Anda di halaman 1dari 32

KEWAJIBAN PPN

BAGI WAJIB PAJAK PERTAMBANGAN BATUBARA


PA S C A D I U N D A N G K A N N YA U U C I P TA K E R J A
Pemateri:
Dicky Irvan Nur, SH, LLM
Rifky Kusuma Wardana, SST, M.Int.Tax

D I R E K T O R AT P E R AT U R A N P E R PA J A K A N I
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
ASPEK PPN WP PERTAMBANGAN BATUBARA

1 2 3 4
Who What When & Where How
• Pengusaha • Penyerahan • Saat Terutang • Pembuatan Faktur
Kena Pajak • Non-BKP • Tempat Terutang Pajak
• Pengusaha • Non-JKP . • Pengkreditan
Kecil • Objek PPN Pajak Masukan
• Kewajiban PKP . • Pembayaran dan
. Pelaporan PPN
DAMPAK DIUNDANGKANNYA UU CIPTA KERJA

UU No 42 Tahun 2009 UU No 11 Tahun 2020


UU PPN UU CIPTAKER
Pasal 4A ayat (2) Pasal 4A ayat (2)
Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan
Nilai adalah barang tertentu dalam kelompok barang Nilai adalah barang tertentu dalam kelompok barang
sebagai berikut: sebagai berikut:
a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran
yang diambil langsung dari sumbernya; yang diambil langsung dari sumbernya, tidak
termasuk hasil pertambangan batu bara;
b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh rakyat banyak; oleh rakyat banyak;
c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya,
meliputi makanan dan minuman baik yang meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha
usaha jasa boga atau katering; dan jasa boga atau katering; dan
d. uang, emas batangan, dan surat berharga. d. uang, emas batangan, dan surat berharga.

Sejak 2 November 2020, batubara berubah dari non-BKP menjadi BKP


Who?
• Pengusaha
• Pengusaha Kena Pajak
• Kewajiban PKP
• Pengusaha Kecil
DEFINISI PENGUSAHA & PKP

Pengusaha
Pasal 1 Angka 14 UU PPN
Orang pribadi / badan dalam bentuk apa pun
yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya:
• menghasilkan barang;
• mengimpor barang;
• mengekspor barang;
• melakukan usaha perdagangan;
Pengusaha Kena Pajak
• memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Pasal 1 Angka 15 UU PPN
Daerah Pabean; Pengusaha yang melakukan penyerahan
• melakukan usaha jasa, termasuk mengekspor Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa
jasa, atau Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan
• memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Undang-undang ini.
KEWAJIBAN PKP
Pasal 3A (1) UU PPN
Pengusaha yang melakukan penyerahan Pasal 4(1) a (BKP); c (JKP);
f (ekspor BKP); g (ekspor BKP Tidak Berwujud); & h (ekspor JKP), WAJIB:

1 4
Melaporkan Melaporkan PPN
Usaha untuk dan/atau PPnBM
dikukuhkan
sebagai PKP

2 3
Memungut PPN Menyetor PPN
dan/atau PPnBM dan/atau PPnBM

kecuali Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan


PENGUSAHA KECIL
PMK-68/PMK.03/2010 stdtd PMK-197/PMK.03/2013

Pengusaha Kecil
pengusaha yang selama 1 (satu) tahun buku
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto
dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp4.800.000.000,00

Peredaran Bruto Opsi bagi pengusaha kecil


jumlah keseluruhan penyerahan Barang Pengusaha kecil dapat memilih untuk
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
yang dilakukan oleh pengusaha dalam Pajak
rangka kegiatan usahanya.
What?
• Objek PPN
• Penyerahan
• Non-BKP
• Non-JKP
OBJEK PPN

PA S A L 4 ( 1 ) PA S A L 1 6 C PA S A L 1 6 D
Kegiatan Membangun Sendiri Penyerahan Aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjual-belikan

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak PPN dikenakan atas Penyerahan BKP berupa aktiva
a. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang yang menurut tujuan semula tidak untuk
yang dilakukan oleh Pengusaha; pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri diperjualbelikan oleh PKP, kecuali atas Penyerahan
b. impor BKP; atau digunakan pihak lain yang batasan dan tata aktiva yang Pajak Masukan-nya tidak dapat
c. penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean oleh caranya diatur dengan Keputusan Menteri dikreditkan menurut Pasal 9 ayat (8) huruf b dan c
Pengusaha; Keuangan.
d. pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Peraturan terkait: Pasal 9 (8) huruf b & c:
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; • PMK No. 39/PMK.03/2010 stdd PMK Pengkreditan Pajak Masukan tidak berlaku bagi
e. pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di 163/PMK.03/2012 pengeluaran:
dalam Daerah Pabean; • PER-23/PJ/2012 stdd PER-25/PJ/2012 → b. perolehan BKP/JKP yang tidak ada hubungan
f. ekspor BKP Berwujud oleh Pengusaha Kena Penetapan Biaya Pembangunan secara jabatan langsung dengan kegiatan usaha;
Pajak; c. perolehan/pemeliharaan kendaraan bermotor
g. ekspor BKP Tidak Berwujud oleh Pengusaha Ketentuan sedan dan station wagon, KECUALI sebagai
Kena Pajak; dan • Luas minimal 200m2 barang dagangan/disewakan
h. ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak. • Saat terutang → Saat mulai dibangun sampai
dengan selesai
• Tempat terutang → tempat bangunan didirikan
PPN Terutang: PPN Terutang: PPN Terutang:
10% x DPP 10% x 20% x Biaya Pembangunan (tdk termasuk 10% x DPP
(untuk ekspor berlaku tarif 0%) tanah)
PENYERAHAN (PASAL 1A (1) UU PPN)
BKP berupa persediaan dan/atau aktiva
yang menurut tujuan semula tidak untuk
A Penyerahan hak atas BKP karena E diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
perjanjian
saat pembubaran perusahaan;

Pengalihan BKP karena perjanjian sewa penyerahan BKP dari pusat ke cabang
B beli atau sewa guna usaha (leasing); F atau sebaliknya dan/atau antar
cabang;

Penyerahan BKP oleh PKP dalam rangka


Penyerahan BKP kepada pedagang perjanjian pembiayaan yang dilakukan
C perantara atau melalui juru lelang; H berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari PKP
kepada pihak yang membutuhkan BKP.

Note:
pemakaian sendiri dan/atau Pasal 4(1) huruf g “penyerahan BKP secara konsinyasi” tidak
D pemberian cuma-cuma; lagi masuk dalam definisi penyerahan sejak diundangkannya
UU CIKA
TIDAK TERMASUK PENYERAHAN (PASAL 1(2) UU PPN)

pengalihan Barang Kena Pajak dalam


penyerahan BKP kepada makelar;
A D rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan
pengambilalihan usaha, serta pengalihan
Barang Kena Pajak untuk tujuan setoran
modal pengganti saham dengan syarat
pihak yang melakukan pengalihan dan
yang menerima pengalihan adalah
Pengusaha Kena Pajak; dan
penyerahan BKP untuk jaminan utang-
B piutang;

Barang Kena Pajak berupa aktiva yang


E menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
saat pembubaran perusahaan, dan yang
Penyerahan BKP dalam hal PKP Pajak Masukan atas perolehannya tidak
C melakukan pemusatan tempat pajak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud
terutang; dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
NON-BKP & NON-JKP

Non-BKP Non-JKP
Pasal 4A ayat (2) Pasal 4A ayat (3)

a barang hasil pertambangan atau hasil a jasa pelayanan kesehatan medik h jasa kesenian dan hiburan n Jasa penyediaan tempat parkir
pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, tidak termasuk hasil pertambangan b jasa pelayanan sosial. i jasa penyiaran yang tidak bersifat o Jasa telepon umum dengan
batu bara; iklan; menggunakan uang logam;
b barang kebutuhan pokok yang sangat c jasa pengiriman surat dengan j jasa angkutan umum di darat dan di p Jasa pengiriman uang dengan
dibutuhkan oleh rakyat banyak; perangko air serta jasa angkutan udara dalam wesel pos; dan
makanan dan minuman yang disajikan di hotel, d negeri yang menjadi bagian yang
c jasa keuangan q jasa boga atau katering
restoran, rumah makan, warung, dan tidak terpisahkan dari jasa angkutan
sejenisnya, meliputi makanan dan minuman udara luar negeri;
e jasa asuransi
baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, k jasa tenaga kerja
termasuk makanan dan minuman yang f
diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; jasa keagamaan l jasa perhotelan
dan
g jasa pendidikan m jasa yang disediakan oleh
d uang, emas batangan, dan surat berharga.
pemerintah dalam rangka
menjalankan pemerintahan
When & Where?
• Saat Terutang
• Tempat Terutang
SAAT PENYERAHAN

Saat Terutang Pajak Saat Penyerahan Saat Pembuatan


Faktur Pajak
“Saat penyerahan yang merupakan dasar penentuan saat terutang PPN dan saat pembuatan Faktur Pajak
disinkronisasikan dengan praktik yang lazim terjadi dalam kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik pencatatan
atau pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta diterapkan secara konsisten oleh PKP”

“Penyerahan dianggap telah terjadi, apabila resiko dan manfaat kepemilikan barang telah berpindah kepada pembeli
dan jumlah pendapatan dari transaksi tersebut dapat diukur dengan handal”

“Pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang dicerminkan dengan penerbitan invoice/faktur penjualan yang
sekaligus menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang”
SAAT TERUTANG

Penyerahan BKP Berwujud Penyerahan BKP Berwujud Penyerahan BKP


Barang Bergerak Barang Tdk Bergerak Tidak Berwujud
• Saat diserahkan secara langsung kepada Saat penyerahan hak untuk • Saat harga atas penyerahan BKP Tidak
pembeli -> Penjualan langsung dan menggunakan atau menguasai BKP Berwujud diakui sebagai piutang atau
penjualan eceran berwujud secara hukum atau secara penghasilan, atau pada saat diterbitkan
• Saat diserahkan secara langsung kepada nyata, kepada pihak pembeli faktur penjualan oleh PKP; atau
penerima barang -> pemberian cuma- • Saat kontrak atau perjanjian
cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan ditandatangani, atau saat mulai
dari pusat ke cabang atau sebaliknya tersedianya fasilitas atau kemudahan
dan/atau penyerahan antar cabang; untuk dipakai secara nyata, sebagian atau
• Saat diserahkan kepada juru kirim atau seluruhnya (jika angka 1 tidak diketahui)
pengusaha jasa angkutan -> Penjualan
dengan syarat fob shipping point
• Saat harga atas penyerahan BKP diakui
sebagai piutang atau penghasilan, atau
pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh
PKP -> Selain kriteria di atas
SAAT TERUTANG

BKP Berupa Aktiva Tidak Diperjualbelikan yang Pengalihan BKP dalam rangka
Masih Tersisa Saat Pembubaran penggabungan, peleburan, pemekaran,
• Saat ditandatangani akta pembubaran oleh pemecahan, pengambilalihan usaha atau
Notaris; perubahan bentuk usaha
• Saat berakhirnya jangka waktu berdirinya
• Saat disepakati atau ditetapkannya
perusahaan yang ditetapkan dalam Anggaran
penggabungan, dst., sesuai hasil RUPS
Dasar;
yang tertuang dalam perjanjian
• Saat tanggal penetapan Pengadilan yang
penggabungan, dst.; atau
menyatakan perusahaan dibubarkan; atau
• Saat ditandatanganinya akta mengenai
• Saat diketahuinya bahwa perusahaan tersebut
penggabungan, dst. oleh Notaris
nyatanyata sudah tidak melakukan kegiatan
usaha atau sudah dibubarkan (dari hasil
pemeriksaan atau data atau dokumen)
SAAT TERUTANG

Impor BKP Penyerahan JKP


Saat BKP dimasukkan ke Saat jasa pelayanan sudah
dalam Daerah Pabean. tuntas dilakukan sehingga
barang, fasilitas, kemudahan
dan hak tersedia untuk
dipakai oleh pemilik atau
pemesannya.
TEMPAT TERUTANG
PKP yang melakukan penyerahan BKP,
JKP, ekspor BKP, Ekspor BKP Tidak
Berwujud, & Ekspor JKP
Terutang pajak di tempat tinggal / tempat
kedudukan / tempat kegiatan usaha / tempat lain
yang diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pajak.

PKP OP yang tempat tinggal dan


tempat kegiatan usaha terpisah
Impor
Terutang di tempat kegiatan
Terutang pajak di tempat BKP
usaha (dalam hal usaha tidak
dimasukkan / dipungut melalui
dilakukan di tempat tinggal)
DJBC

Kegiatan Membangun Sendiri OP/Badan yang memanfaatkan


Terutang di tempat bangunan BKP Tidak Berwujud / JKP dari
didirikan luar di dalam Daerah Pabean
Terutang pajak di tempat tinggal /
tempat kedudukan / tempat
kegiatan usaha.
How?
• Pembuatan Faktur Pajak
• Pengkreditan Pajak Masukan
• Pembayaran dan Pelaporan
PPN
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK
PASAL 13(1a) UU PPN

saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP

saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan


pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau
JKP

saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan


sebagian tahap pekerjaan

saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara


Pemerintah sebagai Pemungut PPN
FAKTUR PAJAK

FP paling sedikit harus memuat:


• Identitas PKP Penjual BKP/JKP (nama, alamat, NPWP)
• Identitas Pembeli BKP / Penerima JKP (nama, alamat, NPWP/NIK/No Paspor)
• Jenis barang/jasa, Harga Jual & Potongan harga
• PPN dipungut
• PPnBM dipungut
• Kode, nomor seri dan tanggal FP
• Nama, jabatan & tanda tangan

Faktur Pajak Gabungan


PKP dapat membuat 1 (satu) Faktur Pajak untuk seluruh penyerahan kepada PKP
pembeli BKP atau penerima JKP dalam 1 (satu) bulan, yang harus dibuat paling
lambat pada akhir bulan penyerahan;

Faktur penjualan dapat berfungsi sebagai Faktur Pajak,


sepanjang:
• Memuat informasi Pasal 13 ayat (5) UU PPN
• Diisi sebagaimana diatur dengan Per Dirjen Pajak

Bentuk dan ukuran


Bentuk dan ukuran Faktur Pajak disesuaikan kepentingan PKP

Faktur Pajak dibuat 2 rangkap, untuk peruntukan:


• Lembar ke-1 untuk pembeli BKP atau penerima JKP
• Lembar ke-2 untuk PKP yang membuat FP
.
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK

01 → Penyerahan BKP/JKP yang terutang PPN, dan PPN-nya dipungut oleh PKP
Penjual;
02 → Penyerahan BKP/JKP kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah, yang
PPN-nya dipungut oleh Pemungut PPN Bendahara Pemerintah;
03 → Penyerahan BKP/JKP kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara
Pemerintah), yang PPN-nya dipungut oleh Pemungut PPN Lainnya;
04 → Penyerahan BKP/JKP yang menggunakan DPP Nilai Lain;
05 → Kode tidak digunakan
2 digit pertama
06 → Penyerahan lainnya yang PPN-nya dipungut oleh PKP Penjual, yaitu:
→ Kode Transaksi a. Penyerahan dengan tarif PPN selain 10%
b. Penyerahan hasil tembakau produksi dalam negeri atau luar negeri
c. Penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor Luar Negeri
oleh PKP Toko Retailer dengan penerbitan Faktur Pajak Khusus
07 → Penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau
Ditanggung Pemerintah (DTP);
08 → Penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas PPN Dibebaskan
09 → Penyerahan Aktiva Pasal 16D, yang PPN-nya dipungut PKP Penjual

16 1 digit berikutnya 0 → Status Normal, artinya Faktur Pajak dibuat pertama kali
→ Kode Status 1 → Status Penggantian
Digit
13 digit berikutnya 11 (sebelas) digit nomor urut yang dipisahkan 2 (dua) digit tahun penerbitan
→ Nomor Seri Faktur Pajak; Nomor Seri diperoleh dari DJP
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK

Berdasar peraturan khusus tentang:


a. Pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai dana pinjaman/hibah luar
negeri;
b. PKP berstatus Entreport Produksi Tujuan Ekspor (EPTE) & Perusahaan
Pengolahan di Kawasan Berikat;
c. Tempat Penimbunan Berikat;
Fasilitas PPN Tidak d. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu;
07 Dipungut atau Ditanggung e. Penyerahan avtur untuk penerbangan internasional;
Pemerintah f. Toko Bebas Bea;
g. Penyerahan bahan bakar nabati di dalam negeri;
h. Pengeluaran dari/ke/di dalam kawasan yang ditunjuk sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;
i. Pengeluaran/pemasukan barang dari Kawasan Bebas ke Tempat Lain Dalam
Daerah Pabean atau sebaliknya;
j. Kawasan Perdagangan Bebas dan pelabuhan bebas

Berdasar peraturan khusus tentang:


a. Atas impor/penyerahan BKP/JKP Tertentu;
Fasilitas dibebaskan dari
08 Pengenaan PPN
b. Atas impor/penyerahan BKP/JKP Tertentu yang Bersifat Strategis;
c. Atas penyerahan BKP kepada Perwakilan Negara Asing dan Badan
Internasional dan pejabatnya

Penyerahan Aktiva Pasal


09 16D UU PPN
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN (1)

Pasal 9(2) Pasal 9(2a) Pasal 9(3) Ps 13(5)-> keterangan yang


harus ada dalam FP
Pajak Masukan dalam PM bagi PKP yang belum Pajak Masukan yang
suatu Masa Pajak melakukan penyerahan dikreditkan harus
Ps 13(9)-> FP harus memenuhi
dikreditkan dengan Pajak memenuhi syarat Ps 13(5) syarat formal dan material
Keluaran untuk Masa Pajak dan Ps 13(9)
yang sama. Formal : diisi secara lengkap,
jelas, dan benar
Material : mencantumkan
keterangan sebenarnya/
sesungguhnya
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN (2)

Pasal 9(8) UU PPN


Pegkreditan Pajak Masukan tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk:

Perolehan BKP/JKP yang Perolehan & pemeliharaan kendaraan


tidak mempunyai b c bermotor (sedan dan station wagon),
hubungan langsung kecuali sebagai barang dagangan atau
dengan kegiatan usaha; disewakan;

Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP Perolehan BKP/JKP yang Faktur


dari luar Daerah Pabean yang Faktur g f Pajaknya tidak memenuhi ketentuan
Pajaknya tidak memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (5) & (9) UU PPN
Pasal 13 ayat (6) UU PPN → dokumen
tertentu setara FP
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN (3)
Jangka Waktu Pengkreditan Pajak Masukan
Pasal 9 ayat (9) UU PPN 1984
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, tetapi belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang sama, dapat
dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang bersangkutan
sepanjang belum dibebankan sebagai biaya atau belum ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan BKP atau JKP
serta memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai UU ini

Penyerahan Akhir masa Batas


Akhir masa
BKP – Pajak penyampaian
Pajak Maret
Tanggal FP SPT PPN
2021
Des 2020

21/12/2020 31/12/2020 31/01/2021 31/03/2021

3 bulan

Faktur Pajak tertanggal 21/12/2020 seharusnya dilaporkan pada masa Desember 2020, yang disampaikan ke KPP paling lambat tanggal
31 Januari 2021

Dalam hal Faktur Pajak terlambat diterima, FP tetap dapat dikreditkan paling lama 3 bulan setelah berakhirnya masa pajak → Masa
Pajak Maret 2021, yang disampaikan ke KPP paling lambat tanggal 30 April 2021 SEPANJANG belum dibiayakan dan atau belum
ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan BKP atau JKP serta memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai UU ini

FP dapat dilaporkan pada masa Januari 2021, Februari 2021, atau Maret 2021 atau dengan cara membetulkan SPT Masa
Desember 2020
PEMBAYARAN DAN PELAPORAN

PM < PK Kurang Bayar → Setor ke Kas Negara

Dikompensasi ke Masa Pajak


berikutnya
PM > PK Lebih Bayar
Diminta Pengembalian (Restitusi)

PM = PK NIHIL

Pembayaran : Maksimal akhir bulan berikutnya


Pelaporan : Maksimal akhir bulan berikutnya menggunakan SPT 1111
GAMBARAN UMUM PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARANPAJAK
Pengembalian Pendahuluan, Prosedur Pengembalian Pendahuluan:
bagi: penelitian atas: dapat
1. WP Kriteria Tertentu  kebenaran penulisan & dilakukan
(Ps.17C UU KUP)  penghitungan pajak Post Audit
kepatuhan perpajakan baik  kebenaran pengkreditan pajak / SKPPKP
2. WP Persyaratan Tertentu Pajak Masukan (bila terdapat
(Ps.17D UU KUP)  nilai lebih bayar)
lebih bayar tertentu
3. PKP Berisiko Rendah
(Ps.9(4c) UU PPN  PKP
tertentu dg kepatuhan
perpajakan baik

1. WP Kriteria Tertentu 2. WP Persyaratan Tertentu


a. PPh  maks.3bln a. PPh OP  maks.15 hari
b. PPN  maks. 1 bln b. PPh Badanmaks.1 bln
c. PPN  maks. 1 bln
3.PKP Risiko Rendah
PPN  maks.1bln
sejak permohonan diterima
SKPKPP
Mekanisme
Pengembalian Persetujuan Pelaksanaan Pelaporan &
Pemeriksaan sesuai Pasal 17B SPMKP
Kelebihan Pemeriksaan: Pemeriksaan: penetapan:
UU KUP, bagi:
Pembayaran  Usulan  Peminjaman  LaporanHasil
 WP memilih Pemeriksaan
Pajak pemeriksaan berkas
pengembalian  Permintaan  Penerbitan SKP
 Persetujuan SP2D
berdasarkan Ps.17B UU keterangan
KUP  Pengujian
 WP Kriteria Tertentu, WP
Persiapan
Persyaratan Tertentu, atau Pembahasan Hasil SKPLB
Pemeriksaan:
PKP Berisiko Rendah yg  Penerbitan SP2 Akhir:
berdasarkan penelitian  Tanggapan WP
(bila terdapat
 Pemberitahuan
Pengembalian Pemeriksaan &  Pembahasandg lebih bayar)
Pendahuluan tidak panggilan Pemeriksa
diterbitkan SKPPKP

maks. 12 bulan
sejak permohonan
diterima
WAJIB PAJAK KRITERIATERTENTU (Ps.17C UU KUP)
Kriteria: “untuk
(berlaku bagi pusat & cabang)
menjadi
1. tepat waktu menyampaikan SPT WP
a. SPT Tahunan 3 Tahun Pajak terakhir Kriteria
b. SPT Masa Jan-Nov Tahun Pajak terakhir Tertentu,
c. bila terdapat keterlambatan penyampaian SPT Masa
diperlukan
1) maks.3 Masa Pajak bagi setiap jenis pajak & tidak berturut; &
2) tidak lewat batas waktu penyampaian SPT Masa berikutnya. penetapan
terlebih
2. tidak mempunyai tunggakan pajak, kecuali dg izin dahulu”
menunda/ mengangsur
a. keadaan pada 31 Des tahun terakhir; &
b. selain utang pajak yang belum melewati batas akhir pelunasan

3. memiliki laporan keuangan yg diaudit dg pendapat WTP


selama 3 tahun berturut-turut
a. audit oleh akuntan publik atau lembaga pengawas keuangan pemerintah
b. lapkeu yang dilampirkan dalam SPT Tahunan

4. tidak pernah dipidana di bidang perpajakan dalam 5 tahun


terakhir
telah berkekuatan hukum tetap
WAJIB PAJAK PERSYARATAN TERTENTU (Ps.17D UUKUP)

WP OP WP OP
tidak menjalankan menjalankan
kegiatan usaha / kegiatan usaha /
pekerjaan bebas pekerjaan bebas
(contoh: karyawan)

nilai LB di SPT Tahunan nilai LB di SPT Tahunan


PPh tidak dibatasi PPh maks. Rp100 juta

WPBadan Pengusaha
Kena Pajak

nilai LB di SPT Tahunan nilai LB di SPT Masa PPN


PPh maks. Rp 1 miliar maks. Rp 1 miliar

untuk menjadi WP Persyaratan Tertentu tidak


diperlukan penetapan
PKP BERISIKO RENDAH (Ps.9(4c) UU PPN) Perubahan

Pengusaha Kena Pajak Penuhi Berkegiatan


Persyaratan Tertentu Dapat diberikan
1. perusahaan yg sahamnya Dapat Pengembalian
1. tidak sedang 1. ekspor BKP Pendahuluan pada
diperdagangkan di bursa ditetapkan
dilakukan Berwujud setiap Masa Pajak
efek
Bukper / sebagai 2. ekspor BKP
2. BUMN / BUMD
dilakukannya
Penyidikan PKP Tidak kegiatan tertentu
3. Mitra Utama Kepabeanan 2. tidak pernah Berisiko Berwujud
(MITA) dipidana Rendah 3. ekspor JKP
4. Operator Ekonomi 5 tahun terakhir 4. penyerahan
Bersertifikat (Authorized 3. menyampaikan (PKP BKP dan/atau JKP yg batasannya
Economic Operator/AEO) SPT Masa PPN dengan JKP kepada diatur dalam Peraturan
12 bulan LBR < Pemungut Menteri Keuangan PMK
5. dengan nilai lebih bayar 32/PMK.10/2019
restitusi s.d. Rp1 miliar terakhir Rp1M PPN
tidak perlu 5. penyerahan
6. pabrikan / produsen yg
penetapan) BKP dan/atau
miliki tempat produksi
JKP yang tidak
7. Pedagang Besar Farmasi dipungut PPN
bersertifikat CDOB
8. Distributor Alat Kesehatan
bersertifikat CDAKB
9. Anak usaha BUMN
Perubahan
PMK39/PMK.03/2018
PAJAK

Anda mungkin juga menyukai