Anda di halaman 1dari 114

SOAL

PRE-TEST PPN
TAXMASTER CLASS 2021
Jawaban :
 Pajak Tidak Langsung
 Pajak Objektif
 Pajak atas konsumsi umum
dalam negeri
 Multi Stage Tax
 Tidak menimbulkan pengenaan
pajak berganda
 Indirect Subtraction
Method/Credit Method/Invoice
Method
Karakteristik  PPN yang diterapkan di
PPN Indonesia adalah PPN Tipe
Konsumsi (Consumption Type
VAT) & Bersifat netral
 Menggunakan tarif tunggal
Jawaban
a) penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian;
b) pengalihan BKP karena suatu perjanjian sewa beli dan/ atau
perjanjian sewa guna usaha (leasing);
c) penyerahan BKP kpd pedagang perantara atau melalui juru lelang;
d) pemakaian sendiri dan/ atau pemberian cuma-cuma atas BKP;
e) BKP berupa persediaan dan/ atau aktiva yg menurut tujuan semula
tdk untuk diperjualbelikan, yg masih tersisa pd saat pembubaran
perusahaan;
f) penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/ atau
penyerahan BKP antar cabang;
g) penyerahan BKP secara konsinyasi; dan
h) penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka perjanjian pembiayaan yg
dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yg penyerahannya dianggap
langsung dari PKP kepada pihak yg membutuhkan BKP.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 1A ayat (1) huruf g
PASAL
112

Penyerahan secara konsinyasi tidak termasuk dalam pengertian


penyerahan BKP
(Poin konsinyasi dihapus).
Aturan sebelumnya

Yang termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak adalah penyerahan Barang Kena Pajak
secara konsinyasi.
a) penyerahan BKP kpd makelar sebagaimana dimaksud dlm
KUHD;
b) penyerahan BKP untuk jaminan utang-piutang;
c) penyerahan BKP dari pusat-cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan BKP antar cabang, dlm hal PKP melakukan
pemusatan tempat pajak terutang;
d) pengalihan BKP dlm rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dgn
syarat pihak yg melakukan pengalihan dan yg menerima
pengalihan adalah PKP;
e) BKP berupa aktiva yg menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yg masih tersisa pd saat pembubaran
perusahaan, dan yg Pajak Masukan atas perolehannya tdk dpt
dikreditkan sbgmn dimaksud dlm Psl 9 ayat (8) huruf b dan
huruf c
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 1A ayat (2) huruf d
PASAL
112
Yang tidak termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak adalah
pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha, serta pengalihan Barang Kena Pajak untuk tujuan setoran modal
pengganti saham, dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang menerima
pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak.

Aturan sebelumnya

Pengalihan BKP (Barang Kena Pajak) untuk setoran modal pengganti saham (imbreng) merupakan
penyerahan BKP.
Jawaban
Pengusaha adalah orang pribadi atau
badan dalam bentuk apa pun yang
dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya
 menghasilkan barang,
 mengimpor barang,
 mengekspor barang,
 melakukan usaha perdagangan,
 memanfaatkan barang tidak berwujud
dari luar Daerah Pabean,
 melakukan usaha jasa termasuk

Definisi mengekspor jasa, atau


 memanfaatkan jasa dari luar Daerah

Pengusaha Pabean.
(Pasal 1 angka 14 UU Nomor 42 Tahun 2009)
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha
Omzet 1
tahun > 4,8
Melakukan: MILYAR
Wajib
• Penyerahan BKP
• Penyerahan JKP
• Ekspor BKP
Berwujud
PKP
Dapat
• Ekspor BKP Tidak Omzet 1 Memilih
Berwujud tahun < =
• Ekspor JKP 4,8 MILYAR
Wajib
memungut,
Bermaksud menyetor, dan
Dapat
melakukan Memilih
melapor PPN
penyerahan/ekspor terutang

Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan, dapat melaporkan usaha untuk
Dikukuhkan sebagai PKP
Sumber : https://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=17
Timeline Pelaporan Pengukuhan PKP

Penyerahan Omzet > 4,8 MILYAR


Pra
produksi

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

Dapat lapor
PKP
Dapat lapor
PKP
Wajib lapor PKP
p.l. akhir Juni
Tidak/Terlambat
lapor PKP

Dapat dikenai sanksi

Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk dikukuhkan sbg PKP, dapat


dikenai sanksi sejak omzetnya melebihi batasan pengusaha kecil
Jawaban
1. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya;
2. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh
rakyat banyak;

3. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,


warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman
yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering. Ketentuan ini
dimaksudkan untuk menghindari pengenaan pajak berganda karena
sudah merupakan objek pengenaan Pajak Daerah
4. uang, emas batangan, dan surat berharga.
PMK 99/PMK.010/2020 (5 Agustus 2020)
tentang Kriteria dan/atau Rincian Barang Kebutuhan
Pokok yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai
Mencabut PMK Nomor Nomor 116/PMK.010/2017

1 Beras dan Gabah 8 Susu


2 Jagung 9 Buah-buahan
3 Sagu 10 Sayur-sayuran
4 Kedelai 11 Ubi-ubian
5 Garam konsumsi 12 Bumbu-bumbuan
6 Daging 13 Gula konsumsi
7 Telur 14 lkan
PER - 3/PJ./2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN
GANDUM DAN TEPUNG GANDUM TERIGU
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 4A ayat (2) huruf a
PASAL
112

Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang tertentu dalam
kelompok barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, tidak termasuk hasil pertambangan batu bara
(Hasil pertambangan batu bara tidak termasuk jenis barang yang tidak dikenai PPN).

Aturan sebelumnya

Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang tertentu dalam kelompok
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
(Hasil pertambangan batu bara yang bukan merupakan BKP adalah batu bara sebelum diproses
menjadi briket batu bara).
Jawaban :
Jasa Tidak Kena Pajak (Non JKP) Pasal 4A ayat (3)
UU PPN
a) jasa pelayanan kesehatan medis;
b) jasa pelayanan sosial;
c) jasa keuangan;
d) Jasa pengiriman surat dengan perangko;
e) Jasa asuransi;
f) Jasa keagamaan;
g) Jasa pendidikan;
h) Jasa kesenian dan hiburan;
i) Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
j) Jasa angkutan umum;
k) Jasa tenaga kerja;
l) Jasa perhotelan;
m) Jasa yang disediakan pemerintah
n) Jasa penyediaan tempat parkir
Jawaban :
KARAKTERISTIK PPnBM

PUNGUTAN TAMBAHAN
DI SAMPING PPN PPnBM TIDAK DAPAT
DIKREDITKAN

PPnBM dapat ditambahkan ke dalam


harga BKP yang bersangkutan atau
DIKENAKAN HANYA dibebankan sebagai biaya sesuai
SATU KALI ketentuan perundang-undangan PPh

Pada saat penyerahan


oleh pabrikan atau DALAM HAL BKP YG
produsen BKP yang TERGOLONG MEWAH DIEKSPOR,
tergolong mewah
MAKA PPnBM YANG DIBAYAR
SAAT PEROLEHANNYA
Pada saat impor BKP
DAPAT DIMINTA KEMBALI
yang tergolong mewah
YANG TERMASUK BKP YANG TERGOLONG MEWAH

barang yang bukan merupakan barang


kebutuhan pokok
barang yang dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu
BKP barang yang pada umumnya
TERGOLONG dikonsumsi oleh masyarakat
MEWAh
berpenghasilan tinggi

barang yang dikonsumsi untuk


menunjukkan status
Penjelasan Pasal 5 ayat (1) UU PPN
TIDAK DIKENAKAN PPnBM

Atas impor atau penyerahan:


1. Kendaraan CKD;
2. Kendaraan sasis;
3. Kendaraan pengangkutan barang;
4. Kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder sampai dengan
250 CC;
5. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 16 (enam belas) orang atau lebih
termasuk pengemudi.

Pasal 7
PMK-33/PMK.010/2017
DIBEBASKAN PPnBM

Atas impor atau penyerahan:


1. Kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, kendaraan jenazah,
kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan
pengangkutan umum;
2. Kendaraan Protokoler Kenegaraan;
3. Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai
dengan 15 (lima belas) orang, termasuk pengemudi, yang digunakan untuk
kendaraan dinas TNI atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
4. Kendaraan Patroli TNI atau Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 8
PMK-33/PMK.010/2017
RESTITUSI PPnBM

1. Orang Pribadi atau Badan dapat mengajukan permohonan pengembalian


PPn BM dalam hal atas impor atau penyerahan kendaraan bermotor yang
dibebaskan dari pengenaan PPn BM telah dibayar atau dipungut PPn BM-nya
2. Orang Pribadi atau Badan tersebut wajib memiliki Surat Keterangan Bebas
(SKB) PPn BM sebelum impor atau penyerahan kendaraan bermotor
dilakukan.
3. Permohonan pengembalian PPn BM diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak
c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar paling lambat
12 (dua belas) bulan setelah bulan terjadinya impor atau penyerahan
kendaraan bermotor.
4. Atas permohonan pengembalian PPn BM tersebut harus diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal diterimanya
permohonan secara lengkap.

KEP - 229/PJ/2003
Jawaban :
Pasal 7 (UU No. 42 Tahun 2009)
 Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh
persen).
 Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen)
diterapkan atas:
a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c. ekspor Jasa Kena Pajak.
 Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan
paling tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan
tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 3 PMK 70/PMK.03/2010
Batasan Kegiatan JKP yg atas ekspornya dikenai PPN(1)

(1) Untuk Jasa Maklon


• Pemesan/penerima JKP berada di luar DP dan
merupakan WPLN serta tidak mempunyai BUT;
• Spesifikasi dan bahan disediakan oleh
pemesan/penerima JKP;
• Bahan : bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau
bahan penolong/pembantu yang akan diproses menjadi
BKP yang dihasilkan;
• Kepemilikan atas barang jadi berada pada
pemesan/penerima JKP; dan
• Pengusaha Jasa Maklon mengirim barang hasil
pekerjaannya berdasarkan permintaan pemesan atau
penerima JKP ke luar DP
Jawaban :
TARIF PPnBM

1. Tarif PPnBM ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi 200%.
2. Ekspor BKP yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif 0%.
3. Pengenaan tarif PPnBM pada BKP yang tergolong mewah dibagi menjadi 2
golongan:
a. BKP yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor
b. BKP yang tergolong mewah selain kendaraan bermotor

Pasal 8 UU PPN
PPnBM KENDARAAN BERMOTOR

Pengenaan PPnBM atas BKP yang tergolong mewah berupa kendaraan


bermotor diatur pada:
 PP 41 TAHUN 2013 tentang BKP yang tergolong mewah berupa
kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM s.t.d.d. PP 22 TAHUN 2014
 PMK-64/PMK.011/2014 (berlaku sejak 17 April 2014) tentang jenis
kendaraan bermotor yang dikenai PPnBM dan tata cara pemberian
pembebasan dari pengenaan PPnBM
PPnBM SELAIN KENDARAAN BERMOTOR

Tarif 20%
Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium,
town house, dan sejenisnya:
 Kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium,
town house, dan sejenisnya dengan harga jual sebesar Rp30.000.000.000,00
(tiga puluh miliar rupiah) atau lebih

Lampiran I
PMK-86/PMK.010/2019
Jawaban :
DEFINISI DPP
• Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual, Penggantian,
Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai
dasar untuk menghitung pajak yang terutang. Pasal 1 angka 17
UU Nomor 42 Tahun 2009

JENIS DASAR PENGENAAN PAJAK


(Ps. 1 angka 17 , 18, 19, 20, 26 UU PPN 1984 jo Kepmenkeu
No. 567/KMK.04/2000, 26-12- 2000 jo No. 251/KMK.03/2002, 31-5-2002)

HARGA PENGGAN NILAI NILAI


JUAL TIAN IMPOR EKSPOR

NILAI LAIN
Jawaban
DASAR PENGENAAN PAJAK
PMK - 75/PMK.03/2010 sttd PMK – 38/PMK.011/2013

PENYERAHAN JASA FREIGHT


PENYERAHAN EMAS
FORWARDING YG DI DLMNYA
PERHIASAN DPP

20% x HARGA JUAL ADA BIAYA FREIGHT CHARGE


NILAI LAIN 10% x INVOICE

PEMAKAIAN SENDIRI /
PEMBERIAN CUMA-CUMA PERSED. BKP YG MASIH TERSISA PD
HARGA JUAL/PENGGANTIAN- SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN
LABA KOTOR HARGA PASAR WAJAR

AKTIVA YG MNRT TUJ. SEMULA TDK


REKAMAN SUARA & GAMBAR UTK DIPERJUALBELIKAN YG MASIH
HARGA JUAL RATA-RATA
TERSISA PD SAAT PEMBUB. PERUS.
HARGA PASAR WAJAR
PENY. KPD. PDG. PERANTARA
HARGA YG DISEPAKATI TRAVEL BIRO & PENGIR. PAKET
PDG. PERANTARA DG PEMBELI 10% X INVOICE
FILM CERITA
PERKIRAAN HASIL RATA-RATA PRODUK TEMBAKAU
PER JUDUL FILM HARGA JUAL ECERAN
PENY. BKP DARI PUSAT KE CAB.
& SEBALIKNYA & ANTAR CAB. PENY. BKP MELALUI JURU LELANG
HPP / Harga Perolehan HARGA LELANG
37
Pasal 5 Pemakaian Sendiri
Tidak
Dilakukan
Pemungutan Penyerahan Terutang
OUTPUT
PPN PPN
(Tidak Dibuat
Produktif Faktur Pajak)

Pemakaian Dilakukan Penyerahan:


Sendiri pemungutan OUTPUT - Tidak Terutang PPN
BKP/JKP PPN - Dibebaskan PPN
(Terutang
PPN)
Ps 1A (1) d UU PPN

Dilakukan identitas pembeli di FP


Konsumtif pemungutan sama dengan identitas
PPN penjual.

Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk melakukan
38
penyerahan yang terutang PPN PP 1 Tahun 2012
Pasal 5 Contoh Pemakaian Sendiri
Pabrikan
Ban

OUTPUT
Tidak dilakukan
pemungutan PPN Penjualan
(Tidak Dibuat FP) Terutang Ban
PPN
Truk Pengangkut Ban

Unit Pemakaian
Produksi Sendiri
Ban Ban
OUTPUT
Dilakukan Jasa
pemungutan PPN Angkutan
Tidak
Terutang Umum
Angkutan Umum
PPN
• Pemberian cuma-cuma adalah pemberian yang diberikan
tanpa imbalan pembayaran baik barang produksi sendiri
maupun bukan produksi sendiri, termasuk pemberian contoh
barang untuk promosi kepada relasi atau pembeli.(Penjelasan
Pasal 1A ayat (1) huruf d UU PPN no. 42 Tahun 2009)

KETENTUAN PERPAJAKAN TERKAIT PEMBERIAN CUMA-CUMA


• Pemberian cuma-cuma baik produksi sendiri atau bukan
produksi sendiri terutang PPN dan harus diterbitkan faktur
pajak seperti biasa (identitas pembeli diisi identitas pihak
yang menerima BKP/JKP).
• PPN ini merupakan PM yang dapat dikreditkan oleh pihak
yang menerima apabila memang berkaitan dengan kegiatan
3M usaha.
Jawaban :
KEWAJIBAN PKP
• melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak;
• memungut pajak yang terutang;

• Membayar Pajak Pertambahan Nilai yang masih


harus dibayar dalam hal Pajak Keluaran lebih besar
daripada Pajak Masukan yang dapat dikreditkan
serta menyetorkan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah yang terutang; dan
• melaporkan penghitungan pajak.
Jawaban :
PKP Berisiko Rendah
KEGIATAN TERTENTU
yang harus dipenuhi untuk Pengembalian Pendahuluan PKP Berisiko Rendah

1 ekspor BKP Berwujud

4 ekspor BKP Tidak


Berwujud

2 penyerahan BKP/JKP

5
kepada Pemungut PPN
ekspor JKP

3 penyerahan BKP/JKP
yang PPN-nya tidak
dipungut
Ketentuan Khusus

Dalam hal Wajib Pajak Kriteria Tertentu dan/atau


Wajib Pajak Persyaratan Tertentu

juga ditetapkan sebagai


Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah
tata cara Pengembalian Pendahuluan PPN dilakukan tata cara
Pengembalian Pendahuluan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah

dan jika berdasarkan hasil pemeriksaan diterbitkan


Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

jumlah kekurangan pajak ditambah sanksi administrasi


Bunga Pasal 13(2) KUP (2% per bulan maksimal 24 bulan)
Jawaban :
• Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan
Pajak Keluaran dalam Masa Pajak yang sama.
• Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar
daripada Pajak Masukan, selisihnya merupakan Pajak
Pertambahan Nilai yang harus disetor oleh Pengusaha Kena
Pajak.
• Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya
merupakan kelebihan pajak yang dikompensasikan ke Masa
Pajak berikutnya.
• Apakah syarat Pajak Masukan yang Bisa Dikreditkan?

• Apakah semua Pajak Masukan Bisa Dikreditkan?


49
PAJAK MASUKAN
DAPAT DIKREDITKAN

SYARAT FORMAL SYARAT MATERIIL


(Ps. 13 ay. 5 UU PPN 1984) (Ps. 9 ay. 9 UU PPN 1984)

BELUM DIBEBANKAN
FAKTUR PAJAK LENGKAP SEBAGAI BIAYA
(Ps. 9 ay. 9 UU PPN 1984)

UNTUK PEROLEHAN BKP DAN/


JKP YG BERHUB. LANGSUNG
DG KEGIATAN USAHA MELAKU-
KAN PENYER. KENA PAJAK
(Ps. 9 ay. 5 & ay. 8 huruf b
UU PPN 1984)

KRITERIA PM DPT KEGI-


DIKREDITKAN
ATAN
PRO- USAHA PEMA-
DUKSI SARAN

MANA- DISTRI-
50
JEMEN BUSI
Pasal 9 ayat (8) UU PPN No.42 Tahun 2009 Pasal 9 ayat (8) UU PPN No.18 Tahun 2000
(berlaku sejak 1 April 2010) (berlaku sejak 1 Januari 2001 s/d 31 Maret 201

• perolehan BKP atau JKP, pemanfaatan BKP tidak


berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah
Pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP
• perolehan BKP atau JKP, pemanfaatan BKP tidak berwujud atau
pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean sebelum Pengusaha
dikukuhkan sebagai PKP

• Perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai


hubungan langsung dengan kegiatan usaha
• perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan
langsung dengan kegiatan usaha

• perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor


berupa sedan dan station wagon, kecuali merupakan
barang dagangan atau disewakan
• perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep,
station wagon, van, dan kombi kecuali merupakan barang
dagangan atau disewakan
MASA PENGREDITAN
PAJAK MASUKAN

PRINSIP PENGECUALIAN
(Ps. 9 ay. 2 UU PPN 1984) (Ps.9 ay.9 UU PPN 1984)
MASA PENGREDITAN PM

PENGREDITAN PM DLM MASA TDK


PENGREDITAN DLM MASA
SAMA PALING LAMBAT TIGA BULAN
PAJAK YANG SAMA
SETELAH AKHIR MASA PAJAK YBS.

DLM HAL FP DITERIMA STL LEWAT


BLN KETIGA TSB., PENGREDITAN DI- SYARAT :
LAKUKAN DGN CARA PEMBETULAN
1. BELUM DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA
SPT MASA PPN YANG BERSANGKUTAN
(PENJELASAN PS. 9 AY. (9) UU PPN 1984) 2. BELUM DIPERIKSA
( Ps. 9 ay. (8) huruf i dan ay. 9 )

SYARAT :
1. BELUM DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA
2. BELUM DIPERIKSA,
( Ps. 9 ay. (8) huruf i dan ay. 9 ) 52
PEDOMAN PENGKREDITAN
PAJAK MASUKAN

1. BAGI PKP YANG MELAKUKAN


PENYERAHAN TERUTANG DAN TIDAK
TERUTANG PPN (PMK-135/PMK.011/2014)
2. BAGI PKP YANG MEMPUNYAI PEREDARAN
USAHA TIDAK MELEBIHI JUMLAH
TERTENTU (PMK 74/PMK.03/2010)
3. BAGI PKP YG MELAKUKAN KEGIATAN
USAHA TERTENTU (PMK 79/PMK.03/2010 )
4. BAGI PENGUSAHA EMAS PERHIASAN
(30/PMK.03/2014)
Penghitungan Kembali PM yang Dapat Dikreditkan
Pada akhir tahun buku, setelah diketahui berapa jumlah total penyerahan yang
sebenarnya atas penyerahan yang terutang PPN, tidak terutang PPN atau
dibebaskan PPN, PKP melakukan Penghitungan kembali Pajak Masukan
berdasarkan pedoman penghitungan pengkreditan Pajak Masukan sebagai berikut:
(Pasal 4 PMK-78/PMK.03/2010)
untuk BKP dan JKP yang masa manfaatnya lebih dari 1 (satu) tahun:
P’ = (PM/T) x Z’

dengan ketentuan:
P’ adalah jumlah PM yang dapat dikreditkan dalam 1 (satu) tahun buku;
PM adalah jumlah PM atas perolehan BKP dan/atau JKP.
T adalah masa manfaat BKP dan/atau JKP yang ditentukan sebagai berikut:
- untuk BKP berupa tanah dan bangunan adalah 10 (sepuluh) tahun;
- untuk BKP, selain tanah dan bangunan, dan JKP adalah 4 (empat) tahun;
Z' adalah persentase yang sebanding dengan jumlah Penyerahan yang Terutang
Pajak terhadap seluruh penyerahan dalam 1 (satu) tahun buku;
Pedoman Pengkreditan PM Bagi PKP yang peredaran
Usahanya Tidak Melebihi Jumlah Tertentu

PKP tetap memungut PPN ke konsumen sebesar 10%


dari DPP

PPN Masukan yang dapat dikreditkan adalah sebesar:

• 60% dari PPN Keluaran untuk penyerahan JKP


• 70% dari PPN Keluaran untuk penyerahan BKP

PPN Masukan dari supplier tidak dapat dikreditkan di


SPT Masa PPN dan juga tidak dapat dijadikan sebagai
biaya pengurang pada perhitungan SPT Tahunan PPh.
Penghitungan

Pedoman Penghitungan Pengkreditan PM adalah:


a. 90% dari PK, dalam hal PKP melakukan penyerahan kendaraan
bermotor bekas secara eceran.
b. 80% dari PK, dalam hal PKP melakukan penyerahan emas
perhiasan secara eceran
PK = 10% x DPP
DPP = peredaran usaha

PPN yg wajib disetor setiap Masa Pajak = PK – PM yg dapat dikreditkan,


sehingga:
a. Bagi PKP yg menyerahkan kendaraan bermotor bekas = 1% x DPP
b. Bagi PKP yg menyerahkan emas perhiasan secara eceran = 2% x DPP
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 9 ayat (2a), ayat (4), ayat (4a), & ayat (6a)
PASAL
Pengaturan atas PM sebelum PKP melakukan penyerahan terutang PPN:
 Bagi PKP yang belum melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP dan/atau JKP, PM atas
112
perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan
pengkreditan sesuai dengan Undang-Undang ini
(dapat dikreditkan atas semua perolehan BKP/JKP yang berhubungan langsung dengan penyerahan BKP/JKP),
 LB dikompensasi ke masa berikutnya dan dapat direstitusi di akhir tahun buku,
 Bila 3 tahun pertama sejak mengkreditkan belum ada penyerahan BKP/JKP,
PPN menjadi tidak dapat dikreditkan (dibatalkan).
Aturan sebelumnya

Bagi PKP yang belum berproduksi


sehingga belum melakukan
penyerahan yang terutang pajak,
PM atas perolehan dan/atau impor
barang modal dapat dikreditkan
(sebatas barang modal).
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 9 ayat (9a)
PASAL
112

PM atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP serta


Deemed pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP
Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean sebelum
Masukan
Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP, dapat dikreditkan
80% oleh PKP dengan menggunakan pedoman pengkreditan PM
sebesar 80% dari Pajak Keluaran yang seharusnya dipungut.

Aturan sebelumnya

Pajak Masukan (PM) perolehan BKP/JKP sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP,
tidak dapat dikreditkan.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 9 ayat (9b)
PASAL
112
PM atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta
pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP
Sesuai dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang tidak
Bukti dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang diberitahukan
Faktur
Pajak yang dan/atau ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan
dimiliki dapat dikreditkan oleh PKP sepanjang memenuhi ketentuan
pengkreditan sesuai dengan Undang-Undang ini.

Aturan sebelumnya

Pajak Masukan (PM) tidak dilaporkan di SPT & ditemukan saat pemeriksaan,
tidak dapat dikreditkan.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 9 ayat (9c)
PASAL
112
PM atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta
pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang ditagih
Sebesar
dengan penerbitan ketetapan pajak dapat dikreditkan oleh
POKOK PKP sebesar jumlah pokok PPN yang tercantum dalam
PAJAK ketetapan pajak dengan ketentuan ketetapan pajak dimaksud
telah dilakukan pelunasan dan tidak dilakukan upaya hukum
serta memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai dengan
Undang-Undang ini.
Aturan sebelumnya

Pajak Masukan (PM) ditagih dengan ketetapan pajak,


tidak dapat dikreditkan.
Jawaban :
PENYERAHAN
BKP
SAAT
IMPOR
PAJAK
BKP
TERUTA
NG PENYERAHAN
JKP
PEMANFAATAN BARANG KENA
Saat pajak terutang PAJAK TIDAK BERWUJUD DARI
diartikan sebagai LUAR DAERAH PABEAN, DI
saat mulai DALAM DAERAH PABEAN
timbulnya utang
pajak EKSPOR BKP
kepada negara, BERWUJUD
sehingga bukan
merupakan batas EKSPOR BKP TIDAK
akhir pembayaran BERWUJUD
pajak ke EKSPOR
kas negara.
JKP
PADA SAAT PEMBAYARAN,
DALAM HAL PEMBAYARAN
DITERIMA SEBELUM
PENYERAHAN/PEMANFAATAN
Saat Penyerahan Pasal 17 PP 1 Tahun
2012
Pasal 11 UU PPN Pasal 13 UU PPN

Saat
Saat Terutang Saat
Pembuatan
Pajak Penyerahan
Faktur Pajak

“Saat penyerahan yang merupakan dasar penentuan saat terutang PPN


dan saat pembuatan Faktur Pajak disinkronisasikan dengan praktik yang
lazim terjadi dalam kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik
pencatatan atau pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum serta diterapkan secara konsisten oleh PKP”

“Penyerahan dianggap telah terjadi, apabila resiko dan manfaat


kepemilikan barang telah berpindah kepada pembeli dan jumlah
pendapatan dari transaksi tersebut dapat diukur dengan handal”

“Pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang dicerminkan dengan


penerbitan invoice/faktur penjualan yang sekaligus menjadi dokumen
sumber dan sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan atau
pencatatan piutang”
Jawaban :
Saat penyerahan BKP dan/atau JKP

Saat penerimaan pembayaran

• dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP

Saat penerimaan pembayaran termin

• dalam hal penyerahan sebagaian tahap pekerjaan

Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan

• kepada Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN

Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan


Menteri Keuangan

Pasal 13 ayat (1a) UU PPN


Pasal 2 ayat (1) PER-24/PJ/2012 stdd PER_17/PJ/2014
Jawaban :
Faktur pajak
yang tidak diisi
secara lengkap,
Nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BPK/JKP jelas, benar, dan
Nama, alamat, dan NPWP pembeli BPK/penerima JKP
tidak ditanda
tangani
Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga merupakan

PPN yang dipungut


Faktur
Pajak
PPnBM yang dipungut
Tidak
Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak Lengkap
Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak

Tidak dapat
Jika diperlukan, PKP dapat menambahkan keterangan lain dikreditkan
oleh PKP
Pasal 13 ayat (5) UU PPN penerima FP
PER-24/PJ/2012 stdd PER_17/PJ/2014
Alamat yang tercantum dalam Faktur Pajak harus diisi
sesuai dengan alamat yang sebenarnya atau
sesungguhnya.

Jika berbeda dengan alamat dalam


Surat Keterangan Terdaftar atau
Surat Pengukuhan PKP

Pasal 6 ayat (3) dan (4) PER-24/PJ/2012 stdd PER_17/PJ/2014


UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (5) huruf b
PASAL
112
Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan
BKP dan/atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat identitas
pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi:

1. nama, alamat, dan NPWP atau nomor induk kependudukan


atau nomor paspor bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau

2. nama dan alamat, dalam hal pembeli BKP atau penerima JKP
merupakan subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan
subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 UU mengenai PPh.

Aturan sebelumnya

Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan BKP


dan/atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat nama, alamat, dan
NPWP pembeli BKP atau penerima JKP.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (5a)
PASAL
112

Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran dapat membuat Faktur Pajak tanpa mencantumkan
keterangan mengenai identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual dalam hal
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada pembeli dengan
karakteristik konsumen akhir yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Aturan sebelumnya

(tidak diatur).
Jawaban :
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)
• yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat yang berwenang dari
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut;
Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)
• yang dibuat/dikeluarkan oleh Bulog/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;

bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan listrik


• oleh perusahaan listrik

Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi


• oleh perusahaan telekomunikasi;

PER-13/PJ/2019
Pedagang Eceran Pasal 20 PP 1 Tahun 2012
Tanpa keterangan :
identitas pembeli
nama dan tanda tangan
Pedagang penjual
Membuat Tidak diterbitkan
Eceran Faktur Pajak tidak Surat Tagihan Pajak
lengkap

Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan Kegiatan usaha/pekerjaannya


penyerahan BKP dengan cara : melakukan penyerahan JKP dengan
a. melalui suatu tempat penjualan eceran cara :
atau langsung datang ke tempat a. melalui suatu tempat penyerahan
konsumen akhir; jasa secara langsung kepada
b. langsung kepada konsumen akhir, konsumen akhir atau langsung
tanpa didahului dengan penawaran; datang ke tempat konsumen akhir;
dan b. langsung kepada konsumen akhir,
c. pada umumnya dilakukan secara tunai tanpa didahului dengan penawaran;
dan penjual/pembeli langsung dan
menyerahkan/membawa BKP yang c. pada umumnya dilakukan secara
dibeli. tunai.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (5a)
PASAL
112

Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran dapat membuat Faktur Pajak tanpa mencantumkan
keterangan mengenai identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual dalam hal
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada pembeli dengan
karakteristik konsumen akhir yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Aturan sebelumnya

(tidak diatur).
Jawaban :
pihak-pihak yang ditunjuk
sebagai pemungut adalah:
• Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
(KPKN) serta Bendaharawan Pemerintah
(Pusat/Daerah) yang dananya berasal
dari APBN/APBD
• Kontraktor kontrak kerja sama
pengusahaan minyak dan gas bumi dan
kontraktor atau pemegang
kuasa/pemegang izin pengusahaan
sumber daya panas bumi
• Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN DAN/ATAU PPnBM OLEH
PEMUNGUT PPN BENDAHARAWAN (KMK-563/KMK.03/2003)

• Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp.1.000.000,00 (satu juta


rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

• Pembayaran untuk pembebasan tanah;

• Pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang menurut ketentuan


perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak dipungut
dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN;

• Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar
Minyak oleh PT (PERSERO) PERTAMINA;

• Pembayaran atas rekening telepon;

• Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan


penerbangan; atau

• Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut


ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan PPN.
PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN DAN/ATAU PPnBM OLEH
PEMUNGUT PPN BUMN(KMK-136/PMK.03/2012)
• pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah) termasuk jumlah PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang
dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
• pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan di bidang
perpajakan mendapat fasilitas PPN tidak dipungut atau dibebaskan dari
pengenaan PPN;
• pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar
bukan minyak oleh PT Pertamina (Persero);
• pembayaran atas rekening telepon;
• pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan
penerbangan; dan/ atau
• pembayaran lainnya untuk penyerahan barang dan/atau jasa yang
menurut ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan tidak
dikenai PPN atau PPN dan PPnBM,
Jawaban
FASILITAS PPN/PPnBM
Ps. 16B ayat (1)

PP
PAJAK TERUTANG DIBEBASKAN DARI
TDK DIPUNGUT PENGENAAN PAJAK

PP 85 Tahun 2009
PP 38 Tahun 2003
PMK-131/PMK.04/2018
PP 81 Tahun 2015
PP 147 Tahun 2000
PP 50 Tahun 2019
KMK-11/KMK.04/2001
Jawaban :
KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
PMK-163/PMK.03/2012
Kegiatan Membangun Sendiri adalah kegiatan
membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi
atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau
digunakan pihak lain.”
1. konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan
batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
2. diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat
kegiatan usaha; dan
3. luas keseluruhan paling sedikit 200m2 (dua ratus meter
persegi).

Pasal 2 ayat (4) PMK No.163/PMK.03/2012


Jawaban :
• Penyerahan aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan dikenakan PPN dengan
syarat :
1. Yang menyerahkan sudah dikukuhkan sebagai PKP.
2. Aktiva yang diserahkan adalah aktiva yang mempunyai
hubungan langsung dengan kegiatan usaha (Pasal 9 ayat
8 huruf b).
3. Aktiva yang diserahkan adalah bukan berupa sedan dan
station wagon, kecuali apabila sedan atau station wagon
tersebut merupakan barang dagangan atau disewakan
(Pasal 9 ayat 8 huruf c).
Jawaban :
Jawaban :
Pengecualian Barang Bawaan yang
tidak dapat Diminta Restitusi

a. makanan, minuman, produk-produk


tembakau
b. Senjata api dan bahan peledak
c. Barang yang dilarang dibawa ke dalam
pesawat
Syarat Restitusi Bagi WP OP Luar Negeri
(WPOPLN)
Pasal 16E UU PPN, PMK No. 76/ PMK.03/ 2010 stdtd PMK 100/PMK.03/2013

Menunjukkan paspor
WPOPLN bukan WNI
WPOPLN bukan kru luar negeri, boarding
dan tinggal di
maskapai pass, barang bawaan,
Indonesia tidak lebih
penerbangan. dan faktur pajak
dari dua bulan.
khusus.

Dikenai PPN dengan pajak minimal Rp


Apabila PPN yang dikenakan melebihi
500.000,00 atas transaksi yang
Rp 5.000.000,00, maka restitusi
dilakukan maksimal 1 bulan
dilaksanakan melalui transfer ke
sebelumnya dalam 1 faktur, di 1 toko,
rekening WPOPLN.
dan di 1 tanggal.

93
Jawaban :
Tanggung Renteng

PENJUAL

?
Pungut PPN
PEMBELI
SKPKB

TANGGUNG JAWAB
RENTENG

Kecuali

Menunjukkan PPN dapat


A
bukti telah T ditagih
membayar A
U
kepada
PPN penjual
Ps 16F UU PPN

Penjual adalah penanggung jawab PPN (menyetor PPN), namun untuk kondisi tertentu
Pembeli dapat dikenai tanggung jawab renteng.
SPT MASA PPN
• SPT Masa PPN 1111

• SPT Masa PPN 1111 DM

• SPT Masa PPN 1107 PUT


PPN
02
RINGKASAN PENGATURAN

o Konsinyasi bukan termasuk penyerahan BKP.


o Penyertaan modal dalam bentuk aset (imbreng) tidak
terutang PPN.
o Penyerahan batu bara termasuk penyerahan BKP.
o Relaksasi Hak Pengkreditan Pajak Masukan (PM) bagi
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
o Pencantuman NIK pembeli yang tidak memiliki NPWP
dalam Faktur Pajak.
o Pengaturan Faktur Pajak untuk PKP Pedagang Eceran.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 1A ayat (1) huruf g
PASAL
112

Penyerahan secara konsinyasi tidak termasuk dalam pengertian


penyerahan BKP
(Poin konsinyasi dihapus).
Aturan sebelumnya

Yang termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak adalah penyerahan Barang Kena Pajak
secara konsinyasi.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 1A ayat (2) huruf d
PASAL
112
Yang tidak termasuk dalam pengertian penyerahan Barang Kena Pajak adalah
pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha, serta pengalihan Barang Kena Pajak untuk tujuan setoran modal
pengganti saham, dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang menerima
pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak.

Aturan sebelumnya

Pengalihan BKP (Barang Kena Pajak) untuk setoran modal pengganti saham (imbreng) merupakan
penyerahan BKP.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 4A ayat (2) huruf a
PASAL
112

Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang tertentu dalam
kelompok barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, tidak termasuk hasil pertambangan batu bara
(Hasil pertambangan batu bara tidak termasuk jenis barang yang tidak dikenai PPN).

Aturan sebelumnya

Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang tertentu dalam kelompok
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
(Hasil pertambangan batu bara yang bukan merupakan BKP adalah batu bara sebelum diproses
menjadi briket batu bara).
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 9 ayat (2a), ayat (4), ayat (4a), & ayat (6a)
PASAL
Pengaturan atas PM sebelum PKP melakukan penyerahan terutang PPN:
 Bagi PKP yang belum melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP dan/atau JKP, PM atas
112
perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan
pengkreditan sesuai dengan Undang-Undang ini
(dapat dikreditkan atas semua perolehan BKP/JKP yang berhubungan langsung dengan penyerahan BKP/JKP),
 LB dikompensasi ke masa berikutnya dan dapat direstitusi di akhir tahun buku,
 Bila 3 tahun pertama sejak mengkreditkan belum ada penyerahan BKP/JKP,
PPN menjadi tidak dapat dikreditkan (dibatalkan).
Aturan sebelumnya

Bagi PKP yang belum berproduksi


sehingga belum melakukan
penyerahan yang terutang pajak,
PM atas perolehan dan/atau impor
barang modal dapat dikreditkan
(sebatas barang modal).
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 9 ayat (9a)
PASAL
112

PM atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP serta


Deemed pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP
Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean sebelum
Masukan
Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP, dapat dikreditkan
80% oleh PKP dengan menggunakan pedoman pengkreditan PM
sebesar 80% dari Pajak Keluaran yang seharusnya dipungut.

Aturan sebelumnya

Pajak Masukan (PM) perolehan BKP/JKP sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai PKP,
tidak dapat dikreditkan.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 9 ayat (9b)
PASAL
112
PM atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta
pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP
Sesuai dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang tidak
Bukti dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang diberitahukan
Faktur
Pajak yang dan/atau ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan
dimiliki dapat dikreditkan oleh PKP sepanjang memenuhi ketentuan
pengkreditan sesuai dengan Undang-Undang ini.

Aturan sebelumnya

Pajak Masukan (PM) tidak dilaporkan di SPT & ditemukan saat pemeriksaan,
tidak dapat dikreditkan.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 9 ayat (9c)
PASAL
112
PM atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta
pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang ditagih
Sebesar
dengan penerbitan ketetapan pajak dapat dikreditkan oleh
POKOK PKP sebesar jumlah pokok PPN yang tercantum dalam
PAJAK ketetapan pajak dengan ketentuan ketetapan pajak dimaksud
telah dilakukan pelunasan dan tidak dilakukan upaya hukum
serta memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai dengan
Undang-Undang ini.
Aturan sebelumnya

Pajak Masukan (PM) ditagih dengan ketetapan pajak,


tidak dapat dikreditkan.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (5) huruf b
PASAL
112
Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan
BKP dan/atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat identitas
pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi:

1. nama, alamat, dan NPWP atau nomor induk kependudukan


atau nomor paspor bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau

2. nama dan alamat, dalam hal pembeli BKP atau penerima JKP
merupakan subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan
subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 UU mengenai PPh.

Aturan sebelumnya

Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan BKP


dan/atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat nama, alamat, dan
NPWP pembeli BKP atau penerima JKP.
UU CIPTA KERJA
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (5a)
PASAL
112

Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran dapat membuat Faktur Pajak tanpa mencantumkan
keterangan mengenai identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual dalam hal
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada pembeli dengan
karakteristik konsumen akhir yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Aturan sebelumnya

(tidak diatur).
Mekanisme pemungutan PPN
oleh bendahara pemerintah
Pada saat PKP Rekanan mengajukan tagihan, wajib membuat:
• Faktur Pajak dan SSP
• Faktur Pajak dan SSP merupakan bukti pemungutan dan penyetoran PPN
dan PPnBM.
• Pemungut PPN wajib memungut pajak yang terutang pada saat
pembayaran;
• Penyetoran Pajak yang dipungut.
• Pajak yang dipungut oleh Bendaharawan selaku Pemungut PPN wajib
disetor paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan
pembayaran kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan
• PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN, harus
disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada
Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah
PPN Yang Tidak Dipungut Oleh
Bendaharawan
• Pembayaran yang jumlahnya tidak lebih dari Rp1.000.000,00
termasuk PPN dan PPnBM, dan tidak merupakan pembayaran yang
terpecah-pecah.
• Pembayaran untuk pembebasan tanah.
• Pembayaran atas penyerahan BKP dan atau JKP yang mendapat
fasilitas PPN tidak dipungut atau dibebaskan dari pengenaan PPN.
• Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh PT
(Persero) PERTAMINA.
• Pembayaran atas rekening telepon.
• Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan.
• Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang tidak
terutang PPN

Anda mungkin juga menyukai