Anda di halaman 1dari 46

TAX PLANNING

PPN

Fabrizio Jeremy Winantisan


UBS UNIVESITAS KLABAT
Karakteristik PPN
Pajak
tidak
langusng

Multi
Stage
Levy

Forward
Karakteristik Tax
PPN Shifting

Pajak
Obyektif
Mekanisme
Pemungutan : Indirect
Subtraction/Invoice
Method ( PK – PM)

3
1. Penyerahan Barang Kena Pajak/BKP di
dalam daerah pabean yang dilakukan
oleh pengusaha;

2. Impor Barang Kena Pajak;

3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam


daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha;

Obyek PPN
4. Pemanfaatan barang kena pajak tidak
berwujud dari luar daerah pabean di
dalam daerah pabean;
UU PPN no.42 2009 pasal
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar
4 daerah pabean di dalam daerah pabean;

6. Ekspor BKP berwujud oleh Pengusaha


Kena Pajak/PKP;

7. Ekspor BKP tidak berwujud oleh


PKP;atau

8. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh PKP.

4
Penyerahan Barang Kena
Pajak/BKP
UU PPN no.42 2009 pasal 1 A
a. Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian;
b. Pengalihan BKP karena suatu perjnajian sewa beli dan/atau perjajian sewa guna
usaha (leasing);
c. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang;
d. Pemakaian sendiri dan/atau Cuma-Cuma atas BPK;
e. BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;
f. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan
BKP antar cabang;
g. Penyerahan BKP secara konsinyasi; dan
h. Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian pembiayaan yang dilakukan
berdasarkan prinsip Syariah, yang penyerahannya dianggap langsung dari PKP
kepada pihak yang membutuhkan BKP.

5
Bukan Penyerahan Barang Kena
Pajak/BKP
UU PPN no.42 2009 pasal 1 A

a. Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana diatur dalam Kitab Undang –


Undang Hukum Dagang;
b. Penyerahan BKP untuk jaminan utang – piutang;
c. Penyerahan BKP sebagimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f UU PPN dalam
hal PKP melakukan pemusatan pajak terutang;
d. Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan
pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak;dan
e. BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan,
yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang pajak
masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 9 ayat (8) huruf b dan c UU PPN.

6
Perencanaan PPN

Memaksimalkan Memaksimalkan Sentralisasi


mekanisme fasilitas di bidang pengenaan
pengkreditan PPN. PPN. PPN.

PPN atas
Memaksimalkan Membangun sendiri barang
restitusi PPN dalam kegiatan usaha. pemberian
barang promosi.

Tanggung jawab
Penjagaan cash flow. Pengendalian PPN.
renteng.
Maksimalisasi
Pengkreditan PPN
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
( UU PPN no.42 tahun 2009 psl 9 ayat 2a dan 2b)

Yang berhubungan Memenuhi persyaratan


langsung dengan kegiatan ketentuan formal dan
produksi, distribusi, material pasal 3 ayat 9
pemasaran, dan UU PPN no.42 tahun
manajemen. 2009.

9
Pajak Masukan yang tidak
dapat dikreditkan
( UU PPN no.42 tahun 2009 psl 9 ayat ayat 8

a. Perolehan BKP/JKP sebelum pengusaha


f. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau
dikukuhkan sebagai PKP.
pemanfaatan JKP dari luar daerah
b. Perolehan BKP/JKP yang tidak mempunyai
pabean yang faktur pajaknya tidak
hubungan langsung dengan kegiatan usaha.
memenuhi ketentuan sebagaimana
c. Perolehan dan pemeliharaan kendaraan
dimaksud dalam pasal 13 ayat (6).
bermotor berupa sedan dan station wagon,
g. Perolehan BKP atau JKP yang pajak
kecuali merupakan barang dagangan atau
masukannya ditagih dengan penerbitan
disewakan.
ketetapan pajak.
d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau
h. Perolehan BKP atau JKP yang pajak
pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
masukannya tidak dilaporkan dalam SPT
sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP.
Masa Pajak PPN, yang ditemukan pada
e. Faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan
waktu dilakukan pemeriksaan.
sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat 5
i. Perolehan BKP selain barang modal atau
atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama,
JKP sebelum PKP berproduksi
alamat dan NPWP pmbeli BKP atau penerima
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
JKP.

10
Ketentuan Formal
(UU PPN no.42 tahun 2009 pasal Ketentuan material
13 ayat 9)

Faktur pajak atau dokumen tertentu yang


Secara formal harus berbentuk Faktur Pajak kedudukannya dipersamakan dengan faktur
atau dokumen yang diperlakukan sebagai Pajak yang memenuhi persyaratan material
Faktur Pajak, diisi secara lengkap, jelas dan apabila berisi keterangan yang sebenarnya
benar sesuai persyaratan sebagaimana atau sesungguhnya mengenai penyerahan
dimaksud pada ayat (5) atau persyaratan yag BKP dan/atau JKP, ekspor BKP berwujud,
diatur dengan PER Dirjen Pajak . ekspor BKP tidak berwujud, ekspor JKP, impor
BKP,atau pemanfaatan JKP dan pemanfaatan
BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean di
dalam daerah pabean.

11
Pengelolaan PPN

 Pajak Masukan harus didukung bukti pengeluaran


Invoice dan kwitansi pembayaran yang
menyatakan transaksi sudah dipungut PPN (bukan
transaksi fiktif).
 Cek persyaratan formal faktur pajak masukan
sebelum melakukan pembayaran
Pajak Masukan  Faktur pajak masukan diterima sebelum lewat tiga
bulan setelah berakhir masa pajak.
 Penerimaan faktur pajak masukan tepat waktu.
 Ketelitian administrasi semua faktur pajak masukan
dan telah dilaporkan dalam SPT pada saat restitusi.
 Tata cara pembuatan Faktur Pajak dan waktu
pembuatan Faktur Pajak agar terhindar dari sanksi
Dasar Pengenaan Pajak pasal 14 ayat (4) UU KUP.

12
Pengelolaan PPN

 Penentuan saat pajak terutang ~ berkaitan cash flow


perusahaan
 Prinsip accrual : pada saat penyerahan BKP/JKP
meskipun pembayaran belum diterima / berlaku juga
untuk electronic ecommerce.
Pajak Keluaran  Pembayaran diterima terlebih dahulu sebelum
penyerahan BKP/JKP atau dalam hal sebelum
dimulainya pemanfaatan BKP tidak berwujud atau
JKP dari luar daerah pabean saat terutangnya pajak.

13
Contoh Pengelolaan PPN
PT ABC melakukan kontrak penjualan BKP kepada PT XYZ pada
tanggal 20 April 2018 dengan nilai kontak Rp.800.000.000.
Penyerahan barang dilakukan delapan hari setelah kontrak
ditandatangani dengan pembayaran tunai. Tingkat bunga
komersial bank 10%.
1. Jika penyerahan barang dilakukan
Penghematan Pajak :
tanggal 28 April 2018 , Faktur
Pajak terbit 28 April 2018 dan
diperhitungkan di SPT PPN Masa PPN terutang = 10% x Rp.800.000.000 = Rp.80.000.000
April 2018 dan dilaporkan paling
lambat 31 Mei 2018.
2. Atau Jika penyerahan barang NPV PPN Terutang = Rp.80.000.000/ (1+0,01) = Rp.79.207.920
dilakukan tanggal 1 Mei 2018 ,
Faktur Pajak terbit 1 Mei 2018 dan
diperhitungkan di SPT PPN Masa Penghematan Pajak = Rp. 792.080
Mei 2018 dan dilaporkan paling
lambat 30 Juni 2018.
Maksimalisasi
Fasilitas PPN
Fasilitas PPN tidak
dipungut

Fasilitas PPN
Fasilitas dibebaskan
PPN Masukan yang
berhubugan
PPN dengan perolehan
BKP/JKP tidak
Fasilitas PPN dapat dikreditkan.
ditanggung
pemerintah

Fasilitas PPN tidak


dikenakan

1. Berkurangnya harga yang harus dibayar


pembeli. Benefit
2. Harga jual dapat kompetitif.

3. Keseimbangan harga pasar yang baru.


16
Fasilitas PPN
1. Pemasukan BKP dari tempat lain dalam daerah pabean ke
kawasan bebas melalui pelabuhan atau bandar udara yang
ditunjuk.(PPN dan PPn BM)
2. Pemasukan BKP dari Tempat Penimbunan Berikat atau
Kawasan Ekonomi Khusus ke Kawasan Bebas melalui
pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk (PPN dan PPn
BM).
Fasilitas PPN tidak 3. Penyerahan BKP Tidak Berwujud dari tempat lain dalam
daerah pabean ke kawasan bebas.
dipungut 4. Penyerahan BKP Tidak Berwujud dari Tempat Penimbunan
Berikat atau Kawasan Ekonomi Khusus daerah pabean ke
kawasan bebas.
5. Penyerahan JKP tertentu dari tempat lain dalam daerah
pabean ke kawasan bebas.
6. Penyerahan JKP tertentu dari Tempat Penimbunan Berikat
atau Kawasan Ekonomi Khusus ke Kawasan Bebas.

17
Fasilitas PPN

1. Impor dan atau penyerahan BKP tertentu (PP 146


tahun 2000 jo PP 38 tahun 2003).
2. BKP tertentu yang atas penyerahannya dibebaskan
dari pengenaan PPN (UU PPN no.42 tahun 2009
pasal 4a).
Fasilitas PPN 3. JKP tertentu yang atas penyerahannya dibebaskan
dibebaskan dari pengenaan PPN (UU PPN no.42 tahun 2009
pasal 3).
4. Impor dan atau penyerahan BKP tertentu yang
bersifat strategis (PP.12 tahun 2001 jo PP.43 tahun
2002 jo.PP.46 Tahun 2003).

18
Fasilitas PPN

1. Ternak yang kriteria diatur dengan Peraturan Menteri setelah


mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pertanian.
2. bibit clan atau benih dari barang pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, atau perikanan.
Fasilitas PPN 3. pakan ternak tidak termasuk pakan hewan kesayangan.
dibebaskan 4. pakan ikan.
5. bahan pakan untuk pembuatan pakan ternak, clan pakan ikan,
tidak termasuk imbuhan pakan clan pelengkap pakan yang
rincian bahan pakan diatur dengan Peraturan Menteri.
6. Bahan baku kerajinan perak dalam bentuk perak butiran atau
dalam bentuk perak batangan.

19
Fasilitas PPN

1. Pelaksanaan Proyek pemerintah yang dibiayai


oleh hibah atau dana pinjaman dari luar negeri
Fasilitas PPN (PP 42 tahun 1995 jo PP 63 tahun 1998 jo PP43
ditanggung tahun 2000 jo PP 25 tahun 2001).
2. Impor BKP untuk kegiatan usaha eksplorasi hulu
pemerintah minyak dan gas bumi serta panas bumi untuk tahun
anggaran 2011 (PMK 22/PMK.011/2011).

20
PMK - 116/PMK.010/2017

1. Barang hasil pertambangan atau hasil


pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya.
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat
dibutuhkan oleh rakyat banyak.
Barang Kebutuhan 3. Makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, rumah makan, warung, dan

Pokok yang Tidak sejenisnya, meliputi makanan dan minuman


baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak,
termasuk makanan dan minuman yang

Dikenai PPN diserahkan oleh usaha jasa boga atau


katering.
4. Uang, emas batangan, dan surat berharga.

PMK – 116/PMK.010/2017 berlaku 15 September


2017 maka PM yang dapat dikreditkan adalah PM
yang saat terutang PPN yang terjadi sebelum 15
September 2017.
21
Kriteria Barang dan Jasa yang tidak dikenai
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
No. Peraturan Tgl Terbit Perihal
Jasa angkutan umum di darat dan jasa
80/PMK.03/2012 29 Mei 2012 angkutan umum di air yang tidak dikenai
PPN
Kriteria dan/atau rincian jasa yang
disediakan oleh pemerintah dalam
82/PMK.03/2012 6 Juni 2012
rangka menjalankan pemerintahan secara
umum yang tidak dikenakan PPN
Kriteria dan/atau rincian tenaga kerja
83/PMK.03/2012 6 Juni 2012
yang tidak dikenakan PPN
Penyerahan Jasa pengiriman surat
93/PMK.03/2012 12 Juni 2012 dengan prangko yang tidak dikenakan
PPN
Kriteria jasa penyediaan tempat parkir
122/PMK.03/2012 17 Juli 2012 yang termasuk dalam jenis jasa yang
tidak dikenakan PPN
Gas bumi yang termasuk dalam jenis
252/PMK.011/2012 28 Desember 2012
barang yang tidak dikenakan PPN
Tentang barang kebutuhan pokok yang
116/PMK.010/2017 15 September 2017
tidak dikenai PPN
22
Sentralisasi Tempat
PPN Terutang
Penyerahan Barang
Kena Pajak

Penyerahan Barang Kena


UU PPn 42 009 Pajak dari pusat ke cabang
pasal 1a ayat 1 atau sebaliknya dan/atau
huruf f penyerahan Barang Kena
Pajak antar cabang

24
Sentralisasi Tempat PPN Terutang
Benefit :

1. Penghematan biaya administrasi.

2. Pengelolaan cash flow perusahaan


dalam tax compliance PPN.

25
1. PKP dimaksud harus menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis kepada Kepala Kantor wilayah dengan tembusan
kepada Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat –
tempat PPN terutang yang akan dipusatkan.
2. Tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usaha
PKP yang berada di Kawasan Berikat, berada di Kawasan
Ekonomi Khusus; mendapatkan fasilitas kemudahan impor
tujuan ekspor, tidak dipilih sebagai tempat pemusatan PPN
terutang atau tempat PPN terutang yang akan dipusatkan.
3. Pemberitahuan secara tertulis harus memenuhi
persyaratan :

Pengajuan Memuat nama, Surat pernyataan bahwa


administrasi penjualan
alamat, dan NPWP

Sentralisasi
diselenggarakan secara
tempat PPN terutang terpusat pada tempat PPN
yang dipilih sebagai teurtang yang dipilih
tempat pemusatan sebagai Tempat
(PER 19/PJ./2010) PPN terutang. Pemusatan PPN Terutang.

26
Memaksimalkan
Restitusi PPN
Memaksimalkan Restitusi PPN
PPN lebih bayar
cukup signifikan
jumlahnya.

Prediksi pembayaran Perusahaan


PPN akan mengalami Considerations memerlukan cash
peningkatan terus. flow.

Kelengkapan dokumen pendukung jika


diperiksa sehubungan dengan restitusi.

28
Memaksimalkan Restitusi PPN

PMK 39/PMK.03/2018 : Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan


Pembayaran Pajak

1. Pengembalian Pendahuluan Bagi Wajib pajak Kriteria Tertentu.


2. Pengembalian Pendahuluan Bagi Wajib pajak Persyaratan Tertentu.
3. Pengembalian Pendahuluan Bagi Pengusaha Kena Pajak Beresiko Rendah.
.

29
Pengembalian Pendahuluan Bagi
Wajib Pajak Persyaratan Tertentu

Pengembalian Pendahuluan Bagi Wajib pajak Persyaratan Tertentu


meliputi :

1. Wajib pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau


pekerjaan bebas yang menyampaikan SPT Tahunan PPh lebih
bayar restitusi.
2. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas yang menyampaikan SPT Tahunan PPh lebih bayar restitusi
dengan jumlah lebih bayar paling banyak Rp.100.000.000.
3. Wajib Pajak badan yang menyampaikan SPT Tahunan Pajak
Penghasilan lebih bayar restitusi dengan jumlah lebih bayar paling
banyak Rp.1.000.000.000.
4. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan SPT PPN lebih bayar
restitusi dengan jumlah lebih bayar paling banyak Rp.1.000.000.000.

30
Pengembalian Pendahuluan Bagi
Pengusaha Kena Pajak Beresiko Rendah

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu dan ditetapkan sebagai
pengusaha kena pajak beresiko rendah meliputi :

a. Perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.


b. Perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki secara langsung oleh pemerintah
pusat dan/atau pemerintah daerah.
c. Pengusaha kena pajak yang telah ditetapkan sebagai Operator Ekonomi
Bersertifikat (Authorized Economic Operator) sesuai dengan ketentuan dalam PMK
yang mengatur Operator Ekonomi Bersertifikat (Authorized Economic Operator).
d. Pabrikan atau produsen selain PKP sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai
huruf d, yang memiliki tempat untuk melakukan kegiatan produksi.
e. PKP yang memenuhi persyaratan tertentu sebagimana dimaksud dalam pasal 9
ayat 2 huruf d PMK 39/PMK.03/2018.

31
Membangun Sendiri
Dalam Kegiatan
Usaha
Membangun sendiri dalam
kegiatan usaha.
PPN dikenakan atas kegiatan membangun sendiri yang
dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh
orang pribadi atau badan yang haslinya digunakan sendiri
atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata caranya
diatur dengan keputsan Menteri Keuangan (UU PPN no.42
tahun 2009 pasal 16C; PMK 163/PMK.03/2012).

Tarif 10% x
Luas
Bangunan 20% x
bangunan
permanen biaya
200 m2
bangunan

33
PPN atas Barang
Pemberian Barang
Promosi
Pemakaian Sendiri dan atau
Pemberian Cuma - Cuma

Pasal 1a Yang termasuk dalam pengertian


penyerahan Barang Kena Pajak
ayat 1 huruf
adalah: pemakaian sendiri dan
d UU PPN 42 atau pemberian cuma-cuma atas
2009 Barang Kena Pajak;

35
Contoh PPN atas barang
pemberian barang promosi.

Contoh 1 :
Penjualan 1.000 unit x Rp.50.000 = Rp.50.000.000
PPN 10% = Rp. 5.000.000
Jumlah = Rp. 55.000.000

Terdapat pemberian Cuma – Cuma untuk promosi 100 unit x Rp.35.000 = Rp.
3.500.000 (Rp.35.000 = harga pokok)

PPN pemberian Cuma – Cuma = (100 unit x Rp.35.000) x 10% = Rp.350.000


– tambahan PPN harus dibayar
Contoh PPN atas barang
pemberian barang promosi.

Contoh 2 :
Penjualan 1.100 unit x Rp.50.000 = Rp.55.000.000

Diskon = 5.000.000

Dasar Pengenaan Pajak = Rp.50.000.000

PPN 10% = Rp. 5.000.000

Harga Faktur = Rp. 55.000.000


Penjagaan Cash
Flow
Penjagaan Cash Flow
1. Pembuatan Tax Planning yang disesuaikan dengan perencanaan
strategik perusahaan dan budget operasional.

2. Pemanfaatan fasilitas PPN yang diberikan pemerintah , seperti


perusahaan orientasi ekspor beroperasi di kawasan berikat (Pulau
Batam), pengembalian pendahuluan restitusi PPN, pembebasan PPN
untuk impor barang tertentu dan ekspor; sentralisasi PPN dll.

3. Kepatuhan kepada peraturan perpajakan agar tidak dikenai sanksi telat


bayar, sanksi administrasi, bunga, seperti :

Pembuatan Faktur Administrasi


Pajak sesuai dokumen pendukung
ketentuan SPT Masa PPN yang
perpajakan tepat baik, seperti faktur
waktu sesuai penjualan dan
kaidah pembelian
39
Pengendalian PPN
Penjagaan Cash Flow

Tax Review

Mengetahui
kesalahan Acuan dasar Antisipasi
implementasi untuk
perbaikan dan
penyusunan SPT pemeriksaan
penyesuaian PPh Badan pajak
peratuan pajak

41
Prosedur Tax Review PPN

Tax Review

Penelitian Data dan Cross Check Data:


Ekualisasi : Invoice, Faktur
SPT Masa PPN SPT Pajak PK, Faktur
Tahunan Badan PPN Masukan,
Laporan Keuangan Credit/Debet Nota,
Ledger Kontrak dll

42
Tanggung Renteng
Tanggung Renteng

Pembeli BKP atau penerima


UU PPn JKP bertanggung jawab
secara renteng atas
42 2009 pembayaran pajak , sepanjang
pasal 16F tidak dapat menunjukkan bukti
bahwa pajak telah dibayar.

44
Indikator Ketidakpatuhan Wajib
Pajak
Wajib pajak yang menerbitkan Faktur Pajak kepada pembeli dengan NPWP 000 lebih dari
25% dari total Faktur Pajak yang diterbitkan dalam satu Masa Pajak.

Modus ketidakpatuhan PPN :


1. Melaporkan penjualan lokal sebagai ekspor.
2. Penggunaan data Faktur Pajak dengan pembeli tidak ber-NPWP.
3. Turut serta atau melakukan kegiatan dengan pihak lain yang diduga telah melakukan
transaksi yang tidak sebenarnya dan tidak sesuai dengan mekanisme pengkreditan
pajak masukan.

Wajib Pajak membebankan biaya yang tidak seharusnya : dengan cara mengkreditkan
Pajak masukan atau membebankan biaya yang tidak sesuai dengan transaksi yang
sebenarnya.

45
Thank You
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
TAX PLANNING
icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by
Storyset.

Anda mungkin juga menyukai