2. Keterlambatan pengukuhan
Permen Keuangan No.197/PMK.03/2013 PKP akan menyebabkan
Beberapa kerugian
PEMILIHAN LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK
Cabang
Kudus
Cabang
Kantor Pusat Cirebon
Jakarta
KPP CIREBON
PKP harus menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada kepala Kanwil, tembusan kepala KPP wilayah
BATASAN PAJAK MASUKAN ATAS BARANG MODAL YANG DAPAT
DIKREDITKAN SEBELUM PERUSAHAAN MULAI PRODUKSI
Perencanaan waktu
Menurut Pajak
Sebelum
perusahaan Jenis kegiatan
Waktu dimulainya
didirikan, harus produksi adalah
dibuat perencanaan 1. Penyerahan BKP
waktu dimana PKP
mengenai waktu (baik produsen / 2. Penyerahan JKP
kapan dimulainya bukan produsen) 3. Ekspor BKP
PKP yang baru berdiri produksi yang menghasilkan
dan belum mulai produksi 4. Ekspor JKP
BKP dan/ JKP mulai
melakukan kegiatan
Belum melakukan
penyerahan yang
terutang pajak dapat Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai waktu
dikreditkan produksi akan semakin memboroskan beban pajak karena
banyaknya pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan
PERTIMBANGAN MEMINTA RESTITUSI KELEBIHAN PAJAK MASUKAN
Pertimbangan
kebutuhan cash
flow
PADA SAAT PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA
• Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP merupakan penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN
atau PPN dan PPnBM.
1
• Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemakaian sendiri
untuk:
• a) Tujuan produktif; atau
2 • b) Tujuan konsumtif
• Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP untuk tujuan produktif tidak dilakukan pemungutan PPN atau PPN dan
PPnBM, kecuali pemakaian sendiri yang digunakan untuk melakukan penyerahan yang:
• a) tidak terutang PPN; atau
3 • b) mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN
• PPN yang dibayar atas perolehan BKP dan/atau JKP dapat dikreditkan sesuai dengan ketentuan per -
aturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
4
Hal-hal yg harus diper- 01 02
hatikan oleh PKP Pengeluaran perusa-
Penghasilan lain-lain
yg merupakan objek
haan berupa pembe- PPN
rian cuma-cuma dan
pemakaian sendiri yg
sifatnya konsumtif
Kedua penyerahan tsb Jika ada penghasilan
Kelalaian memungut PPN : sudah merupakan ob- lain-lain di luar usaha
jek PPN yg harus tetapi diperoleh pe-
- Ditagih pokok pajaknya
dipungut. rusahaan masih terkait
- Dikenakan sanksi administrasi dengan kegiatan usa-
Kelalaian memungut hanya,maka penghasi-
PPN akan mem- lan tersebut memenuhi
boroskan keuangan pe- syarat sebagai objek
rusahaan. PPN.
Pengendalian terhadap Faktur Pajak Keluaran
Menghidari sanksi administrasi yg disebabkan faktur pajak yg diterbitkan oleh PKP tidak
memenuhi syarat formal dan material
Pasal 13 ayat (5) UU PPN juncto Peraturan Dirjen Pajak No. PER-24/PJ/2012
Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam rangka Pembuatan, Tata Cara
Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara Pembatalan Faktur Pajak
UU PPN c. Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali merupakan barang da-
gangan atau disewakan;
d. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha
dikukuhkan sebagai PKP;
e. Dihapus;
f. Perolehan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5) atau ayat (9) atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;
g. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6);
h. Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;
i. Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya tidak dilaporkan dalam surat pemberitahuan masa pajak pertam-
bahan nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan; dan
j. Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2a).
Pengendalian atas Pemenuhan Kewajiban Administrasi PPN
Pabrik Sidoarjo
Kendaraan:
Jenis Minibus (10 unit) 900.000.000 1.250.000.000 Perolehan sblm &ssdh 2010
Jenis Lainnya (25 unit) 5.250.000.000 6.000.000.000 Perolehan sblm & ssdh 2010
Kendaraan:
Jenis Minibus (15 unit) 1.350.000.000 1.800.000.000 Perolehan sblm &ssdh 2010
Jenis Lainnya (35 unit) 7.350.000.000 8.000.000.000 Perolehan sblm & ssdh 2010
Pada 22 Agustus 2013 ditandatangani akta penjualan aset oleh PT IJ kepada PT JS dengan harga
penjualan berdasarkan nilai appraiser per 31 Juli 2013.
PERTANYAAN
1. Kapan dan dimana sebaiknya PT. JS melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak ? Jelaskan alasannya!
• Jawab:
• PT JS sebaiknya dikukuhkan sebaga PKP sebelum terjadinya pengalihan aset dari PT IJ yaitu se-
belum tanggal 22 Agustus 2013. PT JS sudah harus dikukuhkan sebagai PKP hal ini dilakukan agar
seluruh pajak masukan yang dibayarkan oleh PT JS kepada PT IJ dapat dikreditkan oleh PT JS. PT
JS sebaiknya melaporkan diri menjadi KPP di KPP Pratama Sidoarjo dan KPP Pratama Mojokerto
karena jika PT JS dikukuhkan sebagai PKP di Jakarta maka pajak masukan di Sidoarjo dan di Mo-
jokerto tidak dapat dikreditkan.
2. Berapa nilai PPN yang harus dipungut oleh PT IJ dari transaksi pengalihan aset kepada PT JS ?
Jelaskan!
Berikut ini nilai pajak masukan yang dapat dikreditkan oleh PT. JS
3. Berapa jumlah PPN yang dapat dikreditkan sebagai kredit pajak masukan PT JS dan apa saja
syarat yang harus dipenuhi agar PPN tersebut dapat dikreditkan sebagai pajak masukan PT JS?
4. Apakah pajak masukan yang dapat dikreditkan tersebut dapat direstitusi? Jika ya apa alasan
dan syaratnya?
5. Jika PPN atas perolehan aset PT JS dari pembelian ke PT IJ dapat direstitusi, apakah
sebaiknya PPN masukan tersebut direstitusi atau tetap dikompensasi? Apa dasar alasan yang
harus dipertimbangkan untuk mengambil keputusan restitusi atau kompensasi?
• Sebaiknya dipertimbangkan bahwa restitusi akan membutuhkan waktu setidak-tidaknya 12
bulan dan jika terjadi sengketa yang meningkat ke proses keberatan dan banding setidak-
tidaknya paling cepat butuh waktu 3 x 12 bulan = 36 bulan (3 tahun)
Lanjutan Kasus
Setelah terjadi pengalihan aset PT JS memulai kegiatan operasional per 1 September 2013. Sepanjang
September s.d. Desember 2013 terjadi transaksi-transaksi sebagai berikut:
September:
1. Membeli bahan baku dan mesin yang diperlukan untuk kegiatan produksi secara impor dengan nilai
impor masing-masing, untuk bahan baku Rp 25.000.000.000; untuk mesin Rp 20.000.000.000
2. Membeli bahan baku di pasar domestik senilai Rp 30.000.000.000
3. Membeli kendaraan jenis SUV untuk direksi senilai RP 3.000.000.000
4. Mengadakan acara gathering dan tamu pers, membeli aksesoris untuk gift pada saat gathering
senilai Rp 1.250.000.000
5. Membayar sewa gedung kantor di Jalan Jend. Sudirman Jakarta senilai Rp 10.000.000.000
6. Melakukan penjualan kepada para distributor yang telah ditunjuka senilai Rp 80.000.000.000
Oktober:
1. Membeli bahan baku secara impor dengan nilai impor Rp 30.000.000.000 dan membeli bahan
baku di pasar domestik senilai Rp 20.000.000.000
2. Membayar royalti kepada JFC (Japan) atas pemakaian merk milik PT JFC senilai ekuivalen
RP 10.000.000.000
3. Memberikan contoh produk secara gratis kepada para distributor dan beberapa perusahaan
ternama senilai Rp 2.500.000.000 (harga jual dengan laba termasuk didalamnya 20%)
4. Melakukan penjualan kepada para distributor yang telah ditunjuk senilai RP 90.000.000.000
November:
1. Membeli bahan baku secara impor dengan nilai impor Rp 40.000.000.000 dan membeli ba-
han baku di pasar domestik senilai Rp 20.000.000.000
2. Membayar royalti kepada PT IM atas pemakaian merk milik PT IM senilai Rp 8.000.000.000
3. Memberikan produk perusahaan kepada:
a. Kepada para karyawan senilai Rp 300.000.000 (harga jual dengan laba termasuk di
dalamnya 20%)
b. Beberapa panti asuhan di Jawa Timur senilai Rp 400.000.000 (harga jual dengan laba
termasuk di dalamnya 20%)
4. Melakukan penjualan kepada para distributor yang telah ditunjuk di seluruh Indonesia kecuali
Pulau Batam senilai Rp 100.000.000.000
5. Melakukan penjualan kepada distributor di kasawan bebas pulau Batam senilai
Rp 3.000.000.000
Desember:
1. Membeli bahan baku secara impor dengan nilai impor Rp 10.000.000.000 dan membeli ba-
han baku di pasar domestik senilai Rp 10.000.000.000
2. Menjual produk ke PT Pertamina senilai Rp 2.000.000.000
3. Melakukan penjualan kepada para distributor yang telah ditunjuk senilai Rp 70.000.000.000
PERTANYAAN
1. Hitunglah jumlah PPN masukan dan keluaran dari transaksi September s.d Desember 2013; lalu tentukan
berapa jumlah PPN yang kurang (lebih) bayar akhir masa Desember 2013
3. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh PT JS untuk menghemat cash flow-nya setidak-tidaknya
penghematan dari pembebasan PPN?
• Penyerahan BKP berwujud ke kawasan bebas Pulau Batam mendapat fasilitas PPN tidak
dipungut; untuk itu PT JS harus meminta dokumen dari pembeli di Pulau Batam berupa doku-
men PP FTZ-03 yang diendorse oleh KPP Madya Batam yang menyatakan mendapat fasilitas
PPN tidak dipungut dan Faktur Pajak yang diterbitkan oleh PT JS harus dicap “PPN tidak
dipungut sesuai PP Nomor 10 Tahun 2012”.
4. Bagaimana perlakuan PPN atas penjualan kepada PT Pertamina ? Hal appa saja yang harus
diperhatikan oleh PT JS afar tidak terkena sanksi dari transaksi penjualannya kepada PT Pertamina
?
• Dikarenakan PT Pertamina sebagai BUMN ditunjuk sebagai pemungut PPN maka penyerahan
PT JS kepada PT Pertamina PPNnya dipungut oleh PT Pertamina untuk itu faktur pajak dibuat
PT JS pada saat penagihan dan dilaporkan pada masa PT Pertamina melunasi tagihan terse-
but.
5. Jika tahun 2014 PT JS berencana melakukan pembelian kendaraan sebanyak 10 unit untuk
keperluan para manajer puncak PT JS, hal apa yang harus diperhatikan terkait dengan tax
saving pada PPN ?
• Menurut pasal 9 ayat (8) UU PPN dinyatakan bahwa PPN atas perolehan kendaraan,
termasuk biaya perawatannya atas kendaraan jenis sedan dan station wagon.
6. Berikan saran-saran agar PT JS:
- Dapat menghemat cashflow PPN
- Dapat memaksimumkan pengkreditkan pajak masukan
- Terhindar dari sanksi di bidang PPN
• Agar dapat menghemat cashflow PT JS dapat melakukan permohonan agar diterbitkan
Surat Keterangan Bebas pemungutan PPN baik atas perolehan ataupun impor barang
modal berupa mesin dan peralatan pabrik. PT JS harus mampu mengendalikan Pajak
Masukan sehingga dapat memaksimalkan pengelolaan cashflow dimana Pajak Ma-
sukan yang seharusnya dikreditkan telah dapat dikreditkan dengan benar dan terhindar
dari cacat material dan formal sehingga terhindar dari sanksi administrative. Memohon
pemusatan PPN di kantor pusatnya di Jakarta sehingga seluruh Pajak Masukan di
Jakarta pun dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan.
Thank you