1. Pengertian
Wirausaha, dari kata entrepreneur (Perancis), dalam bahasa Inggris
berarti between taker atau go-between, yang artinya perantara.
Joseph Schumpeter mengartikan wirausaha sebagai orang yang
mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang
dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau
mengolah bahan baku baru.
Bygrave, wirausaha sebagai orang yang melihat peluang, kemudian
menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Lebih ditekankan kepada setiap orang yang memulai suatu bisnis yang
baru. Sedangkan kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan
tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
menciptakan suatu organisasi.
Entrepreneur merupakan orang yang menanggung risiko, orang yang
mengurus perusahaan, orang yang memobilisasi dan mengalokasikan
modal, dan orang yang menciptakan barang baru.
Di Amerika, entrepreneur atau entreprising man diartikan sebagai:
orang yang mengambil risiko, orang yang berani menghadapi ketidak-
pastian, orang yang membuat rencana kegiatan sendiri, orang yang
berbakti terhadap tugasnya dengan semangat kebangsaannya, dan
orang yang menciptakan kegiatan usaha dan kegiatan industri yang
sebelumnya tidak ada.
Di dalam menghasilkan suatu produk melalui suatu usaha, selain
dibutuhkan tersedianya sumber daya alam, sumberdaya manusia,
modal dan keterampilan (faktor-faktor produksi), pengelolanya
(wirausaha) juga dituntut memiliki jiwa kewirausahaan.
Kewirausahaan merupakan suatu profesi yang timbul karena interaksi
antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan
seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang
diberikan dalam praktek. Oleh karena itu, seorang wirausaha pada
hakekatnya melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor
produksi sehingga menjadi kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit
yang merupakan balas jasa atas kesediannya mengambil risiko.
Menurut Skinner, wirausaha (entrepreneur) adalah seseorang yang
mengambil risiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan
mengelola suatu usaha/bisnis dan menerima imbalan berupa profit
finansial dan non finansial.
Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber-sumberdaya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
sukses (Meredith, et. al).
Pengertian kewirausahaan yang lebih komprehensif adalah proses
menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan
kegiatan disertai modal dan risiko serta menerima balas jasa dan
kepuasan serta kebebasan pribadi.
Menurut Siswanto Sudomo, kewirausahaan entre-preneurship), adalah
segala sesuatu yang penting mengenai seorang wirausaha. Oleh
karena itu dapat diartikan sebagai:
a. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh seorang wirausaha
b. Kemampuan-kemampuan khusus yang dimiliki oleh seorang
wirausaha
c. Aktivitas/kegiatan yang dilakukan oleh seorang wirausaha
d. Hasil karya atau dampak aktivitas yang dilakukan oleh seorang
wirausaha.
2. Sifat-Sifat Wirausaha
Ciri-ciri Watak
Keyakinan
1. Percaya diri Ketidaktergantungan, kepribadian
mantap (individualitas)
Optimisme
Kebutuhan atau haus akan prestasi,
2. Berorientasikan tugas berorientasi laba atau hasil, ketekunan
dan hasil dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, enerjik, dan
penuh insiatif
Catatan:
a. Mungkin tidak semua watak di atas dimiliki seseorang, tapi semakin
banyak yang dimilikinya, semakin besar kemungkinannya menjadi
seorang wirausaha.
b. Kebanyakan perwatakan ini memiliki hubungan satu sama lain.
c. Tidak semua wirausaha memiliki watak yang sama baik untuk tiap
perwatakan.
d. Adalah mustahil akan menemukan seorang wirausaha yang mendapat
angka tinggi untuk semua sifat-sifat di atas, namun besar
kemungkinannya bahwa wirausaha yang ditemui akan mendapat angka
sangat tinggi untuk kebanyakan sifat-sifat itu, terutama: kepercayaan
pada diri sendiri, kemampuan mengambil risiko, fleksibilitas, keinginan
untuk mencapai sesuatu, dan keinginan untuk tidak tergantung kepada
orang lain.
3. Falsafah Wirausaha
a. Keberhasilan seorang wirausaha sangat tergantung kepada
kesediaannya untuk bertanggungjawab atas pekerjaannya sebagai
seorang wirausaha. Karena itu, seorang wirausaha harus banyak belajar
tentang dirinya sendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
b. Kekuatan seorang wirausaha datang dari tindakannya sendiri, bukan
dari tindakan orang lain. Risiko kegagalan harus diterima sebagai suatu
tanggungjawab dan kegagalan merupakan pengalaman belajar.
Keberhasilan merupakan buah dari pengalaman sebelumnya dan usaha-
usaha yang tidak mengenal lelah.
c. Tujuan yang hendak dicapai haruslah berdasarkan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki. Karena itu, kejarlah tujuan dengan
kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan kurangi kelemahan yang ada pada
diri sendiri.
d. Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar
tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi kebanyakan
wirausaha. Hasil-hasil yang dapat diterima jauh lebih penting dari pada
mengharapkan hasil yang sempurna.
Sikap dan Profil yang sebaiknya dimiliki oleh seorang entrepreneur dalam
menjalankan usahanya (Astamoen, Moko P., 2008: 89 – 93) adalah:
1Kreatif, inovatif, banyak ide atau gagasan dalam segala hal, meliputi:
a. Produk baru, baik jasa atau manufaktur,
b. Cara atau proses baru untuk produk lama maupun baru.
2Mencari dan mengisi peluang dengan cara:
a. Menciptakan pasar yang baru dengan meluncurkan layanan,
produk, dan cara-cara baru yang lain dari pada yang lain
b. Mengisi sebagian pangsa pasar dari produk yang sudah ada untuk
produk sejenis, tetapi dengan kualitas, layanan, harga yang lebih
kompetitif.
3Orientasi pada konsumen dalam membuat produk, menjual barang atau
jasa dengan mempertimbangkan:
a. Harga yang wajar, layak dan kompetitif;
b. Kemampuan produk untuk menunjang kebutuhan manusia;
c. Fungsi, keamanan, kenyamanan, gengsi, dan lain-lain;
d. Pelayanan purna jual untuk beberapa produk tertentu;
e. Kepuasan dan manfaat bagi pelanggan dan stakeholder.
4Menghadapi risiko dalam segala bentuk dan kejadian, seperti:
a. Risiko keuangan;
b. Risiko persaingan;
c. Risiko produksi;
d. Risiko pasar.
5Melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis untuk tujuan
mengembalikan modal, mendapatkan laba dan memperbesar usaha,
serta mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.