemampuan
usaha dan pemasaran dalam rangka mengembangkan kewirausahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa pengertian kewirausahaan?
2) Bagaimana karakteristik kewirausahaan?
3) Apa sajakah hambatan dan tantangan kewirausahaan?
4) Bagaimana sikap mental kewirausahaan?

2
BAB II
PEMBAHASAN.

2.1 SEJARAH KEWIRAUSAHAAN

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard


Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak
abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah
wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan
unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa
negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas
yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di
Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.

2.2 PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN.

Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses


mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi
tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang mendapat
awalan ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah hal-hal
yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan usaha berarti
kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga kewirausahaan dapat
pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan
bisnis.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya,
entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to
combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya, Jean

3
Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur sebagai
pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh para ahli,
mengenai kewirausahaan, yang diambil dari berbagai sumber :
· Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan
mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.
· Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial
berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
· Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan
menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan
dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan
disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
· Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan
sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang
saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan
harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
menghadapi risiko atau ketidakpastian.
· Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan
disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan
(entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya.
Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

3.3 KARAKTERISTIK WIRAUSAHA.

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh
seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif
merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar
wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6)
mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :

4
Ciri-Ciri: Watak
1 Percaya diri, Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.
2 Berorientasikan tugas dan hasil kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada
laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka
bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
3 Pengambil resiko, memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada
tantangan.
4 Kepemimpinan bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang
lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun.
5 Keorisinilan, memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
6 Berorientasi ke masa depan, Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir
yang berorientasi pada masa depan.
7 Jujur dan tekun, Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan


delapan karakteristik yang meliputi :

1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.


2. Lebih memilih risiko yang moderat.
3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.
4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera.
5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya
demi masa depan yang lebih baik.
7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah.
8. Selalu menilai prestasi dengan uang.

Martin Zwilling, founder dan chief executive officer (CEO) Startup


Professionals, menjelaskan, setiap wirausaha memiliki DNA berbeda dan siap
membantunya untuk sukses. Setiap pengusaha harus mengoptimalkan DNA tersebut
untuk mengatasi setiap tantangan.
Zwilling membagi karakteristik wirausaha menjadi empat tipe, seperti dilansir
YoungEntrepreneur:

5
Pembangun : Karakteristik wirausaha seperti ini adalah pemain utama dalam
sebuah permainan bisnis. Dengan DNA pembangun, maka para pengusaha jenis ini
selalu melihat dua-tiga langkah lebih maju dibanding para kompetitornya. Karakter
wirausaha pembangun selalu dikenal dengan orang yang fokus, dingin, kejam,
perhitungan, dan penentu arah.
Oportunis : Karakter oportunis adalah bagian spekulasi dari setiap diri
pengusaha. Bagian dari keberadaan seseorang yang menginginkan berada di tempat
yang tepat dengan waktu yang tepat, serta menggunakan waktu yang tepat untuk
mencetak uang sebanyak mungkin. Jika Anda merasa tertantang untuk membuat
kesepakatan cepat dalam mendapatkan uang, seperti bermain saham dengan
memanfaatkan momentum atau investasi dan jual kembali rumah memanfaatkan
kenaikan harga, Anda mungkin termasuk dalam karakteristik oportunis.
Spesialis : Pengusaha jenis ini akan bertahan di perusahaan selama 15-30
tahun, membuat fondasi perusahaan yang kuat. Wirausaha dengan karakter spesialis
akan menonjol di tengah keramaian orang yang ramai dengan pesaing. Jenis-jenis
pengusaha tipe ini adalah ahli IT, pengacara, akuntan independen, dan desainer grafis.
Inovator : Hampir sama dengan spesialis, pengusaha inovator seperti membuat
laboratorium dalam setiap bisnisnya. Membuat berbagai rumus bisnis, konsep, hingga
produk yang berhasil diaplikasikan dalam perusahaan. Tantangan terbesar
karakteristik inovator adalah selalu berjuang walaupun di tengah kesuksesan. Selalu
memikirkan produk terbaru di tengah peluncuran produk baru.
Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan. Menurut Zimmererr (1996) untuk
mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan.
Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak
sebelah kiri, ciri-cirinya :
Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?
Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.
Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda.
Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar.
Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses.
Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk
menghasilkan pemecahan inovasi.

6
Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas
kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian
memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah.
 Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
- Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
- Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki
ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,
energik ddan memiliki inisiatif.
- Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
- Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan
suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
- Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
- Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
- Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita
identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-
hari, sebagai berikut:
a) Disiplin. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan
harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah
ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan,
sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri
seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah
kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan
ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azaz. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi
terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan
kualitas pekerjaan dan sistem kerja.

7
b) Komitmen Tinggi. Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal
yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam
melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang
jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap
dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target
yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan
terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi
pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang
ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang
wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki
nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan
mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus
meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba
yang diharapkan.
c) Jujur. Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang
dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat
kompleks. ]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang
ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai
pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang
terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
d) Kreatif dan Inovatif. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut
sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan
baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk
ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan
baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang
kelihatannya mustahil.
e) Mandiri. Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat
melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain
dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan
sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang
wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.

8
f) Realistis. Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu
menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon
wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan
hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam
pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam
melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan
erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.

2.4 MENGIDENTIFIKASI TANTANGAN DAN HAMBATAN WIRAUSAHA.

1) Ketidakmampuan Manajemen. Dalam kebanyakan UKMK, kurangnya


pengalaman manajemen atau lemahnya kemampuan pengambilan keputusan
merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemiliknya kurang mempunyai jiwa
kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat bisnisnya berjalan.
2) Kurang Pengalaman. Idealnya, calon wirausahawan harus memiliki
keterampilan teknis yang memadai (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik
bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi,
mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan
yang sinergis.
3) Lemahnya Kendali Keuangan. Dalam hal ini ada dua kelemahan
mendasar yang perlu digarisbawahi, yaitu: kekurangan modal dan kelemahan dalam
kebijakkan kredit terhadap pelanggan. Banyak wirausahawan membuat kesalahan
pada awal bisnis dengan hanya “modal dengkul,” yang merupakan kesalahan fatal.
Wirausahawan cenderung sangat optimis dan sering salah menilai uang yang
dibutuhkan untuk masuk ke dalam bisnis. Sebagai akibatnya, mereka memulai usaha
dengan modal yang terlalu sedikit dan tampaknya permodalan yang memadai tidak
akan pernah tercapai mengingat perusahaan mereka memerlukan semakin banyak
uang untuk mendanai pertumbuhannya. Selain itu, tekanan terhadap UKMK untuk
menjual secara kredit sangat kuat. Dimana, beberapa manajer melihat peluang untuk
mendapatkan keunggulan persaingan terhadap pesaingnya dengan cara menawarkan
penjualan kredit. Apapun kasusnya, pemilik bisnis kecil harus mengendalikan
penjualan kredit secara hati-hati karena kegagalan mengendalikannya dapat
menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.

9
4) Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis. Terlalu banyak
wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka
mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun,
kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan
ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu
strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang
berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.
5) Pertumbuhan Tak Terkendali. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang
alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah
terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa
perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu
pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan meningkat 40
sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari
tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling
tidak untuk sebagian investasi modalnya.
6) Lokasi yang buruk. Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat
untuk sebagian merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering,
lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak.
Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat
ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam
gagal.
7) Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik. Umumnya, investasi terbesar
yang harus dilakukan manajer bisnis kecil adalah dalam persediaan, namun
pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling
sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan
kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan
pergi.
8) Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan. Berhasil melewati
“tahap awal kewirausahan” bukanlah jaminan keberhasilan bisnis. Setelah berdiri,
pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya manajemen yang secar drastis
berbeda. Kemampuan-kemampuan yang tadinya membuat seorang wirausahawan
berhasil seringkali mengakibatkan ketidakefektifan manajerial. Pertumbuhan
mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan

10
kegiatan pengendalian sehari-hari – sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh banyak
wirausahwan.
Adapun prosedur dalam pemecahan masalah, langkah-langkahnya dapat
menggunakan metode ilmiah sebagai berikut:
v Kenalilah persoalannya secara umum.
v Identifikasikan problem-problem utama yang terkait.
v Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah
v Carilah sebab-sebab problem tersebut,
v Pertimbangkanlah pelbagai kemungkinan j alan keluar dari problem
tersebut,
v Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik,
v Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat.
Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah-langkah yang
sistematis, Berorientasi kepada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk
memecahkan masalah. Pada garis besarnya, pemikiran secara ilmiah dapat
berlangsung di dalam memecahkan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri
maupun untuk orang lain.
2) Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha untuk
mencapai tujuan.
3) Menghimpun fakta-fakta obyektif yang berhubungan dengan masalah
yang dipikirkan. Mengolah fakta-fakta dengan pola berpikir tertentu, baik secara
induktif maupun deduktif. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.
4) Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.
5) Menemukan dan meyakini gagasan.
6) Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.
2.5 MENUNJUKAN SIKAP DAN MENTAL WIRAUSAHA.
Modal utama bagi wirausahawan ada empat, yaitu pengetahuan, ketrampilan,
bakat dan kemauan. Namun banyak orang memiliki 4(empat) kriteria diatas namun
gagal dalam wirausahanya, mereka kalah bersaing dan akhirnya mundur secara
teratur. Kunci sukses memenangkan persaingan di era globalisasi ini, selain 4 hal
diatas adalah MENTAL.

11
Menurut Bob Bob Reiss penulis Bootsrap 101 dan pembicara kewirausahaan
di universitas Harvard Amerika. Ada 12 sikap mental yang harus dimiliki para
wirausahawan. Dengan mempelajari 12 sikap mental ini, akan menempatkan diri
dalam pola pikir yang benar untuk mencapai keberhasilan kewirausahaan.
1. Memiliki gairah untuk bisnis Anda. Bekerja harus menyenangkan.
Semangat Anda akan membantu Anda mengatasi masalah pada masa-masa sulit.
Selalu perbaruilah gairah Anda.
2. Menata diri menjadi orang yang dapat dipercaya. Orang memiliki keyakinan
pada orang yang dipercayainya dan ingin berbuat yang terbaik buat mereka. Hal yang
sama juga berlaku bagi pelanggan. Jika mereka percaya pada Anda, apapun Anda
dapatkan
3. Jadilah fleksibel, kecuali pada nilai-nilai inti. Mengingat bahwa rencana dan
strategi Anda akan berubah seiring waktu. Maka fleksibilitas merupakan hal pokok
yang harus dimiliki para pengusaha. Namun, jangan kompromi jika melanggar nilai-
nilai dasar. Meski tekanan begitu besar atau iming-iming keuntungan yang besar.
4. Jangan biarkan rasa ‘takut gagal’ menghambat Anda. Kegagalan adalah
kesempatan untuk belajar dan peluang sukses. Perlu diketahui, pemodal lebih suka
menginvestasikan uangnya pada orang yang mau mencoba dan gagal. Dari pada
berinvestasi pada seseorang yang tidak pernah mencoba.
5. Membuat keputusan yang cepat dan tepat. Gunakan intuisi Anda dan buat
perencanaan serta berfikirlah dengan jernih. Segera ambil keputusan. Jangan terburu-
buru namun jangan ditunda karena peluang akan meninggalkan Anda.
6. Aset terbesar perusahaan adalah Anda. Jaga diri Anda baik-baik. Kesehatan
Anda lebih berharga daripada mesin paling mahal atau perangkat canggih komputer.
Anda tidak harus memilih antara kesehatan atau perusahaan Anda. Yang perlu Anda
lakukan hanya menyeimbangkan kegiatan Anda. Uang bukan segala-galanya,
kesehatan dan keluarga juga utama.
7. Kendalikan ego Anda. Jangan melakukan sesuatu dengan maksud membuat
orang lain terkesan pada diri Anda. Lakukan karena memang Anda harus
melakukannya. Teguh pendirian diperlukan tapi ‘maunya sendiri’ bukan pilihan bijak.
8. Percayalah. Anda harus percaya diri bahwa Anda akan berhasil. Keyakinan
ini akan menular pada karyawan, mitra kerja dan setiap orang yang Anda hadapi.
Termasuk pelanggan.

12
9. Menerima kritik dan mengakui jika salah. Sampaikan pada karyawan, mitra
kerja dan pelanggan Anda, bahwa Anda dengan senang hati menerima kritik jujur
mereka. Kritik adalah pengamat paling teliti bagi usaha Anda dan gratis.
10. Pertahankan etos kerja yang kuat. Etos kerja yang kuat menjadikan
suasana kerja menjadi fokus dan nyaman. Ini juga akan membantu anda mengalahkan
pesaing Anda terutama jika produk atau layanan Anda sangat mirip.
11. Segera bangkit dari kemunduran. Pasti akan ada banyak pasang surut saat
Anda membangun bisnis. Belajar dari kemunduran dan terus maju. Anda tidak dapat
mengubah masa lalu. Namun Anda mampu membangun masa depan yang lebih baik.
12. Secara berkala keluar dari zona kenyamanan Anda untuk mengejar sesuatu
yang penting. Sering kali Anda merasa tidak nyaman jika menerapkan perubahan-
perubahan yang diperlukan dalam teknologi, menejemen, karyawan, rencana dll.
Tetap terapkan dan biasakan diri Anda dengan hal-hal baru (yg tidak nyaman) untuk
mencapai tujuan utama perusahaan.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN.

I. Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon
pada tahun 1755. Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut
bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil
akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.

II. Ciri-ciri kewirausahaan adalah :

a. Percaya diri.
b. Berorientasi tugas dan hasil.
c. Pengambil resiko.
d. Kepemimpinan.
e. Keorisinilan.
f. Berorientasi kemasa depan.
g. Jujur dan tekun.

III. Tantangan dan hambatan wirausaha yang sering dialami adalah :

1) Ketidakmampuan Manajemen.
2) Kurang Pengalaman.
3) Lemahnya Kendali Keuangan.
4) Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.
5) Pertumbuhan Tak Terkendali.
6) Lokasi yang buruk.
7) Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik.
8) Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.

IV. Ada 12 sikap mental yang harus dimiliki para wirausahawan, yaitu :

1.Memiliki gairah untuk bisnis Anda.


2. Menata diri menjadi orang yang dapat dipercaya.
3. Jadilah fleksibel, kecuali pada nilai-nilai inti.

14
4. Jangan biarkan rasa ‘takut gagal’ menghambat Anda.
5. Membuat keputusan yang cepat dan tepat.
6. Aset terbesar perusahaan adalah Anda.
7. Kendalikan ego Anda.
8. Percayalah.
9. Menerima kritik dan mengakui jika salah.
10. Pertahankan etos kerja yang kuat.
11. Segera bangkit dari kemunduran.
12. Secara berkala keluar dari zona kenyamanan Anda untuk mengejar sesuatu
yang penting.

B. SARAN.

Dengan membaca dan memahami karakteristik, tantangan dan sikap mental


kewirausahaan diatas hendaknya kita mampu mempraktekkannya dalam berwirausaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan

15

Anda mungkin juga menyukai