2 SISTEMATIKA
Di dalam Kegiatan
daerahAtasKonsums
pabean.barang i
atau jasa
yang
terutang
Dikenai Pajak
pajak.
Pertambahan
Nilai
5 SIFAT PEMUNGUTAN (1)
Multistage
• Dikenakan di setiap rantai produksi.
Metode Kredit
• Dikenal adanya PPN Keluaran dan
PPN Masukan yang didukung faktur
pajak.
Netral
• Tidak mempengaruhi pola konsumsi
wajib pajak.
Menghindari Pajak Berganda
• Pajak atas konsumsi tidak akan
dikenakan dua kali.
7 TIPE PEMUNGUTAN
Consumption
Type
•Net Income
Pembelian faktor
Type
produksi
dikurangkan dari
•Gross Product
Pembelian
pertambahanbarang
Type
modal
nilai.
dikurangkan
• Pembelian barang
melalui depresiasi.
modal tidak
dikurangkan sama
sekali.
8 PRINSIP PEMUNGUTAN
Prinsip
Tempat Prinsip Tempat
Tujuan Asal
• Dipungut di
• Dipungut di
tempat
tempat asal
konsumsi.
barang atau jasa.
9 OBJEK PEMUNGUTAN
PASAL 4 UU PPN Impor Pemanf Ekspor
aatan
Dipung Oleh
di
Penyer ut Pengus
dalam
BKP-
ahan Ditjen TB aha
daerah
BKP Bea dari Kena
BKP
BKP pabean Berw
Berw
BKP Cukai luar Pajak
ujud atas:
JKP
daera ujud
Tak BKP-
Berw dari
h TB
ujud luar
pabe
(BKP daera
an JKP
-TB)
JKP h
pabe
an
10 SYARAT PENYERAHAN DIKENAI
PAJAK BKP
atau
JKP
bersifat
kena
Penyer
pajak.
Dalam
rangka
ahan
kegiatan Dikena Dilakuk
an di
usaha i Pajak daerah
atau
pabean.
kegiatan
.
11 PEMUNGUT PPN
PASAL 3A AYAT (3), PASAL 16A UU PPN, KMK NO. 563/ KMK.03/ 2003,
Bertugas
PMK NO. 40/ PMK.03/ 2010
memungut,
memotong,
dan
menyetorkan Pihak pemungut
PPN, antara lain:
menggantika • Bendaharawan entitas
n peran PKP pemerintah atas
yang penyerahan kepada
pemerintah.
melakukan • Pengguna BKP-TB atau
penyerahan. JKP dari luar daerah
pabean, atas pemanfaatan
di dalam daerah pabean.
12 PENYERAHAN KEPADA
BENDAHARAWAN PEMERINTAH
YANG TIDAK DIPUNGUT
Penyerahan PPN
bernilai < Rp
1.000.000,00 dan tidak
dipecah – pecah.
Penyerahan terkait
pembebasan tanah.
Penyerahan BBM dan non
BBM oleh Pertamina.
Penyerahan jasa telepon/
telekomunikasi.
Penyerahan jasa angkutan
Penyerahan udara.
BKP atau JKP
yang tidak dipungut atas
dibebaskan dari PPN.
13
14 BARANG KENA PAJAK (BKP)
Penyerahan konsinyasi.
18 PENYERAHAN YANG BUKAN
PENYERAHAN BKP
PASAL 1A AYAT (2), PASAL 16D UU PPN
konstruksi
26 JASA TIDAK DIKENAI PPN (1)
PASAL 4A AYAT (3) UU PPN
Dipergunakan
Kurs KMK Saat untuk
Pembuatan Faktur konversi atas
setiap jenis
penyerahan.
39 ILUSTRASImelakukan impor persediaan dengan
CV. Gamkonora
DASAR $PENGENAAN
nilai pembelian PAJAK C $ 250, dan
3650, biaya pengangkutan
premi asuransi 15% dari nilai pembelian. Impor tersebut
dikenai Bea Masuk 10%, Bea Masuk Tambahan Rp
2.150.000,00, PPh 22 dengan tarif 2,5%, serta PPnBM
dengan tarif 30%. Kurs KMK saat pemasukan barang
adalah Rp 9.100/ $, sedangkan saat melakukan
pembayaran kepada penjual adalah Rp 9.200/ $.
Berapakah DPP transaksi impor tersebut?
40 PEMBAHASAN ILUSTRASI
JawabanDASAR
: PENGENAAN PAJAK C
Cost 3.650
Insurance 250
Freight (15% Cost) 547,50
CIF 4.447,50
Bea Masuk (10%) 444,75
Bea Masuk Lainnya 2.150.000
DPP Impor = CIF + Pungutan Kepabeanan
= 4.447,50 x 9.100 +((444,75 x 9.100) +
2.150.000)
= 40.472.250 + (4.047.225 + 2.150.000)
= 40.472.250 + 6.197.225
= 46.669.475
41 TARIF
PASAL 7 UU PPN
10 Berlaku atas
penyerahan Tarif dapat diubah
secara
% umum. menjadi minimal 5%
dan maksimal 15%
dengan PP.
Berlaku atas ekspor.
Pajak Masukan bersifat
dapat dikreditkan.
0%
42 KETENTUAN
▪ Apabila dalam naskah KHUSUS:
kontrak tidak diketahui apakah
NILAIPPN
komponen PPN TERUTANG
atau PPnBM telah termasuk di dalam
nilai kontrak, maka diasumsikan bahwa nilai kontrak
tersebut belum termasuk komponen PPN atau PPnBM.
Batas
Satu hari
penyetoran
setelah7
Tanggal PPNBatas
dipungut
terutang.
bulan penyetoran
atas impor.
berikutnya
Tanggal 15 PPNBatas
dipungut
setelah
bulan bendaharawan
penyetoran
terutang.
berikutnya pemerintah.
PPN yang
Akhir
setelah
bulan berlaku secara
terutang. Batasumum.
pelaporan
berikutnya
SPT Masa PPN.
setelah
terutang.
47 TEMPAT TERUTANG
PASAL 12 AYAT (3), (4) UU PPN
Identitas
Tanda PKP
Penjual Identitas
tangan
PKP
verifikasi
Pembeli
.
Kode,
Jenis dan
nomor
Nilai
seri, dan Nilai
BKP
tanggal. PPN dan
PPnBM
56 SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK
PASAL 13 AYAT (1A), (2), (2A) UU PPN, PER NO. 65/ PJ./ 2010
Saat
Saat pembayaran,
penyerahan Saat
jika
BKP Saat
atau JKP. penyampaian
mendahului
pembayaran tagihan, untuk
penyerahan.
termin, untuk penyerahan
Saat akhir
penyerahanbulan kepada
bertahap.terutang,
Pemungut
untuk FakturPPN.
Pajak
Gabungan.
Fa. Leuser melakukan penyerahan BKP dengan rincian penanggalan
57 ILUSTRASI
berikut.
SAAT
▪ 5 Januari PEMFAKTURAN
mengirimkan barang kepada PT. Lalakon, pembayaran
diterima tanggal 4 Februari.
▪ 13 Februari menerima pembayaran di muka dari PT. Lamajang.
Pengiriman dilakukan tiga hari setelahnya.
▪ 22 Maret menerima 20% pembayaran atas pemesanan PT.
Lampobattang, tanggal 3 April sebesar 40%, tanggal 16 April
sebesar 20%, dan tanggal 21 April untuk sisanya. Pengiriman
dilakukan secara bertahap sesuai tanggal pembayaran.
▪ 30 Mei menerima pesanan dari Pemkot, barang dikirimkan
tanggal 2 Juni, tagihan dikirimkan tanggal 5 Juni, pemeriksaan
dilaksanakan tanggal 11 Juni, dan pembayaran diterima tanggal
17 Juni.
▪ 1 Juni menerima pesanan dari PT. Lokon. Klien ini merupakan
pelanggan berkala yang sepanjang Juni melakukan pemesanan di
tanggal 3, 6, 18, 23, dan 29 Juni.
58 PEMBAHASAN ILUSTRASI
JawabanSAAT
: PEMFAKTURAN
N Penerima Tanggal Saat
o. Faktur Faktur Pemfakturan
1. PT. Lalakon 5 Januari Saat penyerahan.
2. PT. Lamajang 13 Februari Saat pembayaran
yang mendahului
penyerahan.
3. PT. 22 Maret, 3 Saat pembayaran
Lampobatta 16, dan 21 termin untuk
ng April pembayaran
berkala.
4. Pemkot 5 Juni Saat penagihan.
5. PT. Lokon 31 Juni Saat akhir bulan,
59 ASPEK KONFIRMASI FAKTUR PAJAK
Apakah Apakah
faktur faktur
dilaporka diterbitka
n PKP n PKP
penerbit yang
sebagai telah
Apakah faktur
PPNditerbitkan
dikukuhk
Keluaran.
terkait BKPan.
atau JKP yang
terutang PPN.
Keabsahan faktur
▪KETENTUAN KHUSUS: pajak ditentukan
FAKTUR PAJAK berdasar ketentuan
material
6013 AYAT (8), (9),(kelengkapan
PASAL PASAL 14 UU PPN, PMK NO. 38/konten)
PMK.03/ 2010, dan ketentuan formal
PER NO. 65/ PJ./ 2010
(kebenaran cara pengisian).
PPN Keluaran PPN Masukan PPN Kurang Bayar PPN Lebih Bayar
PPN Masukan
Definisi
PKP yang memiliki peredaran usaha < Rp
1.800.000.000,00 per tahun, berdasar 2
tahun buku sebelumnya.
Nilai
Untuk PPN Masukan
Penyerahan yangPenyerahan
Untuk dapat
BKP Dikreditkan JKP
= 70% PPN = 60% PPN
Keluaran Keluaran
Nilai PPN Kurang Bayar
Untuk Penyerahan Untuk Penyerahan
BKP = 3% DPP JKP = 4% DPP
81 PKP MELAKUKAN KEGIATAN USAHA
TERTENTU
PMK NO. 79/ PMK.03/ 2010 Nilai PPN
Masukan Nilai PPN
PKP
Definisi Perdagang
yang dapat Kurang
Untuk
berdagang an
Dikreditka
Kendaraa Bayar
Perdagang
kendaraan an
bermotor nn
PKP Perdagang Kendaraa
bekas = an
90% Untuk
n
berdagang
secara PPN Perdagang
perhiasan
eceran. Perhiasan = 1%anDPP
Keluaran
emas = 80% Perhiasan
secara PPN
eceran. = 2% DPP
Keluaran
82 KONDISI PENYEBAB PPN LEBIH
BAYAR PKP melakukan
pembelian BKP atau
JKP dalam jumlah
besar di permulaan
PKP melakukan
usaha.
kegiatan ekspor.
PKP melakukan
penyerahan kepada
pemungut PPN.
PKP melakukan
penyerahan yang
tidak dipungut PPN,
meliputi:
• Penyerahan terkait proyek
pemerintah bersumber
dana luar negeri.
• Penyerahan kepada
83 RESTITUSI PPN LEBIH BAYAR
PASAL 9 AYAT (2A), (4B), (6A) UU PPN, PMK NO. 81/ PMK.03/ 2010
Secara umum, PPN lebih bayar Merupa
akan
dikompensasi ke masa pajak kan
Peroleh
berikutnya. Restitusi diansetiap
BKP masa
hasil
pajak hanya dimungkinkan
Penyer atau untukpenghit
PPN
Kegiata Penyer
lebih bayar yang
ahanmuncul di ungan
JKP akibat:
n ahan
yang permul di masa
ekspor kepada pajak
tidak aan
BKP pemun
dipung usaha/ akhir
atau gut
ut sebelu tahun
JKP. PPN. (bulan
PPN. m
Restitusi bagi PKP yang belum berproduksi Desem
harus dikembalikan
berpro
jika mengalami gagal produksi 3 tahun paska restitusiber).
duksi. atau gagal
penyerahan 1 tahun paska restitusi.
84 PENGEMBALIAN PENDAHULUAN
PAJAK LEBIH BAYAR
BAGI
PKP PKP
kriteria KRITERIA
tertentuTERTENTU
dapat memperoleh
PMK NO. 197/ PMK.03/ 2007
pengembalian pendahuluan, jika memenuhi
Tepat waktu melaporkan persyaratan:
SPT dan SPT Masa
setiap jenis pajak selama 3 tahun terakhir.
Tidak pernah dijatuhi pidana perpajakan
selama 5 tahun terakhir.
Tidak sedang memiliki tunggakan pajak per
Apabila laporan 31 Desember.
keuangan diaudit, harus
memperoleh predikat WTP selama 3 tahun
berturut – turut.
85 PENGEMBALIAN PENDAHULUAN
PAJAK LEBIH BAYAR
BAGI PKP BERISIKO RENDAH
PASAL 9 AYAT (4C), (4D) UU PPN, PMK NO. 71/ PMK.03/ 2010
Merupakan PKP yang memenuhi
ketentuan:
• Tidak dilakukan pemeriksaan
Atau 24 bulan terakhir.
selama Atau
•merupakan merupakan
Tepat waktu melaporkan SPT
perusahaan
Masa PPN yang
selama 12perusahaan
bulan
secara
terakhir. terbuka dengan
• mayoritas
Memproduksi sendiri minimal 40%
minimal
dimiliki
75% BKP yang dijual. saham
pemerintah/ diperdagangkan
• Memiliki
pemda. LK berpredikat WTP
di BEI.
atau WDP selama 2 tahun
86 SYARAT RESTITUSI BAGI WP OP LUAR
NEGERI
WPOPLN Menunjukk
(WPOPLN)
bukan WNI an paspor
WPOPLN
PASAL 16E UU PPN, PMK NO. 18/ PMK.03/ 2011
dan tinggal luar negeri,
bukan kru
di boarding
maskapai
Indonesia pass, barang
penerbanga
tidak lebih bawaan, dan
n.
dari dua faktur
Dikenai PPN pajak
dengan
Apabila
bulan. PPN yang khusus.
pajak minimal Rp
dikenakan melebihi
500.000,00 atas
Rp 5.000.000,00,
transaksi yang
maka restitusi
dilakukan maksimal 1
dilaksanakan melalui
bulan sebelumnya
transfer ke rekening
dalam 1 faktur, di 1
WPOPLN.
toko, dan di 1 tanggal.
87 KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
PASAL 16C UU PPN, PMK NO. 39/ PMK.03/ 2010
• Merupakan Persyara
kegiatan
membangun
tan
• Bangunan
bukan dalam meliputi satu
rangka atau lebih
Definisi
kegiatan usaha, konstruksi
untuk permanen
digunakan pada sebidang
sendiri atau tanah dengan
oleh orang bahan kayu,
lain. beton, batu
bata, atau baja
dengan luas >
300 meter
88 PENGELOLAAN PPN KEGIATAN
MEMBANGUN SENDIRI
Pembangun terutang PPN saat mulai
membangun, di tempat kedudukan bangunan.
99
100
TERIMA KASIH
DEPARTEMEN AKUNTANSI FEUI
081318227080/ 08161932935
HTTP:/STAFF.BLOG.AC.ID/MARTANI/