Manajemen
Pendapatan
Manajemen
Belanja
Manajemen
Pembiayaan
Kemandirian (Rasio Desentralisasi Fiskal)
Kabupaten/Kota & Provinsi Se-Indonesia 2017-2019
Dari 542 pemda, rata-rata
kemandirian keuangan
daerah selama tahun
2017-2019 adalah 13,1%.
3 kab/kota dengan
kemandirian tertinggi
antara lain Kab. Badung
(84%); Kota Surabaya
(62,2%); dan Kota
Tangerang Selatan (52,4%)
Sumber: DJPK, data olah (2021)
Kemandirian (Rasio Desentralisasi Fiskal):
PAD/Pendapatan Daerah x 100%
Pentingnya
Manajemen Pendapatan Daerah
POTENSI FISKAL
DAERAH
Manajemen Kemampuan daerah
Pendapatan mempengaruhi
dalam menghimpun
Daerah sumber – sumber
pendapatan yang
sah
Pentingnya
Manajemen Pendapatan Daerah
1. Tk. Kualitas
Pelaksanaan
Besar kecil Pemerintah
pendapatan 2. Tk. Kemampuan
mempengaruhi menyediakan
Pelayanan Publik
Enterpreneurial
3. Tk. Keberhasilan
Gov.
Program &
Kegiatan
Pembangunan
Fungsi PDRD
Open-List:
1. Provinsi boleh
menambah jenis retribusi UU 28/2009
daerah, sepanjang
memenuhi kriteria yang
ditetapkan dalam UU. Closed List:
2. Kabupaten/Kota boleh 1. Daerah tidak boleh
menambah jenis pajak memungut pajak dan
dan retribusi daerah, retribusi daerah selain
sepanjang memenuhi yang ditetapkan dalam UU.
kriteria yang ditetapkan
dlm UU. 2. Khusus untuk retribusi
dimungkinkan adanya
tambahan jenis retribusi
yang ditetapkan dengan
PP.
Sistem Pemungutan PDRD
1. Self Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak daerah
yang dihitung, dilaporkan, dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak
daerah.
2. Official Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak
yang nilai pajaknya ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota
melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat
Ketetapan Retribusi.
3. Joint Collection System, adalah sistem pemungutan pajak daerah
yang dipungut oleh pemungut pajak penerangan jalan oleh PLN,
pajak bahan bakar kendaraan bermotor oleh Pertamina dan
sebagainya.
Prinsip Dasar
Manajemen Penerimaan Daerah
Perluasan Basis Penerimaan
Prinsip
Prinsip Keadilan
Kepastian
(equity)
(certainty)
Pelayanan Publik
IMPLIKASI 1. Meningkatnya PAD diharapkan dpt memperbaiki kualitas pelayanan
publik
UU No. 28/ 2009 2. Perbaikan fungsi pelayanan melalui pembangunan dan
pemeliharaan prasarana dan sarana yg disediakan oleh Daerah
“Penentuan Potensi”
“Realisasi Penerimaan”
Mengapa Tahu Potensi?
Dalam hal ini misalkan dipilih angka yang bulat yaitu Rp 1.600.000
Lanjutan..
Potensi Pajak Restoran = Rata-rata Omzet Penjualan x 360 hari x Tarif Pajak
= Rp 1.600.000 x 360 hari x 10%
= Rp 57.600.000 per tahun
Potensi Pajak Hiburan
Keterangan Jumlah
Pendapatan
Situasi Kendaraan Jumlah (N) Tarif (T) - Rp Keterangan
Parkir (N x T)
Mobil 700 2,000 1,400,000
Ramai
Sepeda Motor 5,000 1,000 5,000,000
Rata-rata Pendapatan =
Mobil 500 2,000 1,000,000
Normal Σ Pendapatan / Σ Situasi
Sepeda Motor 3,000 1,000 3,000,000
= 13.000.000 / 3 =
Mobil 300 2,000 600,000
Sepi 4.333.333
Sepeda Motor 2,000 1,000 2,000,000
Jumlah 13,000,000
{(Jml. Kios x TR) + (Jml. Los x TR) + (Jml. K5 x TR)} x {Ʃaktivitas pasar sebulan x 12}
= {(410 x Rp 2.500) + (190 x Rp 2.000) + (260 x Rp 1.500)} x 350 hari
= 1.795.000 x 350 hari
= Rp 628.250.000 per tahun
Potensi Retribusi Parkir
1. Menentukan tempat parkir yang akan diteliti
2. Observasi data jumlah kendaraan parkir, tariff
parkir, luas area parkir, daya tamping, dsb.
3. Menghitung rata-rata jumlah kendaraan yang
parkir per hari
4. Menghitung potensi retribusi parkir
Contoh Perhitungan
Langkah 1 : Melakukan Observasi
Keterangan Jumlah
Tarif Retribusi Parkir
- Mobil Rp2.000
- Sepeda Mototr Rp1.000
Rata-rata lama parkir
- Mobil 1 jam
- Sepeda Mototr 1 jam
Daya Tampung Tempat Parkir
- Mobil 100
- Sepeda Mototr 1000
Jam kerja pelayanan parkir 09.00 - 21.00 12 jam per hari
Lanjutan..
Langkah 2 : Menghitung Rata-rata Jumlah Kendaraan yang Parkir
Pertumbuhan
Realisasi Pertumbuhan
Realisasi Total Realisasi
Penerimaan Total Realisasi
Penerimaan Penerimaan Rasio
Tahun Retribusi Penerimaan
Retribusi Retribusi di Pertumbuhan
Pelayanan Pasar Retribusi di
Pelayanan Pasar Kabupaten X
Umum Kabupaten X
Umum
2015 2,742,945,500 - 12,937,888,996 - -
2016 2,856,888,900 4.15% 13,270,678,211 2.57% 1.615
2017 3,180,787,900 11.34% 14,679,063,610 10.61% 1.068
2018 3,738,225,000 17.53% 16,089,648,260 9.61% 1.824
2019 3,962,518,500 6.00% 14,543,459,300 -9.61% -0.624
2020 3,300,454,000 -16.71% 14,042,013,692 -3.45% 4.846
Contoh..
Realisasi
Total Realisasi
Penerimaan Rata-rata Setiap
Penerimaan Rasio
Tahun Retribusi Jenis Retribusi
Retribusi di Kontribusi
Pelayanan Pasar di Kabupaten X
Kabupaten X
Umum
Dengan:
A = Besarnya tarif yang dipilih pedagang
J = Jumlah pedagang yang memilih
T = Jumlah pedagang
Contoh Hasil Perhitungan ATP dan WTP Retribusi Pelayanan Pasar Umum Kabupaten X
TIPE PASAR
KIOS
A B C D
TARIF > ATP > WTP TARIF > ATP > WTP ATP > TARIF > WTP TARIF > ATP > WTP
Sembilan Bahan Pokok
8000 > 7278 > 3667 7500 > 4500 > 3250 5833 > 5500 > 4667 4000 > 3222 > 2056
TARIF > ATP > WTP TARIF = ATP > WTP TARIF > ATP > WTP ATP > TARIF > WTP
Hasil Pertanian
7800 > 6200 > 5833 7000 = 7000 > 5000 5000 > 4250 > 3500 4000 > 3500 >2813
TARIF > ATP > WTP TARIF > ATP > WTP TARIF > ATP > WTP ATP > TARIF > WTP
Hasil Kerajinan
7500 > 6800 > 4600 7000 > 4750 > 3500 4500 > 3250 > 2000 3222 > 3000 > 2056
TARIF > ATP > WTP TARIF > ATP > WTP ATP > TARIF > WTP TARIF > ATP > WTP
Logam Mulia
10500 > 8800 > 6600 10000 > 9333 > 6667 6750 > 6500 > 5500 5000 > 4125 > 2000
TARIF > ATP > WTP TARIF > ATP > WTP TARIF > ATP > WTP TARIF > ATP > WTP
Warung
8000 > 7200 > 3000 7500 > 6500 > 4500 5500 > 3250 > 2500 4000 > 3500 > 2062
Tabel diatas menunjukkan hasil perhitungan ATP WTP yang kemudian dibandingkan
dengan tarif yang berlaku.
• Pada tabel yang berwarna merah menunjukkan bahwa kemampuan membayar
retribusi para pedagang lebih rendah dari tarif yang berlaku.
• Pada tabel yang berwarna hijau menunjukkan bahwa kemampuan membayar
retribusi para pedagang lebih tinggi atau sama dengan dari tarif yang berlaku.
Contoh Hasil Perhitungan ATP dan WTP Retribusi Pelayanan Pasar Umum Kabupaten X
TIPE PASAR
LOS
A B C D
ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF
Sembilan Bahan Pokok
2958 > 1917 > 1500 4429 > 3429 > 1000 3667 > 2333 > 900 3125 > 1937 > 800
ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF
Hasil Pertanian
2941 > 1765 > 1200 2833 > 1667 > 1000 4333 > 2667 > 800 1938 > 1125 > 700
ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF
Hasil Kerajinan
3028 > 2500 > 1000 4000 > 3500 > 800 3750 > 1750 > 600 2000 > 1000 > 500
ATP > WTP = TARIF - - -
Logam Mulia
7750 > 2000 = 2000 - - -
Tabel diatas menunjukkan hasil perhitungan ATP WTP yang kemudian dibandingkan
dengan tarif yang berlaku.
• Pada tabel yang berwarna merah menunjukkan bahwa kemampuan membayar
retribusi para pedagang lebih rendah dari tarif yang berlaku.
• Pada tabel yang berwarna hijau menunjukkan bahwa kemampuan membayar
retribusi para pedagang lebih tinggi atau sama dengan dari tarif yang berlaku.
Contoh Hasil Perhitungan ATP dan WTP Retribusi Pelayanan Pasar Umum Kabupaten X
TIPE PASAR
PELATARAN
A B C D
ATP > TARIF > WTP - ATP > TARIF > WTP ATP > TARIF > WTP
Sembilan Bahan Pokok
3167 > 3000 > 2333 - 2000 > 1800 > 1000 2333 > 1700 > 1333
ATP > TARIF > WTP ATP > WTP > TARIF ATP > TARIF > WTP ATP > TARIF > WTP
Hasil Pertanian
2800 > 2400 > 2033 3250 > 2000 > 1800 2375 > 1600 > 1250 2250 > 1500 > 1250
ATP > TARIF > WTP ATP > TARIF > WTP ATP > TARIF > WTP ATP > TARIF > WTP
Hasil Kerajinan
3042 > 2000 > 1750 2633 > 1800 > 1400 2803 > 1600 > 1000 1833 > 1500 > 1250
- - - -
Logam Mulia
- - - -
ATP > TARIF > WTP ATP > TARIF > WTP - ATP > WTP > TARIF
Lain-lain
3350 > 2400 > 2100 3214 > 2000 > 1714 - 3000 > 1667 > 1000
ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF ATP > WTP > TARIF -
Unggas
2875 > 2250 > 500 2250 > 1000 > 500 2250 > 1000 > 500 -
Tabel diatas menunjukkan hasil perhitungan ATP WTP yang kemudian dibandingkan
dengan tarif yang berlaku.
• Pada tabel yang berwarna merah menunjukkan bahwa kemampuan membayar
retribusi para pedagang lebih rendah dari tarif yang berlaku.
• Pada tabel yang berwarna hijau menunjukkan bahwa kemampuan membayar
retribusi para pedagang lebih tinggi atau sama dengan dari tarif yang berlaku.
Perhitungan Potensi Pendapatan
Basis Makro
Dalam menghitung potensi pendapatan, dapat juga dilakukan
dengan pendekatan basis makro yakni dengan cara melakukan
proyeksi terhadap basis pajaknya. Pertama, dapat mengestimasi
potensi suatu pajak/retribusi berdasarkan satu variabel, yaitu
variabel penerimaan pajak/retribusi itu sendiri yang dihubungkan
dengan waktu (asumsi bahwa semua perubahan sosial ekonomi
ditangkap oleh variabel waktu). Kedua, dapat memasukkan
variabel yang dinilai dapat mempengaruhi pajak/retribusi seperti
pertumbuhan ekonomi, inflasi, jumlah penduduk, dsb.
Analisis Proyeksi
Analisis proyeksi merupakan analisis yang digunakan untuk melihat seberapa
besar penerimaan pajak/retribusi yang akan diperoleh selama beberapa tahun ke
depan.
Dalam memproyeksi pajak/retribusi, dapat digunakan analisis regresi yang
merupakan pendekatan statistik.
Formula yang digunakan untuk melihat proyeksi dibentuk dalam sebuah model
ekonometrika dengan variabel penjelas berupa tren waktu, dimana asumsi dari
metode ini adalah semua variabel sosial ekonomi ditangkap oleh waktu.
Misalkan Model yang digunakan untuk memproyeksi retribusi adalah sebagai
berikut.
𝑅𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑇𝑡 + 𝜀𝑡
Dimana:
R : Retribusi
β0 : Konstanta
β1 : Koefisien
T : Tren Waktu
ε : Error
t : Tahun
Contoh..