Anda di halaman 1dari 44

TOPIK 3

PASAR MODAL INDONESIA


POIN-POIN TOPIK 3

1. Sejarah Pasar Modal Indonesia


2. Prosedur Going Publik
3. Sistem Perdagangan di BEI
4. IHSG
5. Penyelesaian Transaksi
2
1. SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA

Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi 6 perioda:


1. Perioda Pertama (1912-1942): Periode Jaman belanda
2. Perioda Kedua (1952-1960): Periode Orde Lama
3. Perioda Ketiga (1977-1988): Periode Orde Baru
4. Perioda Keempat (1988-1995): Periode Bangun dari Tidur yang panjang
5. Perioda Kelima (Mulai 1995): Periode Otomatisasi
6. Perioda Keenam (Mulai Agustus 1997): Periode Krisis Moneter

3
PERIODA PERTAMA (1912-1942): PERIODE
JAMAN BELANDA

 Pada tanggal 14 Desember 1912 dibentuklah asosiasi 13


broker di Jakarta yang diberi nama Belanda Veriniging voor
Effectenhandel.
 Setelah perang dunia pertama, pasar modal di Surabaya
mendapat giliran dibuka 1 Januari 1925 dan disusul di
Semarang 1 Agustus 1925.
 Pasar-pasar ini didirikan oleh Belanda, mayoritas saham-
saham yang diperdagangkan juga merupakan saham-saham
perusahaan Belanda dan afiliasinya.
4
PERIODA KEDUA (1952-1960):
PERIODE ORDE LAMA

 Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951 dikeluarkan UU


Darurat no.12 yang kemudian dijadikan UU No.15 tentang pasar modal. Juga melalui
Keputusan Menteri Keuangan No.28973/UU
 Tanggal 1 NOVEMBER 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) akhirnya dibuka kembali pada
tanggal 3 Juni 1952.
 Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah
dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk mencegah saham-
saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar modal di Jakarta lari ke luar
negeri.
 Perkembangan Bursa Efek ini cukup baik, meskipun yang diperdagangkan obligasi perusahaan
Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia.
 Karena adanya sengketa RI dengan Belanda mengenai Irian Barat, semua bisnis Belanda
dinasionalkan melalui UU Nasionalisasi No.86 tahun 1958.
 Sengketa ini mengakibatkan larinya modal Belanda dari tanah air Indonesia, akibatnya mulai
5
tahun 1960, sekuritas-sekuritas perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi di bursa
Efek Jakarta. Sejak itu aktivitas di Bursa Efek Jakarta semakin menurun.
PERIODA KETIGA (1977-1988):
PERIODE ORDE BARU

 BEJ dikatakan lahir kembali tahun 1977 dalam periode orde baru sebagai hasil dari
Kepres No.52 Th 1976. Keputusan ini menetapkan pendirian pasar modal, pembentukan
badan pembina pasar modal, pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM)
dan PT Danareksa.
 Presiden Soeharto meresmikan kembali BEJ 10 Agustus 1977. PT Semen
Cibinongmerupakan perusahaan pertama yang tercatat di BEJ.
 Perioda ini disebut juga perioda tidur yang panjang karena sampai dengan tahun 1988
hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, hanya 24 perusahaan saja.
 Kurang menariknya pasar modal pada perioda ini mungkin disebabkan tidak
dikenakannya pajak atas bunga deposito, sedang penerima dividen dikenakan pajak
penghasilan sebesar 15%.

6
PERIODA KEEMPAT (1988-1995):
PERIODE BANGUN DARI TIDUR YANG PANJANG

 Setelah 1988, selama 3 tahun saja, yaitu sampai tahun 1990, jumlah perusahaan yang
terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 127. Sampai tahun 1996 menjadi 238. pada
perioda ini IPO menjadi peristiwa nasional.
 Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal:

1. Permintaan dari investor asing


2. Pakto 88
3. Perubahan generasi
 Perioda ini juga dicatat sebagai perioda kebangkitan Bursa Efek Surabaya (BES).
Semua sekuritas yang tercatat di BEJ juga secara otomatis diperdagangkan di BES
7
PERIODA KELIMA (MULAI 1995): PERIODE OTOMATISASI

 Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi


kapasitas manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan
kegiatan transaksi di bursa dengan menggunakan jaringan komputer-
komputer yang digunakan oleh broker yang disebut dengan Jakarta
Automated Trading System (JATS)
 JATS mulai dioperasikan pada hari senin, 22 Mei 1995. Sistem manual

8
JATS

Sasaran JATS adalah:


1. Meningkatakan kapasitas untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar yang di masa
mendatang sistem manual tidak mamadai.
2. Meningkatkan integritas (keterkaitan satu dengan pihak yang lainnya) dan likuiditas
(keceptaan trnsaksi tertentu sekuritas diselesaikan)
3. Meningkatkan pamor pasar modal kita dengan meletakkan BEJ setara dengan pasar-
pasar modal lain di dunia.

9
PERIODA KEENAM (MULAI AGUSTUS 1997): PERIODE KRISIS MONETER

 Pada bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia,
dimulai dari menurunnya nilai mata uang terhadap dolar Amerika, yang disebabkan karena
spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang
negaranya sendiri, serta karena kurang kuatnya pondasi perekonomian.
 Untuk mencegah tingginya permintaan terhadap dolar Amerika, pemerintah menaikkan tingkat
suku bunga deposito.
 Tingginya suku bunga deposito berakibat negatif terhadap pasar modal.
 Harga-harga saham menurun drastis, IHSG selalu menurun.
 Pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas perdagangannya dengan tidak lagi memberlakukan
pembatasan 40% pemilikan asing, sehingga investor asing boleh memiliki saham-saham yang
jumlahnya tidak terbatas.
 Untuk memperbaiki kondisi perekonomian yang bergejolak ini, pemerintah pada tanggal 1
10
November 1997 mengumumkan melikuidasi 16 bank swasta nasional. Pengumuman yang cukup
mengejutkan ini tidak banyak membantu memperbaiki lesunya pasar saham.
BEBERAPA PERISTIWA PENTING

 Tahun 2000 sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia
 Tahun 2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
 Tahun 2007 penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
 Tahun 2008 pemberlakuan suspense perdagangan
 Tahun 2009 Peluncuran Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
 Tahun 2011 Pendirian PT Indonesian Capital Market Electronic Library (ICaMEL)
 Tahun 2012 Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
 Tahun 2012 Peluncuran Prinsip Syariah dan Mekanisme Perdagangan Syariah
 Tahun 2013 Pembaruan Jam Perdagangan
 Tahun 2014 Penyesuaian kembali Lot Size dan Tick Price
11
 Tahun 2015 diresmikannya LQ-45 Index Futures
 Tahun 2018 Launching Penyelesaian Transaksi T+2 (T+2 Settlement)
2. PROSEDUR GOING PUBLIK

1) Persiapan untuk Going Publik


2) Registrasi di OJK
3) Pencatatan di Bursa
4) Pelaporan yang Diwajibkan

12
PERSIAPAN UNTUK GOING PUBLIK (1)

1. Manajemen harus memutuskan suatu rencana untuk memperoleh dana melalui


publik dan rencana ini harus diajukan di RUPS dan harus disetujui
2. Perusahaan yang bersangkutan harus menugaskan pakar-pakar pasar modal dan
institusi-institusi pendukung untuk menyediakan dokumen-dokumen yang
dibutuhkan
Underwriter (penjamin emisi) yang akan mempersiapkan segala sesuatunya
berkaitan dengan proses penempatan saham di pasar primer.

13
PROFESI DAN INSTITUSI PENDUKUNG

 Profesi-profesi yang terdiri dari:


 KAP yang independen untuk mengaudit laporan keuangan selama 2 tahun terakhir dengan pendapat
unqualified opinion (WTP)
 Notaris publik yang akan mempersiapkan dokumen-dokumen persetujuan
 Konsultan hukum
 Perusahaan penilai (appraisal company), jika diperlukan penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva
tetap yang dimiliki perusahaan

 Institusi-institusi pendukung:
 Trustee untuk mewakili kepentingan dari pemegang obligasi (untuk perusahaan yang akan menjual
obligasinya)
 Penjamin (guarantor)
 Biro Administrasi Sekuritas
14
 Kustodian
PERSIAPAN UNTUK GOING PUBLIK (2)

3. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran ke publik


4. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran
5. Mengumumkan ke publik
6. Menandatangani perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan going publik
7. Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkannya ke agen
peringkat untuk obligasi yang akan ditawarkan
8. Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen pendukug lainnya ke OJK

15
REGISTRASI DI OJK

Setelah semua persiapan yang dibutuhkan selesai dan semua dokumen yang dibutuhkan untuk registrasi di
OJK telah dikirimkan, berikutnya adalah tugas OJK untuk mengevaluasi usulan going publik ini.
Yang dilakukan oleh OJK adalah:
1. Menerima pernyataan registrasi dari perusahaaan dan underwriter
2. Pengumuman terbatas di OJK
3. Mempelajari dokumen-dokumen
4. Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada tiga hal utama, yaitu kelengkapan
dokumen, kebenaran dan kejelasan dari informasi dan pengungkapan tentang aspek-aspek legalitas,
akuntansi, keuangan dan manajemen

Jika selama 30 hari OJK tidak memberi jawaban, maka pernyataan registrasi akan dianggap secara otomatis
efektif.
16
Setelah OJK mendeklarasikan keefektifan dari pernyataan registrasi, selanjutnya underwriter dapat menjual
saham perdana tersebut di pasar primer.
PENCATATAN DI BURSA

Setelah penawaran perdana selesai, emiten dapat melakukan proses-proses berikut ini
untuk mencantumkan sahamnya di pasar sekunder (bursa):
1. Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya disediakan oleh BEI
untuk permintaan mencantumkan sahamnya di bursa efek
2. BEI akan mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan
3. Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang disyaratkan, BEI akan menyetujuinya
4. Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing fee)
5. BEI kemudian akan mengumumkan pencantuman dari sekuritas ini
6. Sekuritas yang sudah tercantum ini siap untuk diperdagangkan

17
PENCATATAN DI BURSA

Kriteria yang diisyaratkan oleh BEI untuk supaya suatu saham dapat dicantumkan di bursa adalah:
1. OJK sudah mendeklarasikan efektivitas dari pernyataan registrasi
2. Laporan keuangan harus sudah diaudit oleh akuntan publik, diregistrasi di OJK dan mendapat
pernyataan unqualified opinion untuk tahun fiskal kemarin
3. Jumlah minimum saham 1 juta lembar
4. Jumlah minimum pemegang saham awal 200 investor dengan masing-masing memiliki 500 lembar
5. Semua sekuritas yang dikeluarkan dan sudah terjual harus dicantumkan dan tidak melanggar regulasi
dari pemilik asing
6. Emiten merupakan perusahaan yang sudah established dan sudah beroperasi paling sedikit 3 tahun
7. Telah mendapatkan laba bersih dan laba operasi selama dua tahun fiskal terakhir
8. Mempunyai aktiva minimum 20 milyard
18
9. Minimum kapitalisasi setelah penawaran ke publik sebesar Rp 4 milyard
10. Anggota-anggota dari dewan direksi harus mempunyai reputasi yang baik
KEWAJIBAN PELAPORAN DAN
DISCLOSURE

 Perusahaan go public yang terdaftar di bursa harus melaporkan dan


mengumumkan laporan keuangannya secara rutin, baik yang belum di audit
maupun yang sudah diaudit kepada bursa dan publik
 Peranan Akuntan dalam bursa
menyusun & menerapkan standar yg baik dalam pengendalian intern perusahaan
Efek, bank Kustodian, Reksadana, LPP, dan LKP
 Bank Kustodian merupakan Bank Umum yang memberikan jasa penitipan Efek
dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima
dividen, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

19
PELAPORAN YANG DIWAJIBKAN

A. Rutin:
 Laporan keuangan tahunan yang diaudit
 Laporan keuangan tahunan yang diiklankan
 Laporan keuangan tengah tahunan
 Laporan keuangan tengah tahunan yang diiklankan
 Laporan kuartalan
- Laporan peningkatan dana yang diperoleh dari publik
 Laporan registrasi bulanan

20
PELAPORAN YANG DIWAJIBKAN

B. Periodik:
 Laporan tiap-tiap peristiwa penting yang terjadi (dalam waktu 48 jam)

C. Laporan Lainnya:
 Amendement dari Articles of Association (Perubahan Anggaran Dasar)
 Rencana RUPS
 Perubahan Anggota Dewan Direksi dan komisaris

- Deviasi lebih besar dari 10% dari nilai-nilai proyeksi yang dipublikasikan

21
PUBLIC EXPOSE

Public Expose adalah suatu pemaparan umum kepada publik untuk menjelaskan
kinerja emiten dengan tujuan agar informasi mengenai kinerja perusahaan tersebar
secara merata.
Ketentuan public expose:
 Public Expose tahunan, wajib dilakukan satu kali setahun dapat dilakukan pada hari
yang sama dengan penyelenggaraan RUPS
 Public Expose karena permintaan bursa, antara lain:
Adanya permasalahan kelangsungan usaha yang material
 Penjelasan emiten sebelumnya tidak mencukupi

22
DELISTING ; APA YANG DIMAKSUD DENGAN DELISTING?

Saham yang tercatat (listed) di bursa dapat mengalami delisting, yaitu penghapusan
pencatatan dari daftar saham di bursa.
Saham yang telah mengalami delisting dapat tercatat kembali di bursa, dikenal
dengan istilah relisting.
BEI mengatur ketentuan mengenai delisting dan relisting melalui peraturan no. I-I,
yang mulai efektif berlaku sejak tanggal 19 Juli 2004.

23
DELISTING

Delisting atas suatu saham dari daftar efek yang tercatat di bursa dapat terjadi karena:
1. Permohonan delisting saham yang diajukan oleh emiten yang bersangkutan
(voluntary delisting)
2. Dihapus pencatatan sahamnya oleh bursa (force delisting)
Relisting dapat dilakukan setelah enam bulan dengan ketentuan:
 Pencatatn kembali diperlakukan sama dengan pencatatan saham baru
 Telah memperbaiki kondisi yang menyebabkan dilakukan delisting oleh bursa

24
STRUKTUR PASAR MODAL
KEMENTERIAN
KEUANGAN

OJK

Lembaga Lembaga
Bursa Penyimpanan &
Kliring &
Efek Penyelesaian
Penjaminan

Perusahaan Lembaga Profesi


Emiten Investor
Efek Penunjang Penunjang
- Penjamin Emisi - Biro Administrasi - Akuntan Publik - Perusahaan - Investor Domestik
Efek Efek - Notaris - Institusi *Perorangan
- Perantara - Kustodian - Konsultan Hukum Pemerintah *Institusi
Pedagang Efek - Wali Amanat - Perusahaan - Reksa Dana -Investor Asing
- Manajer Investasi Penilai *Perorangan
*Institusi

- Penasehat 25
Investasi
- Perusahaan
Pemeringkat Efek
BANK KUSTODIAN

 Memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang


berkaitan dengan Efek serta jasa lain termasuk
menerima dividen, bunga.
 Menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili
pemegang rekening
 Efek yang dititipkan wajib dibukukan dan dicatat
tersendiri dan bukan merupakan harta Kustodian
26
LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN
(LKP)

 Pihak yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan


penyelesaian transaksi bursa, yang teratur, wajar, dan efisien
 Dapat memberikan jasa lain berdasarkan ketentuan OJK

27
LEMBAGA PENYIMPANAN DAN
PENYELESAIAN (LPP)

 Pihak yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral


bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain
 Penyelesaian transaksi yang teratur, wajar, dan efisien
 Dapat memberikan jasa lain berdasarkan ketentuan OJK

28
WALI AMANAT

 Mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang


 Dilakukan oleh bank umum dan pihak lain setelah
terdaftar di OJK
 Dilarang mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten
kecuali karena kepemilikan atau penyertaan modal
pemerintah
 Perjanjian perwaliamanatan antara emiten dan wali
amanat
29
SISTEM PERDAGANGAN DI BEI

 Sistem Transaksi?
 Penghasilan BEI?
 Waktu perdagangan di BEI?

30
SISTEM TRANSAKSI

 Sistem perdagangan di BEI menggunakan sistem order driven market system dan sistem
lelang kontinyu (continous auction system)
 Dengan order driven market system, pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan
transaksi harus melalui broker. Broker juga dapat melakukan transaksi untuk dirinya
sendiri untuk membentuk portofolio. Masing-masing perusahaan broker mempunyai staff
yang ditugaskan di lantai bursa yang disebut securities dealer-broker representative.
 Dengan sistem lelang kontinyu, harga transaksi ditentukan oleh penawaran dan permintaan
dari investor.
 Untuk sistem manual, harga penawaran penjualan terendah (ask price) dan harga
penawaran pembeli tertinggi (bid price) dari investor diteriakkan oleh broker di lantai
bursa.
 Untuk sistem JATS, broker memasukkan order dari investor ke workstation JATS di lantai
31
bursa yang kemudian diproses oleh komputer untuk menemukan harga transaksi yang
cocok.
PENGHASILAN BEI

 Pendapatan dari biaya-biaya listing


 Persentase transaksi

32
WAKTU PERDAGANGAN

 Sesi I Senin-Kamis pukul 09.00-12.00, sedangkan Jumat pada pukul 09.00-11.30.


Sesi II pada Senin-Kamis 13.30-16.30, dan Jumat pukul 14.00-16.30 WIB

33
FRAKSI HARGA

 Proses tawar menawar atau perpindahan suatu pesanan ke tingkat harga


lainnya menggunakan aturan yang dikenal sebagai fraksi harga (tick
price).
 Fraksi harga merupakan batas nilai tawar menawar atas suatu efek yang
ditentukan oleh Bursa Efek.
 Kenaikan atau kenurunan atas suatu kelipatan fraksi harga disebut
dengan poin.

34
35
Sebelum Remote Trading
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyam-
paian Konfirmasi Konfirmasi
Nasabah Verifikasi Memasuk- Proses
Proses Order status order “matched
melakukan & validasi kan order Back
order Ke Floor Ke kantor Order”
order order Ke JATS Office
Trader broker ke nasabah
Via Tlp.

Anggota Bursa
Anggota Bursa (Perusahaan Efek) Bursa Efek Jakarta
(Perusahaan Efek)

Sesudah Remote Trading


1 2 3 4 5

Konfirmasi
Nasabah Verifikasi Proses
Proses “matched
melakukan & validasi Back
order Order”
order order Office
ke nasabah

Anggota Bursa (Perusahaan Efek)


36
PENYELESAIAN T-2

37
KSEI DAN KPEI

 PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Lembaga Penyimpanan


dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia. KSEI merupakan salah satu
dari Self Regulatory Organization (SRO), selain Bursa Efek Indonesia (BEI)
serta Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
 Menurut fungsinya, perbedaan antara KPEI dengan KSEI yaitu,
kalau KPEI untuk menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa saham yang teratur, wajar dan efisien. Sementara KSEI yaitu
menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang teratur,
wajar dan efisien

38
IHSG

 Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga
dan sekuritas-sekuritas.
 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI meliputi pergerakan-pergerakan harga
untuk saham biasa dan saham preferen.
 IHSG pertamakali diperkenalkan 1 April 1983 dengan landasan dasar tanggal 10
Agustus 1982
 Jumlah saham yang tercatat pada saat itu hanya 13 saham.
 Nilai dasar selalu disesuaikan untuk kejadian seperti IPO, right issues, partial/company
listing, konversi warrant dan convertible bond dan delisting.

39
IHSG

 IHSGt = Nilai Pasar x 100


Nilai Dasar

IHSGt = indeks harga saham gabungan hari ke-t


Nilai Pasar = rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar
tercatat di bursa dikalikan dengan harga pasar
perlembarnya) dari saham umum dan saham
preferen pada hari ke-t
Nilai Dasar = sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal
10 Agustus 1982 40
IHSG

 Rumus untuk menyesuaikan nilai dasar:

NDB = NPL + NPTS x NDL


NPL
NDB = nilai dasar baru yang disesuaikan
NPL = nilai pasar lama
NPTS = nilai pasar tambahan saham
NDL = nilai dasar lama

41
IHSG

Contoh:
Misal nilai pasar seluruh saham yang beredar di pasar modal saat ini adalah sebesar
Rp100 milyar. Nilai dasar pada saat ini adalah sebesar Rp25 milyar, maka indeks harga
saham gabungannya adalah:
IHSG = Rp 100 M x 100
Rp 25 M
= 400

42
IHSG

Perusahaan X melakukan penawaran perdana sebanyak 1 juta lembar saham dengan


harga Rp1000 per lembarnya. Nilai pasar tambahan saham (NPTS) ini adalah sebesar
1000.000 x Rp1000 = Rp 1 M. Nilai dasar baru yang disesuaikan adalah:

NDB = Rp100 M + Rp1 M x Rp25 M = Rp25,25 M


Rp100 M
Indeks harga saham gabungan yang baru adalah sebasar:

IHSG = Rp101 M x100 = 400


Rp25,25 M
43
IHSG

Misalnya hanya harga saham X yang berubah dari Rp1000 menjadi Rp2000 per
lembarnya, sehingga terjadi kenaikan nilai pasar sebesar (Rp2000 – Rp1000) x
1000.000 = Rp 1 M. Nilai pasar keseluruhan yang baru menjadi Rp101 M + Rp 1 M =
Rp 102 M.
Indeks harga saham gabungan yang baru menjadi sebesar:
IHSG = Rp 102 M x 100 = 404
Rp25,25

44

Anda mungkin juga menyukai