Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
Kata Wirausaha menurut Holt (1992), berasal dari bahasa Perancis,
Entrepreneur. Kata Entrepreneur dan Entrepreneurship kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris sebagai to undertake (menjalankan, melakukan,
berusaha), to set about (memulai), to begin (memulai), to attempt (mencoba,
berusaha). Dalam bahasa Jerman menggunakan kata unternerhmer

yang

diturunkan dari kata kerja unternehmen yang berarti sama dengan arti
entrepreneur. (Sukardi, 1991), dalam bahasa Indonesia Kata wirausaha
merupakan gabungan kata wira (gagah berani,perkasa) dan usaha. Jadi, wirausaha
berarti orang yang gagah berani atau perkasa dalam usaha.
Adam Smith, yang kita kenal sebagai bapak ekonomi memiliki pandangan
tersendiri. Dalam pandangannya wirausaha berarti orang yang mampu bereaksi
terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang mengubah
permintaan menjadi produksi. Ahli ekonomi perancis Jean Baptise berpendapat
bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki seni dan kterampilan tertentu dalam
menciptakan usaha ekonomi yang baru. Sedangkan Cantilon berpendapat bahwa
wirausaha adalah seorang inkubator gagasan-gagasan baru yang sellau berusaha
menggunakan sumber daya secara optimal untuk mencapai tingkat paling tinggi.
Secara komprehensif Meng & Liang, (1996), merangkum pandangan
beberapa ahli, dan mendefenisikan wirausaha sebagai: (a) Seorang inovator (b)
Seorang pengambil resiko atau a risk-taker (c) Orang yang mempunyai misi dan
visi (d) Hasil dari pengalaman masa kanak-kanak (e) Orang yang memiliki
kebutuhan berprestasi tinggi. (f) Orang yang memiliki locus of control internal.
Sifat-Sifat Wirausaha
Dari berbagai penelitian yang ada ditemukan sembilan belas sifat penting
wirausaha yang diperoleh dari tujuh penelitian yang pernah dilakukan.

Kesembilan belas sifat itu dikelompokkan menjadi enam sifat unggul (research
methodology workshop, 1977), sebagai berikut:
1. Percaya Diri
Yakin dan optimisme: ia harus yakin dan optimis bahwa usahanya
akan maju dan berkembang untuk itu Seorang wirausaha harus
mampu menyusun rencana keberhasilan perusahaannya.
Mandiri: Tidak mengandalkan dan bergantung orang lain atau
keluarga.
Kepemimpinan, dan dinamis: Seorang wirausaha harus mampu
Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya,
baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang
pengusaha tidak hanya pada material, tetapi juga moral kepada
berbagai pihak.
2. Originalitas, terdiri dari:
Kreatif: mampu mengembangkan ide-ide baru dan menemukan caracara baru dalam memecahkan persoalan.
Inovatif: mampu melakukan sesuatu yang baru yang belum dilakukan
banyak orang sebagai nilai tambah keungulan bersaing.
Inisiatif/proaktif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan
memiliki pengetahuan. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan
ciri mendasar dimana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu
terjadi, tetap terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai
pelopor dalam berbagai kegiatan.
3. Berorientasi Manusia, terdiri dari:
Sifat suka bergaul dengan orang lain berarti anda harus mampu
mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai
pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang
dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan
antara lain kepada para pelanggan, pemerintah pemasok, serta
masyarakat luas.
Komitmen, Komitnen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus
dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan
sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dan
direalisasikan.
2

Responsive terhadap saran/kritik. Menganggap saran dan kritik


adalah dasar untuk mencapai kemajuan. Saran dan kritik yang masuk
di respon dengan baik untuk memperbaiki pelayanan kepada
pelanggan, proses bisnis dan efesiensi perusahaan.
4. Berorientasi Hasil Kerja, terdiri dari sifat:
Ingin berprestasi, kemauan untuk terus

maju

dan

mengembangkan usaha. IQ dan EQ tidak cukup untuk


memprediksi keberhasilan. Dibutuhkan AQ (Adversity quotient)
yaitu tingkat ketahanan terhadap hambatanhambatan yang
ditemuinya dalam mencapai keberhasilan. Dalam AQ ada tiga tipe
pendaki puncak keberhasilan, yaitu quitter, champer, dan climber.
Tipe quitter adalah mereka yang langsung menyerah atau tidak
mau memanfaatkan peluang. Tipe champer adalah mereka yang
cepat puas dengan apa yang sudah dicapai walaupun bisa
mencapai keberhasilan yang lebih tinggi kalau mereka mau. Tipe
climber adalah orang yang terus mendaki tangga keberhasilan
hingga mencapai puncak tertinggi meski menemui berbagai
hambatan atau rintangan.
Ketahanan terhadap berbagai hambatan ini terdiri dari
empat komponen, yaitu reach, ownership & original,control,
endurance. Reach berarti seberapa jauh kemalangan/rintangan
yang ditemui itu mempengaruhi hal-hal lain dalam kehidupan.
Ownership

&

original

rintangan/hambatan.

adalah

Control

persepsi

berarti

orang

melihat

terhadap

kemampuan

mengontrol hambatan/rintangan dalam kehidupan. Endurance


berarti sejauh mana kita melihat rintangan/hambatan sebagai
sesuatu yang terus terjadi atau hanya terjadi secara kebetulan,
cepat berlalu dan tidak akan terjadi lagi.
Berorientasi keuntungan, semua cara dan usaha yang dilakukan
harus mendatangkan profit, karena bisnis tidak akan bisa bertahan
dan berkembang jika tidak ada profit.

Teguh, tekun, dan kerja keras, Kerja keras. Jam kerja pengusaha
tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ ia datang.
Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu
kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ideide

baru

selalu

mendorongnya

untuk

bekerja

keras

merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah


yang tidak dapat diselesaikan.
Penuh semangat, dan Penuh energi. Melakukan semua aktivitas
dengan semangat untuk keberhasilan.
5. Berorientasi masa depan: terdiri dari sifat pandangan ke depan,
ketajaman persepsi.
Untuk itu anda harus Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini
berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga
dapat diketahui apa yang akan dilakukan oleh pengusaha tersebut
Beorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar
prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,
pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian
utama. Setiap waktu segala aktivitas usaha yang dijalankan selalu
dievalusi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
6. Berani ambil risiko: terdiri dari sifat mampu ambil risiko, suka tantangan.
Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapan pun dan di mana pun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
Penelitian Mc Ber & Co di Amerika Serikat pada usaha kecil (dalam
Zimmerer & Scarborough, 1998) menemukan sembilan ciri wirausaha yang
berhasil, yang dibagi ke dalam tiga kategori, sebagai berikut:
1. Bersifat proaktif, yaitu inisiatif yang tinggi dan asertif.
2. Orientasi prestasi, yaitu melihat kesempatan dan bertindak langsung, orientasi
efisiensi, menekankan pekerjaan dengan kualitas tinggi, perencanaan yang
sistematis, monitoring.
3. Komitmen dengan pihak lain,yaitu komitmen yang tinggi pada pekerjaan, dan
menyadari pentingnya hubungan bisnis yang mendasar.
4

Sukardi(1991) membuat kesimpulan tentang sembilan sifat yang ada pada


wirausaha sebagai berikut:
1. Sifat instrumental, yaitu tanggap terhadap peluang dan kesempatan berusaha
maupun yang berkaitan dengan perbaikan kerja.
2. Sifat prestatif, yaitu selalu berusaha memperbaiki prestasi, mempergunakan
umpan balik, menyenangi tantangan dan berupaya agar hasil kerjanya selalu
lebih baik dari sebelumnya.
3. Sifat keleluasan bergaul, yaitu selalu aktif bergaul dengan siapa saja, membina
kenalan-kenalan baru dan berusaha menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.
4. Sifat kerja keras, yaitu berusaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak
mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Tidak pernah memberi dirinya
kesempatan untuk berpangku tangan, mencurahkan perhatian sepenuhnya
pada pekerjaan, dan memiliki tenaga untuk terlibat terus-menerus dalam kerja.
5. Sifat keyakinan diri, adalah dalam segala kegiatannya penuh optimisme bahwa
usahanya akan berhasil. Dia percaya diri bergairah langsung terlibat dalam
kegiatan konkret,jarang terlihat ragu-ragu.
6. Sifat pengambilan risiko yang diperhitungkan, yaitu tidak khawatir akan
menghadapi situasi yang serba tidak pasti dimana usahanya belum tentu
membuahkan keberhasilan.
7. Sifat swa-kendali, yaitu benar-benar menentukan apa yang harus dilakukan
dan bertanggung jawab pada dirinya sendiri.
8. Sifat inovatif, yaitu selalu bekerja keras mencari cara-cara baru untuk
memperbaiki kinerjanya. Terbuka untuk gagasan, pandangan, penemuanpenemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya.
9. Sifat mandiri, yaitu apa yang dilakukan merupakan tanggung jawab pribadi.
Kepribadian Wirausaha
Menurut Miner (1996), ada empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu:
1. Personal Achiever. Ciri-ciri wirausaha tipe personal achiever adalah sebagai
berikut:
Memiliki kebutuhan berprestasi;
Memiliki kebutuhan akan umpan balik;
Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan;
Memiliki inisiatif pribadi yang kuat;
5

Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi;


Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting;
Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan
oleh hal lain.
2. Supersalesperson. Ciri-ciri wirausaha tipe supersalesperson adalah sebagai
berikut:
Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain;
Memiliki keinginan untuk membantu orang lain;
Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting;
Kebuhan memilik hubungan positif yang kuat dengan orang lain;
Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan
strategi perusahaan.
3. Real managers. Ciri-ciri wirausaha tipe real managers adalah sebagai berikut:
Keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan;
Ketegasan;
Sikap positif terhadap pemimpin;
Keinginan untuk bersaing;
Keinginan berkuasa;
Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain.
4. The expert idea generator. Ciri-ciri wirausaha tipe expert idea generator adalah
sebagai berikut:
Keinginan untuk melakukan inovasi:
Keinginan untuk berinovasi menyebabkan expert idea generator suka
menemukan gagasan baru dan melaksanakannya. Keinginan untuk
berinovasi konsisten dengan usaha sendiri untuk mencapai keberhasilan
dan merasakan kepuasan pribadi dengan itu.
Menyukai gagasan-gagasan
Suka akan gagasanmencakup banyak unsur, seperti antusiame,
memperlihatkan perhatian terhadap pendapat orang lain.
Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting untuk
menjalankan strategi dan organisasi.
Inteligensi yang tinggi: inteligensi mencakup kemampuan seperti penilaian
dan penalaran,serta
kemampuan untuk menggunakan abstraksi, konsep, dan gagasan. Juga
kemampuan untuk belajar, menganalisis dan membuat sintetis.

Ingin menghindari risiko. Meskipun banyak orang yang menganggap sifat


suka ambil risiko sebagai esensi profesi wirausaha, banyak wirausaha yang
sangat berhati-hati, dan baru melangkah kalau betul-betul sudah yakin.
Bagi wirausaha tipe ini, sifat ini memang penting karena gagasangagasannya bisa saja sangat
baru dan aneh.
Menurut Miner (1996) tipe kepribadian wirausaha dapat menentukan
bidang usaha yang akan membawanya kepada keberhasilan.
Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha akan
berhasil bila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai tipe kepribadiannya.
1. Personal achiever akan sukses bila terus-menerus mengatasi rintangan dan
menghadapi krisis, dan dalam menghadapi segalanya berusaha sedapat
mungkin bersikap positif.
2. Supersalesperson akan berhasil kalau memanfaatkan banyak waktunya
untuk menjual dan minta mengelola bisnisnya.
3. Real managers akan berhasil kalau ia memulai usaha baru dan mengelola
sendiri usaha tersebut.
4. Expert idea generation akan berhasil kalau terjun ke bisnis teknologi
tinggi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
a. Motivasi:
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research
(dalam Zimmerer & Scarborough; 1998) menemukan 69% siswa menengah
atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah
be their own bosses.
b. Usia:
Menurut National Federation of Independent Businesess, Washington, usia
saat seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam Zimmerer
& Scarborough, 1998). Usia Kronologis bervariasi. Ronstandt (dalam
7

Staw1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usahanya


antara usia 25-30 tahun. Sementara Staw (1991), mengungkapkan bahwa
umumnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan wanita
pada usia 35 tahun. Hurlock (1991)berpendapat bahwa perkembangan karier
berjalan seiring dengan perkembangan manusia. Setiap kelompok manusia
memiliki ciri-ciri khas bila dikaitkan dengan perkembangan karier.
Ciri khas perkembangan karier menurut Hurlock adalah sebagai berikut:
1. Usia dewasa awal (18 tahun sampai 40 tahun), masa dewasa awal sangat
terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan
pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam masa dewasa awal yang memiliki
tugas pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang cocok dalam bakat, minat
dan faktor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda
yang bingung dengan pilihan kariernya, situasi seperti ini bisa juga terjadi
dalam wirausaha. Hurlock (1991) menyebut masa dewasa awal itu coba-coba
untuk berkarier. Itulah sebabnya usia bisa berpengaruh pada tinggi rendahnya
prestasi kerja mereka.
2. Usia dewasa madya (usia 40 tahun sampai 60 tahun), masa dewasa madya
bercirikan keberhasilan dalam pekerjaan. Prestasi puncak padausia ini juga
bisa berlaku bagi wirausaha.
3. Usia dewasa akhir (usia di atas 60 tahun), pada masa ini orang mulai
mengurangi kegiatan kariernya atau berhenti sama sekali.Mereka tinggal
menikmati jerih payahnya selama bekerja dan mencurahkan perhatian pada
kehidupan spiritual dan sosial. Pendapat Hurlock senada dengan pendapat
Staw (1991) bahwa usia bisa terkait dengan keberhasilan. Bedanya,Hurlock
menekankan pada kemantapan karier, sedangkan Staw (1991) menekankan
bertambahnya
pengalaman. Menurut Staw (1991), usia bisa terkait dengan keberhasilan
bila dihubungkan dengan lamanya seseorang menjadi wirausaha. Dengan
bertambahnya pengalaman ketika usia seseorang bertambah maka usia
memang terkait dengan keberhasilan.
c. Pengalaman:

Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan


usaha merupakan predictor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis
baru itu berkaitan dengan pengalaman bisnis sebelumya. Menurut Hisrich &
Brush (dalam Staw, 1991) wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini
bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki. Pengalaman mengelola usaha bisa
diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yang
berprofesi sebagai wirausaha.
Menurut Staw (1991) ada bukti kuat bahwa wirausaha memiliki orang
tua yang bekerja mandiri atau berbasis sebagai wirausaha. Menurut
Duchesneau et al.(dalam Staw 1991),wirausaha yang berhasil adalah mereka
yang dibesarkan oleh orang tua yang juga wirausaha, karena mereka memiliki
pengalaman luas dalam usaha. Haswell et al.(dalam Zimmerer &
Scarborough, 1998) menyatakan bahwa alasan utama kegagalan usaha adalah
kurangnya kemampuan manajerial dan pengalaman.Wood (dalam Zimmerer &
Scarborough, 1998) juga menyatakan bahwa kurangnya pengalaman adalah
salah satu penyebab kegagalan usaha. Dari pendapat dan penemuan para ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa
pengalaman dalam mengelola usaha memberi pengaruh pada keberhasilan
usaha skala kecil. Dengan demikian, tingkat keterlibatan seseorang dalam
suatu kegiatan usaha bisa menjadi tolak ukur pengalaman dalam berusaha.
d. Pendidikan:
Pendidikan merupakan syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha. Dalam
penelitiannya terhadap sejumlah wirausaha, Bowen & Robert (dalam Staw,
1991) merangkum hasil penelitian tentang tingkat pendidikan wirausaha,dan
hasilnya table di bawah ini :
Tingkat Pendidikan Wirausaha Menurut Bowen & Robert
Brockhaus (1982) Mengulas empat penelitian yang menyimpulkan bahwa
wirausaha cenderung memiliki pendidikan yang lebih baik dari populasi
umum, tetapi di bawah para manajer.

Cooper&Dunkelberg

(1984) Ditemukan

bahwa

tingkat

pendidikan

wirausaha di bawah universitas (64%).


Gasse (1982) Mencatat dari empat studi di mana wirausaha memiliki
pendidikan yang lebih baik daripada masyarakat umum.
Jacobowitz & Vidler (1982) Hasil wawancara dengan 430 wirausaha
menunjukkan bahwa mereka memiliki pendidikan yang kurang memadai,
yaitu 30% drop-out dari Sekolah Menengah Atas. Hanya 11% lulus dari
universitas 4 tahun.
Berdasarkan hasil rangkuman di atas ,dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan rata-rata wirausaha adalah pendidikan menengah atas. Menurut
penelitian Kim (dalam Meng & Liang,1996)pada para wirausaha di Singapura,
bahwa wirausaha yang berhasil memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik
daripada wirausaha yang kurang berhasil. Berdasarkan pendapat para ahli di
atas,dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu factor yang
menunjang keberhasilan usaha skala kecil,dengan asumsi bahwa pendidikan yang
lebih baik akan memberikan pengetahuan yang lebih baik dalam mengelola usaha.
Jika semua orang ditanya, apakah Anda ingin sukses? Sudah tentu
jawabannya pasti semua orang ingin meraih kesuksesan. Semua orang tidak ingin
hidupnya sengsara, miskin, susah, pasti ingin sukses. Sekarang yang menjadi
permasalahannya adalah tidak semua orang memahami arti sukses yang
sebenarnya dan bagaimana cara mencapainya sehingga sangat sedikit sekali orang
yang benar-benar bisa menikmati sukses yang diimpikannya. Kesuksesan adalah
hak setiap orang yang mau berusaha.
Sering

kali

kita

menyamakan antara sukses &


prestasi, padalah dua kata ini
memiliki
sangat
pada

mendasar.
sebuah

maraton

10

perbedaan

Contoh,

lomba

keluarlah

yang
lari
juara

dengan waktu tempuh tercepat, dia bisa dikatakan berprestasi, tapi apa dia sukses?
bayangkan dengan peserta yang tidak mempunyai kaki, dia hanya menggunakan
tangannya untuk berlari walaupun dia ikut serta dalam lomba maraton ini dia tidak
mencatat waktu tercepat, bahkan dia berhasil masuk finish urutan paling belakang,
tetapi dia sukses, sukses telah mengakhiri lomba maraton dengan segala daya
upaya yang orang lain belum tentu menghargai ini sebagai suatu kesuksesan.
Definisi sukses di sini adalah dimana setiap orang dapat berhasil keluar dari zona
nyamannya, itu adalah suatu kesuksesan. Ingat, sukses bukan tujuan tetapi sukses
adalah sebuah perjalanan.

BAB II
ISI
Berikut merupakan para wirausahawan yang sukses di bawah usia 40
tahun :
1. Iim Fahima : Berjaya di Dunia Online
Kehadirannya membius lawan
bicara. Semangatnya menular, sehingga
siapapun di dekatnya ikut optimis.
Sosok wanita muda cantik, elegan,
percaya diri, dan berwawasan luas,
seolah

tak

cukup

menggambarkan

pribadi Iim Fahima Jachja (31). Dialah


konsultan

online

advertising

yang

melejit namanya diantara pegiat jasa


virtual tanah air. Maka, sangat layak
jika finalis International Young Creative

11

Entrepreneur of The Year (IYCE) 2008, British Council ini menjadi salah satu
pembicara paling ditunggu di Seminar Kartini femina. Sejumlah wirausaha sukses
lain juga akan membeberkan rahasia bisnis mereka, dua diantaranya, pemilik
distro Bloop dan tas Mimsy.
Siap Tak Gajian Setahun
Pada tahun 2006, karier Iim di salah satu perusahaan periklanan terbesar di
Indonesia, terbilang mapan. Karier suaminya, Adhitia Sofyan, saat itu pun cukup
bagus, yakni sebagai art director disebuah agen periklanan asing. Tapi ditengah
kemapanan yang bisa membuai itu, mereka justru mantap membuka lembaran
baru dengan menjadi wirausaha. This is the time. Begitu tekad mereka kala itu.
Padahal, untuk mewujudkan usaha impian tersebut, mereka harus memulai dari
nol.
Mereka mengambil keputusan yang berani. Apalagi jika mengingat pada
waktu itu, kondisi perekonomian Indonseia sedang tak menentu dan penuh ujian.
Toh, Iim tak hanya berbekal nekat dalam membentuk bisnis jasa konsultasi
maketing dan komunikasi onlie, yang ia beri nama Virus Communications,
dibawah bendera PT Virtual Media Nusantara.
Sebelumnya, ia menyiapkan sederet rencana matang. "Semua resiko usaha
saya perhitungkan, termasuk dari sisi finance. Demi bisnis baru ini, saya bahkan
sudah siap-siap andai tidak bisa gajian setahun," kenangnya, sambil tersenyum.
"Tapi, Ahamdulillah, baru sebulan bisnis berjalan, saya sudah mendapat klien
penting," sambungnya.
Ternyata, berwirausaha bukan 'mainan' baru bagi Iim. Meski ilmu marketing
bukan latar belakang pendidikannya, bagi lulusan Program Studi Manajemen
Penyiaran (Broadcasting), Akademi Media Radio dan Televisi, Jakarta, ini
berwirausaha merupakan sesuatu yang mengalir dalam darahnya. "Eyang saya
seorang pedagang. Beliau eksportir gula dan kayu. Kakak saya pun banyak yang
jadi entrepreneur," ujar bungsu dari 9 bersaudara ini.

12

"Saat masih bekerja menjadi staf di perusahaan periklanan, saya sadar betul,
suatu saat nanti saya akan menjadi seorang wanita wirausaha." tuturnya. Lantas,
Virus Communications berkolaborasi sebagai sister company dengan Virtual
Consulting (perusahaan konsultan Online marketing yang digawangi Nukman
Luthfie, pakar online marketing). Virus unggul dalam hal digital advertising,
sedangkan Virtual unggul dalam hal online business development (melahirkan
portal-portal besar, seperti bisnis.com, swa.co.id, tangandiatas.com). Baru-baru
ini, Virus melakukan merger dengan Virtual untuk memperkokoh diri sebagai
perusahaan konsultan online marketing papan atas di Indonesia.
Pengalaman bekerja di bidang advertising yang mengandalkan media
televisi, radio atau print ad (metode konvensional, begitu ia menamakannya)
diakui Iim memberi banyak pelajaran berharga. Meski kini ia fokus pada dunia
pemasaran bisnis secara online, ilmu komunikasi marketing yang ia dapat dari
pekerjaannya dulu itu tetap menjadi landasan dalam mengaplikasikan usaha
barunya. "Kesibukan pekerjaan saya yang sekarang tak jauh berbeda dari
pekerjaan sebelumnya. Namun, karena terbiasa bekerja di perusahaan besar,
dengan struktur dan sistem kerja yang sudah rapi, saya harus mencurahkan
perhatian ekstra dalam membangun bisnis sendiri," katanya.
Ia harus banyak belajar lagi. "Misalnya, dalam hal membuat laporan
produksi, catatan keuangan, berhubungan dengan rekanan bisnis, membangun
sistem layanan pelanggan (client service), hingga menyusun sistem keuangan,"
jelasnya. Meski cukup rumit, toh, Iim menjalani semua itu dengan antusiasme
tinggi. "Tak hanya dalam hal berbisnis, di setiap aspek kehidupan pun saya
berusaha selalu memberikan yang terbaik," kata wanita kelahiran 7 Febuari 1978
ini, bijak.
Tantangan Bisnis Online
Yang membedakan cara bisnis Iim dengan advertising konvensional adalah
hal perantara (medium) komunikasi. "Tantangan pemasaran via online seperti

13

yang saya jalani, lebih besar. Bandingkan saja dengan sebuah iklan televisi, yang
besarnya memenuhi satu layar. Di satu layar situs internet bisa terdapat banyak
sekali iklan online. Nah disinilah seninya iklan online. Setiap konsultan iklan
online butuh strategi khusus agar iklannya dilirik konsumen, dan menang bersaing
dengan jejeran iklan lain, jika tidak paham betul ilmunya, iklan yang dibuat bisa
jadi malah tidak efektif menjaring konsumen," ungkap Iim, panjang lebar.
Seorang konsultan iklan online yang baik, selain harus mengerti ilmu
komunikasi marketing secara umum, juga harus memahami sejumlah hal lain.
Mulai dari konsep komunikasi online marketing, perilaku konsumen online,
sampai ilmu teknologi informasi, plus kreativitas yang tinggi.
Menurut Iim, era pemasaran sekarang sudah bergeser. Dulu, produsen ingin
produknya selalu tampil sempurna di mata konsumennya. "Padahal, bukankah
tidak ada satupun di dunia ini yang sempurna?" kata Iim. Untunglah, konsumen
sekarang sudah dapat melihat kekurangan suatu produk, bahkan bisa
menyampaikan kritik.
"Produsen pun akhirnya sadar, lebih baik memperlakukan konsumen
sebagai teman, dan menempatkan diri mereka sejajar dengan konsumen. Sekarang
ini sudah tidak zaman-nya lagi memberlakukan model komunikasi atau pemasaran
yang berjarak dengan konsumen. Jika tetap menerapkannya, bukan tak
mungkin, produk justru makin ditinggalkan," Papar Iim.
Ia lantas mencontohkan apa yang telah dilakukan sebuah perusahaan
minuman ringan dalam website-nya. Karena tak mau dikritik, mereka sengaja
menghapus emua komentar konsumen yang bersifat kritik. "Akibatnya, konsumen
malah menyebarkan sikap buruk perusahaan itu kepada khalayak luas sehingga
berdampak kurang baik pada citra produk tersebut," jelasnya.
Percaya atau tidak, alasan utama yang menarik Iim untuk terjun berbisnis di
dunia online dulu adalah krisis ekonomi. Di tengah krisis ekonomi sejak 2005, ia
belum banyak melihat pebisnis dengan minat yang serupa dengannya. Dengan
14

sedikitnya kompetitor, Iim percaya diri menangkap peluang bisnis yang bermasa
depan sangat menjanjikan ini. Apalagi, teknologi informasi, khususnya layanan
internet, makin digandrungi masyarakat.
"Dari waktu ke waktu, pengguna internet di Indonesia makin besar.
Berdasarkan riset yang dibuat search engine ternama Google, saat ini di Indonesia
ada sekitar 30 juta pengguna jaringan internet. Angka ini merupakan angka
tertinggi di Asia Tenggara," kata Iim, senang. Fakta ini pula yang membuat para
produsen atau pengusaha mengakui internet sebagai media pemasaran dan iklan
yang efektif. Meski demikian Iim tidak anti pada iklan konvensional. Cara ini
tetap dilakukannya, namun hanya sesuai kebutuhan.
Mengikuti dinamika dunia virtual membutuhkan kemampuan adaptasi yang
tinggi."Ada yang bilang, gaya hidup konsultan online marketing juga harus online
(dinamis dan mampu belajar cepat.). Makanya, saya membiasakan diri
meluangkan waktu sejam dalam sehari untuk meng-up date pengetahuan saya di
bidang ini," ujar ibu satu anak ini.
Tak sulit menelusuri jejak keberhasilan Iim. Sederet nama perusahaan besar
menjadi kliennya. Sebut saja di antaranya Hewlett Packard, PT Telkom, Toyota,
Auto2000, XL, Smart.
Cinta Keluarga
Meski selalu aktif dan produktif, Iim enggan disebut sebagai workaholic.
"Akan lebih cocok, kalau saya disebut seorang shopaholic," ujar wanita yang
memang hobi berbelanja pakaian dan sepatu ini, sambil tertawa. Menurutnya,
workaholic bukanlah hal positif, sekalipun bagi wanita bekerja seperti dirinya.
Tampaknya, ia tak mau kehilangan indahnya kehidupan di luar pekerjaan.
Nyatanya, meski kesibukannya menggunung, Iim tak pernah kekurangan
waktu untuk menikmati saat-saat pribadi. Agak aneh memang, mengingat jam
kerjanya saja bisa lebih dari 18 jam sehari. Bahkan, ia harus merelakan sejumlah

15

akhir pekan untuk bekerja. "Lagi pula, ditengah sengitnya persaingan usaha
sekarang ini, mana ada entrepreneur yang bisa bebas berlibur?" ujarnya.
Keseharian Iim, bisa membuat kita iri. Soalnya, meski sibuk bekerja, ia tak
terpisahkan dari buah hatinya, Maleeka Kendra Adhitia (16 bulan). Setiap hari
Ken Ken, begitu panggilan sayang putrinya itu, ikut kemanapun Iim pergi.
"Sampai sekarang saya masih memberikan ASI untuk Ken Ken. Itu sebabnya,
saya membawanya kemana-mana," ungkapnya, bahagia.
"Me time saya berarti bersantai dengan suami dan anak," katanya. Hobi
masak sang suami pun jadi bumbu yang indah dalam rumah tangganya. "Saya
tidak bisa masak, justru Mo Mo (panggilan untuk Adhitia, suaminya) yang sering
masak untuk saya," tutur pencinta hidangan steik dan pasta ini. Kata
'Alhamdulillah' berkali-kali ia ucapkan sebagai ungkapan syukur atas semua yang
dimilikinya saat ini.
Mengenai busana muslim yang dikenakannya, sehari-hari, juga suatu
anugerah yang disyukurinya. Sejak kembali dari Tanah Suci pada tahun 2006, ia
mengubah penampilannya 180 derajat. "Dulu saya senang memakai pakaian
terbuka. Namun, sejak menikah dan naik haji, saya berusaha membenahi diri.
Apalagi, kata Mo Mo, saya terlihat paling cantik dengan pakaian seperti ini,"
sambung wanita yang punya panggilan sayang Mi Mi ini, seraya tertawa.
"Mudah-mudahan, 5 tahun lagi saya bisa menujadi konsultan online
ternama," harapnya. Meski luar biasa sibuk, Iim tampaknya tak kenal kata lelah.
"Saya amat menikmati apa yang saya lakukan sekarang," katanya. Kegagalan pun
tak membuatnya kecewa. "Suka maupun duka selalu saya anggap bagian dari
proses yang harus saya lalui.". Karena alasan ini juga, Iim tak tahu harus
menjawab apa ketika ditanya kapan ia berencana 'pensiun' dari pekerjaannya.
2. Tela Krezz, Makanan 'Wong
Ndeso'
Rupiah
16

Beromzet

Miliaran

Jakarta - Makanan lokal kadang kala tak terlalu banyak dilirik oleh banyak
orang sebagai potensi bisnis yang menggiurkan. Namun lain halnya dengan
Firmansyah Budi, pendiri Tela Krezz ini, yang sudah sejak tahun 2006 memulai
bisnis kemitraan makanan olahan singkong atau ketela (cassava) Tela Krezz
(singkong goreng berbumbu).
Kisah Firmansyah membangun bisnis makanan olahan singkong dengan
bendera Tela Krezz berawal hanya dari satu grobak pinjaman ibu-nya dengan
modal awal Rp 200.000. Dari situ ia mulai memiliki keyakinan bahwa bisnis
makanan olahan dari singkong sangat berprospek. Menurutnya, sangat malu sekali
jika Indonesia masih terus mengimpor bahan baku pangan yang memang tak bisa
berkembang baik di Indonesia seperti gandum. Saat ini kata dia, Indonesia
termasuk negara penghasil singkong terbesar ketiga di dunia dibawah Brazil.
Keyakinannya akhirnya terjawab, sekarang ini ia sudah memiliki ratusan
mitra Tela Krezz dengan omset yang menggiurkan. Firmansyah terinspirasi
mengangkat pangan singkong menjadi makanan olahan karena saat ini pasar
pangan dalam negeri sudah dibanjiri produk pangan impor seperti kedelai, tepung
gandum, jagung, dan masih banyak lainnya.
"Ini berawal dari keprihatinan saya, sekarang ini bahan baku makanan
semuanya gandum, yang impor. Kenapa tak pakai content lokal," kata Firmansyah
kepada detikFinance, akhir pekan lalu. Firmansyah yang lulusan Sarjana Hukum
ini, awalnya tak langsung menceburkan diri ke ranah bisnis. Semenjak lulus
kuliah 2004, ia masuk LSM bidang pembangunan komunitas (community
development), dari situlah matanya terbelalak soal banyaknya kasus bermasalah
TKI diluar negeri yang harusnya bisa dicegah jika ada lapangan kerja di dalam
negeri. "Sekarang saya sudah punya 60 karyawan langsung, belum yang
outsourcing," ujarnya.
Semangat inovasinya mengembangkan pangan singkong bukan hanya
sebatas Tela Krezz, ia juga mengembangkan produk Tela Cake semacam brownies

17

dari singkong, kue Bika Ambon, Bakpia, Keripik Singkong dan lain-lain. "Saya
mimpinya kedepan, orang bisa aware dengan produk lokal kita, kalau tidak maka
kita akan tergusur," katanya.
Menurut pria kelahiran Semarang, 5 Desember 1981 ini, mengolah
makanan seperti singkong yang sudah terlanjur dipandang sebagai makanan
'ndeso' memang perlu upaya keras. Konsep makanan Tela ia kembangkan dengan
membuat makanan singkong lebih moderen dan menarik. "Kenapa saya tak mau
disebut sebagai brownies, saya ingin dengan nama tela cake. Jadi kalau kita bisa
olah dengan moderen dan dinamis, kita bisa ubah mindset makanan wong ndeso
ini jadi moderen. Harus diubah mindsetnya, makanan itu kan karena kebiasaan,"
jelasnya.
Untuk urusan pemasaran, Firmansyah sengaja mengembangkan pemasaran
Tela Cake dengan konsep makanan oleh-oleh asli Jogjakarta. Ini penting untuk
memperkuat image Tela Cake sebagai makanan khas, meski ia pun berencana
memasarkan produk tersebut ke pasar ritel umum namun dengan merek yang
berbeda.
Ia mengaku saat ini mampu menjual 1000-1500 paket Tela Cake. Harga
satu paket Tela Cake dibandrol hingga Rp 28.000, tentunya sudah terbayang
berapa omset dari Firmansyah dari hanya menjual brownies ala singkong tersebut.
Ini belum dihitung dari produk Tela Krezz-nya yang lebih dahulu ia kembangkan.
Masih seputar pangan lokal, upaya Firmansyah tak cukup disitu. Pada
tahun 2009 ia juga mengembangkan produk olahan cocoa atau kakao menjadi
makanan coklat yang lezat dan menarik. Kali ini, Firmansyah membentuk divisi
khusus di Tela Corporation yang menjadi bendera resmi usahanya.
"Mulai 2009 saya juga membuat produk coklat roso (cokro), yang juga
berkonsep

makanan

oleh-oleh

Jogjakarta,"

jelasnya.

Keinginannya

mengembangkan produk coklat, kurang lebih sama dengan kegusarannya terhadap


produk tepung pangan impor. Menurutnya Indonesia, merupakan penghasil kakao
18

yang diperhitungkan di dunia, namun minim memiliki produk olahan coklat. Jika
pun ada, produk coklat olahan di pasar Indonesia berasal dari impor dan bermerek
asing. Ia berharap coklat buatannya bisa menjadi pilihan pasar dan bisa
mematahkan dominasi produk coklat asing di pasar Indonesia.
"Visi saya bagaimana melakukan pemberdayaan pangan lokal," katanya.
Sehingga kata dia, dengan pemberdayaan pangan lokal serapan tenaga kerja lokal
semakin tinggi misalnya jika singkong dikembangkan maka berapa banyak petani
yang bisa hidup, berapa banyak kuli panggul yang bekerja, berapa banyak pekerja
pemotong singkong yang terserap dan lain-lain. Meskipun dengan idealisme yang
tinggi, Firmansyah tak gigit jari, usahanya yang dirintis sejak 2006 sudah
membuahkan hasil yang fantastis. "Kalau dihitung-hitung omset saya sampai
ratusan juta per bulan. Setahun bisa sampai Rp 10 miliar lebih," katanya.
Bagaimana mau mencoba dengan pangan-pangan lokal lainnya?
3. Riezka, Jual Pisang Ijo Raup Omzet Ratusan Juta

19

Kini selera makan masyarakat Indonesia makin beragam. Tidak melulu


makanan londo cepat saji yang sekarang kian merebak, penikmat kuliner juga
mulai melirik makanan tradisional Nusantara. Salah satunya adalah pisang ijo asal
Makassar, Sulawesi Selatan.
Menu makanan dengan bahan dasar pisang berbalut tepung berwarna hijau
ini sukses dipasarkan Riezka Rahmatiana. Perempuan muda berusia 25 tahun ini
sanggup meraup omzet mencapai Rp 850 juta dari hasil jualan pisang ijo dengan
merek dagang JustMine.
Padahal, saat memulai usaha pada 2007, dia hanya merogoh koceknya Rp 2
juta. Modal tersebut kemudian habis dibelanjakannya untuk membuat etalase kecil
serta bahan-bahan pembuat pisang ijo.
"Waktu buka usaha ini modalnya kecil. Hanya Rp 2 juta," ujarnya saat
ditemui di sela-sela Expo Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center,
Jakarta, Sabtu (23/1/2010).
Riezka berkisah, kesuksesan diraihnya dengan penuh kerja keras. Awalnya,
dia pernah menjadi anggota multilevel marketing (MLM). Karena tidak
membuahkan hasil, Riezka beralih menjajal bisnis voucer pulsa yang akhirnya
kandas juga.
Tak patah arang, Riezka akhirnya banting setir dan mulai menggeluti usaha
di bidang kuliner. Saat itu, dia merintis sebuah kafe di Bandung. Namun, lagi-lagi
usahanya gagal.
Akhirnya, pada tahun 2007 Riezka mulai melirik pisang dan berpikir untuk
mengemasnya menjadi panganan yang digemari orang. "Saat itu saya hanya
berpikir, pisang itu kalau laku dijual enaknya dibikin apa. Akhirnya saya
memutuskan untuk memasarkan pisang ijo," katanya.

20

Yang unik, Riezka yang asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, ini mengaku
belum pernah sekali pun menyambangi Makassar. Kunci keberhasilan mahasiswi
Fakultas Ilmu Komunikai Universitas Padjadjaran ini sebenarnya terletak pada
kreativitasnya mengembangkan makanan pisang ijo dalam berbagai aneka rasa.
Dari pisang ijo tradisional dikembangkan dengan campuran vla yang ditambahkan
dengan berbagai rasa, vanila, cokelat, keju, hingga durian.
Bandingkan dengan pisang ijo makassar yang hanya berbungkus terigu
berwarna hijau pandan plus lamuran vla ditambah sirup sebagai pemanis. Ada
juga yang dilumuri bubur sumsum dan es batu.
Harga pisang ijo JustMine dipasarkan Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per porsi.
Semangkuk pisang ijo ini menjadi makanan yang digemari banyak orang.
Buktinya, saat Expo Wirausaha Mandiri hari ini, ratusan pengunjung tidak hentihentinya menyerbu stan pisang ijo ini. Bahkan, dalam hitungan jam, stok pisang
ijo milik Riezka ludes.
"Ini makanya telepon lagi minta dikirim ke sini.
Pengunjungnya sudah antre dari pagi," ujarnya.Untuk mengembangkan
usahanya itu, Riezka membuka peluang untuk berinvestasi bagi siapa saja yang
berminat dengan sistem waralaba pisang ijo. Hingga kini, ada 20 gerai pewaralaba
pisang ijo yang tersebar di Bandung, Jakarta, dan Bekasi. Di samping itu, Riezka
juga punya tiga outlet di Bandung.
Untuk menjamin keuntungan bersama dengan para mitra, proses seleksi
mitra waralaba pisang ijo cukup cermat. Riezka menjelaskan, untuk menjadi mitra
pisang ijo JustMine, cukup dengan investasi mulai dari Rp 6,5 juta.
Nantinya,

para

mitra

perlengkapan booth lengkap,

akan

paket

mendapatkan

promosi,

jaminan

biaya delivery, trainning karyawan, dan hak pakai booth

21

satu booth,
kualitas

paket
produk,

4. Mereka Pengusaha Media Termuda di Dunia

TEMPO Interaktif, Northants - Di tengah ledakan media sosial dan media


online, dua remaja asal Inggris berusia 14 tahun membuktikan media cetak masih
digemari. Sean Spooner dan Louis Porter membuat majalah lokal bernama Corby,
dalam enam bulan, mereka sudah memiliki 5.000 pembaca.
Dua remaja ini mengerjakan majalah tersebut dari kamar tidur mereka,
bermodal laptop, kamera dan telepon genggam. Isi dari majalahnya, berita dalam
bentuk features, peristiwa lokal, dan berbagai kompetisi yang digelar di Corby,
Northants, tempat tinggal mereka.
Majalah

ini

gratis,

lantas

bagaimana

biaya

produksinya?

"Kami

mendapatkannya dari iklan," kata Sean seperti dikutip dari laman Orange, hari ini.
"Semua ini ide dari kami sendiri, kami memproduksi dan membiayainya dari
iklan," ujarnya. Sean menjadi pemimpin redaksi yang berhubungan dengan
penulisan dan produksi, sedangkan Louis berhubungan dengan penjualan iklan.
Jabatanya Louis, Direktur Bisnis. Tugas Louis, membujuk pengusaha lokal untuk
memasang iklan di majalah mereka.
"Waktu pertama kali sangat, sangat sulit menjual iklan, karena ketika itu
kami belum mencetaknya, baru sebatas ide," kata Louis. "Aku harus menyakinkan
bahwa bisnis media cetak ini berkembang dan sukses," ujarnya.

22

Menurut Louis, banyak pengusaha yang ragu dan berpikir, "apakah aku
harus menyerahkan uang kepada anak 14 tahun, dan tidak pernah bertemu
dengannya lagi," ujar Louis. Saat terbit pertama kali, Juni tahun lalu, hanya
memiliki 12 halaman dan dicetak sebanyak 200 eksemplar. Dalam edisi
keempatnya, mereka sudah menambah hingga 36 halaman dan memiliki
pelanggan tetap yang diantar ke rumah dan kantor sebanyak 1.000 eksemplar.
"Rasanya luar biasa ketika majalah itu selesai dicetak, dan fantastis melihat orangorang membacanya," kata Sean.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Definisi sukses itu sangat beragam maksudnya, seperti sukses dalam
hal keuangan, ketika kita dapat mencapai apa yang kita inginkan. Ada juga
yang berpendapat sukses itu bagaimana kita bersikap ketika kita telah meraih
apa yang kita impikan. Dan ada juga makna yang lain yang menyebutkan
sukses itu adalah sebuah perjalanan, ketika seseorang yang dengan daya
upayanya mampu menghadapi atau mampu dan mau menerima segala
kekurangannya untuk menjalani kehidupan ini.
Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Dr. John C. Maxwell, bahwa
success is knowing our purpose in life. Dari kata tersebut dapat kita dapati
bahwa sukses yang dimaksud beliau disini sangatlah sederhana, namun
sangatlah dalam maknanya. Sukses itu ketika kita tahu apa tujuan kita hidup.
Tak selamanya sukses itu dapat dinilai dengan materi.
Seperti pada penyandang cacat pada artikel ini, mereka sukses karena
telah meraih goal-nya (targetnya) untuk mencapai garis finish. Di sini
diartikan bahwa sukses itu jika kita dapat mencapai apa yang telah kita
targetkan saat itu.

23

Maka dari itu, sukses itu sangat beragam maknanya. Setiap orang
pastilah berbeda dalam mengutarakan pendapatnya tentang kesuksesan.
Menurut saya kesuksesan dapat diraih dengan bertawakal dan
berikhtiar kepada Allah, kita tidak hanya berusaha tetapi juga selalu berdoa
kepada-Nya dan selalu bersyukur kepada-Nya.
Barang siapa mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat
kepadanya sedepa. Barangsiapa mendekat kepada-Ku sedepa, Aku mendekat
kepadanya selengan. Barang siapa datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku
datang kepadanya dengan berlari-lari kecil. ( HR Bukhari Muslim )
Barang siapa yang bersyukur kepada-Ku, maka akan Aku tambahkan
nikmat-Ku kepadamu dan barang siapa yang kufur maka Sesungguhnya
adzab-Ku sangat pedih. ( QS. Ibrahim ayat 7 )
Dari dua sumber di atas menjelaskan bahwa kita harus senantiasa
mendekatkan diri kepada sang Khaliq, karena kita sebagai khalifah di dunia
ini hanyalah untuk menyembah-Nya. Jika kita mendekat kepada-Nya, niscaya
Allah juga akan mendekat kepada kita.
Banyak para pengusaha yang sukses yang melalaikan kewajibannya
sebagai makhluk Allah. Dan pada saat itulah, kesuksesan seseorang ditimbang
oleh-Nya. Untuk itu kita hendaknya senantiasa mengingat kepada-Nya.
Semoga kita bukan bagian dari kaum tersebut.
B. SARAN
Sebaiknya para kawula muda dapat mengambil pelajaran dan
kesimpulan dari artikel ini. Banyak kisah para wirausahawan muda yang
lainnya yang berjuang dari nol hingga sampai menjadi sukses total. Sukses
total yakni sukses baik materi dan kebahagiaan selain materi. From zero to

24

hero, mereka membuang rasa malu mereka terhadap orang lain, bahkan ada
yang bermodalkan nekad dan siap dicacimaki seperti Firmansyah Budi.
Yang lebih mengesankan saya, beliau merintis usahanya di Jl. Bugisan
36, Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta. Alamat email beliau adalah :
homygroup@yahoo.com.
Semoga kita, khususnya Warga Yogyakarta dan umumnya para
pembaca artikel ini dapat mencontoh atau mencari usaha-usaha yang lainnya
yang sekiranya dapat memotivasi orang lain, seperti Firmansyah Budi.
Semoga akan ada para Firmansyah Budi yang lainnya, yang dapat
menjadi motivator kita semua dalam merintis sebuah usaha.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran, setidaknya semangat
para wirausahawan muda tanah air kita ini. Jangan mau kalah dengan Sean
Spooner dan Louis Porter yang baru berusia 14 tahun, namun dapat sukses
bahkan dengan membuktikan kepada dunia mereka, dunia remaja, bahwa
media cetak masih digemari.
Tidak ketinggalan dengan Iim Fahima dan Riezka Rahmatiana, para
wanita yang penuh inovatif. Berkat Iim Fahima, banyak kawula muda yang
terinspirasi khusunya kaum Hawa yang mulai berbisnis online.
Juga Riezka Rahmatiana yang banyak menginspirasi para kaum Hawa,
bahwa tidak hanya para kaum Adam yang bisa berwirausaha. Sudah banyak
saya temui usaha pisang ijo seperti dirinya yang masih tetap eksis dalam
agenda rutin Pasar Minggu di kawasan Masjid Kampus UGM Yogyakarta.
Tentunya masih banyak pengusaha-pengusaha muda yang sukses yang
ada di penjuru dunia ini. Dan semoga artikel ini dapat menginspirasi kita
semua. Semoga di tahun ini Anda lah calon pengusaha muda sukses lainnya.
Amin.

25

DAFTAR PUSTAKA

http://usupress.usu.ac.id/files/Pengantar%20Kewirausahaan_Normal_bab
%201.pdf
Majalah FEMINA no 15/XXXVII 11-17 April 2009
http://www.tangandiatas.com/?ar_id=Mzg5
http://www.tangandiatas.com/?ar_id=NjU5
http://www.tangandiatas.com/?ar_id=NDgx
http://www.tempointeraktif.com/hg/eropa/2011/01/12/brk,20110112305558,id.html

26

Anda mungkin juga menyukai