Anda di halaman 1dari 33

Kelompok 3:

Octa Kusuma Dewi (2019.13.1067)


Carlos

Perencanaan dan Pengendalian atas Pajak Per-


tambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas
Barang Mewah
TOPIK BAHASAN
01 Tahap Pendirian Perusahaan

02 Tahap Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Pengendalian atas Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

03 Tahap Pembubaran Perusahaan

04 Kasus: Perencanaan dan Pengendalian PPN


KAPAN SEHARUSNYA MENDAFTAR PKP

Pada saat perusahaan


didirikan
Omset mencapai 4,8
Milyar
Pengusaha Besar 1. Aturan pajak tidak ada yang
atau Kecil mensyaratkan kapan
mengukuhkan PKP
Omset kurang dari
4,8 Milyar

2. Keterlambatan pengukuhan
Permen Keuangan No.197/PMK.03/2013 PKP akan menyebabkan
Beberapa kerugian
PEMILIHAN LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK

Cabang
Kudus

Cabang
Kantor Pusat Cirebon
Jakarta

KPP CIREBON

Tempat pengukuhan PKP


Lokasi penyerahan
BKP/JKP
BAGAIMANA MEMASTIKAN PRODUK YANG DIHASILKAN TERUTANG PPN,
ATAU TIDAK TERUTANG, ATAU BEBAS PPN ?
JENIS BARANG DAN JASA YANG TIDAK DIKENAI PPN

Diatur dalam pasal 4A ayat (2) dan (3) UU PPN


Jenis barang yang tidak dikenai PPN:
1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoren, rumah makan, warung,
dan sejenisnya
4. Uang, emtas batangan, dan surat berharga

Jenis jasa yang tidak dikenai PPN:


5. Jasa pelayanan kesehatan medis
6. Jasa pelayanan sosial
7. Jasa pengiriman surat dengan perangko
8. Jasa keuangan, jasa penyaluran pinjaman, jasa asuransi
9. Jasa keagamaan, Jasa pendidikan, jasa kesenian dan hiburan
MEMASTIKAN PRODUK YANG DIHASILKAN TERUTANG PPN,
ATAU TIDAK TERUTANG, ATAU BEBAS PPN SANGAT KRUSIAL

Sejak awal dipastikan Sejak awal perusahaan ragu


Sejak awal dipastikan produknya terkategori BKP apakah produknya terkategori
Produknya tidak terkategori atau JKP yang mendapat BKP atau JKP terutang PPN /
BKP atau JKP pembebasan PPN tidak terutang / bebas PPN

Tidak perlu mengukuhkan Harus mengukuhkan Meminta penegasan ke


sebagai PKP sebagai PKP Direktur Jenderal Pajak

Mengendalikan pajak Pajak masukan tidak Sangat rugi jika


masukan dapat dikreditkan perusahaan salah tafsir
PEMUSATAN TEMPAT PELAPORAN PPN dan/atau PPnBM

Pemusatan Pajak PPN


terutang Manfaat pemusatan PPN diantaranya:
1. Memudahkan PKP memenuhi kewajiban
administrasi
2. Membuat pelaporan kewajiban PPN lebih
efisien
3. Meminimalisir kesalahan
4. Memudahkan koordinasi dengan bagian
akuntansi dan pelaporan keuangan

PKP harus menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada kepala Kanwil, tembusan kepala KPP wilayah
BATASAN PAJAK MASUKAN ATAS BARANG MODAL YANG DAPAT
DIKREDITKAN SEBELUM PERUSAHAAN MULAI PRODUKSI

Perencanaan waktu
Menurut Pajak
Sebelum
perusahaan Jenis kegiatan
Waktu dimulainya
didirikan, harus produksi adalah
dibuat perencanaan 1. Penyerahan BKP
waktu dimana PKP
mengenai waktu (baik produsen / 2. Penyerahan JKP
kapan dimulainya bukan produsen) 3. Ekspor BKP
PKP yang baru berdiri produksi yang menghasilkan
dan belum mulai produksi 4. Ekspor JKP
BKP dan/ JKP mulai
melakukan kegiatan
Belum melakukan
penyerahan yang
terutang pajak dapat Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai waktu
dikreditkan produksi akan semakin memboroskan beban pajak karena
banyaknya pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan
PERTIMBANGAN MEMINTA RESTITUSI KELEBIHAN PAJAK MASUKAN

Pertimbangan restitusi harus dipertimbangkan dengan cermat dikarenakan:

Permohonan Ditjen pajak Kemungkinan


restitusi menerbitkan adanya kegagalan
ditindaklanjuti ketetapan pajak berproduksi
pemeriksaan paling lambat 12 setelah mendapat
pajak bulan restitusi

Pertimbangan
kebutuhan cash
flow
PADA SAAT PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA

Pengendalian atas Pengendalian atas


Pajak Keluaran Pengendalian atas Pemenuhan Kewa-
dan Faktur Pajak Pajak Masukan jiban Administrasi
Tertentu PPN
Objek PPN
Pasal 4 ayat (1) juncto Pasal 16C dan 16D Undang-undang PPN

Penyerahan BKP dan JKP Perolehan BKP dan JKP


a. Penyerahan BKP dan JKP di dalam a. Impor BKP
01 daerah Pabean
b. Ekspor BKP Berwujud dan Tidak
02 b. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud
dari luar Daerah Pabean di dalam
Berwujud oleh PKP Daerah Pabean
c. Ekspor JKP oleh PKP c. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean

Pasal 16 C UU PPN Pasal 16 D UU PPN


Kegiatan membangun sendiri yg di- Penyerahan BKP berupa aktiva yg
03 lakukan tidak dalam kegiatan usaha
atau pekerjaan oleh OP atau Badan yg
04 menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh PKP, kecuali atas
hasilnya digunakan sendiri atau digu- penyerahan aktiva yg Pmnya tidak da-
nakan pihak lain yg batasan dan tata pat dikreditkan sebagaimana dimaksud
caranya diatur dg KMK. dalam Pasal 9 ayat (8) b & c
Pasal 5 Peraturan Pemerintah RI (PP) Nomor 1 Tahun 2012 menyatakan sebagai berikut

• Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP merupakan penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN
atau PPN dan PPnBM.
1
• Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemakaian sendiri
untuk:
• a) Tujuan produktif; atau
2 • b) Tujuan konsumtif

• Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP untuk tujuan produktif tidak dilakukan pemungutan PPN atau PPN dan
PPnBM, kecuali pemakaian sendiri yang digunakan untuk melakukan penyerahan yang:
• a) tidak terutang PPN; atau
3 • b) mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN

• PPN yang dibayar atas perolehan BKP dan/atau JKP dapat dikreditkan sesuai dengan ketentuan per -
aturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
4
Hal-hal yg harus diper- 01 02
hatikan oleh PKP Pengeluaran perusa-
Penghasilan lain-lain
yg merupakan objek
haan berupa pembe- PPN
rian cuma-cuma dan
pemakaian sendiri yg
sifatnya konsumtif
Kedua penyerahan tsb Jika ada penghasilan
Kelalaian memungut PPN : sudah merupakan ob- lain-lain di luar usaha
jek PPN yg harus tetapi diperoleh pe-
- Ditagih pokok pajaknya
dipungut. rusahaan masih terkait
- Dikenakan sanksi administrasi dengan kegiatan usa-
Kelalaian memungut hanya,maka penghasi-
PPN akan mem- lan tersebut memenuhi
boroskan keuangan pe- syarat sebagai objek
rusahaan. PPN.
Pengendalian terhadap Faktur Pajak Keluaran

Menghidari sanksi administrasi yg disebabkan faktur pajak yg diterbitkan oleh PKP tidak
memenuhi syarat formal dan material

Pasal 13 ayat (5) UU PPN juncto Peraturan Dirjen Pajak No. PER-24/PJ/2012
Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata Cara
Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak

Waktu penerbitan dan pelaporan faktur pajak


FP atas penjualan yg dibuat “terlalu cepat” dibandingkan
FP yg dibuat terlambat akan dikenakan sanksi adminis-
dg pelunasan atas tagihan penjualan akan menyebabkan
trasi
kesulitan cashflow”
Pengendalian atas Pajak Masukan
a. Perolehan BKP atau JKP sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP;
Pasal 9
ayat (8)
b. Perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha;

UU PPN c. Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali merupakan barang da-
gangan atau disewakan;

d. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha
dikukuhkan sebagai PKP;

e. Dihapus;

f. Perolehan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5) atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;

g. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6);

h. Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;

i. Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya tidak dilaporkan dalam surat pemberitahuan masa pajak pertam-
bahan nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan; dan

j. Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2a).
Pengendalian atas Pemenuhan Kewajiban Administrasi PPN

Pajak 14 ayat (4) juncto Pasal 14 ayat (1) huruf f UU


KUP

• keterlambatan PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai den-


gan masa penerbitan faktur pajak akan dikenakan sanksi ad-
ministrasi STP berupa denda 2% dari dasar pengenaan PPN.

Perusahaan harus menjamin bahwa tidak ada keterlam-


batan dalam melaporkan faktur pajak yang telah diter-
bitkan.
PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN

• Yang termasuk dalam pengertian penyerahan


barang kena pajak adalah:
Pasal 1A ayat (1) huruf • BKP berupa persediaan dan/atau aset yang
e UU PPN menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbe-
likan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan.

• PKP yang bersangkutan harus memungut dan


menyetorkan PPN yang terutang atas BKP berupa
persediaan dan/atau aset yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan yang masih
tersisa pada saat pembubaran perusahaan
Kasus: Perencanaan dan
Pengendalian PPN
PT. JAPANINDO SNACK (PT. JS)
• PT. JAPANINDO SNACK (PT. JS) adalah perusahaan patungan
yang dibentuk antara PT Indosnack Makmur (PT. IM) dan Japan
Food Corporation (JFC) dengan komposisi kepemilikan saham JFC
60% dan PT IM 40%.

• PT. JS berdiri Juli 2013 setelah mendapat persetujuan dari BKPM,


pengurusan sama izin usaha, pengesahan akta pendirian dan
mendapat NPWP yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Setiabudi
Satu. Modal disetor awal PT JS sebesar Rp 500.000.0000.000.

• Sejak awal pembentukan PT JS, para pemilik sepakat agar PT JS


dapat segera beroperasi maka PT JS akan membeli 2 (dua) pabrik
milik PT Indosnack Jaya (PT IJ) yang merupakan satu group
dengan PT IM. Dua pabrik milik PT IJ di Sidoarjo dan Mojokerto. PT
IJ terdaftar di KPP Madya Sidoarjo.
Berikut data aset yang akan dijual oleh PT IJ kepada PT JS untuk masing-masing pabrik per 31 Juli 2013:

Pabrik Sidoarjo

Nilai Buku Nilai Appraisal


No Jenis Aset Keterangan
(Rp) (Rp)
Nilai menurut NJOP Rp 4.500.000.000
1 Tanah 500.000.000 7.000.000.000
Nilai menurut NJOP Rp 10.000.000.000
2 Bangunan 6.455.500.000 20.000.000.000

3 Mesin dan peralatan pabrik 22.675.500.000 25.000.000.000  

4 Peralatan kantor 1.350.000.000 1.500.000.000  

Kendaraan:      
 Jenis Minibus (10 unit) 900.000.000 1.250.000.000 Perolehan sblm &ssdh 2010

 Jenis Jeep (2 unit) 120.000.000 200.000.000 Perolehan sebelum 2010


5
 Jenis Sedan (5 unit) 4.500.000.000 5.250.000.000 Perolehan sblm & ssdh 2010

 Jenis Lainnya (25 unit) 5.250.000.000 6.000.000.000 Perolehan sblm & ssdh 2010

6 Bahan baku & barang jadi 1.250.000.000 1.250.000.000  

  Jumlah 43.000.000.000 67.450.000.000  


Pabrik Mojokerto

Nilai Buku Nilai Appraisal


No Jenis Aset Keterangan
(Rp) (Rp)
Nilai menurut NJOP Rp 8.500.000.000
1 Tanah 1.000.000.000 12.000.000.000
Nilai menurut NJOP Rp 35.000.000.000
2 Bangunan 12.460.000.000 48.000.000.000

3 Mesin dan peralatan pabrik 36.850.000.000 38.000.000.000  

4 Peralatan kantor 2.150.000.000 2.400.000.000  

Kendaraan:      
 Jenis Minibus (15 unit) 1.350.000.000 1.800.000.000 Perolehan sblm &ssdh 2010

 Jenis Jeep (1 unit) 100.000.000 200.000.000 Perolehan sebelum 2010


5
 Jenis Sedan (10 unit) 7.500.000.000 8.500.000.000 Perolehan sblm & ssdh 2010

 Jenis Lainnya (35 unit) 7.350.000.000 8.000.000.000 Perolehan sblm & ssdh 2010

6 Bahan baku & barang jadi 2.250.000.000 2.250.000.000  

  Jumlah 71.010.000.000 121.150.000.000  

Pada 22 Agustus 2013 ditandatangani akta penjualan aset oleh PT IJ kepada PT JS dengan harga
penjualan berdasarkan nilai appraiser per 31 Juli 2013.
PERTANYAAN

1. Kapan dan dimana sebaiknya PT. JS melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak ? Jelaskan alasannya!

• Jawab:
• PT JS sebaiknya dikukuhkan sebaga PKP sebelum terjadinya pengalihan aset dari PT IJ yaitu se-
belum tanggal 22 Agustus 2013. PT JS sudah harus dikukuhkan sebagai PKP hal ini dilakukan agar
seluruh pajak masukan yang dibayarkan oleh PT JS kepada PT IJ dapat dikreditkan oleh PT JS. PT
JS sebaiknya melaporkan diri menjadi KPP di KPP Pratama Sidoarjo dan KPP Pratama Mojokerto
karena jika PT JS dikukuhkan sebagai PKP di Jakarta maka pajak masukan di Sidoarjo dan di Mo-
jokerto tidak dapat dikreditkan.
2. Berapa nilai PPN yang harus dipungut oleh PT IJ dari transaksi pengalihan aset kepada PT JS ?
Jelaskan!

Berikut ini nilai pajak masukan yang dapat dikreditkan oleh PT. JS
3. Berapa jumlah PPN yang dapat dikreditkan sebagai kredit pajak masukan PT JS dan apa saja
syarat yang harus dipenuhi agar PPN tersebut dapat dikreditkan sebagai pajak masukan PT JS?

• Seluruh pajak Masukan dapat dikreditkan, syaratnya PT JS harus segera berproduksi

4. Apakah pajak masukan yang dapat dikreditkan tersebut dapat direstitusi? Jika ya apa alasan
dan syaratnya?

• Ya dapat direstitusi, syaratnya harus ada kegiatan produksi

5. Jika PPN atas perolehan aset PT JS dari pembelian ke PT IJ dapat direstitusi, apakah
sebaiknya PPN masukan tersebut direstitusi atau tetap dikompensasi? Apa dasar alasan yang
harus dipertimbangkan untuk mengambil keputusan restitusi atau kompensasi?
• Sebaiknya dipertimbangkan bahwa restitusi akan membutuhkan waktu setidak-tidaknya 12
bulan dan jika terjadi sengketa yang meningkat ke proses keberatan dan banding setidak-
tidaknya paling cepat butuh waktu 3 x 12 bulan = 36 bulan (3 tahun)
Lanjutan Kasus
Setelah terjadi pengalihan aset PT JS memulai kegiatan operasional per 1 September 2013. Sepanjang
September s.d. Desember 2013 terjadi transaksi-transaksi sebagai berikut:

September:
1. Membeli bahan baku dan mesin yang diperlukan untuk kegiatan produksi secara impor dengan nilai
impor masing-masing, untuk bahan baku Rp 25.000.000.000; untuk mesin Rp 20.000.000.000
2. Membeli bahan baku di pasar domestik senilai Rp 30.000.000.000
3. Membeli kendaraan jenis SUV untuk direksi senilai RP 3.000.000.000
4. Mengadakan acara gathering dan tamu pers, membeli aksesoris untuk gift pada saat gathering
senilai Rp 1.250.000.000
5. Membayar sewa gedung kantor di Jalan Jend. Sudirman Jakarta senilai Rp 10.000.000.000
6. Melakukan penjualan kepada para distributor yang telah ditunjuka senilai Rp 80.000.000.000
Oktober:
1. Membeli bahan baku secara impor dengan nilai impor Rp 30.000.000.000 dan membeli bahan
baku di pasar domestik senilai Rp 20.000.000.000
2. Membayar royalti kepada JFC (Japan) atas pemakaian merk milik PT JFC senilai ekuivalen
RP 10.000.000.000
3. Memberikan contoh produk secara gratis kepada para distributor dan beberapa perusahaan
ternama senilai Rp 2.500.000.000 (harga jual dengan laba termasuk didalamnya 20%)
4. Melakukan penjualan kepada para distributor yang telah ditunjuk senilai RP 90.000.000.000
November:
1. Membeli bahan baku secara impor dengan nilai impor Rp 40.000.000.000 dan membeli ba-
han baku di pasar domestik senilai Rp 20.000.000.000
2. Membayar royalti kepada PT IM atas pemakaian merk milik PT IM senilai Rp 8.000.000.000
3. Memberikan produk perusahaan kepada:
a. Kepada para karyawan senilai Rp 300.000.000 (harga jual dengan laba termasuk di
dalamnya 20%)
b. Beberapa panti asuhan di Jawa Timur senilai Rp 400.000.000 (harga jual dengan laba
termasuk di dalamnya 20%)
4. Melakukan penjualan kepada para distributor yang telah ditunjuk di seluruh Indonesia kecuali
Pulau Batam senilai Rp 100.000.000.000
5. Melakukan penjualan kepada distributor di kasawan bebas pulau Batam senilai
Rp 3.000.000.000
Desember:
1. Membeli bahan baku secara impor dengan nilai impor Rp 10.000.000.000 dan membeli ba-
han baku di pasar domestik senilai Rp 10.000.000.000
2. Menjual produk ke PT Pertamina senilai Rp 2.000.000.000
3. Melakukan penjualan kepada para distributor yang telah ditunjuk senilai Rp 70.000.000.000
PERTANYAAN
1. Hitunglah jumlah PPN masukan dan keluaran dari transaksi September s.d Desember 2013; lalu tentukan
berapa jumlah PPN yang kurang (lebih) bayar akhir masa Desember 2013

Resume Penghitungan PPN PK PM (dapat  


Desember 2013 dikreditkan)
Agustus - 16.645.800.000  
September 8.000.000.000 7.800.000.000  
Oktober 9.208.333.333 6.000.000.000  
November 10.058.333.333 2.400.000.000  
Desember 7.000.000.000 400.000.000  
  34.266.666.667 33.245.800.000  
PK-PM   1.020.866.667 KURANG
BAYAR
2. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PT JS untuk menghemat cash flow-nya setidak-tidaknya
penghematan dari pembebasan PPN?

• Untuk menghemat cashflow PT JS dapat melakukan permohonan agar diterbitkan Surat


Keterangan Bebas pemungutan PPN baik atas perolehan ataupun impor barang modal berupa
mesin dan peralatan pabrik.

3. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PT JS untuk menghemat cash flow-nya setidak-tidaknya
penghematan dari pembebasan PPN?

• Penyerahan BKP berwujud ke kawasan bebas Pulau Batam mendapat fasilitas PPN tidak
dipungut; untuk itu PT JS harus meminta dokumen dari pembeli di Pulau Batam berupa doku-
men PP FTZ-03 yang diendorse oleh KPP Madya Batam yang menyatakan mendapat fasilitas
PPN tidak dipungut dan Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PT JS harus dicap “PPN tidak
dipungut sesuai PP Nomor 10 Tahun 2012”.
4. Bagaimana perlakuan PPN atas penjualan kepada PT Pertamina ? Hal appa saja yang harus
diperhatikan oleh PT JS afar tidak terkena sanksi dari transaksi penjualannya kepada PT Pertamina
?
• Dikarenakan PT Pertamina sebagai BUMN ditunjuk sebagai pemungut PPN maka penyerahan
PT JS kepada PT Pertamina PPNnya dipungut oleh PT Pertamina untuk itu faktur pajak dibuat
PT JS pada saat penagihan dan dilaporkan pada masa PT Pertamina melunasi tagihan terse-
but.
5. Jika tahun 2014 PT JS berencana melakukan pembelian kendaraan sebanyak 10 unit untuk
keperluan para manajer puncak PT JS, hal apa yang harus diperhatikan terkait dengan tax
saving pada PPN ?

• Menurut pasal 9 ayat (8) UU PPN dinyatakan bahwa PPN atas perolehan kendaraan,
termasuk biaya perawatannya atas kendaraan jenis sedan dan station wagon.
6. Berikan saran-saran agar PT JS:
- Dapat menghemat cashflow PPN
- Dapat memaksimumkan pengkreditkan pajak masukan
- Terhindar dari sanksi di bidang PPN
• Agar dapat menghemat cashflow PT JS dapat melakukan permohonan agar diterbitkan
Surat Keterangan Bebas pemungutan PPN baik atas perolehan ataupun impor barang
modal berupa mesin dan peralatan pabrik. PT JS harus mampu mengendalikan Pajak
Masukan sehingga dapat memaksimalkan pengelolaan cashflow dimana Pajak Ma-
sukan yang seharusnya dikreditkan telah dapat dikreditkan dengan benar dan terhindar
dari cacat material dan formal sehingga terhindar dari sanksi administrative. Memohon
pemusatan PPN di kantor pusatnya di Jakarta sehingga seluruh Pajak Masukan di
Jakarta pun dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai