Anda di halaman 1dari 54

MATERI PEMBELAJARAN “PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN”

KELAS XI

SMKN 3 BUDURAN SIDOARJO

1
DAFTAR ISI

3.1.Sikap danPerilaku Wirausaha...........................................................3

3.2 peluang usaha ..................................................................................

3.1. Sikap dan Perilaku Wirausahawan

WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN

Pada zaman keterpurukan ekonomi yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia, kita
harus bisa menyerukan pentingnya pembangunan jiwa kewirausahaan
(entrepreneurship) sehingga kebanyakan masyarakat tidak ragu lagi untuk
mengambil langkah untuk menjadi calon wirausaha. Sesungguhnya kita semua
adalah calon-calon wirausaha yang baik, tinggal bagaimana kita mengolah jiwa
entrepreneurship yang berhasil. Jika hal ini terealisasi akan memberikan nafas lega
untuk pemerintah karena bisa mengurangi pengangguran dan mengentaskan
kemiskinan.

Perubahan dan perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak, keinginan,
dan kerja keras. Oleh karena itu, peranan wirausaha sangat penting untuk

2
menentukan masa depan bangsa dan negara.

Pengertian kewirausahaan

Entrepreneurship awal mulanya berasal dari bahasa perancis, yaitu Entreprende


yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha, sedangkan kewirausahaan
dengan istilah entrepreneurship. Kata entrepreneur secara tertulis pertama kali
digunakan oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”.

Wirausaha (entrepreneur) adalah kemampuan seseorang untuk hidup sendiri atau


berdikari di dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya yang bebas atau
merdeka secara lahir dan batin. Entrepreneur adalah sosok orang yang tidak mudah
diam, biasanya suka melakukan inovasi terus menerus dan perbaikan dari hal yang
sudah ada.

Sedangkan yang dimaksud dengan kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah


bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis,
manajemen pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan lewat
keterampilan komunikasi dan sumber daya yang diperlukan untuk membawa
sebuah proyek sampai berhasil. (Peter Kilby Entrepreneurship and Economic
Development, New York : The Free Press, 1971)

Dalam bentuk yang lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai adventurisme


(berpetualang), risk taking (mengambil risiko) dan thrill-seeking (pencari
kegentaran).

Dalam bentuk sederhana, kewirausahaan berkonotasi mengimplementasikan, yang


berarti mengerjakan (sesuatu), yaitu sesuatu yang harus dikerjakan seorang
wirausaha. Perhatian dan ketertarikan terhadap masalah kewirausahaan ini sangat
tepat karena kita memerlukan apa yang dapat dikerjakan dan diberikan oleh
wirausaha (entrepreneurs) seperti :

1. Produk-produk baru dan jasa-jasa baru

2. Pekerjaan baru

3. Lingkungan kerja yang kreatif

4. Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis

5. Bentuk baru penciptaan bisnis (new business innovation)

Pengertian harfiah/bahasa

Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke dan akhiran an.
Wirausaha dari kata wira artinya perwira/berani dan usaha artinya daya upaya.

Pengertian kewirausahaan menurut pendapat :

ZIMMERER

Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam


memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.

3
SAVARY

Kewirausahaan adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun
orang itu belum mengetahui guna ekonomisnya akan dijual.

ROBIN

Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang/kesempatan


untuk memenuhi kebutuhan/keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan
sumber daya yang mereka kendalikan.

INPRES NO.4 TAHUN 1995 tentang GNMMK (Gerakan Nasional Memasyarakatkan


dan Membudayakan Kewirausahaan). Kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja dan teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi pelayanan
yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.

Pengertian wirausaha

AHLI EKONOMI/EKONOM

Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang mengorganisasi faktor-faktor


produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan keahlian.

PSIKOLOGI/AHLI KEJIWAAN

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan untuk memperoleh


suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen untuk menampilkan kebebasan
dirinya, di luar kekuasaan orang lain.

BUSINESSMAN

Wirausaha adalah ancaman pesaing baru dapat seorang partner, pemasok,


konsumen, atau seseorang yang diajak kerjasama.

GEDE PARMA

Wirausaha adalah orang yang berani memaksakan diri untuk menjadi pelayan bagi
orang lain.

J.A. SCHUMPETER

Wirausaha adalah seorang inovator sebagai individu yang mempunyai naluri untuk
melibatkan materi sedemikian rupa dan kemudian terbukti benar mempunyai
semangat/kemampuan dan pemikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan
malas.

Tujuan kewirausahaan

1. Menumbuhkembangkan jumlah wirausaha yang berkualitas 2. Meningkatkan


kesadaran dan pemahaman kewirausahaan yang tangguh 3. Meningkatkan
kesejahteraan dan kemajuan di masyarakat.

Sasaran kewirausahaan

4
1. Instansi pemerintah

2. Pelaku ekonomi

3. Generasi muda

Asas kewirausahaan

1. Kemampuan bekerja secara tekun,teliti dan produktif

2. Kemampuan berkarya dengan mandiri

3. Menciptakan etika bisnis yang sehat

4. Memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistemmatis, termasuk


keberanian mengambil risiko

Manfaat wirausahaan

1. Mengurangi pengangguran

2. Sebagai generator pembangunan

3. Sebagai suri tauladan di masyarakat

4. Mendidik masyarkat hidup yang hemat dan efisien.

5. Proses kewirausahaan

Faktor personal yang mendorong pemicu untuk terjun ke dunia wirausaha yaitu:

1. Komitmen atau minat yang tinggi dalam berwirausaha

2. Keberanian menanggung risiko

3. Ketidakpuasan dengan pekerjaan sendiri

4. Phk dan tidak ada pekerjaan lain

5. Faktor usia

Faktor personalia yang mendorong adalah:

1. Komitmen tinggi dalam berwirausaha

2. Adanya visi dan misi guna mencapai keberhasilan dalam berwirausaha

3. Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu utama didalam
berwirausaha

Faktor organisasi yang mendorong adalah:

1. Tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua perencanaan dan
pelaksanaan operasional berjalan produktif

2. Struktur organisasi dan berbudaya mantap didalam berwirausaha

3.Strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak didalam berwirausaha

4. Adanya produk yang dibanggakan

5
SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN

Sikap wirausahawan

1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan innovatif

2. Mampu bekerja tekun,teliti dan produktif

3. Mampu berkarya berdasarkan etika bisnis yang sehat

4. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian

5. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang sistematis dan


berani mengambil risiko.

Perilaku wirausahawan

1. Memiliki rasa percaya diri


2. Berorientasi pada tugas dan hasil
3. Pengambil risiko
4. Kepemimpinan
5. Keorisinilan
6. Berorientasi pada masa depan

Ketrampilan yang harus dipunyai wirausahawan

Ketrampilan dasar meliputi:

 Memiliki mental dan spiritual yang tinggi


 Memiliki kepribadian unggul
 Pandai berinisiatif
 Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha

Ketrampilan khusus meliputi :

 Ketrampilan konsep (conceptual skill) yaitu ketrampilan untuk melakukan


kegiatan usaha secara menyeluruh berdasar konsep yang dibuatnya.
 Ketrampilan tehnik (technical skill) yaitu ketrampilan melakukan tehnik
tertentu dalam mengelola usahanya.
 Human skill yaitu ketrampilan bekerjasama dengan orang lain, bawahannya
dan sesama wirausahawan

KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN

Karakteristik wirausahawan adalah sifat atau tingkah laku yang khas dari
wirausahawan yang membedakannya dengan orang lain.

Karakteristik yang perlu dimiliki wirausahawan yaitu:

1. Kerja keras dan disiplin

6
2. Mandiri dan realistis

3. Komitmen tinggi

4. Kreatif dan Inovatif

5. Jujur

6. Memiliki jiwa kepemimpinan

7. Berpikir kedepan/prespektif

Karakteristik wirausahawan menurut pendapat:

By Grave

1. Dream yaitu mempunyai visi keinginan di masa depan dan mempunyai


kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
2. Decisivenees yaitu orang yang bekerja cepat dan selalu memperhitungkan
apa yang akan dilakukan.
3. Doers yaitu seorang wirausahawan dalam membuat keputusan akan
langsung ditindaklanjuti.
4. Determination yaitu melakukan kegiatan dengan penuh perhatian.
5. Dedication yaitu mencurahkan perhatian pada bisnisnya.
6. Devotion yaitu mencintai pekerjaan bisnis dan hasil produksi.
7. Detail yaitu memperhatikan faktor yang terkecil secara rinci
8. Destiny yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak
dicapai.
9. Dollars yaitu tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan
uang karena uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan.
10. Distribute yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada
orang – orang kepercayaannya.

Fadel Muhammad, karateristik yang harus dimiliki wirausaha adalah sebagai


berikut

1. Kepemimpinan

2. Inovasi

3. Cara pengambilan keputusan

4. Sikap tanggung jawab terhadap perubahan

5. Bekerja ekonomis dan efisien

6. Visi masa depan

7. Sikap terhadap risiko

Drs Wasty Soemanto,M.pd

1. Memiliki moral yang tinggi

2. Sikap mental wiraswasta

7
3. Kepekaan terhadap arti lingkungan

4. Ketrampilan wiraswasta

Mc Celland

1. Keinginan untuk berprestasi

2. Keinginan untuk bertanggung jawab

3. Preferensi kepada risiko – risiko menengah

4. Persepsi kepada kemungkinan hasil

5. Rangsangan oleh umpan balik

6. Aktifitas energik

7. Orientasi ke masa depan

8. Ketrampilan dalam pengorganisasian

9. Sikap tentang uang

KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA

Keberhasilan wirausaha

Dari sisi pengusaha meliputi :

1. Jujur : Jujur terhadap diri sendiri,orang lain dan tujuan yang akan dicapai

2. Disiplin dan berani : karena bakat , pengalaman dan pengetahuan dan karena
keyakinan dan fasilitas

3. Menguasi bidang usaha yang digeluti

4. Dapat melaksanakan prinsip management dengan baik

Dari sisi produk

1. Memiliki keunggulan yang berarti bagi konsumen, apakah dari segi harga,kualitas
produk, prestise, manfaat dsb.

2. Didukung oleh promosi yang efektif kepada publik

Kegagalan wirausaha :

1. Tidak ada perencanaan yang matang

2. Bakat yang tidak cocok

3. Kurang pengalaman

4. Tidak punya semangat berwirausaha

5. Kurang modal

8
6. Lemahnya pemasaran

7. Tidak punya etos kerja yang tinggi

8. Lokasi yang kurang strategis

PERILAKU WIRAUSAHAWAN

Menurut Imam Santoso Sukardi ada 9 perilaku wirausaha yaitu :

1. perilaku instrumental

2. perilaku prestatif

3. perilaku keluwesan bergaul

4. perilaku kerja keras

5. perilaku keyakinan diri

6. perilaku pengambilan risiko

7. perilaku swa kendali

8. perilaku inovatif

9. perilaku kemandirian

Karakter wirausaha yang harus dipakai dalam mempertahankan bisnisnya meliputi:

1. Jangan mudah berpuas diri

2. Hidup hemat,cermat dan bersahaja

3. Harus meningkatkan kerja keras ,tekun dan teliti

4. Selalu mengutamakan kepentingan pelanggan

5. Membuat pelanggan setia

6. Tawakal pada Tuhan

7. Selalu dinamis

Contoh wirausaha yang sukses karena keuletan, komitmen tinggi dan ketekunan
yaitu :

1. Thomas A. Edison penemu bola lampu, matematika, fisika

2. Bill Gates pendiri Microsoft office

3. Charles F. Wilson presiden Perusahaan General Motor Corporation ( GMC )

4. Andrew Carnegie pendiri industri baja

5. Stave Jobs penemu Apple Computer

6. Donald wirausahawan hambuger dll.

9
3.2. Menganalisis Peluang Usaha

Pengertian Wirausaha

Pengertian dari Kewirausahaan menurut Hisrich-Peters (1995) dalam buku


Entreprenuership adalah entrepreneurship is the process of creating something
different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the
accompanying financial, psychic, and social risks, and receiving the resulting rewards
of monetary and personal satisfaction and independence. (artinya Kewirausahaan
adalah proses menciptakan sesuatu yang baru (kreatif), yang lain dari yang lainnya
(inovatif) dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta
menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi).

Peluang Usaha

Peluang usaha dapat digali melalui berbagai usaha dan cara, diantaranya:

1. Membuka mata dan telinga untuk mengumpulkan berbagai informasi terbaru dari
lingkungan.

2.Pengembangan ide-ide dan gagasan baru berdasarkan kondisi yang


ada.Menciptakan peluang usaha baru berdasarkan informasi dari lingkungan.

Sumber-sumber potensial peluang

 Menciptakan produk baru dan berbeda.


 Mengamati pintu peluang.
 Analisis produk dan proses produksi secara mendalam.
 Menaksir biaya awal
 Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.

Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing ada dua pendekatan
utama yang digunakan oleh wirausaha untuk mencari peluang dengan
mendirikan usaha baru, yaitu:

 Pendekatan “Inside-out “ atau disebut dengan “ Idea Generation “


 Pendekatan “ The Out-Side In “ atau disebut juga “ Opportunity
recognition“

Pemanfaatan peluang usaha yang ada secara Kreatif dan Inovatif .Dalam hal ini,
menurut Zimmerer dalam tulisan Suryana (2006: 25) ada tujuh langkah proses
Kreatif yaitu:

 Persiapan (Preparation)
 Penyidikan (Investigation)
 Transformasi (Transformation)
 Penetasan (Incubation)
 Penerangan (Illumination)
 Pengujian (Verification)
 Implementasi (Implementation)

Faktor-faktor Pemicu Keberhasilan dan Kegagalan dalam Berwirausaha

10
Faktor-faktor Keberhasilan wirausaha.

Menurut Murphy and Peck dalam buku kewirausahaan karya Buchari Alma (2000:
83), ada delapan ciri yang harus dimiliki seorang wirausaha yang juga merupakan
kunci keberhasilan, yaitu:

 Mau Bekerja Keras.


 Bekerjasama Dengan Orang Lain .
 Penampilan Yang Baik.
 Pandai Membuat Keputusan.
 Mau Menambah Ilmu Pengetahuan
 Berambisi Untuk Maju.
 Pandai Berkomunikasi.

Menurut Suryana (2006: 67), kunci keberhasilan dalam wirausaha adalah:

 Kemampuan dan Kemauan.


 Tekad yang kuat dan kerja keras.
 Mengenal peluang dan berusaha meraihnya.

Faktor-faktor penyebab kegagalan usaha

 Tidak kompeten dalam hal manajerial.


 Kurang berpengalaman.
 Kurang dapat mengendalikan keuangan.

Gagal dalam perencanaan.

 Salah memilih lokasi.


 Kurangnya pengawasan peralatan.
 Sikap yang tidak sungguh-sungguh dalam berusaha.
 Ketidakmampuan dalam melakukan transisi kewirausahaan.

Selain beberapa hal tersebut di atas, ada beberapa hal yang sangat berpotensi bagi
seorang wirausaha mundur dalam menjalankan usahanya, yaitu:

 Pendapatan yang tidak menentu.


 Kerugian akibat hilangnya modal investasi.
 Perlu kerja keras dan waktu yang lama.
 Lambatnya perubahan kualitas kehidupan.

Resiko Usaha

Berbagai peluang usaha yang ada merupakan bentuk lain dari resiko, sehingga
seorang wirausaha harus memiliki kemauan dan kemampuan mengambil resiko
tersebut dengan perhitungan yang matang, karena pada dasarnya segala resiko
dapat diatasi. Berbagai resiko tersebut dapat dikurangi dengan menerapkan
prosedur dalam menganalisis resiko, yaitu menetapkan terlebih dahulu beberapa
langkah berikut:

 Tujuan dan sasaran usaha.


 Meneliti alternatif resiko.

11
 Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif.
 Taksiran resiko usaha.

3.3. Hak Atas Kekayaan Intelektual

SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN


INTELEKTUAL DI INDONESIA

Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah


ada sejak tahun 1840.Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan undang-
undang pertama mengenai perlindungan HKI pada tahun1844. Selanjutnya,
Pemerintah Belanda mengundangkan UU Merek tahun 1885, Undang-undang Paten
tahun1910, dan UU Hak Cipta tahun 1912. Indonesia yang pada waktu itu masih
bernama Netherlands East-Indies telah menjadi angota Paris Convention for the
Protection of Industrial Property sejak tahun 1888, anggota Madrid Convention dari
tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for the Protection of
Literaty and Artistic Works sejak tahun 1914. Pada zaman pendudukan Jepang yaitu
tahun 1942 sampai dengan 1945, semua peraturan perundang-undangan di bidang
HKI tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya. Sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan
peralihan UUD1945, seluruh peraturan perundang-undangan peninggalan Kolonial
Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD 1945. UU Hak Cipta
dan UU Merek tetap berlaku, namun tidak demikian halnya dengan UU Paten yang
dianggap bertentangan dengan pemerintah Indonesia. Sebagaimana ditetapkan
dalam UU Paten peninggalan Belanda, permohonan Paten dapat diajukan di Kantor
Paten yang berada di Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas
permohonan Paten tersebut harus dilakukan di Octrooiraad yang berada di Belanda.

Pada tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yang


merupakan perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang Paten,
yaitu Pengumuman Menteri Kehakiman no. J.S 5/41/4, yang mengatur tentang
pengajuan sementara permintaan Paten dalam negeri, dan Pengumuman Menteri
Kehakiman No. J.G 1/2/17 yang mengatur tentang pengajuan sementara
permintaan paten luar negeri.

Pada tanggal 11 Oktober 1961 Pemerintah RI mengundangkan UU No.21 tahun


1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan untuk mengganti UU Merek
Kolonial Belanda. UU No 21 Tahun 1961 mulai berlaku tanggal 11 November 1961.
Penetapan UU Merek ini untuk melindungi masyarakat dari barang-
barangiruan/bajakan. 10 Mei 1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris, Paris
Convention for the Protection of Industrial Property (Stockholm Revision 1967)
berdasarkan keputusan Presiden No. 24 tahun 1979. Partisipasi Indonesia dalam
Konvensi Paris saat itu belum penuh karena Indonesia membuat pengecualian
(reservasi) terhadap sejumlah ketentuan, yaitu Pasal 1 sampai dengan 12 dan Pasal
28 ayat 1.

Pada tanggal 12 April 1982 Pemerintah mengesahkan UU No.6 tahun 1982 tentang
Hak Cipta untuk menggantikan UU Hak Cipta peninggalan Belanda. Pengesahan UU

12
Hak Cipta tahun 1982 dimaksudkan untuk mendorong dan melindungi penciptaan,
penyebarluasan hasil kebudayaan di bidang karya ilmu, seni, dan sastra serta
mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa.

Tahun 1986 dapat disebut sebagai awal era moderen sistem HKI di tanah air. Pada
tanggal 23 Juli 1986 Presiden RI membentuk sebuah tim khusus di bidang HKI
melalui keputusan No.34/1986 (Tim ini dikenal dengan tim Keppres 34) Tugas
utama Tim Keppres adalah mencakup penyusunan kebijakan nasional di bidang
HKI,perancangan peraturan perundang-undangan di bidang HKI dan sosialisasi
sistem HKI di kalangan intansi pemerintah terkait, aparat penegak hukum dan
masyarakat luas.19 September 1987 Pemerintah RI mengesahkan UU No.7 Tahun
1987 sebagai perubahan atas UU No. 12 Tahun1982 tentang Hak Cipta.

Tahun 1988 berdasarkan Keputusan Presiden RI No.32 ditetapkan pembentukan


Direktorat Jenderal Hak Cipta,Paten dan Merek (DJHCPM) untuk mengambil alih
fungsi dan tugas Direktorat paten dan Hak Cipta yang merupakan salah satu unit
eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-
Undangan,Departemen Kehakiman.

Pada tanggal 13 Oktober 1989 Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui RUU tentang
Paten yang selanjutnya disahkan menjadi UU No. 6 Tahun 1989 oleh Presiden RI
pada tanggal 1 November 1989. UU Paten 1989 mulai berlaku tanggal 1 Agustus
1991. 28 Agustus 1992 Pemerintah RI mengesahkan UU No. 19 Tahun 1992 tentang
Merek, yang mulai berlaku 1 April 1993. UU ini menggantikan UU Merek tahun
1961. Pada tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI menandatangani Final Act
Embodying the Result of the Uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations, yang
mencakup Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
(Persetujuan TRIPS).

Tahun 1997 Pemerintah RI merevisi perangkat peraturan perundang-undangan di


bidang HKI, yaitu UU Hak Cipta 1987 jo. UU No. 6 tahun 1982, UU Paten 1989 dan
UU Merek 1992. Akhir tahun 2000, disahkan tiga UU baru dibidang HKI yaitu : (1)
UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, UU No. 31 tahun 2000 tentang
Desain Industri, dan UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.

Untuk menyelaraskan dengan Persetujuan TRIPS (Agreement on Trade Related


Aspects of Intellectual Property Rights) pemerintah Indonesia mengesahkan UU No
14 Tahun 2001 tentang Paten, UU No 15 tahun 2001 tentang Merek, Kedua UU ini
menggantikan UU yang lama di bidang terkait. Pada pertengahan tahun 2002,
disahkan UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang
lama dan berlaku efektif satu tahun sejak di undangkannya.

Pada tahun 2000 pula disahkan UU No 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan


Varietas Tanaman dan mulai berlaku efektif sejak tahun 2004.

PENGERTIAN HaKI

Istilah HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari
Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7

13
Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade
Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman
mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia,
yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi
manusia (human right).

HaKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu
hukum atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya
ciptanya. Pada intinya HaKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil
dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya
yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.

Setiap hak yang digolongkan ke dalam HaKI harus mendapat kekuatan hukum atas
karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HaKI. Tujuan dari
penerapan HaKI yang Pertama, antisipasi kemungkinan melanggar HaKI milik pihak
lain, Kedua meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi
kekayaan intelektual, Ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
penentuan strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia.

Lalu bagaimana apabila karya kita atau milik orang lain tidak dilindungi? Sudah
pasti dipastikan akan terkena pembajakan. Sebegai contoh untuk di dunia
pendidikan saat ini marak adanya pembajakan buku. Pembajakan buku ini makin
marak terjadi di masyarakat, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
pembajakan buku, salah satunya adalah kurangnya penegakan hukum,
ketidaktahuan masyarakat terhadap perlindungan hak cipta buku, dan kondisi
ekonomi masyarakat.

Sudah banyak pelaku terjaring oleh aparat, dan masih banyak pula yang masih
berkeliaran dan tumbuh, seiring tingginya permintaan oleh masyarakat. Untuk itu
butuh kesadaran dari masyarakat untuk mengetahui HaKI agar karyanya tidak
diambil oleh orang lain. Berikut ini terdapat macam-macam HaKI.

MANFAAT HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Bagi dunia usaha, adanya perlindungan terhadap penyalahgunaan atau


pemalsuan karya intelektual yangdimilikinya oleh pihak lain di dalam negeri
maupun di luar negeri. Perusahaan yang telah dibangunmendapat citra yang
positif dalam persaingan apabila memiliki perlindungan hukum di bidang HaKI.

2. Bagi investor dapat menjamin kepastian hukum baik individu maupun


kelompok serta terhindar dari kerugian akibat pemalsuan dan perbuatan curang
pihak lain.

3. Bagi pemerintah, adanya citra positif pemerintah yang menerapkan HKI di


tingkat WTO. Selain itu adanya penerimaan devisa yang diperoleh dari
pendaftaran HaKI.

4. Adanya kepastian hukum bagi pemegang hak dalam melakukan usahanya


tanpa gangguan dari pihak lain.

14
5. Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana
bila terjadi pelanggaran/peniruan.

6. Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain.

MACAM-MACAM HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan
dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni.

Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara
eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-
sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi.

Hak Kekayaan Industri, yang Meliputi:

1. Paten

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1, Paten adalah


hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.

Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu
penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah
kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa : Proses,
hasil produksi, penyempurnaan dan pengembangan proses, penyempurnaan dan
pengembangan hasil produksi.

2. Merek

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1 Merek adalah


tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Jadi merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang
dan atau jasa) tertentu denganyang lainnya dalam rangka memperlancar
perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.Terdapat
beberapa istilah merek yang biasa digunakan, yang pertama merek dagang adalah
merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya. Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada
jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis

15
lainnya.Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan
hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis
lainnya.

Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek
yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu,
menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakannya.

3. Desain Industri

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain


Industri, bahwa desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,
atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya
yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan
dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai
untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan
tangan.

4. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain


Tata Letak Sirkuit Terpadu bahwa, Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam
bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian
atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah
bahan semi konduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

5. Rahasia Dagang

Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang bahwa,


Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.

6. Indikasi Geografis

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Pasal 56 Ayat 1 Tentang Merek


bahwa, Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan
daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor
alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri
dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.

Folklore

Yang dimaksud dengan “Folklore” dan “Traditional Knowledge” adalah suatu karya
intelektual yang terdapat di dalam masyarakat tradisional secara turun temurun
dan apabila tidak dipertahankan dikhawatirkan akan punah dan apabila itu terjadi
akan merupakan kerugian bagi khasanah pengetahuan manusia pada umumnya,
atau dikhawatirkan akan dimanfaatkan secara tidak sah dan tidak adil oleh pihak-
pihak di luar pemiliknya.

16
Folklore mencerminkan kebudayaan manusia yang diekspresikan melalui musik,
tarian, drama seni, kerajinan tangan, seni pahat, seni lukis, karya sastra dan sarana
lain untuk mengekspresikan kreativitas yang umumnya memerlukan sedikit
ketergantungan pada teknologi tinggi. Undang-undang Nomor 19 tahun 2002
tentang Hak Cipta tidak secara penuh mengakomodasikan dan melindungi folklor
penduduk asli. Ketentuan mengenai perlindungan bagi folklor penduduk asli dalam
Undang undang Hak Cipta memiliki kekurangan, karena undang-undang Hak Cipta
menentukan syarat-syarat mengenai kepemilikan dan penciptanya, bentuk utama,
keaslian, durasi dan hak-hak dalam karya derivatif (hak-hak pengalihwujudan).
Oleh karenanya batasanbatasan Hak Cipta sebagai bidang HKI masih belum
menempatkan folklor asli untuk memenuhi syarat elemen bagi perlindungan Hak
Cipta.Pasal 10 undang-undang Hak Cipta mementukan bahwa Negara memegang
Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah dan benda budaya nasional
lainnya; dan Negara memegang Hak Cipta atas Folklor dan hasil kebudayaan rakyat
yang menjadi miliki bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu,
kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya.

Untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan tersebut, orang yang bukan


Warga Negara Indonesia harus lebih dahulu mendapat izin dari instansi terkait
dalam masalah tersebut. Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang
oleh Negara sebagaimana dimaksud di atas, akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.

PRINSIP-PRINSIP HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Ekonomi

Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya
pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan memberi
keuntungan kepada pemilik hak cipta.

2. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu


hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam
penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.

3. Prinsip Kebudayaan

Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan,


sastra dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan
keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan Negara.

4. Prinsip Sosial

Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara,


sehingga hak yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan
satu kesatuan yang diberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan
antara kepentingan individu dan masyarakat/ lingkungan.

17
DASAR HUKUM HaKI ATAU HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA

Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan


peraturan yang berlaku. Dasar hukum tersebut antara lain adalah :

1. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the


World Trade Organization (WTO)

2. Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan

3. Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta

4. Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek

5. Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten

6. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the
Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World
Intellectual Property Organization

7. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty

8. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for


the Protection of Literary and Artistic Works

9. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual


(HaKI) dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang
memiliki hak atas pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau
produk dapat diperoleh dengan mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan,
dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan
Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia.

HAL-HAL YANG TIDAK DIANGGAP SEBAGAI PELANGGARAN HAK CIPTA

Yang tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta, dengan syarat sumbernya
harus disebut atau dicantumkan,adalah :

1. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk keperluan pendidikan, penelitian,


penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik dan tinjauan
suatu masalah dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar
bagi pencipta;
2. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna
keperluan pembelaan didalam dan diluar pengadilan;
3. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian guna
keperluan ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
4. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan
ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta;

18
5. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra dalam
huruf braile guna keperluan para tunanetra, kecuali jika perbanyakan itu
bersifat komersial;
6. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas dengan
cara atau alat apapaun atau proses yang serupa dengan perpustakaan
umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan dan pusat dokumentasi
yang non komersial, semata-mata untuk keperluan aktivitasnya;
7. Perubahan yang dilakukan atas karya arsitektur seperti ciptaan bangunan
berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis;
8. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program
komputer yang dilkukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

PENTINGNYA HaKI DALAM DUNIA USAHA

Kemajuan dunia usaha tentunya tidak dapat dilepaskan dari pembangunan di


bidang ekonomi yang pelaksanaannya dititikberatkan pada sektor industri. Dalam
rangka menunjang pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha yang
dititikberatkan pada sektor industri, faktor perangkat hukum khususnya perangkat
hukum kekayaan intelektual, sangat memegang peran penting guna memberikan
adanya kepastian hukum yang jelas dan tegas dalam melindungi kepentingan para
pelaku usaha dan masyarakat. Penegakkan hukum, khususnya hukum kekayaan
intelektual, diharapkan mampu mengantisipasi kemajuan di setiap sektor usaha,
khususnya sektor industri.

Arus globalisasi ekonomi telah membawa pengaruh yang cukup “significant” bagi
pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di Indonesia, khususya untuk sektor
industri. Sebagai Negara berkembang, Indonesia harus memandang sisi
perdagangan internasional yang menimbulkan adanya persaingan sebagai suatu hal
yang mempunyai arti penting. Dalam era globalisasi ekonomi terdapat lima isu yang
berkembang, yaitu Hak Asasi Manusia (HAM), Demokratisasi, Lingkungan Hidup
dan Sumber Daya Alam, Hak atas Kepemilikan Intelektual dan Standardisasi.[3]
Berangkat dari hal itulah, isu perlindungan hukum bagi produk industri, termasuk
produk produk industri yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia,
menjadi isu yang tidak dapat dilepaskan dalam kerangka perdagangan bebas.
Dalam era perdagangan bebas, usaha-usaha industri kecil perlu ditingkatkan dan
dikembangkan agar dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dalam hal
mutu, harga, dan sistem manajemen terpadu agar dapat menembus pasar, baik
pasar dalam negeri maupun internasional.

Begitu pentingnya HKI dalam dunia usaha, khususnya dalam meningkatkan


kreatifitas, perlu adanya suatu tindakan mensosialisasi, membudayakan dan
memberdayaan HKI kepada seluruh lapisan masyarakat, baik pelaku usaha, aparat
penegak hukum maupun masyarakat selaku konsumen. Ada lima langkah strategis
dalam pembangunan sistem HKI di Indonesia, yaitu sosialisasi HKI, pembangunan
administrasi dan kelembagaan,penyempurnaan legislasi dan penyertaan pada

19
perjanjian internasional, serta kerjasama internasional dan koordimasi penegakan
hukum.

Ikut sertanya Indonesia sebagai anggota WTO dan turut serta menandatangani
Perjanjian Multilateral GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) Puturan
Uruguay tahun 1994, serta meratifikasinya dengan Undangundang (UU) No. 7
Tahun 1994, membawa akibat Indonesia harus membentuk dan menyempurnakan
hukum nasionalnya serta terikat dengan ketentuan-ketentuan tentang Hak atas
Kepemilikan Intelektual (HAKI) yang diatur dalam GATT, yang salah satu
lampirannya dari persetujuan GATT adalah TRIPs (Trade Related Aspectsof
Intellectual Property Rights), yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai
Persetujuan tentang Aspekaspek Dagang Hak atas Kepemilikan Intelektual.
Konsekuensi Indonesia dalam meratifikasi GATT dengan UU No. 7 Tahun 1994
adalah bahwa Indonesia diwajibkan untuk memasukan perangkat hukum HKI
dalam sistem hukum nasional Indonesia. Indonesia juga telah menyempurnakan
peraturan perundang-undangan dibidang HKI, diantaranya UU Hak Cipta, Paten,
Merek, dan juga Indonesia juga telah mengundangkan UU HKI lainnya, seperti UU
Rahasia Dagang, Desain Industri, Tata Letak Sirkuit Terpadu/’, Varitas Tanaman.

PENTINGNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI HKI DALAM PEMBANGUNAN


SEKTOR INDUSTRI

HKI memegang peranan penting dalam perkembangan sektor industri, karena


melalui HKI dapat dihasilkan penemuan baru, teknologi canggih, kualitas tinggi,
maupun standar mutu. Semakin tinggi tingkat kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tentunya akan makin maju perkembangan HKI dan
makin cepat perkembangan sektor industri. Disamping itu juga HKI merupakan
basis perdagangan karena HKI menjadi dasar perkembangan perdagangan yang
menggunakan merek terkenal sebagai goodwill, lambing kualitas dan standar mutu,
sarana menembus pasar, baik domestik maupun internasional. Begitu pentingnya
HKI dalam pembangunan sektor industri, sudah seharusnya HKI perlu dilindungi
oleh hukum. Dasar pertimbangan HKI perlu dilindungi oleh hukum adalah karena:

1. Alasan yang bersifat non-ekonomis. Perlindungan hukum akan memacu


mereka yang menghasilkan karyakarya intelektual tersebut untuk terus
melakukan kreatifitas intelektual. Hal ini akan meningkatkan
selfactualization pada diri manusia. Bagi masyarakat hal ini akan berguna
untuk meningkatkan perkembanganhidup mereka.
2. Alasan yang bersifat ekonomis. Untuk melindungi mereka yang melahirkan
karya intelektual tersebut berarti yang melahirkan karya tersebut mendapat
keuntungan materiil dari karya-karyanya. Di pihak lain melindungi mereka
dari adanya peniruan, pembajakan, penjiplakan mampu perbuatan curang
lainnya yang dilakukan oleh orang lain atas karya-karya mereka yang berhak.

Sebagai konsekuensi Indonesia menjadi anggota WTO dengan meratifikasi


Persetujuan GATT dengan UU No. 7 Tahun 1994, komitmen terhadap APEC (Asia

20
Pasific Economic Cooperation) dan pemberlakuanAFTA (Asean Free Trade Area)
2003 membawa Indonesia bersedia menerima liberalisme perdagangan.

Dalam perdagangan bebas, persaingan adalah hal yang wajar untuk memperoleh
keuntungan maksimal dan menguasai pangsa pasar untuk mengungguli pelaku
usaha lain. Persaingan membawa pengaruh positif dan negatif dalam dunia usaha.
Pengaruh positif dari adanya persaingan adalah terciptanya harga yang bersaing,
kualitas produk yang baik, serta tersediannya berbagai pilihan terhadap suatu
produk. Sedangkan dampak negatifnya adalah terciptanya persaingan usaha tidak
sehat di antara para pelaku usaha. Persaingan usaha tidak sehat dapat diartikan
sebagai persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi
dan/atau pemasaran produk yang dilakukan secara tidak jujur (melawan hukum).
Persaingan tidak sehat dalam bidang HKI adalah melakukan tindakan-tindakan
peniruan, pemalsuan serta praktik-praktik tidak sehat lainnya, yang tentunya ini
sangat merugikan pemilik, Negara, dan juga masyarakat selaku konsumen. Oleh
karena itulah maka pentingnya HKI dilindungi oleh hukum sehingga praktik-praktik
persaingan tidak sehat dalam bidang HKI setidaknya dapat dicegah dan adanya
sanksi yang tegas guna memberikan efek jerabagi para pelaku usaha curang di
bidang HKI.

Dalam sistem hukum Indonesia, secara umum terdapat tiga bagian besar untuk
mengatasi persaingan curang,yaitu:

1. Hukum Umum, dalam hal ini Kitab Undang-undang Hukum Perdata


(KUHPerdata), Pasal 1365[7] dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHPidana), Pasal 322 jo. Pasal 323 jo. Pasal 382bis.[8]
2. Hukum Khusus, dalam hal ini adalah peraturan perundang-undangan
dibidang HKI, yang meliputi dua kelompok, yakni Hak Cipta dan Hak Milik
Industri/Perindustrian, yang terdiri dari Paten, Merek, Rahasia Dagang,
Desain Industri, Desain Tata Letak Siskuit Terpadu, dan Varitas Tanaman.
3. Hukum Khusus, yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan PersainganUsaha Tidak Sehat. Untuk masalah
pelanggaran dibidang HKI yang bertujuan untuk menciptakan persaingan
secara tidak sehat dapat diajukan berdasarkan ketentuan UU ini. Tentunya
perlu diingat untuk perjanjian perjanjian yang berkaitan dengan HKI seperti
lisensi paten, merek, hak cipta, desain produk industri, rangkaianelektronik
terpadu dan rahasia dagang serta perjanjian yang berkaitan dengan waralaba
tidak dapat diterapkan ketentuan UU ini karena hal tersebut dikecualikan
dari UU No. 5 Tahun 1999 sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan Pasal

Sumber materi:

https://www.duniadosen.com/hak-atas-kekayaan-intelektual-haki/

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

https://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_intelektual#Sejarah_Perkembangan_Siste
m_Perlindungan_Hak_Keka yaan_Intelektual_di_Indonesia

21
3.4. Konsep Desain/ Prototype dan Kemasan Produk Barang/Jasa

PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK

Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management


(TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk.
Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi
akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung
harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.

Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini
penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan
tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang.
Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal
pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal
pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.

Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena
menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di
masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe
dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba
kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun
masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk
proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi
produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya
pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan
sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan
proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk
bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan
pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta
prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi
sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab
pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan
yang perlu pada produk final.

TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE

Berikut tahapan prototype:

1. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang


berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk
perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang
melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara
keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk
membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang

22
tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun
untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe
rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working
model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun
superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis
tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk
dilanjutkan pada tahapan produksi.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional
dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
5. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan
seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode
produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data
kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
6. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh
dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan
produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang
diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diujicobakan kepada
umum.
7. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka
produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk
yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan
kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan
konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
8. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–
like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk
baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan
produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user.
9. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk
namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena
mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

PENGERTIAN KEMASAN PRODUK

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna,
citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk
dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di
pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun,
sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran
(Rangkuti, 2010:132).

23
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi
pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

FUNGSI KEMASAN PRODUK

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab


mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus,
tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan
mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Protektif Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim,


prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada
pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu
harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada
perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana
promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan
preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu
alat pemasaran, yaitu :

1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung
produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi
kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang
lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang
dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat
konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi
lain, yaitu sebagai berikut:

1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar


kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau
kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada
sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual
produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

24
TUJUAN KEMASAN PRODUK

Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:

1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan,


tekanan dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalamsatu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi,
daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada
kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak
secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu
dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan
sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan
digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk.

JENIS-JENIS KEMASAN

Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan


(kaleng susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah
kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan
sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk
menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang


setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen,
bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini
umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada
agen penjual untuk kemudiandimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya
botol minuman dan botol kecap.

25
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya
digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai.
Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah
botol, wadah kaleng, dansebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap
perakitan sebelumpengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan
silinder fleksibel, wadah yang terbuatdari kertas, foil atau plastik.

PENGERTIAN SKETSA

Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu
komposisi atau sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini
ada beberapa hal yang menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi,
penyinaran dan lain sebagainya.

Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan.
Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-
mata garis besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan
bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili
bentuk sesungguhnya.

Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan
simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang
terlihat dan terlintas dalam benak seseorang. Dengan demikian pikiran dan
perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui kegiatan menggambar,
sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni rupa.
Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika
kita hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung
menulis dan merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat
yang sesuai.

Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat


membuat karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa
terlebih dahulu.

Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling
menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan
antara sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh
Kusnadi, seorang seniman dan kritikus seni rupa, yaitu;”sketsa ibarat gesekan biola
tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang lengkap”. Ungkapan ini
menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan secara
sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif. Umumnya

26
sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh
unsur unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan
lengkap, dalam artipenyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain,
seperti tekstur, kedalaman/ruang,gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.

Bahkan, dalam lukisan unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya
(Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga memiliki
keragaman tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok
hanyalah pada medium pengucapannya.

JENIS-JENIS SKETSA

1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana
tanpa rincian dan tidak selesai.
2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk
menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai.
3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang
terperinci hanya menunjukan bentuk global.

KOMPOSISI UNSUR SKETSA

Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus.
Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada
perbandingan yang tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur
dalam sketsa antara lain :

1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk
komposisi. Jenisgaris yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis
lurus; komposisi garis lengkung.
2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi
pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar
memberikan kesan harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur
berdasarkan gelap terang pencahayaan.
3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui
garis-garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari
komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu
simetris, asimetris, sentral, dan diagonal.
4. Efek pencahayaan –Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam
pengkomposisian warna.Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar
yang tidak selesai, akan tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali
menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objekdapat diamati dengan
cukup jelas.

ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA

1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal,


maupun lengkungsecara tipis.
2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau
kotak dalam keadaan tipis

27
3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan
karakter jenis garis yang diinginkan.

FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA

Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema

2. Meminimalisir kesalahan

3. Mempertajam pengamatan

4. Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan


tangan.

SUMBER Prototipe Produk http://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-


fungsi-tujuan-dan-jenis-kemasan.html
http://www.edutafsi.com/2015/01/pengertian-jenis-jenis-sketsa.html

3.5. Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

TAHAPAN – TAHAPAN KEGIATAN DESAIN PRODUK

Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan


suatu produk, tahapan tersebut yaitu :

Memformulasikan hasil marketing research. Adapun yang menjadi titik tolak dalam
tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui produk
yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh datadari riset
pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik
untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.

Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan


atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data
yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk
baru atau pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus
mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

 Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari
produknya dengantidak mengabaikan penentuan harga
 Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang
sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya. Untuk hal – hal
tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang
berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau
keterangan berdasarkan pengalaman.

Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan

Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus


mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga

28
kerja, mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat
produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.

Membuat sketsa

Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas
satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam
pembuatan gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk
walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi
dapat terlihat dal skala perbandingan.

Membuat gambar kerja

Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain
Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran
yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga
diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk
tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan
kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebihlanjut cara
proses produksinya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK

Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Produk

Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang
berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan
demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari
suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan
suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang
maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi
kuantitas.

2. Standar dan Spesifikasi Desain

Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :

a. Sambungan – sambungan. Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan


bagaimana menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian
yang kosong.
b. Bagian .Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain
disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu
kesatuan yang kuat
c. Bentuk. Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai
keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
d. Ukuran, yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian
produk secara keseluruhan.
e. Mutu, mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk
tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu

29
produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan
digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
f. Bahan. Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang
baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar
semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan
tersendiri.
g. Warna . Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang
mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal
inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang sejenis.

Tanggung jawab Produk

Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat
produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk
tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan
oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.

Harga dan Volume

Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang
akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan
produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif
lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.

Prototype

Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum
perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih
dahulu. Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin
memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta
sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.

ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)

Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum
suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi
tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in
process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana.
Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih
dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai
tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang
yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-
masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang
berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan
untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu
persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-
sendiri.

30
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses
produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi
pembuatan obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri
manufaktur farmasi (obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda,
misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.

Prosedur pengawasan mutu produk

Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi


pengetahuan hal-hal berikut:

1. Kerusakan dan Mutu Produk

Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses.
Proses pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang
ingin dihasilkan.

2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)

Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat


sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.

3. Kendali Mutu Terpadu

Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk


selama proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu
dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu
tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk
bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian
(organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal
ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi
berbagai aspek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam
perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan.

Jenis-jenis pengawasan mutu produk

1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan

Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal
ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang,
penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.

2. Pemantauan Proses Produksi

Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-
mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja
peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-
mesin tersebut dipantau agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.

3. Pemantauan Produk Jadi

Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai
dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang
mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai

31
dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk
tersebut dapat digudangkan. Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila
terdapat barang yang cacat maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan
mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.

4. Pemantauan Pengepakan

Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi
sesuaidengan mutu.

Pemecahan masalah mutu dengan statistik

Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu
perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode
statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu
hal yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan
salah satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan
barang (defect prevention).

Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:

 Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi. Kerusakan


atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya
penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik
dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami
penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami
kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi
mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk
yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir
inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, yang
berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.

Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data
sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas
tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan
(kerusakan) atau tidak.

Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan
terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan
menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang
cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah
atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.

Alat kendali mutu

Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram
dan histogram.

1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart)

32
Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja
pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan.
Pada tahap ini Anda, membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat
digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause andEffect Diagram (CED).

2. Histogram

Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada
berbagai tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu
histogram mutu. Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar
penyimpangannya dan faktor apa yangmenyebabkannya. Selanjutnya, mungkin
perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau. perbaikan.

3. Peranan Komputer

Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian,


terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer
sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah
merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian
mutu, adalah manusia.

SUMBER

https://www.scribd.com/document/361699617/Makalah-Desain-Produk

http://pengertiandanartikel.blogspot.co.id/2017/03/faktor-faktor-yang-
mempengaruhidesain.html

3.6. Lembar Kerja/Gambar Kerja Untuk Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa

PENGERTIAN GAMBAR KERJA

Menurut Suratman pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso di
halaman 15, diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar
kerja adalah suatu teknik penggambaran yang digunakan untuk menjelaskan
secara gamblang persyaratan item yang direkayasa, aktifitas menggambar mesin
menghasilkan dokumen gambar yang berfungsi sebagai bahasa atau media untuk
menyampaikan ide, gagasan, atau informasi dari para insinyur yang mendesian
suatu produk kepada para pekerja yang akan membuatnya.

Menurut Sujiyanto pada buku menggambar teknik mesin di halaman 7, diterbitkan


oleh Kanisus diYogyakarta tahun 2012. Gambar kerja adalah komunikasi utama
antara si pembuat gambar atau ide dengan si pelaksana di lapangan, dan gambar
harus dipahami oleh kedua belah pihak.

Menurut Ir. Ohan Juhana pada buku menggambar teknik mesin dengan standar iso
di halaman 14, diterbitkan oleh CV. Pustaka Setia di Bandung tahun 2011. Gambar
teknik adalah gambar yangmenitik beratkan pada penyampaian maksud dari
pembuat gambar secara obyektif, gambar jenis ini menggunakan simbol-simbol yang
dapat diterima secara internasional. Simbol tersebut sudah

33
di rangkumkan dalam sebuah standar yang dapat di terima di seluruh dunia, yaitu
standar ISO. Selain itu ada juga standar lain yang di keluarkan oleh suatu Negara.

Berdasarkan teori-toeri diatas dapat disimpulkan gambar Kerja adalah suatu


bahasa yang digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan
menggunakan standar-standarinternasional dan harus dipahami oleh kedua belah
pihak.

FUNGSI GAMBAR KERJA

Gambar kerja sebagai bahasa teknik dan pola penyampaian informasi, Fungsi-
fungsi gambar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

Penyampaian Informasi

Gambar berfunsi untuk meneruskan maksud dari perancangan dengan tepat


kepada orang –orang yang bersangkutan kepada perancanaan proses, pembuatan,
pemeriksaan dan sebagainya. Orang orang yang bersangkutan bukan hanya orang-
orang pabrik atau orang di bengkel sendiri, tetapi juga orang orang dalam pabrik
atau bengkel sub kontrak atau orang asing dengan bahasa lain

Pengawet, penyimpanan dan penggunaan keterangan

Gambar merupakan data teknik yang sangat ampuh, dimana teknologi dari suatu
perushaan di padatkan di kumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja
diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk diperbaiki ( reparasi ) atau
untuk di perbaiki, tetapi gambar diperlukan jugasebagai bahan informasi untuk
rencana-rencana baru di kemudian hari. Sehingga diperlukan penyimpanan,
kondifikasi nomor urut gambar dan sebagainya.

Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi

Dalam perencanaan, konsep abstrak yang terlintas dalam pikiran diwujudkan


dalam bentukgambar melalui proses masalahnya pertama-tama di analisa dan
disintesa dengan gambarnya diteliti dan dievaluasi. Proses ini di ulang-ulang,
sehingga dapat di hasilkan gambar-gambar yangsempurna.

Tujuan-tujuan gambar kerja

Adapun tujuan –tujuan gambar yaitu :

Internasional gambar

Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang


yang bersangkutan

dan kemudian menjadi standar perusahaan. Agar tujuan dapat di capai,


penunjukan simbol-simbol

gambar harus sama secara intenasional.

Mempopulerkan gambar

34
Dalam lingkup teknologi, mempopulerkan gambar menjadi suatu keharusan,
karena dalamteknologi tinggi dibutuhkan data-data yang pasti dan akurat dan tidak
berdasarkan kebiasaan atau feeling.

Perumusan gambar

Berdasarkan sifat-sifat kerja masing-masing maka dari tiap-tiap bagian, mesin,


listrik harus memiliki keterangan yang sama agar dapat dimengerti oleh semua
orang.

Sistematika gambar

Mengingat gambar menyajikan banyak perbedaan tidak hanya dalam bentuk dan
ukuran, tetapi tanda-tanda tolenrasi, lambang-lambang dst, maka harus ada
sistematika dalam lingkungan perusahaan sendiri.

Penyederhanaan Gambar

Tujuannya agar dapat menghemat waktu, menghindari kesalahan pengerjaan,


mempermudah pengerjaan dan mempercepat perencanaan.

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM

Pembangunan sistem informasi memerlukan penyelidikan dan analisis mengenai


alasan timbulnya ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem
informasi. Analisis dilakukan untuk melihat berbagai komponen yang dipakai
sistem yang sedang berjalan meliputi hardware,

software, jaringan dan sumber daya manusia.

Analisis juga mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input,


pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian (O’Brien, 2005).

Selanjutnya melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan


informasi yang dibutuhkan pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat
dan kelayakan proyek yang diusulkan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan


mengidentifikasi masalah dankebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem
adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika
diimplementasikan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik


antara lain :

1) Masukan yang diperlukan sistem (input)

2) Keluaran yang dihasilkan (output)

3) Operasi-operasi yang dilakukan (proses)

4) Sumber data yang ditangani

5) Pengendalian (kontrol)

35
Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Tahap analisis kebutuhan sistem memerlukan evaluasi untuk mengetahui


kemampuan sistemdengan mendefinisikan apa yang seharusnya dapat dilakukan
oleh sistem tersebut kemudianmenentukan kriteria yang harus dipenuhi sistem.

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya,
kualitas informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan
validitas dan kehandalan atau reliabilitas (Mulyanto, 2009).

DESAIN SISTEM

Analisis sistem (system analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem
untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem (system design)
menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut.

Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi


fungsional.Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses
dengan tujuan menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode
interface pemakai, struktur database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian
(Ioanna et al., 2007).

Desain sistem akan menghasilkan paket software prototipe, produk yang baik
sebaiknya mencakuptujuh bagian :

 Fitur menu yang cepat dan mudah.


 Tampilan input dan output.
 Laporan yang mudah dicetak.
 Data dictionary yang menyimpan informasi pada setiap field termasuk
panjang field, pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang
digunakan.
 Database dengan format dan kunci record yang optimal.
 Menampilkan query online secara tepat ke data yang tersimpan pada
database.
 Struktur yang sederhana dengan bahasa pemrograman yang mengizinkan
pemakai melakukan pemrosesan khusus, waktu kejadian, prosedur otomatis
dan lain-lain.

PENGUJIAN SISTEM

Paket software prototipe diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi


berulang-ulang hingga dapat diterima pemakainya (O’Brien, 2005). Pengujian sistem
bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan
melakukan revisi sistem.

Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto,
2009).

Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :

36
 Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa
komponen sistemyang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
 Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
 Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah
diintegrasikan.
 Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari
interaksi antara subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi
persyaratan fungsional dan non fungsional.
 Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji
data simulasi.
 Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal
sampai akhir pembuatan program.

Pengujian sistem informasi berbasis web dapat menggunakan teknik dan metode
pengujian perangkat lunak tradisional. Pengujian aplikasi web meliputi pengujian
tautan, pengujian browser, pengujian usabilitas, pengujian muatan, tegangan dan
pengujian malar (Simarmata,2009).

Penerimaan pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan mengukur


kepuasan user terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran kepuasan meliputi
tampilan sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user, kecepatan dan ketepatan
sistem untuk menghasilkan informasi yang diinginkan user. Ada beberapa model
pengukuran kepuasan user terhadap sistem, diantaranya adalah Technology
Acceptance Model (TAM), End User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology
Fit (TTF) Analysis dan Human Organizational Technology (HOT) Fit Model.

Salah satu model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa
berbeda dantidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan
adalah End User Computing (EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan
user terhadap aspek teknologi meliputi aspekisi, keakuratan, format, waktu dan
kemudahan penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000).

IMPLEMENTASI

Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem
yang siap dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem
baru dan membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan
operasional serta interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.

ALAT PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses


dan alat perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data
dan diagram arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram
relasi entitas (entity relationship) dan kamus data (data dictionary).

Diagram Aliran Data

Diagram aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi
grafik yang menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses.

37
Diagram ini menunjukkan aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat
diatur detailnya sesuai dengan kemampuan pemahaman pemakai.

DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan
penyimpanan data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah
memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti
sistem yang sedang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).

Diagram Arus Sistem

Diagram arus sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan untuk
menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem
informasi dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program
(Ladjamudin, 2005).

Diagram Relasi Entitas

Diagram relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk
hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang terintegrasi
(Ladjamudin, 2005).

Kamus Data

Kamus data adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam
database (Ladjamudin, 2005).

PEMBUATAN LEMBAR KERJA/ GAMBAR KERJA

Gambar kerja berisi semua informasi yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu
produk.Informasi yang ada dalam gambar kerja meliputi gambar rakitan, gambar
detail, dimensi keterangan gambar dan semua standar informasi yang dibutuhkan
dalam membuat suatu produk.

Tiga komponen dari satu set gambar kerja adalah:

1. Detail dari setiap bagian

2. Daftar komponen, atau bahan untuk merakit produk akhir

3. Gambar rakitan

Gambar kerja adalah set lengkap standar gambar yang menentukan pembuatan dan
perakitan produk berdasarkan desainnya. Kerumitan desain akan menentukan
jumlah dan jenis gambar. Gambar kerja bisa lebih dari satu lembar dan mungkin
berisi instruksi tertulis yang disebut dengan spesifikasi. Gambar kerja merupakan
cetak biru yang digunakan untuk pembuatan produk.

Gambar Rakitan dan Sub-rakitan

Gambar rakitan adalah gambar dari keseluruhan produk atau mesin atau sistem
dengan semua komponennya berada dan diidentifikasi. Gambar sub-rakitan adalah
dua atau lebih bagian yang membentuk bagian dari suatu gambar rakitan.

38
Fungsi gambar rakitan

Gambar rakitan berfungsi untuk menunjukkan kumpulan dari komponen-


komponen yang digabungkan menjadi produk jadi.

Fungsi gambar sub-rakitan

Gambar sub-rakitan digunakan jika pada gambar rakitan tidak dengan jelas
menyajikan bagian komponen, maka gambar sub-rakitan harus disertakan untuk
menunjukkan bagaimana bagian dari komponen itu dirakit.

Pandangan

Gambar rakitan dan sub-rakitan harus menunjukkan bagian-bagian komponen dan


posisi relative antara komponen yang satu dengan yang lain. Pandangan menjadi
penting untuk menunjukan bagian-bagian dari komponen itu berada dan yang
digabungkan menjadi satu.

Pandangan yang digunakan bisa dari salah satu gambar pandangan sebagai berikut.

1. Pandangan Paralel

2. Pandangan Isometrik3. Pandangan Kombinasi paralel dan isometrik

4. Garis Tersembunyi

Gambar rakitan dan sub-rakitan umumnya tidak boleh menyertakan garis


tersembunyi yang tidak menjelaskan bagaimana produk tersebut dirakit. Jadi tidak
adanya garis tersembunyi tidak menandakan bahwa tidak ada bagian yang
tersembunyi di lokasi itu.

Dimensi

Pada umumnya dimensi yang ditunjukkan pada gambar rakitan dan sub-rakitan
adalah dimensi yang dibutuhkan untuk merakit komponen, komponen standar, dan
sub-rakitan. Dengan demikian dimensi yang diperlukan untuk membuat gambar
bagian tidak boleh ditampilkan pada gambar rakitan dan sub-rakitan.

Nomor Bagian

Setiap bagian komponen atau sub-rakitan yang dibuat harus diidentifikasi dengan
nomor bagian yang ditunjukkan dapa gambar rakitan atau sub-rakitan. Nomor
bagian atau nomor komponen ditunjukkan dengan dengan balon melingkar yang
ditarik di luar gambar rakitan.

Balon harus diberi nomor secara berurutan searah jarum jam dengan angka 1 di
lokasi tengah atas gambar seperti pada jam angka yang menunjukkan posisi jam 12
siang. Setiap balon harus dihubungkan ke item atau titik pada permukaan bagian
gambar. Garis balon tidak boleh saling menyilang.

39
Gambar Detail

Gambar detail adalah gambar yang memiliki dimensi dan keterangan secara lengkap
dari satu bagian komponen yang dibuat berdasarkan gambar kerja sehingga
informasi yang didapat sudahbisa digunakan untuk membuat produk.

Fungsi

Fungsi gambar detail adalah gambar bagian yang menyediakan semua informasi
yang diperlukan untuk membuat bagian. Ini termasuk bagian bentuk, dimensi,
material, dan persyaratan khusus apapun.

Pandangan

Gambar detail setidaknya terdapat tiga pandangan ortografi (depan, atas, dan
kanan) dan bisa juga ditampilkan gambar isometriknya. Pandangan ortografi
ditunjukkan dalam proyeksi sudut ketigaatau pertama.

Daftar Komponen

Isi

Daftar isi komponen ditunjukkan dalam daftar tabel komponen yang ditunjukkan
pada gambar baik untuk gambar rakitan maupun sub-rakitan. Daftar komponen ini
paling tidak harus mencakup beberapa keterangan seperti:

1. Nomor komponen
2. Deskripsi komponen
3. Nomor bagian yang digunakan untuk gambar detail, gambar sub-rakitan dan
nomor bagian vendor.
4. Informasi vendor digunakan jika komponen yang akan dibeli tidak umum
tersedia dipasaran sehingga perlu informasi khusus.
5. Jumlah komponen yang dibutuhkan dalam perakitan.

Penulisan nomor urut dituliskan berdasarkan nomor item dengan angka terendah
dibagian bawah dan di urutkan ke atas.

Lokasi

Penempatan lokasi untuk daftar komponen dapat dipilih dari salah satu lokasi yang
diinginkan dari beberapa posisi turan sebagai berikut:

1. Sudut kiri atas lembar gambar menyentuh batas atas kiri

2. Sudut kiri bawah lembar gambar menyentuh garis batas kiri bawah

3. Diatas blok judul menyentuh garis batas kanan dan blok judul

4. Disebelah kiri blok judul menyentuh garis batas bawah dan blok judul

Lokasi yang dipilih harus memaksimalkan ruang yang dapat digunakan untuk
menggambar rakitan atau sub-rakitan.

40
Format Standar

Pemilihan format standar kadang sudah disediakan oleh beberapa aplikasi yang
dipakai seperti pada Inventor atau Solidworks. Standar huruf yang dipakai biasanya
menggunakan huruf Arial.

Gambar dan model yang dirancang bisa menggunakan salah satu standar yang
dipilih seperti menggunakan standar ANSI atau standar ISO atau yang lainnya.

Penomoran Gambar

Standar penomoran gambar juga beragam, paling tidak nomor gambar harus unik
dan bisa membedakan dengan gambar yang lain.

Kertas Gambar

Standar ukuran kertas secara internasional terutama untuk standar ISO (A4, B5,
C4, dst.) dan standar Amerika (letter, legal, dst.) ukuran-ukuran ini akan
mempengaruhi penggunannya.

Etiket

Blok judul harus disertakan pada semua lembar di sudut kanan bawah. Minimal
blok judul harus menyertakan sub-blok untuk:

1. Menuliskan judul
2. Nomor gambar
3. Bagian Revisi
4. Nama Departemen atau sekolah
5. Nama orang yang meliputi bisa meliputi
6. Tanggal yang terkait dengan semua nama (dalam format DDMMYY di mana
YY adalah dua digit terakhir tahun, MM adalah dua digit angka bulan, dan
DD adalah dua digit angka hari dalam bulan, misalnya, 210418 untuk 21
April 2018)
7. Skala gambar yang dominan (misalnya, 1: 2), untuk skala yang khusus bisa
di bawah
8. Penunjukan huruf ukuran gambar
9. Unit yang digunakan untuk dimensi dan catatan toleransi umum
10. Simbol proyeksi
11. Nomor lembar dan jumlah total lembaran (misalnya, 1 dari 2)

Etiket Revisi

Lokasi dan Isi

Blok revisi harus ditempatkan di sudut kanan atas gambar. Blok harus
menyertakan kolom untuk:

1. Tempat gambar di mana revisi telah dibuat

2. Huruf revisi bisa menggunakan huruf Arial

41
3. Deskripsi perubahan dengan huruf besar

4. Nama pemberi perubahan (nama depan dan belakang)

5. Tanggal persetujuan perubahan (dalam format DDMMYY)

Ruang harus disediakan untuk memperpanjang blok revisi ke bawah sesuai


kebutuhan. Penamaan revisi pertama ke gambar aslinya menggunakan keterangan
mulai huruf abjad sebagai contoh :revisi A.

Format Standar

Format standar yang bisa digunakan jika menggunakan program Inventor atau
Solidwork sudah ada template yang disediakan.

Dimensi

Gambar komponen maupun gambar rakitan, selain memberikan deskripsi bentuk


yang lengkap, juga harus memberikan informasi mengenai deskripsi ukuran.
Dimensi dibuat melalui jarak antara permukaan, lokasi lubang, sifat finising
permukaan, jenis material, dll. Ekspresi fitur ini pada gambar, menggunakan garis,
simbol, angka dan catatan disebut dengan dimensi.

Prinsip Umum

Dimensi adalah nilai numerik yang dinyatakan dalam unit pengukuran yang tepat
dan ditunjukkan pada gambar, menggunakan garis, simbol, catatan, dll. Sehingga
semua fitur benar-benar dapat diketahui ukurannya. Cara membuat ukuran atau
dimensi harus memenuhi kaidah pengukuran sebagai berikut.

1. Sejauh mungkin dimensi harus ditempatkan di luar gambar benda.


2. Dimensi harus diambil dari garis terluar yang terlihat
3. Dimensi ke garis tengah harus dihindari kecuali ketika garis tengah melewati
pusat
4. Setiap benda dimensinya hanya sekali pada gambar.
5. Dimensi harus ditempatkan pada tampilan atau bagian yang paling jelas
berhubungan dengan fitur terkait.
6. Setiap gambar harus menggunakan unit yang sama untuk semua dimensi,
tetapi tanpa menunjukkan simbol unit.
7. Dimensi yang diperlukan untuk menentukan gambar komponen harus
ditampilkan pada
8. Tidak boleh ada bagian yang digambar lebih dari satu dimensi dalam satu
arah.
9. Cara membuat dimensi.Elemen dimensi meliputi garis proyeksi, garis
dimensi, garis panah, pemutusan garis dimensi, indikasi asal dan dimensi itu
sendiri.

Cara membuat dimensi sebagai berikut:

1. Garis proyeksi dan dimensi harus digambarkan sebagai garis kontinu tipis.
2. Garis proyeksi harus melebar sedikit di luar garis dimensi masing-masing.

42
3. Garis proyeksi harus ditarik tegak lurus dengan fitur dimensinya. Jika perlu,
garis dapatditarik secara miring, tetapi sejajar satu sama lain. Namun,
dimensi harus berhubungan dengan fitur tersebut.
4. Garis proyeksi dan garis dimensi tidak boleh saling silang, kecuali jika tidak
dapat dihindari.
5. Garis dimensi harus ditunjukkan tidak terputus, bahkan jika fitur yang
ditunjukkannya gambar yang dipotong.
6. Garis tengah atau garis besar bagian tidak boleh digunakan sebagai garis
dimensi, tetapi dapat digunakan sebagai pengganti garis proyeksi.
7. Tanda panah, garis miring atau tanda bulat

Dimensi yang dibuat pada ujung garis dapat diberi tanda panah, garis miring, atau
tanda bulat.

Metode penunjukkan dimensi

Dimensi harus ditampilkan pada gambar dalam karakter dengan ukuran yang
cukup, untuk memastikan keterbacaan lengkap. Dimensi harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga dimensi tidak disilangkan atau dipisahkan oleh garis lain
pada gambar.

Catatan

Catatan harus selalu ditulis secara horizontal dengan huruf besar dan mulai di atas
garis ukur dan juga dapat berakhir di bawah garis. Catatan harus singkat dan jelas
dan kata-katanya harus dalam bentuk standar.

SUMBER

https://id.wikihow.com/Membuat-Lembar-Kerja

http://abhique.blogspot.co.id/2012/11/metode-prototyping-dalam-
pengembangan.html

https://www.academia.edu/11662500/Analisis_Kerja_and_Struktur

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/10495/mod_resource/content/5
/KB3-MODUL%20PDF.pdf

3.7. Biaya Produksi Prototype Produk Barang/Jasa

PENGERTIAN BIAYA

Untuk memahami arti biaya, seseorang harus memahami proses yang digunakan
dalam menentukan biaya. Memperbaiki penentuan biaya akan merupakan faktor
kunci dalam pengembangan dalam bidang manajemen biaya.

Biaya

Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang
diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa yang akan datang
bagi organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena asset non kas dapat ditukar

43
dengan produk yang diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat
dalam bentuk pendapatan di masa kini maupun di masa datang. Dengan demikian
biaya digunakan untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh
karenanya Setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada
laporan Laba Rugi. Kerugian adalah biaya yang kedaluarsa tanpa menghasilkan
manfaat pendapatan pada satu periode. Misalnya Persediaan yang rusak akibat
kebakaran dan tidak diasuransikan dapat diklasifikasikan sebagai kerugian dalam
Laporan Laba Rugi. Sementara Biaya yang tidak kedaluarsa dalam suatu periode
tertentu dikelompokkan sebagai aktiva dan muncul pada Neraca. Misalnya Mesin
dan komputer adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip
utama dalam pembedaan antara biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah
soal penentuan waktu, yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu periode
atau lebih dari satu periode.

Obyek Biaya

Obyek biaya adalah segala hal seperti produk, pelanggan, departemen, proyek,
kegiatan dan yang lain dimana biaya-biaya diukur dan dibebankan. Misalnya, bila
ingin menentukan berapa biaya untuk membuat pisang goreng, maka obyek biaya
adalah pisang goreng. Bila ingin menentukan biaya operasi sebuah program studi
dalam sebuah Universitas maka obyek biaya adalah program studi. Bila tujuannya
adalah menentukan biaya proyek pengembangan produk maka obyek biaya adalah
proyek pengembangan produk baru.

Kegiatan

Kegiatan adalah suatu unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam suatu organisasi.
Definisi lain dari kegiatan adalah keseluruhan tindakan dalam organisasi yang
berguna bagi manajer untuk maksud perencanaan,pengendalian dan pengambilan
keputusan. Pada masa sekarang, kegiatan telah menjadi isu utama sebagai obyek
biaya yang penting.. Kegiatan memainkan peran penting dalam proses pembebanan
biaya pada obyek biaya yang lain. Contoh kegiatan yang semacam itu antara lain
memelihara peralatan, merancang produk, menagih pelanggan dll. Kegiatan
dijelaskan oleh kata kerja tindakan dan obyek yang menerima tindakan. Misal
kegiatan merancang produk maka kata kerja tindakannya adalah ”merancang” dan
obyek yang menerima adalah ”produk”.

BIAYA PRODUK BERWUJUD DAN JASA

Keluaran organisasi setidaknya ada satu dari dua jenis yang mewakili obyek biaya,
yakni produk berwujud dan jasa. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi
dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan bahan, tenaga kerja dan
masukan lain. Organisasi yang memproduksi produk berwujud disebut organisasi
pemanufakturan. Jasa adalah tugas atau kegiatan yang dilakukan untuk pelanggan
atau kegiatan yang dilakukan pelanggan dengan menggunakan produk atau fasilitas
organisasi. Jasa juga diproduksi dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja
dan masukan lain. Organisasi yang memproduksi barang tak berwujud disebut
organisasi jasa.

Ada tiga dimensi perbedaan antara produk berwujud dan jasa, yakni:

44
 Tidak berwujud artinya bahwa pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan,
mendengar, atau mencicipijasa sebelum dibeli. Hal sebaliknya adalah produk
berwujud.
 Tidak tahan lama. Tidak tahan lama berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan.
 Tidak terpisahkan. Artinya, produsen jasa dan pembeli jasa biasanya harus
berada dalam hubungan langsung agar terjadi pertukaran. Akibatnya jasa
sering kali tidak dapat dipisahkan dari produsennya.

Berikut aspek Barang dan Jasa dalam kaitannya dengan manajemen biaya.

Aspek Sifat Tujuan Dampak pada Akuntansi


Manajemen
Ketidak  Jasa tidak dapat disimpan  Tidak ada persediaan
wujudan  Tidak ada perlindungan  Tuntutan terhadap
hak paten pembebanan biaya yang
 Tidak dapat menampilkan akurat
atau mengkomunikasikan  Kode etik yang ketat
jasa
 Harga sulit diterapkan

Perishability  Manfaat jasa cepat  Memerlukan standard dan


kadaluarsa konsistensi mutu yang
 Jasa sering kali terulang tinggi
untuk satu pelanggan
Inseparibility  Pelanggan terlibat  Biaya ditentukan sesuai
langsung pada produksi dengan jenis pelanggan
jasa  Menuntut pengukuran
 Produksi massal jasa dan pengendalian mutu
yang tersentralisasi sulit untuk mempertahankan
dilakukan konsistensi

Heterogenitas  Dimungkinkan variasi  Pengukuran produktivitas


yang luas pada produk dan mutu serta
jasa pengendalian harus
dilakukan terus menerus
 Manajemen mutu total
adalah penting

Baik organisasi yang memproduksi produk berwujud maupun yang tidak berwujud
berkepentingan untuk mengetahui berapa biaya produk per unit untuk sejumlah
kepentingan misalnya penetapan harga, desain produk dll.

Biaya Produk

Biaya produk adalah pembebanan biaya yang memenuhi tujuan manajerial yang
telah ditetapkan. Dengan demikian biaya produk bergantung pada tujuan
manajerial yang hendak dicapai. Artinya biaya yang berbeda untuk tujuan yang
berbeda. Misalnya metode pembebanan biaya alokasi untuk tujuan pelaporan
keuangan, sedang metode penelusuran langsung dan penelusuran pendorong/

45
penggerak ditujukan untuk menyediakan pembebanan biaya produk individu yang
akurat yang diperlukan untuk perencanaan manajerial dan pengambilan
keputusan. Yang perlu diingat adalah bahwa penggunaan perhitungan harga pokok
yang lebih banyak dari yang diperlukan akan dapat menimbulkan kebingungan
terutama bagi manajer non-keuangan dan dapat mengurangi kredibilitas sistem
informasi manajemen biaya.

BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI

Salah satu tujuan utama sistem manajemen biaya adalah perhitungan harga pokok
produk untuk kepentingan pelaporan keuangan eksternal. Oleh karenanya,
kesepakatan eksternal mengharuskan biaya diklasifikasikan berdasarkan
funsionalnya yakni biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah
biaya yang berhubungan dengan produksi barang atau penyediaan jasa. Biaya non
produksi adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi penjualan dan
administrasi. Untuk produksi barang berwujud, biaya produksi dan biaya non
produksi sering mengacu pada istilah biaya manufaktur dan biaya non manufaktur.

Biaya Produksi

Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya
tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan
keuangan eksternal.

Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada
barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara
langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan
untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh

Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada pisang
goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada
barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan
untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang
berwujud atau penyediaan jasa.. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya,
juru masak pada rumah makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada
bank, sopir pada transjogja dll.

Biaya Overhead

Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi
barang atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya
lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.

46
Biaya Non Produksi

Biaya Penjualan dan Administrasi

Biaya Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan


mendistribusikan barang atau jasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya
mendapatkan pesanan/ pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya
gaji tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan, pengiriman dll.

Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi


umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran
ataupun produksi. Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak,
biayaadministrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan
pengembangan dll. Biaya Penjualan/pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang
tidak dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak dapat
disimpan dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu
tidak satupun dari biaya ini tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada
nareca.

BIAYA UTAMA DAN KONVERSI

Biaya utama adalah penjumlahan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Sedang biaya konversi adalah penjumlahan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur biaya konversi
diartikan sebagai biaya mengubah bahan baku menjadi produk akhir. (Hendra
Poerwanto G)

ANALISA BIAYA PRODUKSI

Sebagai seorang Enterpleneur haruslah tau cara menghitung biaya produksi untuk
mengetahui laba/ rugi suatu perusahaan (usaha yang dilakukan), roda produksi
perusahaan setiap harinya memproduksi barang dan jasa yang dinikmati
konsumen. Semua perusahaan mulai dari perusahaan raksasa multinasional
hingga kepedagang kaki lima mengeluarkan biaya agar bisa menyediakan barang
dan jasa yang dapat dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang (opportunity cost)
adalah pengorbanan yang dilakukan seseorang karena mengambil sebuah pilihan.

Biaya tetap (FC)

Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah. Biaya ini
akan tetap ada walaupun perusahaan tidak melakukan produksi. Yang termasuk
biaya ini Sewa ruangan took, gaji pegawai, dan penyusutan mesin-mesin.

Biaya Variable (VC)

Merupakan biaya yang jumlahnya berubah ketika jumlah barang yang diproduksi
berubah. Yang tergolong biaya variable adalah biaya pembelian bahan mentah atau
bahan dasar yang digunakan untuk prosuksi.

Biaya Total (TC)

Merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar perusahaan untuk


membeli berbagai input (barang atau jasa) untuk keperluan produksi.

47
RUMUS :

BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABLE

TC = FC + VC

NB :

Biaya tetap : berapapun jumlah barang yang diproduksi, jumlah biaya tetap sama.

Biaya Variable : jumlah biaya berubah-ubah besarnya tergantung pada kualitas


produksi.

Contoh Kasus Menghitung Harga Pokok Produksi:

CV GM memproduksi 2 (dua) macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget


Produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:

Terdapat 2 (dua) bagian produksi, yakni bagian produksi I, dan II, serta I (satu)
bagian jasa /pembantu, yakni bagian Reparasi. Bagian Produksi I hanya dilalui oleh
barang A, sedangkan bagian Produksi II dilalui oleh kedua macam barang (A dan B).
Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

Angka standar pada bagian Reparasi:

Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai
berikut:

Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah
untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

Sedangkan dari Anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tertentu rencana biaya
tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:

Dengan data-data yang tersedia di atas hitunglah harga pokok produksi (cost of
goods manufactured) masing-masing barang!

JAWAB!

Langkah 1. Menghitung Tingkat Kegiatan

Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing bagian (baik bagian


produksi maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:

tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:

Bagian Produksi I = 7.000 unit barang A

Bagian Produksi II = 40.000 DMH

Bagian Reparasi = 4.200 DRH

Dengan demikian dapat ditabulasikan sbb:

Langkah 2: Menghitung Tarif BOP

48
Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi
masing-masing bagian produksi sebagai berikut:

Keterangan:

1) Rp 28.000,00 / 7.000 unit = Rp 4,00 per unit

2) Rp20.000,00 / 40.000 DMH = Rp 0,50 per DMH

Tingkat kegiatan dalam suatu perusahaan harus dinyatakan dalam satuan kegiatan
(activity base), misalnya :

 Jam mesin langsung (Direct machine hour/ DMH)


 Jam Kerja Langsung (Direct labor hour/ DLH)
 Jam Reparasi Langsung (Direct Repair Hour/ DRH)
 Kilo Watt per Jam (Kilo Watt per hour)

SUMBER

https://sites.google.com/site/pekembia/konsep-dan-pengertian-biaya

http://sabrintechno.blogspot.co.id/2016/11/rumus-menghitung-biaya-
produksi.html

3.8. Produk Kreatif dan Kewirausahaan – Proses Kerja Pembuatan Prototype


Produk Barang/Jasa (Reparasi Komputer)

PENGERTIAN UNIT PRODUKSI

Unit produksi adalah suatu proses kegiatan usaha yang dilakukan


sekolah/madrasah secara berkesinambungan bersifat akademis, dan bisnis dengan
memberdayakan warga sekolah/madrasah dan lingkungan dalam bentukunit usaha
produksi/jasa yang dikelola secara profesional (PMPTK DEPDIKNAS, 2007).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa unit produksi yang


diselenggarakan di sekolah adalah pembelajaran yang berbasis industri yang dapat
membina peserta didik dalam hal ketrampilan kejuruan,pengelolaan unit usaha
yang bersifat bisnis dan sebagai tempat praktik secara langsung dalam bidang-
bidang pekerjaan. Unit produksi sekolah digunakan sebagai sarana untuk
mengimplementasikan atau menerapkan teori yang telah diajarkan secara nyata
karena dengan praktik langsung akan mempermudah untuk menguasai teori dan
sebaliknya praktik dapat berjalan dengan efektif apabila telah mengetahui atau
memahami teorinya.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Finch dan Crunkilton (1999: 11) yang
menyatakan: “Learning and personal growth do not take place strictly within the
confines of classroom or labolatory. Student develop skills and competence through
avariety of learning activities and experiences that may not necessarily be counted as

49
constructive credit for graduation”. Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa
belajar dan pengembangankepribadian tidak hanya sebatas di dalam kelas atau
labolatorium. Peserta didik dapat mengembangkankemampuannya melalui berbagai
aktivitas pembelajaran dan pengalaman.

TUJUAN DILAKSANAKANNYA UNIT PRODUKSI

Berdasarkan buku Manajemen Unit Produksi/Jasa Sebagai Sumber Belajar Siswa


(2007) tujuan penyelenggaraan unit produksi dan jasa di sekolah adalah:

 Wahana pelatihan berbasis produksi atau jasa bagi siswa


 Wahana menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa
 Sarana praktik secara langsung bagi siswa
 Membantu pendanaan untuk memelihara penambahan fasilitas dan biaya-
biaya operasional pendidikanlainnya
 Menambah semangat kebersamaan karena dapat menjadi wahana
peningkatanaktivitas produktif guru dan siswa serta memberikan income
serta peningkatankesejahteraan warga sekolah.
 Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan
kegiatanpraktik siswa.

Meninjau dari tujuan diselenggarakan unit produksi di atas maka dapat


disimpulkan bahwa unit usaha memiliki keseimbangan antara aspek komersial dan
aspek akademik yang diselenggarakan dalam lingkup organisasi sekolah dengan
memanfaatkan fasilitas yang dimiliki sekolah. Selain itu sebagai sumber belajar
siswa dan sumber pendanaan pendidikan di sekolah. Karena unit produksi
menyangkut aspek komersial danakademik maka diperlukan pengelolaan yang
professional.

ANALISA USAHA SERVICE KOMPUTER/ REPARASI KOMPUTER

Dewasa ini komputer atau laptop sudah menjadi kebutuhan pokok manusia
modern. Komputer dan laptop sangat diperlukan sehari-hari untuk membantu
tugas pekerjaan di kantor seperti membuat laporan kerja. Atau penggunaan
komputer atau laptop untuk menyelesaikan tugas sekolah dan kuliah seperti
mencari informasi danreferensi di internet.

Namun bukan hanya kalangan karyawan, pelajar, dan mahasiswa saja yang terbiasa
dengan komputer atau laptop. Tapi masyarakat awam pun sudah terbiasa dengan
komputer atau laptop.

Fakta di atas menimbulkan permintaan pasar terhadap laptop atau komputer


sangat tinggi. Anda bisa mendapatkan berbagai mall atau gerai usaha yang menjual
perangkat laptop dan komputer laris manis diserbu para pembeli. Apalagi saat ini
harga laptop dan komputer sudah sangat terjangkau dengan hadirnya laptop buatan
China yang dijual dengan harga murah sekali. Seperti axioo, lenovo, acer dan lain
sebagainya. Hal tersebut membuat tak aneh jika berdasarkan data dari sebuah
lembaga survey terpercaya bahwa setiap tahun penjualan komputer dan laptop di
Indonesia meningkat pesat.

50
Namun yang menjadi kelemahan perangkat laptop dan komputer adalah seiring
berjalannya waktu dan pemakaian maka laptop atau komputer bisa mengalami
kerusakan ringan hingga berat yang bisa disebabkan beberapa faktor. Kerusakan
laptop atau komputer bisa dikarenakan pemakaian yang salah, jatuh atau terbentur
ke benda keras ataupun terkena virus mematikan yang mengakibatkan kerusakan
laptop dan komputer dari segi harddisk atau software. Untuk memperbaiki
komputer atau laptop yang rusak tersebut maka seseorang

membutuhkan usaha jasa perbaikan komputer dan laptop terdekat.

PERSIAPAN USAHA

Perizinan Usaha. Perizinan kegiatan usaha, dapat dilengkapi dokumen sebagai


berikut:

1. Perjanjian Sewa Menyewa

Yang dimaksud dengan perjanjian sewa di sini adalah perjanjian yang dilakukan
antara Anda dengan pemilik lahan yang akan dibangun.

Walaupun bisa dilakukan dalam bentuk lisan, namun lebih baik perjanjian sewa
dilakukan dalam bentuk tertulis untuk menghindari kemungkinan terjadi masalah
di masa depan.

Berdasarkan Pasal 1554 jo Pasal 1560 KUHPer, pihak penyewa (Anda) wajib
menggunakan objek sewa sesuai dengan tujuan yang telah diberi oleh pemberi sewa.

Anda sebagai penyewa juga tidak diperkenankan untuk mengubah wujud maupun
tataan objek yang disewa.Jika ketentuan tersebut dilanggar sehingga menimbulkan
kerugian bagi pemberi sewa, maka pemberi sewa dapatmembatalkan perjanjian
sewa dengan Anda.

2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Tentu saja Anda harus mengantongi IMB jika akan mendirikan bangunan di lahan
yang telah Anda sewa sebelumnya. Sesuai dengan ketentuan yang ada, setiap
kegiatan mendirikan bangunan wajib memiliki IMB yang bisa diajukan kepada Suku
Dinas Perizinan Bangunan Kota Administrasi/Kabupaten.

Permohonan IMB ini dapat dilakukan untuk:

a. Bangunan rumah tinggal


b. Bangunan bukan rumah tinggal
c. Bangunan-bangunan

Namun sebelumnya harus memastikan bahwa lahan yang di sewa dapat digunakan
sebagai tempat usaha, bukan hanya dapat digunakan sebagai bangunan rumah
tinggal saja.

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Berdasarkan Pasal 1 huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib


Daftar Perusahaan (“UU 3/1982”), yang dimaksud dengan Daftar Perusahaan
adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan

51
UU 3/1982 dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal
yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang
berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan. Adapun yang dimaksud dengan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan
dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan
dan atau laba.Perusahaan yang dimaksud adalah Perusahaan yang berbentuk:

a. Perseroan Terbatas (PT);


b. Koperasi;
c. Persekutuan Komanditer (CV);
d. Firma (Fa);
e. Perorangan;
f. Bentuk Lainnya; dan
g. Perusahaan Asing dengan status Kantor Pusat, Kantor Tunggal, Kantor
Cabang, Kantor Pembantu, Anak Perusahaan, dan Perwakilan Perusahaan
yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayahRepublik
Indonesia.

Sebagai asumsi apabila bentuk perusahaan yang ingin dibentuk adalah salah satu
dari bentuk usaha yangdiatur di atas, maka daftar perusahaan wajib untuk
dilaksanakan. Namun, apabila bentuk perusahaan yang akan dibentuk adalah
perusahaan kecil, maka berdasarkan Pasal 6 ayat(1) huruf b UU 3/1982, terdapat
pengecualian kewajiban untuk mendaftarkan perusahaan bagi perusahaan
kecilperorangan yang dijalankan oleh pribadi pengusahanya sendiri atau dengan
mempekerjakan hanya anggota keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak
memerlukan izin usaha dan tidak merupakan suatu badan hukumat atau suatu
persekutuan.

Namun perusahaan kecil perorangan tetap dapat mendaftarkan perusahaannya


guna mendapatkan TDP untukkepentingan tertentu, apabila perusahaan tersebut
menghendaki.

Jadi, apabila perusahaan yang akan dibentuk merupakan perusahaan kecil pada
dasarnya tidak diwajibkan untuk melakukan pendaftaran perusahaan, namun
apabila dikehendaki untuk kepentingan tertentu, tetap dapat mengajukan
permohonan pendaftaran perusahaan tersebut.

4. Surat Izin Usaha Perdagangan (“SIUP”)

Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (“UU
Perdagangan”) menyatakan:

Pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib memiliki


perizinan di bidang perdagangan yang diberikan oleh Menteri.Pasal ini yang menjadi
dasar hukum penerbitan SIUP. Tanpa memiliki SIUP, ancaman pidana bagi pelaku
usaha adalah pidana penjara paling lama 4 tahun atau pidana denda paling banyak
Rp 10 miliar. Setiap Perusahaan yang melakukan usaha perdagangan wajib untuk
memilki SIUP. Berdasarkan Pasal 4 ayat (1)huruf c Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 46/M-Dag/Per/9/2009 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan

52
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-Dag/Per/9/2007 tentang
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (“Permendag 46/2009”), terdapat
pengecualian kewajiban memiliki SIUP terhadap Perusahaan Perdagangan Mikro
dengan kriteria:

1. Usaha Perseorangan atau persekutuan;


2. Kegiatan usaha diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau
anggota keluarga terdekat; dan
3. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan
bangunan.

Namun, Perusahaan Perdagangan Mikro tetap dapat memperoleh SIUP Mikro


apabila dikehendaki oleh Perusahaan tersebut. Permohonan SIUP ini diajukan
kepada Pejabat Penerbit SIUP dengan melampirkan surat permohonan yang
ditandatangani oleh Pemilik/Pengurus Perusahaan di atas materai yang cukup serta
dokumen-dokumen yang disyaratkan dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/9/2007 Tahun 2007 tentang Penerbitan
Surat Izin Usaha Perdagangan.

SIUP dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan besarnya modal yang


digunakan dalam pendirian usaha,yaitu:

a. 500. SIUP Besar: untuk perusahaan dengan modal di atas Rp500.000.000


b. 501. SIUP Menengah: untuk perusahaan dengan modal berkisar antara
Rp200.000.000 – Rp500.000.000
c. 502. SIUP Kecil: untuk perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih
pemilik lebih kecil atau sama dengan Rp200.000.000
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”)

Memiliki NPWP atas nama pemilik/ penanggung jawab perusahaan. Pengesahan


menjadi badan hukum Tidak semua badan usaha harus berbadan hukum. Akan
tetapi setiap badan usaha yang memang dimaksudkan untuk ekspansi atau
berkembang menjadi berskala besar maka hal yang harus dilakukan untuk
mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh mengabaikan
hukum yang berlaku. Izin yang mengikat suatu bentuk badan usaha tertentu di
Indonesia memang terdapat lebih dari satu macam. Adapun pengakuan badan
hukum bisa didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD),
hinggaUndang-Undang Penanaman Modal Asing ( UU PMA ).

Penggolongan menurut bidang yang dijalani Badan usaha dikelompokkan kedalam


berbagai jenis berdasarkan jenis bidang kegiatan yang dijalani. Berkaitan dengan
bidang tersebut, maka setiap pengurusan izin disesuaikan dengan departemen yang
membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian dsb.
Mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain Departemen
tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan usaha akan
mengeluarkan izin .Namun diluar itu, badan usaha juga harus mendapatkan izin
dari departemen lain yang pada nantinya akan bersinggungan dengan operasional
badan usaha misalnya Departemen Perdagangan mengeluarkan izin
pendirianindustri yaitu berupa SIUP.

53
KUNCI SUKSES BISNIS JASA SERVICE KOMPUTER

a. Lokasi usaha

Usaha service laptop/komputer akan laku keras jika anda membukanya di tempat
yang sangat strategis. Tarif Jasa Service Komputer/Laptop Untuk tarif atau harga
jasa servis komputer/laptop harus sesuai dengan harga pasaran.

b. Pelayanan Baik

Usaha service komputer/laptop termasuk jenis usaha dalam bidang jasa. Sehingga
anda harus memperhatikan kualitas jasa yang diberikan. Pastikan pelayanan yang
diberikan maksimal dan memberikan kepuasan bagi konsumen. Misalkan pelayan
tampil ramah, supel, murah senyum, bersahabat, enak diajak ngobrol, dan lain
sebagainya. Selain itu, jika ada konsumen yang memperbaiki komputer dan
komputer itu harus diperbaiki dalam waktu lama sekitar dua hingga tiga hari maka
anda bisa memberikan layanan pemberian pinjaman komputer baru secara gratis.
Sebagai pengganti sementara laptop yang rusak.

Bentuk pelayanan yang baik lainnya adalah memberikan garansi. Setelah


laptop/komputer selesai diperbaiki maka berikanlah garansi selama satu bulan jika
terjadi kerusakan kembali. Hal ini akan membuat konsumen menjadi puas atas
pelayanan yang diberikan. Yang pada akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi
pelanggan setia.

c. Promosi usaha

Yang tak kalah pentingnya dalam membuka usaha service komputer/laptop, anda
harus melakukan promosi usaha secara gencar dan massif untuk memperoleh
sebanyak mungkin pelanggan dan masyarakat mengetahui keberadaan usaha jasa
perbaikan komputer dan laptop.Kita dapat melakukan promosi usaha service
komputer/laptop secara online menggunakan media internet dan medsos.

d. Usaha Service Komputer Panggilan

Selain membuka usaha toko service komputer dan laptop secara offline, anda bisa
juga membuka usaha service komputer panggilan. Hal ini tak kurang menjanjikan.
Disebabkan banyak orang dan lembaga tertentu yang sibuk dengan pekerjaan di
kantor sehingga tidak bisa menyempatkan waktu untuk datang ke toko service
komputer.

54

Anda mungkin juga menyukai