Wirausaha berasal dari kata entrepreneur merupakan seseorang yang percaya diri
dalam melakukan suatu pekerjaan, memanfaatkan peluang, kreatif, dan inovatif dalam
mengembangkan usahanya. Menurut Alma (2009:22) definisi wirausaha yang asal
katanya adalah terjemahan dari entrepreneur. Istilah wirausaha ini berasal dari
entrepreneur (bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti
between taker atau go-between.
Perkembangan teori dan istilah entrepreneur adalah sebagai berikut1:
a. Asal kata entrepreneur dari bahasa Perancis berarti between taker atau go-between
b. Abad pertengahan berarti aktor atau orang yang bertanggung jawab dalam proyek
produksi berskala besar
c. Abad 17 diartikan sebagai orang yang menanggung resiko untung rugi dalam
mengadakan kontrak pekerjaan dengan pemerintah dengan menggunakan fixed price
d. Tahun 1725, Richard Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai orang yang
menanggung resiko yang berbeda dengan orang yang memberi modal
e. Tahun 1797, Bedeau menyatakan wirausaha sebagai orang yang menanggung resiko,
yang merencanakan, supervisi, mengorganisasi dan memiliki
f. Tahun 1803, Jean Baptist Say menyatakan adanya pemisahan antara keuntungan
untuk entrepreneur dan keuntungan untuk pemilik modal
g. Tahun 1876, Francis Walker, membedakan antara orang menyediakan modal dan
menerima bunga, dengan orang yang menerima keuntungan karena keberhasilannya
memimpin usaha
h. Tahun 1934, Joseph Schumpeter, seorang entrepreneur adalah seorang inovator dan
mengembangkan teknologi
i. Tahun 1961, David McLelland, entrepreneur adalah seorang yang energik dan
membatasi resiko
j. Tahun 1964, Peter Drucker, seorang entrepreneur adalah seseorang yang mampu
memanfaatkan peluang
k. Tahun 1975, Albert Shapero, seorang yang memiliki inisiatif, mengorganisir mekanis
sosial dan ekonomi, dan menerima resiko kegagalan
l. Tahun 1980, Karl Vesper, seorang entrepreneur berbeda dengan seorang ahli
ekonomi, psikologi, business persons, dan politicians
m. Tahun 1983, Gifford Pinchot, intrapreneur adalah seorang entrepreneur dari dalam
organisasi yang sudah ada/organisasi yang sedang berjalan
n. Tahun 1985, Robert Hisrich menyatakan entrepreneur adalah proses menciptakan
sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai
dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasa
dalam bentuk uang dan kepuasaan pribadinya.
Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif
dan pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan.
Ada enam hakikat penting kewirausahaan, yaitu:
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda
Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan
perkembangan usaha
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat memberikan nilai lebih
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
KARAKTERISIK KEWIRAUSAHAAN
Ciri Umum Kewirausahaan
Ciri-ciri umum kewirausahaan dapat dilihat dari berbagai aspek kepribadian, seperti
jiwa, watak, sikap dan perilaku seseorang. Ciri-ciri kewirausahaan meliputi enam
komponen penting, yaitu:
1. Percaya diri
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidakbergantungan terhadap orang lain,
dan individualistis.
2. Berorientasi pada hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat,
energik, tekun dan tabah, bertekat kerja keras serta inisiatif.
3. Berani mengambil resiko
Mampu mengambil resiko yang wajar.
4. Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain dan terbuka
terhadap saran serta kritik.
5. Keorisinalitasan
Inovatif, kreatif dan flesksibel.
6. Berorientasi pada masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
Wasty Sumanto (1989:5) menanmbah ciri-ciri yang ke-12 dan ke-13, yaitu:
12. Tidak suka uluran tangan dari pemerintah/pihak lain dalam masyarakat.
13. Tidak bergantung pada alam dan berusaha untuk tidak mudah menyerah
Geoffrey Meredith (1989:5) menambahkan ciri ke-14 sampai dengan ke-16,
yaitu sebgai berikut:
14. Kepeimpinan.
15. Keorinalitasan.
16. Berorientasi ke masa epan dan penuh gagasan.
Secara pragmatik (nilai pragmatik) niali kewirausahwan dapat dilihat dari unsur-unsur
sebgai berikut:
Memiliki perencanaan
Ada prestasi yang dicapai
Produktivitas
Memiliki kemampuan
Memiliki kecakapan
Kreativitas
Inovatif
Kualitas kerja
Komitmen
Kerja sama
Kesempatan
Kekerja keras
Tegas
Mengutamakan prestasi
Keberanian mengambil resiko
Kemampuan mencari peluang
Sjuti Jahya (1977) melihat nilai kewirausahaan dari dua dimensi yang berpasangan:
Pasangan sistem nialai kewirausahaan yang berorientasi materi dan nonmateri
Nilai-nilai yang berorientasi pada kemajuan dan nialai-nialai kebiasaan
Dari beberapa niali kewirausahaan tersebut, terdapat bebrapa nilai hakiki penting dari
kewirausahaan, yaitu:
1. Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan sesorang dlam
menhadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1988:33). Kepercayaan diri ini
bersifat internal, sangat relatif, dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuan
untuk memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang
memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam
mengorganisasikan, mengawasi, dan meraih kesuksessan (Soeparman
Soemahamidjaja,1997: 12).
2. Keberanian Menghadapi Resiko
Keberanian yang tinggi dalam menghadapi resiko dengan perhitungan matang dan
optimisme yang dimiliki harus disesuaiakan dengan kepercayaan diri. Keberanian
menanggung resiko bergantung pada daya tarik setiap alternatuf, kesiapan mengalami
kerugian, kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal. Sementara itu, ke,emapuan
untuk mengambil resiko ditrentukan oleh keyakinan diri, kesediaan untuk
menggunakan kemampuan, dan kemampuan untuk menilai resiko.. Pilihannnya
sangat ditentukan oleh kemampuan wirausahawan untuk mengambil resiko.
Selanjutnya kemmpuan mengambil resiko ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Keyankinan pada diri sendiri
2. Kesediaan mengunakan kemampuan dalam mencapai peluang dan kemungkinan
untuk memperoleh keuntungan
3. Kemampuan menilai situasi risiko secara realistis
Ahli lain yang membahas motivasi adalah Victor Vroom (1964) dalam teorinya
disebut teori harapan (expected theory). Ia mengemukakan bahwa kecenderungan
yang kuat untuk bertindak dalam suatu arah bergantung pada kekuatan harapan yang
akan dihasilkan dari tindakannya dan keterkaitan lain yang dihasilkan bagi
seseorang.Menurut Victor Vroom, ada tiga variabel yang saling berhubungan, yaitu
attractiveness, performance-reward linkage, dan effort performance linkage.
Menurut Zimmerer (1996: 3), terdapat beberapa peluang yang dapat diambil
dari kewirausahaan, yaitu meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Peluang memperoleh kontrol atas kemampuan diri
2. Peluang memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh
3. Peluang memperoleh manfaat secara finansial
4. Peluang berkontribusi kepada masyarakat dan mengahargai usha-usaha
seseorang
https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/nilai-nilai-kewirausahawan/
Alma, B. 2009. Kewirausahaan. Alfabeta: Jakarta
Suharyadi., Nugroho. A., Purwanto., & Maman. F. Kewirausahaan Membangun
Usaha Sukses Sejak usia Muda. Salemba Empat: Jakarta
Suryana. 2001. Kewirausahaan. Salemba Empat: Jakarta
http://www.pelajarz.id/2016/09/syarat-menjadi-wirausahawan-yang-baik.html?m=1
http://novitaana.blogspot.co.id/2015/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1