Anda di halaman 1dari 57

UPDATE PERATURAN PPN TERBARU

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


PER-03/PJ/2022 DAN 14 PMK TERKAIT PPN
BDO – Tax Team
June 2022
PENYESUAIAN TARIF PPN DAN KETENTUAN PERALIHAN
2

10% 11%
Per 1 April 2022

10% Pembayaran,
penyerahan,
Tanggal Faktur Tarif
menggunakan tarif 10% dalam hal: impor 10%
• Saat terutang PPN terjadi sebelum 1 April 2022; dan Sebelum 1 April Sebelum 1 April
• Faktur Pajak atau dokumen yang dipersamakan kedudukannya dengan
Faktur Pajak dibuat sebelum 1 April 2022
Penyerahan Tanggal Faktur Tarif
Sebelum 1 April 11%
11% Sejak 1 April
menggunakan tarif 11%, dalam hal:
• Saat terutang PPN terjadi sejak 1 April 2022; atau Pembayaran,
• Faktur Pajak atau dokumen yang dipersamakan kedudukannya dengan penyerahan, Tanggal Faktur
Tarif
Faktur Pajak dibuat sejak 1 April 2022
impor 11%
Sejak 1 April Sejak 1 April

2
POKOK PENGATURAN - FASILITAS PPN
 Fasilitas yang saat ini berlaku (existing) dipertahankan sepenuhnya
 Penambahan fasilitas atas barang & jasa yang semula non BKP dan non JKP
menjadi BKP & JKP:
1) Kriteria & jenis barang kebutuhan pokok yang sebelumnya telah berlaku
seluruhnya dibebaskan.
2) Jasa kesehatan, jasa pendidikan, jasa sosial, jasa asuransi, jasa keuangan,
jasa angkutan umum, & jasa tenaga kerja diberikan fasilitas dibebaskan.
3) Minyak bumi, gas bumi (gas melalui pipa, LNG & CNG), & panas bumi
diberikan fasilitas dibebaskan.
4) Emas batangan diberikan fasilitas tidak dipungut, sinkron dengan fasilitas
untuk emas granula.

3
DAFTAR 14 PMK - BERDASARKAN KLASTER

A. KLASTER PENYESUAIAN KENAIKAN TARIF PPN

1. PMK-60 tentang Tata Cara Penunjukan Pemungut, Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan
PPN atas Pemanfaatan BKPTB dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean di Dalam Daerah
Pabean Melalui PMSE
2. PMK-61 tentang PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri
3. PMK-62 tentang PPN atas LPG Tertentu
4. PMK-63 tentang PPN atas Penyerahan Hasil Tembakau
5. PMK-64 tentang PPN atas Penyerahan Barang Hasil Pertanian Tertentu
6. PMK-65 tentang PPN atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Bekas
7. PMK-66 tentang PPN atas Penyerahan Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian
8. PMK-71 tentang PPN atas Penyerahan JKP Tertentu
B.
B. KLASTER SINKRONISASI
KLASTER SINKRONISASI DENGAN
DENGAN OBJEK OBJEK
PAJAK DAERAH PAJAK DAER
DAN RETRIBUSI DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

9. PMK-70 tentang Kriteria dan/atau Rincian Makanan dan Minuman, Jasa Kesenian dan
Hiburan, Jasa Perhotelan, Jasa Penyediaan Tempat Parkir, serta Jasa Boga atau Katering,
yang Tidak Dikenai PPN

4
DAFTAR 14 PMK - BERDASARKAN KLASTER

C. KLASTER PENUNJUKAN PIHAK LAIN SEBAGAI PEMUNGUT PPh DAN PPN (PASAL 32A UU KUP)
10. PMK-58 tentang Penunjukan Pihak Lain sebagai Pemungut Pajak dan Tata Cara Pemungutan,
Penyetoran, dan/atau Pelaporan Pajak yang Dipungut oleh Pihak Lain atas Transaksi Pengadaan
Barang dan/atau Jasa melalui Sistem Informasi Pengadaan Pemerintah
11. PMK-68 tentang PPN dan PPh atas Transaksi Perdagangan Aset Kripto
12. PMK-69 tentang PPh dan PPN atas Penyelenggaraan Teknologi Finansial

D. KLASTER PENUNJUKAN SEBAGAI PEMUNGUT PPN (PASAL 16A UU PPN)


13. PMK-59 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 231/PMK.03/2019 tentang
Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan NPWP, Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan PKP,
serta Pemotongan dan/atau Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak bagi Instansi
Pemerintah
14. PMK-67 tentang PPN atas Penyerahan Jasa Agen Asuransi, Jasa Pialang Asuransi, dan Jasa Pialang
Reasuransi

5
KLASTER PENYESUAIAN KENAIKAN TARIF PPN
PMK-60 TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN PEMUNGUT, PEMUNGUTAN,
PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPN ATAS PEMANFAATAN BKP TIDAK
BERWUJUD DAN/ATAU JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN DI DALAM DAERAH
PABEAN MELALUI PMSE
Substansi Pokok Pengaturan

Pemungut PPN PMSE. Pelaku usaha PMSE yang terdiri atas pedagang luar negeri, penyedia jasa luar negari, penyelenggara
PMSE luar negeri, penyelenggara PMSE dalam negeri yang ditunjuk Menteri Keuangan yang
kewenangannya dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Pajak.
Objek pemungutan Pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
PPN PMSE. melalui Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
Tarif PPN yang 11%, yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022;
dipungut.
Penyetoran PPN Untuk setiap Masa Pajak, paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
yang dipungut.
Pelaporan PPN Pelaporan secara triwulanan untuk periode 3 (tiga) Masa Pajak, paling lama akhir bulan berikutnya
yang dipungut setelah periode triwulan berakhir, paling sedikit memuat: jumlah Pembeli Barang dan/atau
(triwulanan). Penerima Jasa, jumlah pembayaran, jumlah PPN yang dipungut, dan rincian transaksi PPN yang
dipungut, untuk setiap Masa Pajak.
Laporan rincian Dilaporkan dalam hal diminta oleh DJP. Ketentuan pelaporan rincian transaksi tahunan tidak berlaku
transaksi PPN dalam hal aplikasi atau sistem yang disediakan dan/atau ditentukan oleh DJP mampu memuat
(tahunan). rincian transaksi PPN yang dipungut dalam laporan triwulanan.
Ketentuan peralihan. a. PER-12/PJ/2020 dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan PMK.
b. Kepdirjen Penunjukan sebagai Pemungut PPN PMSE yang diterbitkan sebelum tanggal 1 April
2022, dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan diterbitkannya Kepdirjen Penunjukan yang
baru.
Tanggal mulai berlaku. 1 April 2022.

7
PMK-61 TENTANG PPN ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI (KMS)
Substansi Pokok Pengaturan

Batasan objek PPN KMS • Termasuk dalam KMS:


 Kegiatan membangun yang menambah luas bangunan yang sudah ada sebelumnya; dan
 kegiatan membangun bangunan oleh pihak lain bagi orang pribadi
atau badan namun Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan tersebut
tidak dipungut oleh pihak lain.
• Dikecualikan dari kewajiban PPN atas KMS dalam hal orang pribadi atau badan yang melakukan
KMS memberikan data/informasi paling sedikit berupa identitas dan alamat pihak lain yang
membangun.

Penghitungan PPN = Besaran tertentu (20% x Tarif PPN 11% ) x DPP (biaya, tidak termasuk biaya
PPN terutang perolehan tanah) Tarif efektif PPN = 2,2%
Penyetoran PPN KMS • Menggunakan SSP dan SSP = dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan faktur
pajak
• Jika PPN terutang dalam suatu Masa Pajak = 0 maka tidak ada kewajiban penyetoran.
Pelaporan PPN KMS • Untuk OP atau Badan non-PKP, penyetoran PPN KMS = pelaporan PPN KMS
• Untuk OP atau Badan PKP, dilaporkan dalam SPT Masa PPN 1111
• PPN terutang = 0 maka tidak ada kewajiban pelaporan.
Pengkreditan PPN KMS PPN atas KMS yg telah disetor dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan pajak
yang telah disetor masukan dan pengisian SSP
Tanggal mulai berlaku 1 April 2022

8
PMK-62 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN LPG TERTENTU
LATAR BELAKANG

• Menyesuaikan ketentuan mengenai Nilai Lain sebagai DPP atas penyerahan LPG Tertentu oleh Badan Usaha
sebagaimana diatur dalam PMK-220/PMK.03/2020 akibat adanya perubahan tarif PPN berdasarkan Pasal 7
ayat (1) UU PPN.
• Mengatur mengenai pemungutan dan penyetoran PPN dengan besaran tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9A ayat (1) UU PPN atas penyerahan LPG Tertentu oleh Agen dan Pangkalan.

POKOK – POKOK PENGATURAN

OBJEK DPP PPN PPN TERUTANG SAAT PEMBUATAN FP PENGKREDITAN PM

Bagian harga PPN Dibayar Saat pengajuan


Nilai Subsidi Tarif PPN x DPP
disubsidi Pemerintah pembayaran subsidi

Bagian harga tidak PPN dibayar


disubsidi Pembeli
• Pajak Masukan
bagi Badan Usaha
Penyerahan oleh Badan Usaha Tarif PPN x DPP (Pertamina) dapat
dikreditkan
Saat penyerahan LPG • Pajak Masukan
Penyerahan oleh Agen Tertentu, atau saat bagi Agen/
pembayaran, dalam hal Pangkalan tidak
Besaran Tertentu: pembayaran dapat dikreditkan
1,1/101,1 dari selisih lebih mendahului
antara HJE dan Harga Jual Agen penyerahan
Penyerahan oleh Pangkalan
Berlaku Mulai 1 April 2022

9
PMK-63 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN HASIL TEMBAKAU

• PMK 174/PMK.03/2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 207/PMK.010/2016 perlu diubah karena terdapat perubahan
LATAR tarif PPN dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
BELAKANG Harmonisasi Peraturan Perpajakan.
• Pengaturan pemungutan dan penyetoran PPN terutang menggunakan Nilai Lain
sebagai DPP.

Objek Dasar Pengenaan Pajak Dasar Pengenaan Pajak Lain-lain

10
PMK-64 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN BARANG HASIL
PERTANIAN TERTENTU
• PMK 89/PMK.010/2020 perlu diubah karena terdapat perubahan tarif PPN dengan
diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
LATAR Perpajakan.
BELAKANG • Dalam UU HPP terdapat pengaturan pemungutan dan penyetoran PPN terutang dengan besaran
tertentu, mekanisme pemungutan PPN yang terutang atas penyerahan Barang hasil pertanian
tertentu dari sebelumnya menggunakan Nilai Lain sebagai DPP diubah menjadi menggunakan
besaran tertentu.

Objek Dasar Penghitungan PPN Terutang Saat Pembuatan FP


PPN terutang

Menggunakan besaran Besaran Tertentu PPN atas PKP wajib menerbitkan Faktur
Barang Hasil Pertanian Pajak (FP) saat penyerahan Barang
Tertentu (BHPT) tertentu yang diperoleh penyerahan BHPT sebesar: Hasil Pertanian tertentu
sebagaimana yang dari:
tercantum dalam 10% dari Tarif PPN yang 1,1% dari Harga Jual
Lampiran PMK berlaku x Harga Jual
mulai 1 April 2022

• PKP yang menyerahkan BHP Tertentu menggunakan Nilai Lain sesuai PMK 89/PMK.010/2020 dianggap memilih
menggunakan Besaran Tertentu BHPT dan dianggap telah menyampaikan pemberitahuan

Peralihan • PKP dapat beralih untuk memungut Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dengan mengalikan tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai dengan Harga Jual, peralihan tersebut
mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Menteri ini

11
PMK-65 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN KENDARAAN
BERMOTOR BEKAS
Substansi Pokok Pengaturan
PKP yang wajib menerapkan. PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa penyerahan
kendaraan
bermotor bekas.
Pengecualian kendaraan bermotor bekas. Tidak termasuk penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan sebagaimana diatur dalam Pasal 16D UU PPN.
PPN (Pajak Keluaran) yang dipungut. Wajib menggunakan besaran tertentu PPN sebesar:
1,1% dari Harga Jual
Pemungutan PPN atas penyerahan BKP lainnya Pemungutan PPN yang terutang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan/atau JKP (selain kendaraan bermotor peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
bekas).
Pajak Masukan. Tidak dapat dikreditkan.

Formulir SPT Masa PPN yang digunakan mulai Formulir 1111.


Masa Pajak April 2022.
Formulir SPT Masa PPN yang digunakan untuk Formulir 1111 DM (sama dengan existing sebelumnya).
penyampaian atau pembetulan SPT Masa PPN
untuk Masa Pajak sebelum Masa Pajak April
2022.
Tanggal mulai berlaku 1 April 2022.

12
PMK-66 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN PUPUK BERSUBSIDI
UNTUK SEKTOR PERTANIAN
LATAR BELAKANG
Perlu menyesuaikan ketentuan mengenai Nilai Lain sebagai DPP atas penyerahan Pupuk Tertentu
sebagaimana diatur dalam PMK-62/PMK.03/2015 dengan adanya pengaturan Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 7
Tahun 2021 yang mengatur bahwa tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu sebesar 11% (sebelas persen) yang
mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022

POKOK – POKOK PERUBAHAN

13
PMK-71 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN JKP TERTENTU
Existing RPMK
JKP
PMK DPP PM PPN Besaran PM
tertentu
Jasa pengiriman paket pos PMK- Nilai lain Tidak dapat 1,1% dari Tidak dapat
75/PMK 10% dikreditkan penggant an dikreditkan
.03/
2010 jo. PMK-
121
Jasa biro perjalanan wisata dan/atau jasa agen /PMK.03/2015 Nilai lain Tidak dapat 1,1% dari Tidak dapat
perjalanan wisata 10% dikreditkan penggantian dikreditkan

Jasa pengurusan transportasi Nilai lain Tidak dapat 1,1% dari Tidak dapat
(freight forwarding) 10% dikreditkan penggant an dikreditkan

Jasa pemasaran dengan media voucer, jasa PMK- Nilai lain Tidak dapat 1,1% dari Tidak dapat
penyelenggaraan layanan transaksi 6/PMK.03/ 10% dikreditkan Harga Jual dikreditkan
pembayaran terkait dengan distribusi voucer, 2021 Voucer
jasa penyelenggaraan program loyalitas dan
penghargaan pelanggan (consumer
loyalty/reward program)

Jasa perjalanan ke tempat lain dalam PMK- Nilai lain Tidak dapat 1,1% dari Tidak dapat
perjalanan ibadah keagamaan dengan tagihan 92/PMK.03/ 10% dikreditkan penggantian dikreditkan
dirinci 2020

Jasa perjalanan ke tempat lain dalam Nilai lain 5% Tidak dapat 0,55% dari Tidak dapat
perjalanan ibadah keagamaan dengan tagihan dikreditkan dikreditkan
yang tidak dirinci penggantian

Tanggal mulai berlaku 1 April 2022

14
KLASTER SINKRONISASI DENGAN OBJEK PAJAK DAN RETRIBUSI
DAERAH

15
PMK-70 TENTANG KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN MAKANAN DAN MINUMAN, JASA
KESENIAN DAN HIBURAN, JASA PERHOTELAN, JASA PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR,
SERTA JASA BOGA ATAU KATERING, YANG TIDAK DIKENAI PPN
Substansi Pokok Pengaturan
Objek PDRD a. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, dan
yang tidak oleh Pengusaha jasa boga/katering; dan
dikenai PPN b. jasa kesenian dan hiburan, jasa perhotelan, jasa penyediaan tempat parkir, dan jasa boga atau katering
Non objek makanan dan minuman oleh:
PDRD yang a. pengusaha toko swalayan dan sejenisnya;
dikenai PPN b. pengusaha pabrik makanan dan/atau minuman; atau
c. pengusaha penyedia jasa menunggu pesawat (lounge) pada bandar udara;
jasa kesenian dan hiburan antara lain:
a. kegiatan pelayanan penyediaan tempat/ruang dan/atau peralatan dan perlengkapan untuk permainan
golf; dan
b. penyerahan jasa digital melalui saluran internet atau jaringan elektronik;
jasa perhotelan paling sedikit berupa:
a. jasa penyewaan ruangan untuk selain kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah penginapan,
motel, losmen, dan hostel;
b. jasa penyewaan unit dan/atau ruangan, di apartemen, kondominium, dan sejenisnya; dan
c. jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata oleh pengelola jasa perhotelan;
jasa pengelolaan tempat parkir;
jasa boga atau katering yang tidak melakukan kegiatan pelayanan paling sedikit sebagai berikut:
a. proses penyediaan bahan baku dan bahan setengah jadi, pembuatan, penyimpanan, serta penyajian
berdasarkan pesanan;
b. penyajian di lokasi yang diinginkan oleh pemesan dan berbeda dengan lokasi dimana
proses pembuatan dan penyimpanan dilakukan; dan
c. penyajian dilakukan dengan atau tanpa peralatan dan petugasnya.
Tanggal berlaku 1 April 2022.

16
KLASTER PENUNJUKAN PIHAK LAIN SEBAGAI PEMUNGUT
PPh DAN PPN (PASAL 32A UU KUP)

17
PMK-58 TENTANG PENUNJUKAN PIHAK LAIN SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK DAN TATA CARA
PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN/ATAU PELAPORAN PAJAK YANG DIPUNGUT OLEH PIHAK
LAIN ATAS TRANSAKSI PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA MELALUI SISTEM INFORMASI
PENGADAAN PEMERINTAH
Substansi Pokok Pengaturan
Penunjukan Pihak Pihak Lain berupa:
Lain sebagai a. Ritel Daring Pengadaan dan
pemungut pajak b. Marketplace Pengadaan
ditunjuk sebagai pemungut pajak untuk melakukan pemungutan, penyetoran, dan/atau pelaporan pajak atas
penyerahan barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh rekanan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi
Pengadaan.
Kewajiban dikukuhkan Pihak Lain dan rekanan wajib mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP dan dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
sebagai PKP Pajak, termasuk rekanan yang memenuhi kriteria pengusaha kecil.

Kewajiban pemungutan, Pihak Lain wajib melakukan pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak
penyetoran, dan Pertambahan Nilai, atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah
pelaporan dipungut.

Besaran pungutan pajak a. Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar 0,5% dari seluruh nilai pembayaran yang tercantum dalam dokumen
tagihan,
tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;
b. Pajak Pertambahan Nilai sebesar tarif pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dikalikan
dengan Dasar Pengenaan Pajak; dan
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku
dengan dasar pengenaan pajak.

Dokumen pemungutan Dokumen tagihan merupakan dokumen tertentu yang dipersamakan dengan bukti pemungutan Pajak Penghasilan
dan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak.

SPT yang digunakan • SPT Masa Pajak Penghasilan Unifikasi


• SPT Masa PPN 1107 PUT bagi Pihak Lain
Tanggal mulai berlaku 1 Mei 2022

18
PMK-68 TENTANG PPN DAN PPH ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN ASET KRIPTO
Substansi Pokok Pengaturan
Objek 1. Penyerahan BKP tidak berwujud berupa Aset Kripto oleh Penjual Aset Kripto;
pemungutan 2. Penyerahan JKP berupa:
PPN Aset Kripto a. jasa penyediaan Sarana Elektronik yang digunakan untuk transaksi perdagangan Aset Kripto, oleh PPMSE (exchanger dan e-wallet)
b. jasa verifikasi transaksi Aset Kripto (mining) dan/atau jasa manajemen kelompok Penambang Aset Kripto (mining pool)

Pemungut PPN PPMSE (exchanger dan e-wallet) dalam negeri dan luar negeri (skema PMK 48/2020)
Status PKP PPN atas transaksi aset kripto melalui PPMSE tidak melihat status PKP penjual
1. Atas perdagangan aset kripto:
Tarif PPN dan PPh PPN: besaran tertentu 9A (0,11% untuk PPMSE terdaftar di Bappebti atau 0,22% untuk PPMSE yang tidak terdaftar di Bappebti)
yang dipungut. PPh Pasal 22 (final): 0,1% dari nilai aset kripto (terdaftar di Bappebti dan hanya menyediakan jasa layanan dompet elektronik/e-
wallet); atau
0,2% dari nilai aset kripto (tidak terdaftar di Bappepti dan hanya menyediakan jasa layanan dompet
elektronik/e-wallet)
2. Atas jasa PPMSE: tarif umum
3. Atas jasa mining:
PPN: besaran tertentu 9A sebesar 1,1% x nilai konversi aset kripto
PPh Pasal 22 (final): 0,1% dari penghasilan sehubungan dengan Aset Kripto;

Bukti pemungutan Single document pemungutan PPh dan PPN atas penyerahan asset kripto melalui PPMSE berupa dokumen yang dipersamakan
dengan Bukti Pemotongan/Pemungutan Unifikasi PPh (modifikasi rincian informasi untuk mengakomodir PPN) dan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi sebagai dok tt FP bagi PKP penjual asset kripto

Penyetoran PPN oleh Untuk setiap Masa Pajak, paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
PPMSE

Formulir SPT Masa PPMSE lapor SPT masa PPN 1107 PUT (modifikasi)
PPN
Tanggal Mulai 1 Mei 2022.
berlaku

19
PMK-69 TENTANG PPH DAN PPN ATAS PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI
FINANSIAL
Substansi Pokok Pengaturan
Pemungut PPN. PKP yang menyerahkan jasa penyediaan jasa pembayaran, penyelenggaraan
penyelesaian transaksi (settlement) investasi, penyelenggaraan penghimpunan
modal, layanan pinjam meminjam, pengelolaan investasi, penyediaan produk
asuransi online, pendukung pasar, pendukung keuangan digital dan aktivitas jasa
keuangan lainnya.
Non Objek PPN. Uang dalam media elektronik (bonus point, top up point), jasa penempatan
dana/pemberian dana, jasa pembiayaan, asuransi online.
Tarif PPN yang dipungut. 11%, yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022;
Penyetoran PPN. Untuk setiap Masa Pajak, paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir

Penunjukan pihak lain Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam


Pemotong PPh
Objek Pemotongan PPh PPh Pasal 23/26 atas penghasilan
bunga sebesar:
PPh Pasal 23 = 15% (tidak final)
PPh Pasal 26 = 20% atau sesuai P3B (final)

Formulir SPT Masa PPh yang SPT Masa PPh Pasal 23/26 (sama dengan existing sebelumnya).
digunakan mulai Masa Pajak
Mei 2022.
Tanggal mulai berlaku. 1 Mei 2022.

20
KLASTER PENUNJUKAN SEBAGAI PEMUNGUT PPN
(PASAL 16A UU PPN)

21
PMK-59 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
231/PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK, SERTA PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN,
PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI PEMERINTAH

Substansi Pokok Pengaturan

Penambahan pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan yang dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem
pengecualian objek Informasi Pengadaan Pemerintah.
PPh dan PPN atau PPN (untuk PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, serta PPN atau PPN
dan PPnBM yang dan PPnBM)
dipungut oleh Instansi
Pemerintah Ketentuan pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi Pemerintah yang meliputi Instansi
peralihan. Pemerintah Pusat, Daerah, dan Desa.
(untuk PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM)
Tanggal mulai berlaku. 1 Mei 2022.

22
PMK-67 TENTANG PPN ATAS PENYERAHAN JASA AGEN ASURANSI, JASA
PIALANG ASURANSI, DAN JASA PIALANG REASURANSI
Substansi Pokok Pengaturan
Pemungut PPN. perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan
reasuransi syariah.
Objek pemungutan PPN. a. jasa agen asuransi oleh agen asuransi kepada perusahaan asuransi atau perusahaan asuransi
syariah,
b. jasa pialang asuransi oleh perusahaan pialang asuransi kepada perusahaan asuransi
atau perusahaan asuransi syariah, dan
c. jasa pialang reasuransi oleh perusahaan pialang reasuransi kepada perusahaan
reasuransi atau perusahaan reasuransi syariah.
Tarif PPN yang dipungut. • PPN dipungut dengan besaran tertentu:
a. 1,1% x komisi/fee, untuk agen asuransi; atau
b. 2,2% x komisi/fee, untuk pialang asuransi/reasuransi.
Penyetoran PPN yang Penyetoran PPN dengan 1 kode billing Untuk setiap Masa Pajak, paling lama akhir bulan
dipungut. berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir.
Pelaporan PPN yang Menggunakan SPT PPN Put paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak dilakukannya
dipungut. pemungutan.

Pengusaha Kena Pajak Seluruh agen asuransi, perusahaan pialang asuransi, dan perusahaan pialang reasuransi.
Faktur Pajak dan a. Faktur Pajak Agen Asuransi berupa bukti pembayaran komisi (statement
Pelaporan SPT of account) dan Pialang Asuransi/Reasuransi berupa bukti tagihan
Pengusaha Kena b. Agen asuransi tidak perlu lapor SPT Masa PPN
Pajak
Tanggal mulai berlaku. 1 April 2022.

23
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN

PER-24/PJ/2012, PER-58/PJ/2010, KEP-754/PJ/2001  Era Kertas


Beberapa ketentuan dalam regulasi existing masih mengatur hal-hal yang bersifat manual
dan belum terotomasi sehingga tidak relevan lagi dengan kondisi existing dan era digital
saat ini.

Tumpang Tindih Regulasi


Saat ini, terdapat 4 (empat) regulasi terpisah di level Perdirjen yang mengatur mengenai
Faktur Pajak (PER-24/2012, PER-16/2014, PER-58/PJ/2010, dan KEP-754/PJ/2001) sehingga
perlu dilakukan simplifikasi menjadi 1 (satu) Perdirjen yang bersifat komprehensif.

Permasalahan di Lapangan
Regulasi existing masih belum dapat menyelesaikan permasalahan di lapangan yang terkait
dengan Faktur Pajak sehingga perlu dilakukan penyesuaian untuk mengurangi/mengeliminasi
sengketa-sengketa perpajakan yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Penyelarasan dengan Peraturan di Atasnya


Beberapa ketentuan dalam regulasi existing tidak sesuai lagi dengan peraturan di level yang
lebih tinggi (UU Nomor 11 Tahun 2020, PP Nomor 9 Tahun 2021, dan PMK Nomor
18/PMK.03/2021) sehingga perlu dilakukan penyelarasan dengan peraturan di atasnya tersebut.

Memberikan Kepastian Hukum dan Kemudahan


Perlu memberikan pedoman teknis dalam pelaksanaan PMK-18/PMK.03/2021 sehingga
dapat memberikan kepastian hukum dan kemudahan bagi PKP dalam membuat dan
mengadministrasikan Faktur Pajak.

www.pajak.go.i
d

24
PETA REGULASI FAKTUR PAJAK SEBELUM PER-03/PJ/2022

UU PPN

Pasal 13 (8) Pasal 13 (5a) Pasal 16E Pasal 13 (6)

Direktur Jenderal Direktur Jenderal


Menteri Keuangan
Pajak Pajak

PMK-18/PMK.03/2021 PMK-
(Pasal 69 s.d. Pasal 82) 120/PMK.03/2019

PER-24/PJ/2012 PER-16/PJ/2014
KEP-754/PJ/2001 s.t.d.t.d. s.t.d.t.d. PER-58/PJ/2010 PER-17/PJ/2019 PER-16/PJ/2021
PER-17/PJ/2014 PER-31/PJ/2017

Dokumen Tertentu
Konfirmasi Faktur Pajak e-Faktur Faktur Pajak Faktur Pajak Khusus
yang Dipersamakan
Faktur Pajak (Kertas) (Elektronik) PKP Pedagang Eceran VAT Refund
dengan Faktur Pajak

www.pajak.go.i
d

25
POKOK-POKOK PERUBAHAN

Pencantuman NIK/nomor paspor Aplikasi e-Faktur H2H


e-Faktur atas penyerahan kepada pembeli orang pribadi, Aplikasi e-Faktur Host-to-Host hanya untuk PJAP
harus mencantumkan NPWP atau NIK/nomor paspor.

Pengisian jenis barang dalam Faktur Pajak Pembatasan waktu upload e-Faktur
e-Faktur harus di-upload paling lambat tanggal 15 bulan
• Jenis barang untuk penyerahan BKP berupa kendaraan
bermotor baru minimal diisi merek, tipe, varian, dan nomor
15 berikutnya setelah tanggal pembuatan e-Faktur.
rangka.
• Jenis barang untuk penyerahan BKP berupa tanah dan/atau
bangunan minimal diisi alamat lengkap. Pengaturan kembali Faktur Penjualan
Faktur Penjualan merupakan e-Faktur sepanjang di-upload
Transaksi dalam mata uang asing menggunakan aplikasi e-Faktur Host-to-Host dan memperoleh
Dikonversi dengan kurs KMK yang berlaku pada saat Faktur persetujuan DJP.
Pajak seharusnya dibuat.
Cap/keterangan fasilitas PPN dalam e-Faktur
Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak Pembubuhan cap/keterangan mengenai fasilitas PPN/PPnBM
• Pemberian NSFP dengan jumlah tertentu. dilakukan melalui aplikasi e-Faktur.
• NSFP digunakan untuk pembuatan Faktur Pajak mulai
tanggal surat pemberian NSFP.
Pengaturan kembali Faktur Pajak PKP PE
Kode Transaksi Pengaturan mengenai Faktur Pajak bagi PKP Pedagang Eceran
05 Penambahan kode transaksi 05 untuk penyerahan yang PPN-
nya dipungut dengan besaran tertentu cfm. Pasal 9A UU PPN.
disesuaikan dengan PMK-18/PMK.03/2021.

Sengketa pajak terkait dengan Pajak Masukan


Pengaturan kembali penanda tangan e-Faktur PKP pembeli dapat mengkreditkan Pajak Masukan yang Faktur
Pihak yang berhak menandatangani e-Faktur ditunjuk dengan Pajaknya “tidak lengkap” cfm. PER-24/PJ/2012 karena
mendaftarkannya sebagai admin di aplikasi e-Faktur. kesalahan PKP penjual yang di luar kuasa PKP pembeli.

www.pajak.go.
id

26
KETENTUAN YANG DIHAPUS

Sudah e-Faktur

27
POKOK-POKOK PENGATURAN

Kewajiban dan Saat Pembuatan Faktur Pajak bagi PKP


1 Faktur Pajak 5 Pedagang Eceran 9 Keadaan Tertentu

Persyaratan Formal dan Material


Keterangan dalam Faktur Pajak Faktur Pajak, Faktur Pajak Tidak
2 dan Ketentuan Pengisian 6 Lengkap, Faktur Pajak Terlambat 10 Ketentuan Lain-Lain
Keterangan dalam Faktur Pajak Dibuat, dan Faktur Pajak
Dianggap Tidak Dibuat

Bentuk dan Tata Cara Pembuatan Pelaporan Faktur Pajak


3 Faktur Pajak 7 11 Ketentuan Peralihan

Tata Cara Pengajuan


Tata Cara Pembetulan/Penggantian
4 dan Pembatalan Faktur Pajak 8 Permintaan dan Pemberian 12 Ketentuan Penutup
Data e-Faktur yang
Rusak/Hilang

www.pajak.go.i
d

28
KEWAJIBAN DAN SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK
1.1

Faktur Pajak harus dibuat pada:


 saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
PKP wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap:  saat penerimaan pembayaran dalam hal
 penyerahan BKP; penerimaan pembayaran terjadi
 penyerahan JKP; sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP;
 ekspor BKP berwujud;  saat penerimaan pembayaran termin dalam
hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan;
 ekspor BKP tidak berwujud; dan/atau
 saat ekspor BKP berwujud, BKP tidak
 ekspor JKP.
berwujud, dan/atau ekspor JKP; atau
 saat lain yang diatur berdasarkan PMK
tersendiri.

Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP serta saat NEW

ekspor BKP berwujud, ekspor BKP tidak berwujud, dan/atau


ekspor JKP dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang- undangan di bidang perpajakan.
 Pasal 17 dan Pasal 17A PP-1/2012 s.t.d.d. PP-9/2021.

www.pajak.go.
id

29
FAKTUR PAJAK GABUNGAN
1.2

PKP dapat membuat Faktur Pajak gabungan:


 1 (satu) Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang
dilakukan kepada pembeli BKP dan/atau penerima JKP yang sama
selama 1 (satu) bulan kalender.
 Harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP
dan/atau JKP.
 Dalam hal terdapat pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya sebelum NEW

penyerahan BKP dan/atau JKP yang diterima dalam bulan penyerahan,


Faktur Pajak gabungan tetap dibuat paling lama pada akhir bulan
penyerahan BKP dan/atau JKP.
 Dalam hal PKP melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP yang wajib dibuat
Faktur Pajak dengan menggunakan lebih dari 1 (satu) kode transaksi, PKP
dapat membuat Faktur Pajak gabungan atas penyerahan dengan kode
transaksi yang sama, untuk tiap-tiap kode transaksi.
 Contoh kasus pada Lampiran huruf A angka 1 PER .

PENGECUALIAN:
Faktur Pajak gabungan tidak dapat dibuat atas penyerahan BKP dan/atau
JKP yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut
sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai penyerahan BKP
dan/atau JKP ke dan/atau dari kawasan tertentu atau tempat
tertentu.
www.pajak.go.i
d

30
KETERANGAN DALAM FAKTUR PAJAK
2.1
Keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau JKP yang harus dicantumkan dalam Faktur Pajak:
 nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP/JKP;
 identitas pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi:
• nama, alamat, dan NPWP, bagi Wajib Pajak dalam negeri badan dan instansi pemerintah; NEW

• nama, alamat, dan NPWP atau NIK, bagi subjek pajak dalam negeri orang pribadi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
• nama, alamat, dan nomor paspor, bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
• nama dan alamat, bagi subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 UU PPh;
 jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
 PPN yang dipungut;
 PPnBM yang dipungut;
 kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
 nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

NIK mempunyai kedudukan yang sama


dengan NPWP dalam rangka pembuatan
Faktur Pajak dan pengkreditan Pajak
Masukan
 Pasal 19A ayat (3) PP-1/2012 s.t.d.d.
PP-9/2021.
www.pajak.go.
id

31
TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN DALAM FAKTUR
PAJAK (1/2)
Identitas PKP Penjual
Nama, alamat, dan NPWP wajib diisi sesuai dengan nama, alamat, dan NPWP yang tercantum
dalam Surat Pengukuhan PKP. *) *) Dalam hal nama/alamat
yang tercantum dalam
Identitas Pembeli BKP/Penerima JKP
SKT/SPPKP berbeda
 Nama, alamat, NPWP, NIK, dan nomor paspor wajib diisi sesuai dengan nama, alamat, NPWP, dengan nama/alamat
NIK, dan nomor paspor yang sebenarnya/sesungguhnya. yangsebenarnya/
sesungguhnya, WP harus
 Bagi subjek pajak dalam negeri, nama dan alamat dapat diisi sesuai dengan nama
mengajukan permohonan
dan alamat yang tercantum dalam Surat Keterangan Terdaftar atau Surat perubahan data berupa
Pengukuhan PKP. *) nama/alamat dalam
 Dalam hal penyerahan BKP/JKP dilakukan kepada Pembeli BKP/ Penerima JKP yang SKT/SPPKP agar sesuai
dengan keadaan yang
merupaka tempat dilakukannya pemusatan tempat PPN terutang, tetapi BKP/JKP
sebenarnya/
dimaksud dikirim/ diserahkan ke tempat PPN terutang yang dipusatkan, berlaku sesungguhnya.
ketentuan sebagai berikut:
• nama dan NPWP diisi nama dan NPWP PKP tempat dilakukannya pemusatan PPN
terutang; dan
• alamat diisi alamat tempat PPN terutang yang dipusatkan yang menerima BKP/JKP.
 Contoh pengisian alamat pada Lampiran huruf A angka 2 PER.
Jenis Barang/Jasa
 Wajib diisi dengan keterangan yang sebenarnya/sesungguhnya mengenai BKP/JKP yang
diserahkan.
 Untuk penyerahan BKP ke Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas  ditambah HS
Code.
 Untuk penyerahan BKP berupa kendaraan bermotor baru untuk dilakukan registrasi kendaraan bermotor www.pajak.go.i
baru sesua ketentuan yang berlaku, PKP dealer harus mencantumkan keterangan berupa merek, tipe, d
varian, dan nomor rangka.
 Untuk penyerahan BKP berupa tanah dan/atau bangunan diisi dengan keterangan yang paling sedikit
memuat informasi berupa alamat lengkap tanah dan/atau bangunan dimaksud.
32
TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN DALAM FAKTUR
PAJAK (2/2) 2.2.2

Dasar Pengenaan Pajak


Rp  nilai pada jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin sebagaimana dimaksud pada
angka 5 dikurangi dengan potongan harga dan uang muka yang telah diterima;
 dasar pengenaan pajak berupa nilai lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan; atau
 nilai tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, yang
menjadi dasar penghitungan PPN yang dipungut dan disetor dengan besaran tertentu sebagaimana
diatur dalam Pasal 9A ayat (1) UU PPN.
PPN yang Dipungut
Rp  tarif PPN Pasal 7 ayat (1) UU PPN x Dasar Pengenaan Pajak; atau .
 besaran tertentu PPN yang dipungut berdasarkan Pasal 9A ayat (1) UU PPN
Kode dan NSFP
01
02 Total 16 digit: 2 digit kode transaksi, 1 digit kode status, dan 13 NSFP.
03

Nama dan Penanda Tangan Faktur Pajak .


 Nama diisi sesuai KTP/paspor yang berlaku.
 Telah didaftarkan sebagai penanda tangan Faktur Pajak pada aplikasi e-Faktur
 PKP dapat menunjuk lebih dari 1 (satu) pejabat/pegawai untuk menandatangani e-Faktur.
 Termasuk pejabat/pegawai di cabang dalam hal PKP melakukan pemusatan tempat PPN
terutang. www.pajak.go.
id
 Tanda tangan berupa Tanda Tangan Elektronik.

33
KODE TRANSAKSI DALAM FAKTUR PAJAK
2.3

Penyerahan BKP/JKP yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang


01 Urutan Prioritas Penggunaan Kode Transaksi
melakukan penyerahan BKP/JKP.

Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN instansi pemerintah yang Kode Transaksi
02
PPN/PPnBM-nya dipungut oleh instansi pemerintah.

03 Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN lainnya (selain instansi


Termasuk Ya
pemerintah) yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh pemungut PPN lainnya. 07/08
07/08?

04 Penyerahan BKP/JKP yang DPP-nya menggunakan nilai lain cfm. Pasal 8A ayat Tidak
(1) UU PPN yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang melakukan
penyerahan BKP/JKP. Ya
Termasuk
02/03
Penyerahan BKP/JKP yang PPN-nya dipungut dengan besaran tertentu cfm 02/03?
05
Pasal 9A ayat (1) UU PPN oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP. Tidak

06 Penyerahan lainnya yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang melakukan


penyerahan BKP/JKP (menggunakan tarif selain Pasal 7 ayat (1) UU PPN, Termasuk Ya
06
penyerahan BKP kepada turis). 06?

Tidak
Penyerahan BKP/JKP yang PPN/PPnBM-nya mendapatkan fasilitas tidak
07
dipungut atau ditanggung pemerintah.
Termasuk Ya
Penyerahan BKP/JKP yang mendapatkan fasilitas dibebaskan dari 04/05
04/05?
08 pengenaan PPN/PPnBM.
Tidak
Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
09 diperjualbelikan cfm. Pasal 16D UU PPN yang PPN-nya dipungut oleh PKP 01
yang melakukan penyerahan BKP.
www.pajak.go.i
d

34
TRANSAKSI YANG MENGGUNAKAN MATA UANG ASING
2.4

NEW

Dalam hal penyerahan BKP/JKP dilakukan


dengan menggunakan mata uang asing,
penghitungan PPN/PPnBM terutang harus
dikonversi ke dalam satuan mata uang
Rupiah menggunakan kurs yang ditetapkan
dalam KMK yang berlaku pada saat Faktur
Pajak seharusnya dibuat

 Untuk Faktur Pajak pengganti, kurs


yang digunakan yaitu kurs yang
ditetapkan dalam KMK yang berlaku
pada saat Faktur Pajak yang diganti
pertama kali seharusnya dibuat.

www.pajak.go.i
d

35
BENTUK FAKTUR PAJAK DAN APLIKASINYA
3.1

FAKTUR PAJAK:
 berbentuk elektronik; e-Faktur
 dibuat menggunakan aplikasi atau sistem yang disediakan
dan/atau ditentukan oleh DJP; dan
 dicantumkan tanda tangan elektronik. Aplikasi e-Faktur
 aplikasi e-Faktur Client Desktop
 aplikasi e-Faktur Web Based
PENGECUALIAN:  aplikasi e-Faktur Host-to-Host (H2H)
• H2H Penyelenggara (PJAP
Faktur Pajak atas:
 penyerahan BKP/JKP kepada pembeli BKP/penerima JKP dengan
karakteristik konsumen akhir cfm. Pasal 13 ayat (5a) UU PPN (eceran); PKP di TLDDP, TPB, atau KEK wajib
 penyerahan BKP/JKP dan/atau ekspor BKP/BKP tidak berwujud/ JKP, membuat e-Faktur atas penyerahan
yang bukti pungutan PPN-nya berupa dokumen tertentu yang BKP kepada pembeli BKP di Kawasan
kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak cfm. Pasal 13 ayat Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
(6) UU PPN (dokumen tertentu); dan
 penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri
cfm. Pasal 16E UU PPN (VAT refund),

 dibuat sesuai dengan peraturan terkait.

www.pajak.go.
id

36
Tampilan PDF atau Cetakan Kertas e-Faktur
3.2

e-Faktur
Tidak Wajib
Dicetak

www.pajak.go.i
d

37
SERTIFIKAT ELEKTRONIK DAN AKTIVASI AKUN PKP
3.3

Memiliki:
Syarat PKP dapat
 Sertifikat Elektronik
membuat  Akun PKP yang telah
e-Faktur diaktivasi
 NSFP yang diberikan oleh DJP
Sertifikat Elektronik Aktivasi Akun PKP

 Permintaan dan pemberian Sertifikat  Permintaan dan pemberian keputusan aktivasi akun PKP
Elektronik dilaksanakan berdasarkan PER- dilaksanakan berdasarkan PER-04/PJ/2020.
04/PJ/2020.  Dalam hal atas permintaan aktivasi akun memenuhi
syarat, Kepala KPP/KP2KP:
• menyerahkan surat pemberitahuan Kode Aktivasi
secara langsung kepada PKP; dan
• mengirimkan Password kepada PKP melalui alamat
posel (email) yang telah terdaftar di DJP.
 Contoh format surat pemberitahuan Kode Aktivasi pada
Lampiran huruf E PER.

www.pajak.go.i
d

38
NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
3.4

Permintaan NSFP Jumlah NSFP yang Diberikan NEW

PKP dapat mengajukan permintaan NSFP secara:  Paling banyak 75 NSFP, bagi PKP baru dikukuhkan, PKP
 elektronik melalui laman yang disediakan/ditentukan yang belum pernah membuat dan melaporkan Faktur
oleh DJP (berdasarkan user manual aplikasi e-Nofa atau Pajak, atau PKP yang 3 Masa Pajak sebelumnya membuat
dan melaporkan ≤75 Faktur Pajak.
 langsung ke KPP/KP2KP dengan cara menyampaikan
surat permintaan NSFP.  Paling banyak 120% dari jumlah Faktur Pajak yang
dibuat dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN 3 Masa Pajak
Syarat Pemberian NSFP sebelumnya, bagi PKP yang 3 Masa Pajak sebelumnya
 Memiliki Kode Aktivasi dan Password; membuat dan melaporkan Faktur Pajak >75 Faktur Pajak.
(jika hilang/lupa, dapat mengajukan cetak ulang Kode  Jumlah tertentu, bagi PKP baru dikukuhkan, PKP
Aktivasi/kirim ulang Password secara langsung ke pemusatan, atau PKP yang mengalami peningkatan usaha
KPP). yang karena kegiatan usahanya membutuhkan NSFP dengan
jumlah teretntu.
 Memiliki akun PKP yang telah diaktivasi.
 Permintaan NSFP dengan jumlah tertentu harus
 Telah melaporkan SPT Masa PPN untuk 3 Masa Pajak terakhir
disampaikan langsung ke KPP/KP2KP.
yang telah jatuh tempo.
NEW
Penggunaan NSFP NEW
NEW
NSFP digunakan untuk pembuatan Faktur Pajak mulai tanggal Format Surat Permintaan dan Pemberian NSFP
surat pemberian NSFP sesuai dengan tahun peruntukan yang  Contoh format surat permintaan NSFP pada Lampiran
tercantum dalam surat pemberian NSFP. huruf F PER.
 Contoh format surat pemberian NSFP pada Lampiran huruf
G dan huruf H PER.

www.pajak.go.
id

39
BATAS WAKTU UPLOAD E-FAKTUR
3.5

e-Faktur wajib diunggah (di-upload) menggunakan aplikasi


e-Faktur untuk memperoleh persetujuan DJP.

e-Faktur yang tidak memperoleh persetujuan DJP


 BUKAN FAKTUR PAJAK
U PLOAD
PALING LAMBAT
Syarat untuk memperoleh persetujuan DJP:
 NSFP yang digunakan untuk penomoran e-Faktur
TANGGAL
15
merupakan NSFP yang diberikan oleh DJP; dan

 e-Faktur diunggah (di-upload) dalam jangka waktu


paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah BULAN BERIKUTNYA
tanggal pembuatan e-Faktur. setelah tanggal e-Faktur

Contoh kasus pada Lampiran huruf A angka 3 PER

40
FAKTUR PENJUALAN SEBAGAI E-FAKTUR
3.6

Faktur penjualan (invoice) yang diterbitkan


oleh PKP termasuk dalam pengertian e-Faktur
sepanjang:
 dicantumkan keterangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 PER; dan
 diunggah (di-upload) dengan menggunakan
aplikasi e-Faktur Host-to-Host dan
memperoleh persetujuan dari DJP paling
lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah
tanggal pembuatan e-Faktur.

www.pajak.go.i
d

41
CAP/KETERANGAN FASILITAS PPN/PPNBM
3.7

PPN ATAU PPN & PPnBM


TIDAK DIPUNGUT
Harus diberikan keterangan melalui aplikasi
e-Faktur mengenai:
PPN ATAU PPN & PPnBM  PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut,
dibebaskan, atau ditanggung pemerintah; dan
DIBEBASKAN  peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan yang mendasarinya.

PPN ATAU PPN & PPnBM


DITANGGUNG PEMERINTAH

www.pajak.go.i
d

42
TATA CARA PEMBETULAN/PENGGANTIAN FAKTUR
PAJAK 4.1

 Dilakukan oleh PKP yang membuat Faktur Pajak dengan menggunakan


aplikasi e-Faktur atas permintaan pembeli BKP/penerima JKP atau kemauan
Pembetulan/Penggantian sendiri.
 SPT Masa PPN Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak yang diganti masih
Salah dalam pengisian/penulisan dapat disampaikan atau dilakukan pembetulan sesuai ketentuan.
sehingga tidak memuat
 NSFP Faktur Pajak pengganti sama dengan NSFP Faktur Pajak yang diganti.
keterangan yang benar, lengkap,
dan jelas.  Kode status diisi 1 (satu), kode transaksi yang digunakan sesuai peruntukan.
 Tanggal Faktur Pajak pengganti yaitu tanggal pada saat Faktur Pajak pengganti
dibuat.
 Dalam hal PKP penjual telah melaporkan Faktur Pajak yang diganti dalam SPT
Masa PPN maka PKP penjual harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN
yang bersangkutan untuk melaporkan Faktur Pajak pengganti.
 Dalam hal PKP pembeli telah melaporkan Faktur Pajak yang diganti dalam SPT
Masa PPN maka PKP pembeli harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN
yang bersangkutan untuk melaporkan Faktur Pajak pengganti.

Dengan implementasi aplikasi e-Faktur 3.0, pelaporan e-Faktur pengganti


dilakukan secara prepopulated.
www.pajak.go.
id

43
TATA CARA PEMBATALAN FAKTUR PAJAK
4.2

 Dilakukan oleh PKP yang membuat Faktur Pajak dengan menggunakan aplikasi
e-Faktur.
Pembatalan  SPT Masa PPN Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak yang dibatalkan masih
dapat disampaikan atau dilakukan pembetulan sesuai ketentuan.
 Penyerahan BKP/JKP yang
 Dalam hal pembatalan Faktur Pajak karena terjadi pembatalan transaksi,
transaksinya dibatalkan. harus didukung bukti/dokumen yang membuktikan bahwa telah terjadi
pembatalan transaksi.
 Penyerahan barang/jasa
yang seharusnya tidak dibuatkan  Dalam hal PKP penjual belum melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan
e-Faktur. dalam SPT Masa PPN maka PKP penjual harus tetap melaporkan Faktur
Pajak yang dibatalkan tersebut dalam SPT Masa PPN dengan
mencantumkan nilai DPP, PPN, dan PPnBM sebesar 0 (nol).
 Dalam hal PKP penjual telah melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan dalam
SPT Masa PPN maka PKP pembeli harus melakukan pembetulan SPT Masa
PPN yang bersangkutan dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan
tersebut dengan mencantumkan nilai DPP, PPN, dan PPnBM sebesar 0 (nol).
 Dalam hal PKP pembeli telah melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan dalam
SPT Masa PPN maka PKP pembeli harus melakukan pembetulan SPT Masa
PPN yang bersangkutan dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan
tersebut dengan mencantumkan nilai DPP, PPN, dan PPnBM sebesar 0 (nol).

Dengan implementasi aplikasi e-Faktur 3.0, pelaporan e-Faktur yang dibatalkan


dilakukan secara prepopulated.
www.pajak.go.
id

44
FAKTUR PAJAK BAGI PKP PEDAGANG ECERAN
NEW
5.1

 PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP kepada pembeli BKP/


penerima JKP dengan karakteristik konsumen akhir, termasuk
Penyerahan
yang dilakukan melalui PMSE, merupakan PKP Pedagang Eceran.
Bukan Konsumen
PKP Akhir  Tidak ditentukan berdasarkan KLU.
 PKP Pedagang Eceran dapat membuat Faktur Pajak eceran atas
penyerahan BKP/JKP kepada konsumen akhir tanpa mencantumkan
BKP/JKP identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual.
Termasuk melalui PMSE
• Faktur Pajak eceran dapat berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi
cash register, karcis, kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau
pembayaran lain yang sejenis
BKP/JKP  Dapat berbentuk elektronik .
Termasuk melalui PMSE Konsumen Akhir

Faktur Pajak eceran dapat juga dibuat atas:


Karakteristik Konsumen Akhir  pemakaian sendiri BKP/JKP; dan
 pembeli barang dan/atau penerima jasa mengonsumsi secara  pemberian cuma-cuma BKP/JKP kepada
langsung barang dan/atau jasa yang dibeli/diterima; dan konsumen akhir.
 pembeli barang dan/atau penerima jasa tidak menggunakan  penyerahan BKP/JKP yang mendapatkan
atau memanfaatkan barang dan/atau jasa yang dibeli/diterima fasilitas tidak dipungut PPN atau
untuk kegiatan usaha. dibebaskan dari pengenaan PPN.

www.pajak.go.id

45
FAKTUR PAJAK BAGI PKP PEDAGANG ECERAN
NEW
5.2

PENGECUALIAN BKP/JKP Tertentu


PKP Pedagang Eceran yang  Penyerahan dan penyewaan:
melakukan penyerahan BKP • angkutan darat: kendaraan bermotor.
tertentu atau JKP tertentu • angkutan air: kapal pesiar, kapal
kepada Konsumen Akhir wajib ekskursi, kapal feri, yacht.
membuat e-Faktur.
• tanah/bangunan.
• angkutan udara: pesawat terbang,
helikopter, balon udara.
 Penyerahan:
• senjata api dan peluru senjata api.

www.pajak.go.i
d

46
PEMBETULAN/PENGGANTIAN DAN PEMBATALAN FAKTUR
PAJAK BAGI PKP PEDAGANG ECERAN 5.3

Rp…

PKP pedagang eceran dapat melakukan


Rp 25.500,00
pembetulan atau penggantian dan
Rp299.000,00 pembatalan Faktur Pajak sesuai dengan
Rp 32.990,00
Rp 6.500,00 kelaziman usaha PKP pedagang
Rp363.990,00 eceran.
Rp400.000,00
Rp 36.010,00

www.pajak.go.i
d

47
PERSYARATAN FORMAL DAN MATERIAL FAKTUR PAJAK
6.1

NEW
Faktur Pajak harus memenuhi:

Persyaratan Formal Persyaratan Material


Diisi secara benar, lengkap, dan jelas. Berisi keterangan yang sebenarnya
atau sesungguhnya mengenai
penyerahan BKP dan/atau JKP, ekspor
BKP berwujud, ekspor BKP tidak
berwujud, ekspor JKP, impor BKP, atau
pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau pemanfaatan JKP dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

www.pajak.go.i
d

48
FAKTUR PAJAK TIDAK LENGKAP, TERLAMBAT DIBUAT,
DAN DIANGGAP TIDAK DIBUAT 6.2

Tidak Lengkap
TIDAK LENGKAP
Tidak memenuhi
persyaratan formal Terlambat Dibuat
TERLAMBAT DIBUAT

 e-Faktur tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 5 PER Tanggal yang tercantum dalam Faktur Pajak melewati saat
atau Faktur Pajak PKP pedagang eceran tidak seharusnya Faktur Pajak dibuat.
mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) PER.
 Mencantumkan keterangan yang tidak sebenarnya atau
sesungguhnya. Dianggap Tidak Dibuat
DIANGGAP TIDAK DIBUAT

 Berisi keterangan yang tidak sesuai dengan ketentuan Faktur Pajak dibuat setelah melewati jangka waktu 3 bulan sejak
pengisian keterangan cfm. PER. saat Faktur Pajak seharusnya dibuat.

PKP yang membuat Faktur Pajak tidak lengkap, terlambat membuat Faktur Pajak, dan/atau dianggap
tidak membuat Faktur Pajak dikenai sanksi Pasal 14 ayat (4) UU KUP.

PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tidak lengkap dan/atau yang dianggap tidak dibuat
merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.

Contoh kasus pada Lampiran huruf A


angka 4, angka 5, dan angka 6 PER. www.pajak.go.id

49
KEWAJIBAN PELAPORAN FAKTUR PAJAK
7

NEW
 PKP yang membuat Faktur Pajak wajib melaporkan Faktur Pajak dalam SPT
Masa PPN pada Masa Pajak yang sama dengan tanggal pembuatan Faktur
Pajak.
 Tata cara pelaporan Faktur Pajak dilaksanakan berdasarkan ketentuan
yang mengatur mengenai SPT Masa PPN.
 PER-29/PJ/2015.
 PKP yang tidak memenuhi kewajiban melaporkan Faktur Pajak dikenai
sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.

www.pajak.go.id

50
PERMINTAAN & PEMBERIAN DATA E-FAKTUR YANG
RUSAK/HILANG 8

Penyampaian Permintaan
Permintaan disampaikan secara online atau langsung ke KPP.
Contoh format surat permintaan pada Lampiran huruf L PER.

Data e-Faktur yang Diminta


Terbatas pada e-Faktur yang telah dibuat, di-upload, dan
memperoleh persetujuan DJP.

Penyelesaian
KPP memberikan data e-Faktur yang diminta, secara langsung
paling lama 20 hari kerja.

www.pajak.go.id

51
KETENTUAN LAIN-LAIN
10

e-Faktur yang telah diunggah (di-upload) ke DJP dengan menggunakan aplikasi


1 e-Faktur dan telah memperoleh persetujuan dari DJP merupakan Faktur Pajak
yang dibuat oleh PKP.

Pengkreditan Pajak Masukan


2 PPN yang tercantum dalam e-Faktur atau dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak merupakan Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan oleh PKP pembeli sepanjang PPN dimaksud:
 bukan merupakan PPN atas pengeluaran cfm. Pasal 9 ayat (8) UU PPN; dan
 tercantum dalam Faktur Pajak yang memenuhi persyaratan formal dan
material cfm. Pasal 13 ayat (9) UU PPN.

Pengujian Pajak Masukan


3
Pengkreditan Pajak Masukan oleh PKP pembeli tidak tergantung pada
pelaporan e-Faktur atau dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak dalam SPT Masa PPN PKP penjual.
 Untuk mengetahui pelaporan PKP penjual dilakukan menggunakan aplikasi/
data/informasi dalam sistem informasi DJP.
 Tidak perlu konfirmasi PK-PM ke KPP tempat PKP penjual dikukuhkan.
 KEP-754/PJ/2001 dicabut.

www.pajak.go.
id

52
KEADAAN TERTENTU
9

KEADAAN TERTENTU:
Peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan sebab
lainnya di luar kuasa PKP, yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

 Dalam keadaan tertentu, PKP diperkenankan membuat Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy).
 Format dan tata cara penggunaan kode dan NSFP untuk Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) sama dengan
format dan tata cara penggunaan kode dan NSFP sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf B PER, kecuali
ditetapkan lain oleh Direktur Jenderal Pajak.
 Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) dibuat paling sedikit untuk pembeli BKP/penerima JKP dan arsip PKP
penjual.
 Dalam hal terjadiDalam
keadaan
haltertentu dan terhadap
terjadi keadaan Faktur
tertentu danPajak perluFaktur
terhadap dilakukan
Pajakpembetulan
perlu dilakukan
atau Faktur Pajak
penggantian, pengganti dibuat
Fakpembetulan berbentuk
atau tur kertas (hardcopy).
Pajak pengganti dibuat berbentuk kertas (hardcopy).
 Dalam hal keadaan tertentu telah berakhir, data Faktur Pajak dalam bentuk kertas (hardcopy) wajib
direkam dan di-upload menggunakan aplikasi e-Faktur untuk memperoleh persetujuan DJP.
 Dalam hal terjadi keadaan tertentu dan terhadap Faktur Pajak perlu dilakukan pembatalan,
pembatalan Faktur Pajak direkam pada aplikasi e-Faktur pada saat keadaan tertentu ditetapkan
telah berakhir oleh Direktur Jenderal Pajak.
 Bat as waktu upload e-Faktur paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya tidak berlaku.
 Contoh format Faktur Pajak dalam bentuk kertas (hardcopy) pada Lampiran huruf M PER.

www.pajak.go.id

53
KETENTUAN PERALIHAN
11

Pajak Masukan Dapat Dikreditkan

PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak yang dibuat berdasarkan PER-24/PJ/2012, yang:
 mencantumkan alamat pembeli yang berbeda dengan alamat yang tercantum dalam SPPKP pembeli, sepanjang
alamat dimaksud merupakan alamat yang sebenarnya/sesungguhnya;
 dibuat sebelum implementasi aplikasi e-Faktur dan menggunakan NSFP selain yang diberikan oleh DJP;
 dibuat sebelum implementasi aplikasi e-Faktur dan menggunakan NSFP ganda;
 dibuat sebelum implementasi aplikasi e-Faktur dan tanggal pembuatannya mendahului tanggal surat pemberian
NSFP; dan/atau
 ditandatangani oleh PKP orang pribadi atau pejabat/pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak atau
e-Faktur, tetapi tidak diberitahukan atau terlambat diberitahukan ke KPP.

Aplikasi
Aplikasie-Faktur
e-FakturH2H
H2HPengguna
Pengguna

Aplikasi e-Faktur H2H cfm. Pasal 1A ayat (2) huruf a PER-16/PJ/2014, tetap dapat digunakan sampai dengan
dicabutnya Kepdirjen penetapan sebagai PKP yang menggunakan aplikasi e-Faktur H2H.

www.pajak.go.id

54
KETENTUAN PENUTUP

Ketentuan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku:


Perdirjen Faktur Pajak
PER-24/PJ/2012 s.t.d.t.d. PER-04/PJ/2020
Mulai berlaku pada tanggal
01 Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam
rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara
Pembatalan Faktur Pajak.
1 APRIL 2022

02 PER-16/PJ/2014 s.t.d.t.d. PER-10/PJ2020


Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik.

PER-58/PJ/2010
03 Bentuk dan Ukuran Formulir serta Tata Cara Pengisian Keterangan pada Faktur
Pajak bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.

KEP-754/PJ/2001
04 Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Faktur Pajak Dengan Aplikasi Sistem Informasi
Perpajakan.

www.pajak.go.id

55
THANK YOU
FOR YOUR TIME
AND ATTENTION
Untuk pertanyaan lebih lanjut tentang materi ini,
atau hal lain terkait perpajakan
silakan hubungi ahli kami:

Rangga Iman – riman@bdo.co,id


Ahmad Fauzi – azarkasyi@bdo.co.id

Anda mungkin juga menyukai