Anda di halaman 1dari 26

STT Hagiasmos Mission Jakarta

Entrepreunership

KEWIRAUSAHAAN 
(ENTREPRENEURSHIP)

Kewirausahaan (bahasa Inggris: Entrepreneurship) atau wirausaha adalah proses


mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut
bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil
akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.

Pengertian kewirausahaan secara umum adalah kewirausahaan adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.

Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan
upaya upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar
kemampuan dengan cara manfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
 
Dalam buku Entrepreneurial Finance oleh J.Leach Ronald Melicher bahwa kewirausahaan
adalah sebuah proses dalam merubah ide menjadi kesempatan komersil dan menciptakan
nilai (harga) “Process of changing ideas into commercial opportunities and creating v alue”
Dalam buku Entrepreneurship: Determinant and Policy in European-Us Comparison bahwa
kewirausahaan adalah proses mempersepsikan, menciptakan, dan mengejar peluang ekonomi
“process of perceiving, creating, and pursuing economic opportunities“. Akan tetapi
dikatakan dalam buku tersebut, bahwa proses dari kewirausahaan itu sendiri sulit untuk
diukur.

Menurut Bapak Eddy Soeryanto Soegoto bahwa kewirausahaan atau entrepreneurship adalah


usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru,
memiliki nilai tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna
bagi orang lain.
Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi (1994) kewirausahaan adalah suatu nilai
yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. 

1
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Pengertian kewirausahaan menurut bapak Soeharto Prawiro (1997) adalah suatu nilai yang
dibutuhkan untuk memulai usaha dan mengembangkan usaha.
Pengertian kewirausahaan menurut Drucker (1959) bahwa kewirausahaan adalah kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

 Pengertian kewirausahaan menurut Zimmerer (1996) adalah suatu proses penerapan


kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan usaha. 

Pengertian kewirausahaan menurut Siswanto Sudomo (1989) Kewirausahaan atau


entrepreneurship adalah segala sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni
orang yang memiliki sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani
mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya 

Pengertian Entrepreunership (Wirausaha)


Setelah anda mengetahui tentang pengertian kewirausahaan, maka sudah barang tentu anda
tahu apa arti wirausaha itu sendiri. Hal itu karena pengertian wirausaha sederhananya adalah
orang yang menjalankan wirausaha itu sendiri. Berikut tiga ahli yang memberikan tanggapan
tentang apa pengertian wirausaha atau entrepreneur itu.

1. Wirausaha atau enterpreneur adalah orang yang memiliki kemampuan melihat dan
menilai kesempatan kesempatan bisnis mengumpulkan sumber sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang
tepat, guna memastikan kesuksesan (Geoffrey G. Meredit et ak, 1995)
2. Enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang yang mengambil risiko yang
diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis menerima imbalan
jasa berupa profit nonfinancial (Skinner, 1992).
3. Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan. Wirausaha memiliki pengetahuan
yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan keputusan tentang lingkungan
usaha, mengelola sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih
keuntungan (Say, 1996).

2
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Ciri ciri Wirausaha 


Seseorang dikatakan wirausaha sudah tentu memenuhi definisi wirausaha itu sendiri, untuk
lebih jelasnya silahkan dibaca  ciri ciri wirausaha dibawah ini:

1. Memiliki keberanian mempunyai daya kreasi

Seorang wirausaha haruslah memiliki keberanian dalam memiliki daya kreasi atau tidak takut
untuk bermimpi dan merencanakan. Segala ketakutan akan sia sia dalam bermimpi dan
berencana haruslah dihilangkan. Setidaknya harus diingat STOP (Stop “berhenti, Think
“berpikir”, Observation “Observasi” dan Plan “rencana”) apabila terjadi hal hal yang
membuat ide tersebut tertunda atau mandek.

2. Berani mengambil risiko 

Seseorang dikatakan wirausaha apabila memiliki sifat berani mengambil risiko, hal ini tentu
saja harus sejalan dengan perencanaan yang sebelumnya telah dilakukan serta pengamatan
yang dilakukannya terhadap ide yang dimilikinya.

3. Memiliki semangat dan kemauan keras

Seorang dapat dikatakan wirausaha selain berani mengambil risiko haruslah memiliki
semangat dan kemauan yang keras untuk sukses.

4. Memiliki analisis yang tepat

Seseorang dapat dikatakan wirausaha apabila memiliki pengetahuan yang tepat untuk
membuat analisis yang tepat, diusahakan mendekati 100 % benar

5. Tidak konsumtif

 Ini adalah penyakit untuk masa sekarang. Seorang wirausaha haruslah tidak konsumtif atau
setidaknya, konsumsinya jauh lebih sedikit dari penghasilannya

6. Memiliki jiwa pemimpin

 Jiwa pemimpin harus dimiliki seorang wirausaha. Dengan ini, mereka mampu
mengembangkan usaha mereka menjadi lebih maju.

3
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

7. Berorientasi pada masa depan

Sudah jelas, bila anda seorang wirausaha yang inovatif dan kreatif dan memiliki ciri ciri
wirausaha yang lain maka anda akan memiliki kemampuan ini

Ciri ciri kewirausahawan yang handal dan profesional 


1. Yakin terhadap produk yang dimiliki 
2. Mengenal sangat banyak produknya 
3. Tidak berdebat dengan calon pelanggan 
4. Komunikatif dan negosiasi Ramah dalam pelayanan 
5. Santun Jujur dan berani
6. Menciptakan transaksi 

Tujuan berwirausaha

Berikut beberapa tujuan dari seorang wirausaha yang seharusnya:

 Berusaha dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang baik dengan
kata lain ikut serta dalam mengader manusia manusia calon wirausaha untuk
membangun jaringan bisnis yang lebih baik
 Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan Negaranya
 Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta orientasi
kewirausahaan yang kokoh.
 Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri ciri kewirausahaan disekitarnya terutama
dalam masyarakat
 Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika dalam
kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat tercapai

Sekian artikel tentang pengertian kewirausahaan dan pengertian wirausaha, serca ciri ciri
wirausaha dan tujuannya. 

4
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena
berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang
akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut
Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan
mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada
saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen
fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa
seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia
pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang
sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Etimologi

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia
unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan
amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang
berbuat sesuatu.

Sejarah kewirausahaan

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan
Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau
manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat
memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas
pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

5
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.

Proses kewirausahaan

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan
adanya inovasi.[butuh rujukan] Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal
dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan
lingkungan.[butuh  Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas,
rujukan]

keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan


menjadi wirausahawan yang besar.[butuh  Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh
rujukan]

faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan,
pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya
model peran, aktivitas, dan peluang.[butuh rujukan] Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi
kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.

Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan
juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah:

 Percaya diri
 Berorientasikan tugas dan hasil
 Berani mengambil risiko
 Kepemimpinan
 Keorisinilan
 Berorientasi ke masa depan
 Jujur dan tekun

Sifat-sifat seorang wirausahawan adalah:

 Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

6
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

 Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
 Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
 Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.
 Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis
yang luas.
 Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
 Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka
usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.[butuh Tahap ini juga
rujukan]

memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.

Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan


usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan,
pemasaran, dan melakukan evaluasi.

Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis


perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

 Tahap mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau
dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

7
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Sikap wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

 Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang


tinggi.[butuh rujukan] Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan
terhadap tugas dan pekerjaannya.[butuh  Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh,
rujukan]

yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.[butuh
rujukan]
 Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.[butuh  Sifat sering
rujukan]

menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat
seorang wirausahawan meraih keberhasilan.[butuh rujukan] Kedisiplinan terhadap komitmen akan
kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. [butuh
rujukan]
Wirausahawan harus taat asas.[butuh  Hal tersebut akan dapat tercapai jika
rujukan]

wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.
[butuh rujukan]
 Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah
contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.[butuh rujukan]

 Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.[butuh  Dalam melaksanakan kegiatannya,
rujukan]

seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif
(berorientasi pada kemajuan).[butuh  Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat
rujukan]

dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
[butuh
 Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama
rujukan]

konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas
produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah
konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak
pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu
memperoleh laba yang diharapkan.[butuh rujukan]

8
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

 Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang


wirausahawan.[butuh  Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.[butuh rujukan]Kejujuran
rujukan]

mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai
promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan
kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan
olehwirausahawan.[butuh rujukan]

 Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya


kreativitas yang tinggi.[butuh  Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara
rujukan]

berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-
produk yang telah ada selama ini di pasar.[butuh rujukan] Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya
tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.[butuh  Justru seringkali ide-ide
rujukan]

jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah


dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.[butuh rujukan]

 Mandiri

Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan
baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak,
termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.
[butuh
 Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang
rujukan]

wirausahawan.[butuh rujukan]Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri


dalam memenuhi kegiatan usahanya.[butuh rujukan]

 Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/
perbuatannya.[butuh rujukan]Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun
pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis,
objektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.[butuh rujukan]Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada
keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.[butuh rujukan]

9
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha

Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

 Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha
merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

 Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan


mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.
 Manajemen keuangan kurang tertata. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor
yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran
dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan
operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
 Perencanaan yang kurang matang.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka
akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

 Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi
yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

 Kurangnya pengawasan peralatan.

Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan


mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

 Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

 Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

10
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi
wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila
berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang
wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain,
meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal,
seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja.
Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang
wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.

Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan


daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak
pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena
tingginya pengangguran.

Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran
wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

 Menciptakan lapangan kerja


 Mengurangi pengangguran
 Meningkatkan pendapatan masyarakat
 Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
 Meningkatkan produktivitas nasional

Dalam bahasa Indonesia, istilah Entrepreneurship diartikan kewirausahaan yang memiliki


pengertian sedikit berbeda oleh para ahli. Meskipun demikian, masing-masing pendapat
memiliki inti dari entrepreneurship, yaitu tentang kreativitas atau inovasi. Secara
umum pengertian Entrepreneurship (Kewirausahaan) adalah proses kegiatan kreativitas dan
inovasi menciptakan perubahan dengan memanfaatkan peluang dan sumber-sumber yang ada
untuk menghasilkan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain serta memenangkan
persaingan.

11
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Istilah Entrepreneurship diapdosi dari Bahasa Perancis, entreprendre yang berarti melakukan
(to under take), memulai atau berusaha melakukan tindakan mengorganisir dan
mengatur. Istilah Entrepreneurship mulai diperkenalkan dalam tulisan Richard Cantillon yang
berjudul Essai Sur la Nature du Commerce en General tahun 1755.
Pengertian Entrepreneurship menurut para ahli

Dalam literatur-literatur kewirausahaan diartikan berbeda-beda oleh para ahli. Berikut


beberapa pengertian entrepreneurship (kewirausahaan).

o Menurut Suryana dalam Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (2013),
entrepreneurship merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi oleh setiap orang
dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat ide baru
dengan mengkombinasikan, mengubah, atau merekonstruksi ide-ide lama. Sedangkan
inovasi merupakan penerapan dari penemuan suatu proses produksi baru atau pengenalan
akan suatu produk baru.
o Danang Sunyoto dalam Kewirausahaan Untuk Kesehatan (2013) memiliki pandangan
tentang entrepreneurship yaitu suatu sikap untuk menciptakan sesuatu yang baru serta
bernilai bagi diri sendiri dan orang lain. Entrepreneurship tidak hanya tentang mencari
keuntungan pribadi, namun juga harus mempunyai nilai sosial.
o Hermawan Kartajaya menjelaskan pengertian Entrepreneurship adalah suatu usaha untuk
menciptakan nilai melalui pengamatan atas suatu kesempatan bisnis, dengan melakukan
manajemen terhadap risiko yang mungkin timbul serta keterampilan untuk berkomunikasi
serta memobilisasi sumber daya yang ada terutama sumber daya manusia sehingga dapat
menciptakan sesuatu yang menghasilkan.
o Abu Marlo pada buku Entrepreneurship Hukum Langit (2013) menjelaskan bahwa
entrepreneurship adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap peluang dan
memanfaatkan peluang tersebut untuk melakukan perubahan dari sistem yang ada. Dalam
dunia entrepreneurship, peluang adalah kesempatan untuk mewujudkan atau
melaksanakan suatu usaha dengan tetap memperhitungkan resiko yang dihadapi.
o Robbin & Coulter menjelaskan Kewirausahaan yakni suatu proses dimana seseorang atau
suatu kelompok individu menggunakan upaya yang terorganisir & sarana untuk mencari
sebuah peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh dengan memenuhi kebutuhan

12
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

serta keinginan melalui sebuah inovasi dan keunikan, tidak mempedulikan apapun
sumber daya yang digunakan pada saat ini.
Berdasarkan definisi dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diperoleh secara rinci unsur-
unsur utama yang ada dalam entrepreneurship, yaitu: penerapan kreativitas dan inovasi,
pemanfaatan peluang, membuat perubahan, dan memberikan nilai tambah bagi diri sendiri
dan orang lain.

Perbedaan Entrepreneurship dan Entrepreneur 


Perbedaan antara Entrepreneurship dengan Entrepreneur adalah pada proses dan
pelakunya. Jika entrepreneurship merujuk pada proses atau kegiatan, maka entrepreneur lebih
merujuk pada pelaku. Dengan kata lain, orang yang melakukan proses Entrepreneurship
(kewirausahaan) disebut Entrepreneur (wirausaha/wiraswata). Pada masa dulu, istilah
entrepreneur merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah
dan kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti.

Menurut Kasmir dalam Kewirausahaan (2013),  entrepreneurship merupakan


kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda sedangkan seorang
entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
belum pernah ada sebelumnya, atau bisa juga dengan menciptakan sesuatu yang berbeda
dari yang ada.

Beberapa pengertian entrepreneurship yang dikutip dari situs http://www.kanalinfo.web.id


menyebutkan:
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya

Louis Jacques Filion dalam buku De l’intuition au projet d’entreprise menggambarkan


entrepreneur sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai dengan kemampuannya dalam
menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran-sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran
tinggi untuk menemukan peluang-peluang dan membuat keputusan.
Joseph Schumpeter seorang ahli ekonomi dari Austria mendefinisikan entrepreneur adalah
seorang yang ingin dan mampu untuk melakukan perombakan sistem ekonomi, mengubah ide

13
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

baru atau penemuan baru menjadi sebuah inovasi yang sukses. Inovasi baru tersebut dapat
berwujud:

1. Produk baru (berupa barang atau jasa);


2. Organisasi atau manajemen baru;
3. Cara berproduksi yang baru;
4. Menggunakan bahan baku yang baru.
 

Kewirausahaan adalah suatu sikap atau kemampuan untuk membuat atau menciptakan
sesuatu yang baru yang bernilai dan bermanfaat bagi dirinya serta orang lain. Sedangkan
orang yang memiliki semangat, sikap perilaku dan kemampuan kewirausahaan disebut
dengan wirausaha.

Jadi wirausaha mengarah pada orang yang melkukan usaha atau kegiatan dengan kemampuan
yang dimiliki sedangkan kewirausahaan menunjuk pada sikap mental yang dimiliki seorang
wirausaha dalam melaksanakan usaha atau kegiatan.

Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli


Soeparman Spemahamidjaja
Menurut Soeparman Spemahamidjaja, Kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability)
dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

S. Wijandi
Menurut S. Wijandi, Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.

Thomas W Zimmerer
Menurut Thomas W Zimmere, Kewirausahaan adalah penerapan keinovasian dan kreativitas
untuk pemecahan masalah & memanfaatkan berbagai peluang yang dihadapi orang lain setiap
hari.

14
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Raymond
Menurut Raymond, Wirausaha adalah seseorang yang inovatif, kreatif dan mampu
mewujudkanya kreatifitasnya agar meningkatnya kesejahteraan diri di lingkungan dan
masyarakat.

Peter F Drucker
Menurut Peter F Drucker, Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).

Ciri-Ciri Wirausaha
Seseorang dikatakan sebagai wirausaha. Apabila telah memenuhi karakteristik atau ciri-ciri
berikut ini:

 Memiliki daya kreasi

 Berani mengambil risiko

 Memiliki analisis yang tepat

 Memiliki semangat dan kemauan keras

 Memiliki jiwa pemimpin

 Tidak konsumtif

 Berorientasi pada masa depan

Ciri-Ciri Kewirausahaan
Berikut ini adalah ciri-ciri kewirausahaan yang profesional dan handal:

 Yakin pada produk yang dimiliki

 Mengenal banyak produknya

 Tidak berdebat dengan calon konsumen

 Komunikatif dan negosiasi ramah dalam pelayanan

 Santun, jujur dan berani

 Menciptakan transaksi

15
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Tujuan Berwirausaha
Tujuan yang seharusnya dimiliki oleh seorang wirausaha yaitu:

1. Berusaha dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang baik dengan
kata lain ikut serta dalam mengader manusia manusia calon wirausaha untuk
membangun jaringan bisnis yang lebih baik

2. Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk meningkatkan


kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan Negaranya

3. Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta orientasi


kewirausahaan yang kokoh.

4. Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri ciri kewirausahaan disekitarnya terutama


dalam masyarakat

5. Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika dalam
kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat tercapai.

Teori Kewirausahaan
Berikut ini adalah teori kewirausahaan, diantaranya:

Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai istilah teknoologis, dimana manajemen hanya
mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis
untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan.

Kirzerian Entrepreneur
Teori Kirzer ini menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya, keseriusanya,
kesungguhanya, untuk mandiri dalam berusaha, sehingga maju mundurnya suatu usaha
tergantung pada upaya dan keuletan pengusaha itu sendiri.

Teori Perilaku
Teori ini menyoroti bagaimana seorang wirausahawan harus memiliki kecakapan dalam
mengorganisasikan usaha, mengatur keuangan dan hal terkait, membangun jaringan, dan

16
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

memasarkan produk, dibutuhkan pribadi yang supel dan pandai bergaul untuk memajukan
suatu usaha

Hakekat Kewirausahaan

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan
untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih
sukses. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang
memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat,
mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan
inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan
pendapatan. Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa
Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang
memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya.

Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan


dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan
tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-
rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka
dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu
tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru. Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik
dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam
kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata,
karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan.
Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan
(Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-
upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk

17
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997)


Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua
fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan
organisasi usaha (Suryana, 2001).

Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara
sebagai berikut: Pengembangan teknologi baru (developing new technology) Penemuan
pengetahuan baru (discovering new knowledge) Perbaikan produk (barang dan jasa) yang
sudah ada (improving existing products or services) Penemuan cara-cara yang berbeda untuk
menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit
(finding different ways of providing more goods and services with fewer resources)
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di
luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.

Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:


Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (Drucker, 1959) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas
dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan usaha (Zimmerer, 1996) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah
dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.  

18
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Ciri dan Watak Wirausaha:

1. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme

2. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan
inisiatif

3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan

4. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-
saran dan kritik

5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

6. Berorientasi ke masa depan

Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures)
yang menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.
Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :

1. Lokus pengendalian internal

2. Tingkat energi tinggi

3. Kebutuhan tinggi akan prestasi

4. Toleransi terhadap ambiguitas

5. Kepercayaan diri

6. Berorientasi pada action  

Karakteristik Wirausahawan (Masykur W)

1. Keinginan untuk berprestasi

2. Keinginan untuk bertanggung jawab

3. Preferensi kepada resiko menengah

19
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

4. Persepsi kepada kemungkian berhasil

5. Rangsangan untuk umpan balik

6. Aktivitas Energik

7. Orientasi ke masa depan

8. Ketrampilan dalam pengorganisasian

9. Sikap terhadap uang  

Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi tinggi. Potensi


kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi)

1. Kemampuan inovatif

2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)

3. Keinginan untuk berprestasi

4. Kemampuan perencanaan realistis

5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan

6. Obyektivitas

7. Tanggung jawab pribadi

8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility)

9. Kemampuan sebaga pengorganisator dan administrator

10. Tingkat komitmen tinggi (survival)

Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961)

1. Innovating Entrepreneurship Bereksperimentasi secara agresif, trampil


mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif
2. Imitative Entrepreneurship Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating
Entrepreneur

20
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

3. Fabian Entrepreneurship Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal


tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali,
apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi
relatif pada industri yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan
peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus
produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi
diandingkan dengan produsen lain.

Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang
disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai
Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)  Proses Kewirausahaan ahap-tahap
Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha :

a) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru
yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising.
Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri /
manufaktur / produksi atau jasa.

b) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-
aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

c) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi
yang dihadapi

d) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu
pilihan yang mungkin diambil.

Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan
diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang
berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi,
kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas,

21
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi


wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari
individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan
faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas,
dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses
yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).

Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma,


2007 : 10 – 12) :

1. proses inovasi

2. proses pemicu

3. proses pelaksanaan

4. proses pertumbuhan

Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek


yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah :

a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah
dilakukan

b. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana

c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan

d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha

e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki

f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial


(POAC)

g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

22
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)

a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan
arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha
tersebut

b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya
menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai
pelopor dalam berbagai kegiatan.

c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik
daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan
pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan
selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya.

d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha
kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ
dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk
bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan.

f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun


yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi
juga moral kepada berbagai pihak.

g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera
ditepati dana direalisasikan.

h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang
berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.

23
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah,
pemasok, serta masyarakat luas. Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha
yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu :

a. jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang
dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini
diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai
kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi
pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan

b. mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai
perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi
yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang
bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh.

c. selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang
diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat
dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan
demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-
cita.

Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam
kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business
Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu :

1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan
kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.

2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan


bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan,
termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan
kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses
dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.

24
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha
yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif
yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati.

4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya
bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama
dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan
mental.

5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan,


secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan
mengendalikannya secara akurat.

6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.


Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.

7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan /


memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.

8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan


kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan
memuaskan.

9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha


harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan
ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik
terhadap dirinya dan terhadap pesaing.

10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang
jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139)

Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri
atas:

1. mau kerja keras (capacity for hard work)

2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)

3. penampilan yang baik (good appearance)

25
STT Hagiasmos Mission Jakarta
Entrepreunership

4. yakin (self confidence)

5. pandai membuat keputusan (making sound decision)

6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education)

7. ambisi untuk maju (ambition drive)

8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)

26

Anda mungkin juga menyukai