Anda di halaman 1dari 7

TEORI INVESTASI DAN PORTOFOLIO

RANGKUMAN MATA KULIAH

BAB 2

“ PASAR MODAL DI INDONESIA ”

Dosen : Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, M.Si., Ak.

Oleh :

I Ketut Surya Negara

1981621013

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
3.1. PENDAHULUAN
Urutan bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia ;

1. Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama Jakarta Stock Exchange
(JSX). Sekuritas yang diperdagangkan adalah : Saham Preferen (preferred stock),
Saham Biasa (common stock), Hak (right), Obligasi Konvertibel (convertible bonds).
2. Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).

Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007. BEJ dan BES
bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia). BEI akan memperdagangkan seluruh produk
investasi seperti : Saham, Kontrak Opsi Saham (KOS), Exchange Traded Funds (ETF),
Obilgasi, Kontrak Futures, baik Nikkei-225 Futures atau LQ-45 Futures.

3.2. SEJARAH PASAR MODAL DI INDONESIA

Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi dua puluh satu periode, yaitu ;

1. Periode jaman Belanda mulai tahun 1912 - 1942 merupakan tahun didirikannya pasar
modal yang pertama.
2. Periode orde lama mulai tahun 1952 - 1960.
3. Periode orde baru mulai tahun 1977- 1988 adalah diaktifkannya kembali pasar
modal.
4. Periode bangunnya pasar modal dari tidur panjang mulai tahun 1989 – Mei 1995.
5. Periode otomatisasi mulai Mei 1995.
6. Periode Krisis Moneter mulai Agustus 1997 – September 1998.
7. Periode Tanpa Warkat mulai Juli 2000.
8. Periode Penyembuhan mulai Oktober 1998 – Desember 2002.
9. Periode Kesembuhan (Kebangkitan Kembali) mulai Januari 2003 – Januari 2008.
10. Periode BEI (Bursa Efek Indonesia) mulai Oktober 2007.
11. Periode Krisis Global mulai Akhir Januari 2008 – Maret 2009.
12. Periode Kejayaan mulai April 2009 – Agustus 2011.
13. Periode Stagnasi mulai Agustus 2011 – Juni 2012.
14. Periode Kembali Berjaya mulai Juni 2012 – Mei 2013.
15. Periode Ketidakpastian Tapering AS mulai Juni 2013 – Juni 2014.
16. Periode Reformasi Birokrasi Pemerintahan mulai Juli 2014 – April 2015.
17. Periode Perlambatan Ekonomi Dunia mulai April 2015 – September 2015.
18. Periode Paket Kebijakan Ekonomi mulai September 2015 – Juni 2016.
19. Periode Britain Exit (Brexit) mulai Juni 2016 – Juli 2016.
20. Periode Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) mulai Juli 2016 – September 2016.
21. Periode Pemilihan Presiden Amerika Serikat ke 45 mulai 9 November 2016.

3.3. BAPEPAM-LK
Untuk melindungi investor dari praktek-praktek tidak sehat dipasar saham, pasar ini
perlu diregulasi untuk kepentingan publik. Jika pasar saham tidak diatur dan diawasi, maka
kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham akan luntur. Pada tahun 1976, melalui
keputusan Presiden, Departemen Keuangan Indonesia mendirikan BAdan PElaksana PAsar
Modal (BAPEPAM). Peranan BAPEPAM saat itu adalah untuk melaksanakan kegiatan pasar
modal dan juga meregulasinya. Kedua peranan ini dianggap menimbulkan konflik karena
badan ini dianggap meregulasi pelaksanaan dirinya sendiri. Oleh karena itu pada tahun 1990
melalui Keputusan Presiden No. 53 tahun 1990 mengubah BAPEPAM sebagai Badan
Pengawas Pasar Modal yang funsinya hanya sebagai pembuat regulasi (regulator). Melalui
Kep. Menkeu RI No. KMK 606/KMK.01/2005 dilakukan penggabungan antara Unit Eselon I
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan Unit Eselon I Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan (DJLK). Gabungan ini menjadi BAPEPAM-LK yang bertugas merumuskan
kebijakan dibidang lembaga keuangan.

3.4. OTORITAS JASA KEUANGAN


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 21 Tahun
2011, dengan visi menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya,
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa
keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat
memajukan kesejahteraan umum.
3.5. PROSEDUR PENDAFTARAN SEKURITAS DI BEI
Sebuah perusahaan yang akan going public dapat mengikuti prosedur yang terdiri dari
tiga tahapan utama :

1. Persiapan untuk Going Public ;


1.1. Manajemen memutuskan suatu rencana untuk memperoleh dana melalui publik
dengan disetujuinya oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
1.2. Perusahaan harus menugaskan pakar-pakar pasar modal dan institusi-institusi
pendukung untuk membantu didalam penyediaan dokumen-dokumen yang
dibutuhkan.
1.3. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran ke publik.
1.4. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa.
1.5. Mengumumkan ke publik.
1.6. Menandatangani perjanjian yang berhubungan dengan going public.
1.7. Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkan kea gen peringkat
untuk mendapatkan peringkat obligasi yang akan ditawarkan.
1.8. Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen pendukung lainnya ke BAPEPAM-
LK.

2. Registrasi di BAPEPAM
Setelah semua persiapan diselesaikan, tugas selanjutnya dari BAPEAM-LK adalah untuk
mengevaluasi usulan going public, yang dilakukan BAPEPAM-LK :
2.1.Menerima pernyataan registrasi dan dokumen pendukung dari perusahaan yang akan
going public dan dari underwriter.
2.2.Pengumuman terbatas dari BAPEPAM.
2.3.Mempelajari dokumen yang diperlukan.
2.4.Deklarasi pernyataan registrasi efektif yang didasarkan pada kelengkapan dokumen,
kebenaran, dan kejelasan dari informasi dang pengungkapan aspek-aspek legalitas,
akuntansi, keuangan dan manajemen. Jika selama 30 hari BAPEPAM-LK tidak
member jawaban, maka pernyataan registrasi dianggap sudah efektif.

3. Pencatatan di Bursa

Setelah BAPEPAM-LK mendeklarasikan keefektifan dari pernyataan registrasi,


selanjutnya underwriter dapat menjual saham perdana di pasar primer. Selesai penawaran
perdana, emiten (perusahaan yang going public) dapat melakukan proses untuk
mencantumkan sahamnya di pasar sekunder (bursa).

Pencatatan saham di BEI dapat di papan utama atau di papan pengembangan. Papan utama
ditujukan untuk perusahaan besar yang mempunyai kinerja yang baik. Papan
pengembangan ditujukan untuk perusahaan prospektif (perusahaan sedang dalam
penyehatan).
4. Pelaporan Yang Diwajibkan.
Setelah perusahaan mencatatkan sahamnya di bursa, perusahaan ini menjadi perusahaan
publik yang sahamnya dimiliki oleh publik. Untuk melindungi yang juga pemilik dari
perusahaan, BAPEPAM dan BEI mengharuskan perusahaan publik menyerahkan laporan-
laporan rutin atau laporan-laporan khusus yang menerangkan peristiwa-peristiwa penting
yang terjadi selanjutnya disebarkan ke publik melalui pengumuman di bursa atau investor
mendapatkannya dengan meminta langsung di BEI atau lewat broker.

3.6. SISTEM PERDAGANGAN DI BEI


Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order driven market system dan sistem
lelang kontinyu. Order driven market system maksudnya transaksi antara penjual dan pembeli
harus melalui broker. Disamping itu broker juga dapat melakukan transaksi untuk dirinya
sendiri untuk membentuk portofolionya, masing-masing perusahaan broker mempunyai staff
yang ditugaskan di lantai bursa. Staff ini disebut dengan securities dealer-broker
representative atau wakil perantara perdagangan efek (WPPE).
Sistem lelang kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran (supply)
dan permintaan (demand) dari investor. Untuk sistem manual, harga penawaran penjualan
dan harga permintaan pembelian dari investor diteriakkan oleh broker di lantai bursa. Seperti
di pasar lelang, harga transaksi ditentukan jika ada pertemuan antara harga penawaran dan
permintaan. Untuk sistem otomatisasi dengan JATS, broker memasukkan order dari investor
ke workstation JATS di lantai bursa, kemudian diproses oleh computer JATS yang akan
menemukan harga transaksi yang cocok dengan mempertimbangkan waktu dari order. Sistem
lelang ini akan terus dilakukan secara kontinyu selama jam bursa sampai ditemukan harga
kesepakatan.

3.7. INDEKS PASAR MODAL


1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
IHSG di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham
preferen. IHSG mulai dikenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 dengan
menggunakan landasan dasar tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah saham yang tercatat pada
waktu itu adalah hanya sebanyak 13 saham. Rumus untuk menghitung IHSG :
IHSG = Nilai Pasar x 100
Nilai Dasar
Nilai Pasar : Rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikalikan
dengan harga pasar perlembarnya) dari saham umum dan saham preferen
pada hari ke-t .
Nilai Dasar : Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus 1982
Dengan demikian IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 adalah bernilai 100 (nilai ini
merupakan indeks dasar).

2. Indeks Liquid-45 (ILQ-45)


Pada tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternative indeks yang lain, yaitu Indeks
Liquid-45 (ILQ-45). Indeks ILQ-45 dimulai pada tanggal 13 Juli 1994 merupakan hari
dasar indeks dengan nilai awal 100. Indeks ini dibentuk hanya dari hari 45 saham-saham
yang paling aktif diperdagangkan.
3. Indeks-Indeks IDX Sektoral.
4. Jakarta Islamic Indeks (JIT).
5. Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan.
6. Indeks Kompas 100
7. Indeks BISNIS-27
8. Indeks PEFINDO25
9. Indeks SRI-KEHATI
10.Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
11.Indeks IDX30
12.Indeks Infobank15
13.Indeks SMintra18
14.Indeks MNC36

3.8. PENYELESAIAN TRANSAKSI


Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan yang panjang di belakang
bursa masih menunggu setelahnya. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan administrasi,
pembayaran dan penerbitan sertifikat kepemilikan. Proses penyelesaian ini disebut dengan
kliring dan perusahaan yang dipercaya untuk menanganinya adalah PT Kliring Pinjaman
Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pengembangan
sistem kliring dimulai setelah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan pada tanggal 25
Februari 1993.
Daftar Pustaka

Jogiyanto H. M. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi kesebelas. BPFE Yogyakarta, 2017.

Anda mungkin juga menyukai