OBJEK PPN
2 DASAR HUKUM
Umum
Pasal 4
g Ekspor Barang Kena Pajak tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi
Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang yang
mengatur mengenai kepabeanan
(Pasal 1 angka 1) UU PPN
b Pengalihan BKP oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian sewa
guna usaha (leasing)
Yang dimaksud dengan “pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian
sewa guna usaha (leasing)” adalah penyerahan Barang Kena Pajak yang
disebabkan oleh perjanjian sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi.
Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam
rangka perjanjian sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi, Barang Kena
Pajak dianggap diserahkan langsung dari Pengusaha Kena Pajak pemasok
(supplier) kepada pihak yang membutuhkan barang (lessee).
SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI
11 SE-129/PJ/2010
DPP sebesar harga jual dr Pemasok DPP sebesar harga jual dr Lessor ke
ke Lessee Lessee non bunga pembiayaan
TRANSAKSI SALE AND LEASEBACK
12 SE-129/PJ/2010
Yang dimaksud dengan “juru lelang” adalah juru lelang Pemerintah atau yang
ditunjuk oleh Pemerintah.
Penyerahan BKP
14 Pasal 1A ayat (1) UU PPN
FP
Tidak ada FP
Bayar SSP
Penyerahan BKP
15 Pasal 1A ayat (1) UU PPN
Dilakukan
Konsumtif pemungutan
PPN
FP
Pemakaian
Sendiri BKP/JKP Dilakukan Penyerahan:
(Terutang PPN) pemungutan OUTPUT - Tidak Terutang PPN
PPN - Dibebaskan PPN
FP
Produktif
Tidak
Dilakukan
Pemungutan OUTPUT Penyerahan Terutang PPN
PPN
(Tidak Dibuat
Faktur Pajak)
Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk melakukan penyerahan yang terutang PPN
PEMAKAIAN SENDIRI BKP
17 Pabrikan
PP 1 / 2012
Ban
OUTPU Penjualan
T
Ban
Terutang
PPN
Truk Pengangkut Ban
Pemakaian
Sendiri
Ban
Unit
Produksi
Ban
OUTPU Jasa
T Angkutan
Tidak Terutang Umum
Angkutan Umum PPN
Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk melakukan penyerahan yang terutang PPN
PEMAKAIAN SENDIRI BKP
18 PP 9 / 2021
Konsumtif
Pemakaian Dilakukan
Sendiri BKP/JKP pemungutan
(Terutang PPN) PPN
FP
Produktif
e BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan
Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, disamakan dengan pemakaian sendiri sehingga dianggap sebagai
penyerahan Barang Kena Pajak.
Dalam hal suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu tempat pajak terutang
baik sebagai pusat maupun sebagai cabang perusahaan, pemindahan Barang
Kena Pajak antar tempat tersebut merupakan penyerahan Barang Kena Pajak.
Yang dimaksud dengan “pusat” adalah tempat tinggal atau tempat kedudukan.
Yang dimaksud dengan “cabang” antara lain lokasi usaha, perwakilan, unit
pemasaran, dan tempat kegiatan usaha sejenisnya.
Penyerahan BKP
21 Pasal 1A ayat (1) UU PPN
Dalam transaksi murabahah, bank syariah bertindak sebagai penyedia dana untuk
membeli sebuah kendaraan bermotor dari Pengusaha Kena Pajak A atas pesanan
nasabah bank syariah (Tuan B).
BA IN
R G
AN AR
G M
UA
N ANG N
+
G R RA
A
B SU
NG
A
BANK
SYARIAH
Untuk memenuhi ketentuan syariah dlm memberikan pembiayaan syariah kepada nasabah, Bank harus terlibat
jual beli barang, tidak hanya memberikat uang (kredit) pada nasabah
Bank membeli dari Supplier dan menjualnya pada Nasabah
Terdapat dua transaksi penyerahan BKP yg terutang PPN, yaitu dari Supplier ke Bank Syariah dan
dari Bank Syariah ke Nasabah
Margin merupakan imbalan jasa yang dibebankan Bank kepada nasabah (jasa pembiayaan)
Jasa pembiayaan termasuk jasa keuangan yang bukan merupakan Jasa Kena Pajak (ps. 4A (3) d) 24
SKEMA KREDIT KONVENSIONAL
UANG
PENJUAL NASABAH
(PKP) (Tuan B)
BARANG
T I AN A
I L G
ED BA U N
KR EM + B
N G IT
D
PE RE
K
BANK
KONVENSIONAL
Bank hanya memberikan kredit (uang) pada nasabah untuk beli barang
Bank tidak terlibat jual beli BKP
Penyerahan BKP yang terutang PPN dilakukan langsung dari Supplier ke Nasabah
Bunga merupakan imbalan jasa yang dibebankan Bank kepada nasabah (jasa pembiayaan)
Jasa pembiayaan termasuk jasa keuangan yang bukan merupakan Jasa Kena Pajak (ps.4A (3)
25 d)
Tidak Termasuk Penyerahan BKP
Pasal 1A ayat (2) UU PPN
Cukup jelas
(UU CIPTAKERJA)
Tidak Termasuk Penyerahan BKP
Pasal 1A ayat (2) UU PPN
e Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c 29
Cukup jelas
PPN dikenakan atas
30 Pasal 4 ayat (1) UU PPN
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi baik
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun pengusaha yang seharusnya
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan.
Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan UU ini
(Pasal 1 angka 6) UU PPN
Contoh Penyerahan JKP
33
JASA MAKLON
ONGKOS
FP : DPP = PENGGANTIAN
PENGGANTIAN + PPN
Contoh Penyerahan JKP
34
JASA PEMBUATAN NOT BALOK
Contoh Penyerahan JKP
35
JASA SURVEI PASAR
Contoh Penyerahan JKP
36
JASA PERDAGANGAN
Contoh Penyerahan JKP
37
JASA PERDAGANGAN
PPN dikenakan atas
45 Pasal 4 ayat (1) UU PPN
Untuk dapat memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor
Barang Kena Pajak, atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari
luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapa pun di dalam Daerah
Pabean juga dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
Contoh:
Pengusaha A yang berkedudukan di Jakarta memperoleh hak menggunakan
merek yang dimiliki Pengusaha B yang berkedudukan di Hongkong.
Atas pemanfaatan merek tersebut oleh Pengusaha A di dalam Daerah Pabean
terutang Pajak Pertambahan Nilai.
PPN dikenakan atas
46 Pasal 4 ayat (1) UU PPN
Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapa pun
di dalam Daerah Pabean dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
Misalnya,
Pengusaha Kena Pajak C di Surabaya memanfaatkan Jasa Kena Pajak dari
Pengusaha B yang berkedudukan di Singapura.
Atas pemanfaatan Jasa Kena Pajak tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai
PPN dikenakan atas
47 Pasal 4 ayat (1) UU PPN
g Ekspor Barang Kena Pajak tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
JASA MAKLON
PMK 32 / 2019
1 Jasa Kena Pajak berupa kegiatan pelayanan yang melekat pada
barang bergerak yang dikeluarkan untuk dimanfaatkan di luar
Daerah Pabean, meliputi:
a) jasa maklon;
b) jasa perbaikan dan perawatan; dan
c) jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) terkait
barang untuk tujuan ekspor
PPN dikenakan atas
59 Pasal 4 ayat (1) UU PPN
PMK 32 / 2019
2 Jasa Kena Pajak berupa kegiatan pelayanan yang melekat pada
barang tidak bergerak yang berada di luar Daerah Pabean yaitu:
Jasa konsultansi konstruksi yang meliputi pengkajian,
perencanaan, dan perancangan konstruksi terkait dengan
bangunan atau rencana bangunan yang berada di luar Daerah
Pabean.
PPN dikenakan atas
60 Pasal 4 ayat (1) UU PPN
PMK 32 / 2019
3 Jasa Kena Pajak berupa kegiatan pelayanan yang hasilnya diserahkan
untuk dimanfaatkan di luar Daerah Pabean dengan cara:
a) penyampaian langsung atau tidak langsung antara lain melalui pos
dan saluran elektronik; atau
b) berupa penyediaan hak untuk dipakai (akses) di luar Daerah Pabean,
berdasarkan permintaan Penerima Ekspor Jasa Kena Pajak.
PPN dikenakan atas
61 Pasal 4 ayat (1) UU PPN
PMK 32 / 2019
3 Meliputi:
a) jasa teknologi dan informasi;
b) jasa penelitian dan pengembangan (research and development);
c) jasa persewaan alat angkut berupa persewaan pesawat udara dan/atau kapal laut untuk
kegiatan penerbangan atau pelayaran internasional;
d) jasa konsultansi bisnis dan manajemen, jasa konsultansi hukum, jasa konsultansi desain
arsitektur dan interior, jasa konsultansi sumber daya manusia, jasa konsultansi
keinsinyuran (engineering Services), jasa konsultansi pemasaran (marketing Services),
jasa akuntansi atau pembukuan, jasa audit laporan keuangan, dan jasa perpajakan;
e) jasa perdagangan berupa jasa mencarikan penjual barang di dalam Daerah Pabean untuk
tujuan ekspor; dan
f) jasa interkoneksi, penyelenggaraan satelit dan/atau komunikasi/konektivitas data.
PPN atas Penyerahan JKP
62
Dasar Hukum
No Penyerahan JKP Pemanfaatan JKP Terutang PPN ? Keterangan
(UU PPN)
2 Dalam Luar Terutang PPN Pasal 4 (1) huruf c Kecuali jasa pada
Daerah Pabean Daerah Pabean angka 4
4 Luar atau Dalam Luar Terutang PPN Pasal 4 (1) huruf h Hanya untuk:
Daerah Pabean Daerah Pabean 0% jo PMK 70/2010 - Jasa Maklon
- Jasa Perbaikan &
Perawatan
- Jasa Konstruksi
4 Luar atau Dalam Luar Terutang PPN 0% Pasal 4 (1) huruf h Hanya untuk:
Daerah Pabean Daerah Pabean jo PMK 70/2010 - Jasa Maklon
- Jasa Perbaikan &
Perawatan
- Jasa Konstruksi
PERUBAHAN
4 Luar atau Dalam Luar Terutang PPN 0% Pasal 4 (1) huruf h Hanya untuk:
Daerah Pabean Daerah Pabean jo PMK 32/2019 - Jasa Maklon
- Jasa Perbaikan &
Perawatan
- Jasa Konstruksi
- Jasa pengurusan
transaportasi
- Jasa yang hasilnya
diserahkan untuk
dimanfaatkan di luar
Daerah Pabean
NON OBJEK PPN (BKP)
64 Pasal 4A ayat (2) UU PPN
a.
a.
Minyak mentah (crude oil);
Minyak mentah (crude oil);
b.
b. Gas bumi,tidak
Gas bumi, tidaktermasuk
termasuk gasgasbumibumi seperti
seperti elpiji siap
elpiji yang yangdikonsumsi
siap dikonsumsi
langsunglangsung oleh
oleh masyarakat;
c. masyarakat;
Panas bumi;
c.
d. Panas bumi;
asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit,
d. asbes, batu
dolomit, felspartulis, batu setengah
(feldspar), garam batu permata, batu kapur,
(halite), grafit, batu apung,
granit/andesit, batu kaolin,
gips, kalsit, permata, bentonit,
leusit,
magnesit, mika, marmer,
dolomit, felspar nitrat,garam
(feldspar), opsidien,
batuoker, pasir dan
(halite), kerikil
grafit, , pasir kuarsa,gips,
granit/andesit, perlit,kalsit, kaolin, leusit,
fosfat (phospat),
magnesit, mika,talk, tanah serap
marmer, nitrat,(fullers earth),
opsidien, tanah
oker, diatome,
pasir tanah ,liat,
dan kerikil tawas
pasir (alum),perlit,
kuarsa,
tras,
fosfatyarosif, zeolit, talk,
(phospat), basal,tanah
dan trakkit
serap; (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum),
e. Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan
tras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit ;dan
f. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit.
e. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit.
NON OBJEK PPN (BKP)
Pasal 4A ayat (2) UU PPN
66
2 barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
NON OBJEK PPN (BKP)
Pasal 4A ayat (2) UU PPN Put MK 39/PUUXIV/2016 jo PMK 116/2017
67
NON OBJEK PPN (BKP)
Pasal 4A ayat (2) UU PPN PMK 99/2020
68
NON OBJEK PPN (BKP)
69 Pasal 4A ayat (2) UU PPN
Cukup jelas
NON OBJEK PPN (JKP)
Pasal 4A ayat (3) UU PPN
70
a jasa pelayanan kesehatan medis k jasa tenaga kerja
b Jasa pelayanan sosial l jasa perhotelan
c Jasa pengiriman surat dengan
perangko m jasa jasa yang disediakan
d oleh pemerintah dalam
Jasa keuangan
rangka menjalankan
e Jasa asuransi pemerintahan secara umum
PERANGKO
jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu
jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya
jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa:a) sewa guna usaha
dengan hak opsi; b) anjak piutang; c) usaha kartu kredit; dan/atau d) pembiayaan konsumen
jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia
jasa penjaminan
JASA PENDIDIKAN
meliputi
meliputi
semua jenis jasa yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan
Non Objek PPN (JKP)
79
i
meliputi
jasa penyiaran radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau
swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan
komersial
Non Objek PPN (JKP)
j
80
SE-119/PJ/2010
k Non Objek PPN (JKP)
81
JASA TENAGA KERJA
meliputi
jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak
bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut
JASA PERHOTELAN
meliputi
Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah
penginapan, motel, losmen, dan hostel
Non Objek PPN (JKP)
m
83
meliputi
adalah
adalah
Pertimbangan :
Penggunanya adalah masyarakat kelas bawah dan pelaksanaan
pemungutannya (penerbitan Faktur Pajak-nya) sulit untuk
dilaksanakan
Non Objek PPN (JKP)
p
86
pertimbangan
18/PMK.010/2015
88
OBJEK PAJAK
PASAL 16C DAN PASAL 16D
KMS PASAL 16C
89
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau
digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.
{Pasal 16C UU PPN 1984}
Yang dimaksud dengan Kegiatan Membangun Sendiri adalah kegiatan membangun bangunan yang
yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang
hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.
Bangunan adalah satu atau lebih konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
satu kesatuan tanah dan/atau perairan dengan kriteria :
a) konstruksi utamanya terdiri kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
b) diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan
c) luas keseluruhan paling sedikit 200 m2
KMS PASAL 16C
90
Atas kegiatan membangun sendiri dikenakan PPN dengan tarif 10% dikalikan dengan Dasar
Pengenaan Pajak yaitu 20% dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk
membangun bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah.
Saat terutangnya PPN atas kegiatan membangun sendiri terjadi pada saat mulai dibangunnya
bangunan.
Tempat PPN terutang atas kegiatan membangun sendiri adalah di tempat bangunan tersebut didirikan.
Pembayaran PPN terutang dilakukan setiap bulan sebesar sebesar 10% x 20% x jumlah biaya yang
dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan pada setiap bulannya dan wajib disetor ke Kas Negara paling
lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.
Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri wajib melaporkan penyetoran
tersebut kepada KPP yang wilayahnya meliputi tempat bangunan tersebut berada, menggunakan SSP
paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.
Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan kegiatan membangun sendiri tidak dapat
dikreditkan.
Kegiatan membangun sendiri yg dilakukan secara bertahap dianggap satu kesatuan kegiatan
sepanjang tenggang waktu antar tahapan tersebut tidak lebih dari 2 tahun.
KMS PASAL 16C
91
KMS PASAL 16C
92
KMS PASAL 16C
93
KMS PASAL 16D
94
PPN dikenakan atas :
kecuali,
atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat
dikreditkan
+
inbreng
99
RESUME
100
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, tidak termasuk hasil pertambangan batubara;
KMS PASAL 16C
101
Kegiatan membangun sendiri yg dilakukan secara bertahap dianggap satu kesatuan kegiatan
sepanjang tenggang waktu antar tahapan tersebut tidak lebih dari 2 tahun.
KMS PASAL 16D
102