Anda di halaman 1dari 71

Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha atas

Transaksi Khusus Intra Group Services, Intra Group Royalty


dan Intra Group Loan dalam Transfer Pricing

Jakarta, 15 Sept 2022


POKOK BAHASAN
AGENDA

1 2 3
PENERAPAN
PKKU:
Intra Group STUDI DISKUSI &
Services, Intra KASUS SHARING
Grup Royalty dan
Intra Group Loan

Jasa, Pinjaman & Royalti

2
Langkah-langkah Penanganan Transfer Pricing
dalam Kerangka Pemeriksaan Pajak

A Pengujian Formal

B Pengujian Material

1. Mengidentifikasi Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa dan Pihak Afiliasi


2. Analisis industri
3. Analisis atas kondisi transaksi dengan cara mengidentifikasi hubungan komersial dan/atau
keuangan antara WP dengan Pihak Afiliasi
4. Melakukan analisis kesebandingan
5. Menentukan metode transfer pricing (TP)
6. Menerapkan metode TP dan menentukan harga wajar atas Transaksi yang Dipengaruhi
Hubungan Istimewa
Identifikasi Transaksi Afiliasi Khusus
1. SPT Tahunan PPh Badan
a. Induk SPT PPh Badan
b. Lampiran V SPT PPh Badan - Daftar Pemegang Saham
c. Lampiran VI SPT PPh Badan
Daftar Penyertaan Modal Pada Perusahaan Afiliasi; Daftar Utang dari
Pemegang Saham dan/atau Perusahaan Afiliasi dan Daftar Piutang Kepada
Pemegang Saham dan/atau Perusahaan Afiliasi
d. Lampiran Khusus 3A/3B
e. Lampiran Khusus 3A-1/3B-1
f. Lampiran Khusus 8
g. Ikhtisar Dokumen Induk dan Dokumen Lokal
h. Kertas Kerja Laporan Per Negara
i. Laporan Per Negara : Alokasi Penghasilan, Pajak Yang Dibayar, Dan Aktivitas
Usaha Per Negara Atau Yuridiksi
j. Laporan Per Negara : Daftar Anggota Grup Usaha dan kegiatan Usaha Utama
Per Negara atau Yurisdiksi
k. Laporan Per Negara : Daftar Anggota Grup Usaha Utama Per Negara /
Yurisdiksi : Informasi Tambahan
Identifikasi Transaksi Afiliasi Khusus

2. SPT Masa PPN dan PPn BM;


3. Laporan Keuangan
a. Catatan atas Laporan Keuangan Terkait PSAK 7/PSAK 65
4. Dokumen Penentuan Harga Transfer  PMK nomor
213/PMK.03/2016
5. Data internet, intranet (SIDJP, Portaldjp, Approweb, dst), dan
database komersial;
6. Dokumen Sumber Wajib Pajak dan Pemeriksaan Lokasi Kegiatan
Usaha Wajib Pajak;
7. Melakukan Berita Acara Pemberian Keterangan
(Pasal 29 (3) huruf (c) UU KUP)
Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement )
Identifikasi Transaksi Afiliasi Khusus
Induk SPT Masa PPh Pasal 23/26

SPT Masa PPh Pasal 23/26


Identifikasi Transaksi Afiliasi Khusus
Induk SPT Masa PPN

SPT Masa PPN Lampiran B1


Dasar Hukum dan Pedoman Penerapan PKKU (1)
Dasar Hukum
1. Pasal 18 ayat (3) Undang-undang Pajak Penghasilan
2. Pasal 18 ayat (4) Undang-undang Pajak Penghasilan
3. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 tentang Penerapan PKKU Dalam Transaksi antara WP
dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa
4. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak
PER-43/PJ/2010
5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-22/PJ/2013 tentang Pedoman Pemeriksaan Terhadap WP Yang
Mempunyai Hubungan Istimewa
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-50/PJ/2013 tentang Petunjuk Teknis Terhadap WP Yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-213/PMK.03/2016 tentang Jenis Dokumen Dan/Atau Informasi Tambahan
Yang Wajib Disimpan oleh WP Yang Melakukan Transaksi Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa dan
Tata Cara Pengelolaannya
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-22/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Pelaksanaan Harga Transfer
Dasar Hukum dan Pedoman Penerapan PKKU (2)

Pedoman Penerapan PKKU


- OECD Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax Administrations
- OECD Transfer Pricing Guidance on Financial Transactions
Penerapan PKKU terkait Intra Group Services,
Intra Group Royalty dan Intra Group Loan
Pedoman Penerapan PKKU Intra Group Services,
Intangible dan Intra Group Loan

1. Tahapan Pendahuluan

No
Substansi (conduct) Nilai wajar transaksi
sesuai dengan Jenis
Transaksi (contract)
adalah “ NOL ”

Yes

2. Tahapan Penerapan PKKU

Pasal 14 PMK.22/PMK.03/2020
Dalam hal Wajib Pajak tidak dapat membuktikan Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tertentu
berdasarkan tahapan pendahuluan, Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tersebut tidak memenuhi
PKKU
Tahapan Pendahuluan
Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa tertentu

 Tahapan pendahuluan dilakukan untuk membuktikan substansi transaksi

Intangible
Jasa Biaya Pinjaman
Property

Kesepakatan
Pengalihan Restrukturisasi
usaha kontribusi
harta
biaya
Tahapan Pendahuluan Intra Group Services
Pasal 14 angka (3) PMK Nomor : 22/PMK.03/2020

1. secara nyata telah diberikan dan diperoleh;


2. dibutuhkan oleh penerima jasa;
3. memberikan manfaat ekonomis kepada penerima jasa;
4. bukan merupakan shareholder activity;
5. bukan merupakan aktivitas yang memberikan manfaat kepada suatu pihak semata-
mata karena passive association;
6. bukan merupakan duplikasi kegiatan;
7. bukan merupakan jasa yang memberi manfaat insidental; dan
8. dalam hal jasa siaga (on call services), bukan merupakan jasa yang dapat diperoleh
segera dari pihak yang independen tanpa adanya perjanjian siaga (on call contract)
terlebih dahulu.
Langkah-langkah Pengujian Penerapan PKKU Transaksi Jasa
PER-22/PJ/2013 & SE-50/PJ/2013

1. Memastikan bahwa suatu jasa dari pihak afiliasi telah benar-benar dilakukan (eksis)
• Meneliti proses latar belakang kebutuhan atas jasa serta dokumen yang terkait.
• Meneliti proses penunjukan penyedia jasa termasuk meneliti kualifikasi penyedia jasa
• Meneliti proses negosiasi terkait kompensasi atas jasa yang disediakan.
• Meneliti proses dan hasil penyediaan jasa serta dokumen/bukti terkait.
• Mereviu dokumen terkait aktivitas jasa seperti kontrak perjanjian dan invoice.
• Meneliti pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penyediaan jasa (penyediaan jasa dapat dilakukan oleh pihak afiliasi sendiri
atau dengan melibatkan Wajib Pajak serta pihak ketiga).
2. Memastikan jasa yang diberikan memberikan manfaat ekonomi
• Memastikan kesesuaian antara fungsi-fungsi yang dilakukan Wajib Pajak dengan jenis jasa intra-grup yang diterima
• Meneliti rincian jasa yang dibebankan (jika jasa lebih dari satu) dan memahami secara spesifik bagaimana jasa tersebut dapat atau
telah memberikan manfaat ekonomis kepada Wajib Pajak.
• Memastikan bahwa jasa intra-grup tersebut bukan merupakan kegiatan sebagai berikut:
a) Shareholder activity
b) Duplicative services
c) Jasa yang memberikan manfaat insidental (Incidental Benefit)
d) Passive association
e) Jasa siaga (on call services)
3. Melakukan penghitungan kewajaran pembayaran jasa intra-grup  Cost Base dan Key Allocation !!!!
Tahapan Pendahuluan Transaksi Intra Group Royalty

1. eksistensi intangibles secara ekonomis dan legal;


2. jenis harta tidak berwujud;
3. nilai harta tidak berwujud;
4. pihak yang memiliki harta tidak berwujud secara legal;
5. pihak yang memiliki harta tidak berwujud secara ekonomis;
6. penggunaan atau hak untuk menggunakan harta tidak berwujud;
7. pihak-pihak yang berkontribusi dan melakukan aktivitas DEMPE; dan
8. manfaat ekonomis yang diperoleh pihak yang menggunakan harta tidak berwujud.

Pasal 14 angka (4) PMK Nomor : 22/PMK.03/2020


Langkah-langkah Pengujian Penerapan PKKU Transaksi
Langkah-langkah Pengujian Penerapan PKKU Transaksi Jasa
Pemanfaatan dan Hak Menggunakan Harta Tak Berwujud
PER-22/PJ/2013 & SE-50/PJ/2013
PER-22/PJ/2013 & SE-50/PJ/2013

1. Mengidentifikasi keberadaan setiap harta tak berwujud


2. Mengidentifikasi nilai harta tak berwujud dan menentukan pihak-pihak yang berkontribusi terhadap
pembentukan harta tak berwujud dimaksud.
3. Mempelajari apakah benar-benar telah terjadi pemanfaatan harta tak berwujud dalam transaksi tersebut.
4. Menentukan kompensasi yang wajar atas pemanfaatan harta tak berwujud.

Pengujian kewajaran untuk pemanfaatan harta tak berwujud harus mempertimbangkan perspektif pihak yang memberi lisensi
(licensor) & pihak yang memanfaatkan (licensee) harta tak berwujud.
LICENSOR:
Pihak yang memberi lisensi untuk memanfaatkan harta tak berwujud harus memastikan bahwa akan memperoleh manfaat yang
lebih besar dari pemanfaatan harta tak berwujud oleh licensee dibandingkan biaya yang telah dikeluarkan.
LICENSEE:
• Pihak yang memanfaatkan harta tak berwujud akan melihat apakah akan diperoleh manfaat yang lebih besar apabila
menggunakan harta tak berwujud dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini ditunjukkan dengan analisis
keuangan atas transaksi tersebut.
• Pembayaran yang dilakukan akan memberikan manfaat secara ekonomis atas penggunaan harta tak berwujud dari pihak
afiliasi.
Tahapan Pendahuluan Intra Group Loan
Pasal 14 angka (5) PMK Nomor : 22/PMK.03/2020

a. sesuai dengan substansi dan keadaan sebenarnya;


b. dibutuhkan oleh peminjam;
c. digunakan untuk mendapatkan, memelihara dan menagih penghasilan ( 3M ) ;
d. memenuhi karakteristik pinjaman, antara lain;

1. kreditur mengakui pinjaman secara ekonomis dan secara legal;


2. adanya tanggal jatuh tempo pinjaman;
3. adanya kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman;
4. adanya pembayaran sesuai jadwal untuk pokok pinjaman dan imbal hasilnya;
5. peminjam creditable dan mampu membayar kembali pokok pinjaman dan imbal
hasil pinjaman;
6. didasarkan pada perjanjian pinjaman yang dibuat sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
7. adanya konsekuensi hukum atas wanprestasi;
8. adanya hak tagih bagi pemberi pinjaman; dan

e. memberikan manfaat ekonomis kepada penerima pinjaman.


Langkah-langkah Pengujian Penerapan PKKU Intra Group Loan
PER-22/PJ/2013 & SE-50/PJ/2013

1. Melakukan analisis atas kebutuhan utang


2. Memastikan utang benar-benar terjadi
3. Melakukan pengujian kewajaran perbandingan utang terhadap modal
4. Melakukan pengujian tingkat bunga atas pinjaman ke pihak afiliasi
PMK-169/PMK.010/2015
& PER-25/PJ/2017
Biaya pinjaman meliputi:
a. bunga pinjaman;
b. diskonto dan premium yang terkait dengan pinjaman;
Perbandingan utang terhadap modal
c. biaya tambahan yang terjadi yang terkait dengan perolehan
pinjaman (arrangement of borrowings);
d. beban keuangan dalam sewa pembiayaan;
4:1
e. biaya imbalan karena jaminan pengembalian utang; dan  dengan memperhatikan ketentuan pasal 6 dan pasal
f. selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing 9 UU PPh
sepanjang selisih kurs tersebut sebagai penyesuaian  dalam hal Wajib Pajak mempunyai utang kepada
terhadap biaya bunga dan biaya sebagaimana dimaksud pihak yang mempunyai hubungan istimewa, biaya
pada huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e. pinjaman atas utang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa tersebut harus pula
memenuhi prinsip kewajaran dan kelaziman usaha
Metode Perolehan Data

Surat permintaan peminjaman buku, catatan dan dokumen

Surat permintaan keterangan FAR

Surat permintaan keterangan/bukti dalam rangka pemeriksaan transaksi affiliasi Wajib Pajak.
Surat permintaan peminjaman buku, catatan dan
dokumen

q. Transfer Pricing Dokumentation: Softcopy


- Local File dan Master File
- Rincian Transaksi ke afiliasi dan non afiliasi
- Proses bisnis transaksi penjualan, pembelian, services, bunga serta intercompany loan

r. Supporting document untuk masing-masing jenis jasa intra grup (aggrement, rincian dasar Hardcopy dan
perhitungan biaya, pembebanan di laporan keuangan (No Akun, Tanggal, Jumlah transaksi), bukti softcopy
penyerahan jasa luar negeri (aktivitas jasa, bukti kegiatan).

s. Supporting document untuk masing-masing jenis Intercompany Loan (aggrement, rincian dasar Hardcopy dan
penghitungan pokok pinjaman dan angsuran bunga, pembebanan di laporan keuangan (No Akun, softcopy
Tanggal, Jumlah transaksi)

t. Supporting document untuk masing-masing jenis harta tidak berwujud/ Intangible Property Hardcopy dan
(aggrement, rincian dasar penghitungan biaya royalty, pembebanan di laporan keuangan (No Akun, softcopy
Tanggal, Jumlah transaksi), sertifikat Intangible Property, Dokumen mengenai ketentuan masa
berlakunya Intangible Property, Rincian R&D Cost perusahaan Induk, Keterangan mengenai metode
alokasi R&D Cost dan pembebanannya.

u. Running Data pembanding Komersial atas metode TNMM Wajib Pajak dalam dokumen local tahun Softcopy
2019 (dalam bentuk excel) yang memuat data kuantitatif dan kualitatif data pembanding hasil running
database komersial tersebut untuk tahun pajak 2019.
Surat permintaan keterangan/bukti dalam rangka
pemeriksaan transaksi afiliasi Wajib Pajak (1)
Surat permintaan keterangan/bukti dalam rangka
pemeriksaan transaksi afiliasi Wajib Pajak (2)
Surat permintaan keterangan/bukti dalam rangka
pemeriksaan transaksi afiliasi Wajib Pajak (3)
TRANSAKSI AFILIASI PEMBAYARAN ROYALTY (PEMANFAATAN HARTA TIDAK BERWUJUD)

1 Berdasarkan keterangan yang tercantum pada Laporan Keuangan Wajib Pajak tahun 2019, diketahui bahwa Wajib
Pajak memanfaatkan harta tidak berwujud dari pihak yang memiliki hubungan istimewa. Siapa saja pihak yang memiliki
hubungan istimewa tersebut?
2 Selain kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, apakah Wajib Pajak juga memanfaatkan harta tidak
berwujud kepada pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa?

Pembayaran royalti ke MITSUBISHI ELECTRIC CORPORATION

1 Keberadaan harta tidak berwujud, apa dokumen yang mendukung keberadaan harta tidak berwujud tersebut?
2 Bukti kepemilikan atas harta tidak berwujud? Intangible property yang digunakan?
3 Untuk meyakini keberadaan dari suatu IP, Wajib Pajak harus dapat menunjukkan tipe atau jenis dari IP, memberikan
bukti atau dokumen yang menunjukkan kepemilikan atas IP, dan mampu menunjukkan keberadaan nilai dari IP
tersebut?
4 Keberadaan penyerahan/transfer harta tidak berwujud (intangible property)?
5 Jelaskan manfaat ekonomis atas penggunan IP dari MITSUBISHI ELECTRIC CORPORATION ke wajib pajak?
6 Apakah ada fungsi DEMPE yang dilakukan oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa terkait kepemilikan IP
tersebut?
7 gambarkan sifat harta berwujud/ tidak berwujud yang meningkatkan pembayaran royalti?
8 Berikan perjanjian lisensi dan/atau royalti untuk merek/nama dagang, desain/model, teknologi know how / rahasia
dagang, dll?
Jelaskan hak atas lisensi? Eksklusif atau non eksklusif
a. Salinan invoice tagihan dari pihak afiliasi
b. Salinan perjanjian lisensi (licence agreement)
c. Salinan invoice tagihan
d. Salinan slip pembayaran
9 Jelaskan kapan dan berdasarkan apa tingkat royalti ditentukan? Jelaskan dasar pembayaran royalti? % dari sale atau %
dari cost
10 Bila memungkinkan, jelaskan kapan dan kenapa tingkat royalti dan/atau kondisi lainnya, hak atau kewajiban dikaji atau
diubah?
11 Apakah ada aset tak berwujud yang menimbulkan royalti yang secara hukum dilindungi di indonesia atau di luar negeri?
Surat permintaan keterangan/bukti dalam rangka
pemeriksaan transaksi afiliasi Wajib Pajak (4)
12 Jelaskan masa perlindungan hukum (misalnya jangka waktu perlindungan dll)?
13 Bagaimana pembayaran royalti mempengaruhi penentuan harga barang atau jasa wajib pajak?
14 Jika Wajib Pajak memiliki harta berlisensi , jelaskan bagaimana anda menggunakan harta tersebut dalam lingkungan
bisnis anda?
15 Jelaskan bagaimana harta, dimana royaltinya dibayar wajib pajak memberikan nilai tambah bagi usaha wajib pajak?
16 Apakah Wajib Pajak memiliki hak eksklusif di Indonesia untuk menggunakan harta dimana wajib pajak harus membayar
royaltinya?
17 Apakah Wajib Pajak mensub-lisensikan harta tersebut kepada pihak afilisi atau non afiliasi?
18 Apakah Wajib Pajak mengeluarkan biaya persiapan operasi (start up cost) agar bisa menggunakan produk dimana
wajib pajak membayar royalti atas IP tersebut?
19 Apakah Wajib Pajak terlibat dalam aktivitas pengembangan yang berkaitan dengan harta tak berwujud dimana wajib
pajak membayar royaltinya?
20 Apakah Wajib Pajak melakukan aktivitas pemasaran yang berkaitan dengan harta tidak berwujud tersebut? Bagaimana
aktivitas pemasaran tersebut mempengaruhi tingkat royalti dan/atau biaya royalti?
21 Jelaskan aktivitas penelitian dan pengembangan yang berlangsung atau pengeluaran kontribusi biaya yang anda
bayarkan dalam kaitannya dengan harta tidak berwujud ( misal : imbal jasa yang dibayarkan ke pihak afiliasi untuk
perbaikan aset tidak berwujud dimana royaltinya dibayar)
22 Apakah Wajib pajak membayar sejumlah uang (selain royalti) untuk manajemen/pemasaran/perwatan proses litbang
yang berlangsung di negara lain?
23 Berdasarkan keterangan yang tercantum dalam lampiran 3A SPT Tahunan PPh Badan tahun pajak 2019 diketahui
bahwa Wajib Pajak tidak mencantumkan metode apapun atas transaksi pembayaran royalti tersebut. Apakah Saudara
setuju dengan pernyataan itu?
24 Apakah dalam penentuan metode Transactional Net Margin Method tersebut Wajib Pajak dibantu oleh pihak lain?
25 Apakah alasan pemilihan Transactional Net Margin Method untuk transaksi pembayaran royalti tersebut?
24 Apakah Wajib Pajak melakukan dokumentasi kewajaran harga transfer untuk tahun 2019 atas pembayaran royalti
25 Apakah dokumen bukti pendukung di bawah ini ada? Lampirkan jika ada
a. Salinan perjanjian pemanfaatan harta tidak berwujud (agreement)
b. Bukti pemanfaatan harta tidak berwujud tersebut
c. Bukti manfaat ekonomis terkait pemanfaatan harta tidak berwujud tersebut
d. Form DGT 1
e. Bukti pemotongan PPh Pasal 23/26 dan SSP PPN BKPTB
f. Laporan keuangan MITSUBISHI ELECTRIC CORPORATION
Surat permintaan keterangan/bukti dalam rangka
pemeriksaan transaksi afiliasi Wajib Pajak (5)
TRANSAKSI AFILIASI PEMBAYARAN BUNGA (INTERCOMPANY LOAN)

1. Pembayaran Bunga ke Marubeni - Itochu Steel Indonesia

1 Perjanjian atau kontrak yang melatabelakangi pembayaran atas Bunga Pinjaman tersebut?
2 Bukti atas penerimaan uang masuk atas pokok pinjaman?
3 Dokumen pendukung atas analisis kebutuhan dana? Working Capital Analisis? Interset Coverage Ratio?
4 Bukti atas pelunasan Pokok pinjaman dan pembayaran bunga?
5 Apakah ada peminjaman uang selain ke pihak afiliasi? Jika ada , Berikan dokumen pendukung atas pinjaman tersebut?
6 Berdasarkan keterangan yang tercantum dalam lampiran 3A SPT Tahunan PPh Badan tahun pajak 2019 diketahui
bahwa Wajib Pajak tidak mencantumkan metode apapaun atas transaksi pembayaran bunga tersebut. Apakah
Saudara setuju dengan pernyataan itu?
7 Apakah dalam penentuan metode Comparable Uncontrolled Price tersebut Wajib Pajak dibantu oleh pihak lain?
8 Apakah alasan pemilihan Comparable Uncontrolled Price untuk transaksi pembayaran bunga tersebut?
8 Apakah Wajib Pajak melakukan dokumentasi kewajaran harga transfer untuk tahun 2019 atas pembayaran bunga
tersebut?
9 Apakah dokumen bukti pendukung di bawah ini ada? Lampirkan jika ada
a. Salinan perjanjian peminjaman uang (agreement)
b. Bukti pemanfaatan atas pinjaman tersebut
c. Form DGT 1
d. Bukti pemotongan PPh Pasal 23/26
e. Laporan keuangan Marubeni - Itochu Steel Indonesia
STUDI KASUS
Studi Kasus
PT XYZ Indonesia
Intra Group Royalty
Tahun Pajak 2015
Pengujian Pendahuluan PKKU Royalti

Sumber Data

• Fakta/data/dokumen/informasi yang tersedia


• SPT Tahunan PPh Badan dan Laporan Audit
• Profil Wajib Pajak
• dst

Dasar Hukum

Pengujian atas Pembebanan Royalti

Kesimpulan Pemeriksa
Profile Singkat PT XYZ Indonesia

Wajib Pajak berlokasi di Gunung Putri memproduksi dan menjual produk Perlengkapan
Rumah Tangga, Perawatan Bayi, Perawatan Tubuh, Pengharum Ruangan dan Perawatan
Mobil dan Motor

Seluruh produk dijual baik lokal maupun ekspor ke pihak affiliasi (distributor lokal pihak
Affiliasi)

Wajib Pajak tahun 2015, Berdasarkan TP Doc menyatakan Licensee manufacturing,


Menurut Pemeriksa Contract Manufacturing

Di 2015 terdapat pembebanan biaya Royalti atas pemanfaatan barang tidak berwujud
sebesar Rp 199 M
Pemegang Saham PT XYZ Indonesia

Pengurus PT XYZ Indonesia


Kinerja Keuangan

Financial & Tax Performance untuk 4 (empat) tahun pajak: Sudah Diperiksa

Keterangan Tahun Pajak 2016 Tahun Pajak 2015 Tahun Pajak 2014 Tahun Pajak 2013 Rata-Rata
Peredaran Usaha 2,946,848,974,251 2,858,354,691,098 2,636,910,753,892 2,124,279,096,770 3,522,131,172,003.67

HPP 1,558,930,913,641 1,551,412,198,356 1,544,524,592,444 1,307,676,354,970 1,987,514,686,470.33

Laba Bruto 1,387,918,060,610 1,306,942,492,742 1,092,386,161,448 816,602,741,800 1,534,616,485,533.33

GPM 47.10% 45.72% 41.43% 38.44% 57.56%

Biaya Operasional 1,007,345,397,593 925,304,987,823 801,558,438,588 684,773,856,276 1,139,660,893,426.67

Laba Bersih Operasional 380,572,663,017 381,637,504,919 290,827,722,860 131,828,885,524 394,955,592,106.67

Pendapatan lain-lain 28,784,561,941 23,533,277,948 123,975,305,700 29,853,563,574 68,715,569,721.00

Biaya lain-lain 3,291,825,410 8,124,489,978 83,670,001,829 114,094,436,969 69,726,918,062.00

Laba Komersil 406,065,399,548 397,046,292,889 331,133,026,731 47,588,012,129 393,944,243,765.67

Laba Fiskal 392,743,510,727 403,679,079,811 377,634,251,790 80,135,861,599 418,064,234,642.33

PPh Badan Terutang 98,185,877,500 100,919,769,750 94,408,562,750 20,033,965,250 104,516,058,416.67


NPM 13.33% 14.12% 14.32% 3.77% 11.87%
ROTC 14.83% 15.41% 12.40% 6.62% 12.63%
Kinerja Keuangan

Biaya2 dominan: 2016 2015 2014 2013


A.Pembelian 1,253,574,253,349 1,400,267,172,526 1,421,648,196,871 1,206,514,424,205
B.Gaji dll 175,270,292,356 198,953,183,432 174,625,110,889 141,108,490,338
C. Transportasi 567,085,854 910,023,085 2,558,222,461 1,087,420,396
D.Penyusutan 30,353,268,752 27,572,862,540 21,918,443,116 16,665,884,465
E. Biaya Sewa 7,062,779,650 6,940,478,357 5,775,627,189 385,118,643
F. Biaya Bunga 1,525,131,598 1,563,183,513 6,462,864,544 18,426,412,644
G. Biaya Jasa 12,646,960,354 10,592,394,405 12,159,988,975 6,958,606,168
H. Piutang Tak Tertagih 0 0 0 0
I. Royalty 207,050,392,658 201,010,056,885 184,238,442,270 148,282,930,990
J. Pemasaran 636,196,071,309 551,173,088,849 483,852,135,294 430,717,533,360
K. Biaya Lainnya 128,592,826,829 115,851,999,660 165,373,929,995 194,953,561,477
Skema Transaksi
Afiliasi Afiliasi
(Luar Negeri+Dalam Negeri) (Dalam Negeri)
Suplier Wajib Pajak Customer
INDUSTRI PEMBERANTAS HAMA (FORMULASI)
Kode TP Nilai Nama Afiliasi Kode TP Nilai Nama Afiliasi
G 417,460,795,849 PT ABC INDONESIA DN PT XYZ INDONESIA A 2,741,311,536,455 PT ABC INDONESIA DN
C 85,571,042,611 DEF LTD LN
C 54,400,922,624 GHI LTD LN
C 59,604,892,041 JKL LTD LN
E 6,871,606,909 DEF LTD LN

623,909,260,034 2,741,311,536,455
28% 98%
SPT PPN: Ket: SPT PPN: Ket:
B1+B2 2,205,894,338,211 G = Reimburst beban Promosi&Pemasaran A2+A1 2,796,477,726,956 A = Penjualan Produk
SPT Badan: C = Pembayaran Royalti atas Tradename/know-how SPT Badan:
Cost 2,476,717,186,179 Omset 2,858,354,691,098

Suplier Non Afiliasi Customer Non Afiliasi


1,852,807,926,145 55,166,190,501
Identifikasi Stategi Bisnis
Identifikasi Strategi Bisnis:
Wajib Pajak terdaftar sejak '19/03/2001
Wajib Pajak mulai beroperasi komersial sejak tahun 2002 (masih rugi)
Wajib Pajak mulai melaporkan profit sejak 2003

Berikut data historis Omset, Profit & NPM WP berdasarkan SPT Tahunan:
Tahun Omset Profit (komersial) NPM Keterangan
2003 166,140,422,620 2,825,337,045 1.70% Tahun 1 profit
2004 254,081,672,026 11,500,728,185 4.53%
2005 327,251,099,291 20,368,763,305 6.22%
2006 290,191,809,246 (12,904,567,487) -4.45% 2006 diminta tarik produk XXX krn memakai zat
diklorovos
2007 408,902,195,511 (10,131,212,212) -2.48%
2008 568,830,260,746 7,327,823,705 1.29%
2009 792,836,009,199 45,618,862,307 5.75%
2010 1,006,124,895,481 104,770,383,807 10.41%
2011 1,430,152,685,630 107,749,922,195 7.53%
2012 1,908,268,906,461 190,365,320,797 9.98%
2013 2,124,279,096,770 47,588,012,129 2.24% 2013 rugi valas tinggi
2014 2,636,910,753,892 331,133,026,731 12.56% peak level
2015 2,858,354,691,098 397,046,292,889 13.89% peak level
2016 2,946,848,974,251 406,065,399,548 13.78% peak level

Berdasarkan data-data di atas, Usaha Wajib Pajak 2014-2016 berada di posisi puncak (peak level) sehingga dapat
menghasilkan profit maksimal.
Transaksi Pembayaran Royalti

Nama Nilai Transaksi


%
No Mitra Jenis IP Keterangan
Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014 Fee
Transaksi
1. DEF LTD 88.187.252.089 85.571.042.611 78.942.675.153

Kontrak lisensi
1.a DEF LTD 57.047.361.741 2% Tradename
brand: DEF Group

kontrak technical
1.b DEF LTD 28.523.680.870 1% Knowhow
know how

Kontrak lisensi merk:


2 GHI LTD 54.400.922.624 4% Tradename
AAA, BBB, CCC, dll

3 JKL LTD 59.604.892.041 4% Tradename Kontrak belum ada

Total 88.187.252.089 199.576.857.276 78.942.675.153


Kontrak Perjanjian Pembayaran Royalti
I. Transaksi Pembayaran Royalty (trademark)
Trademark A. Ikhtisar TRADEMARK LICENSE AGREEMENT antara PT. XYZ dengan GHI LTD tgl 3 Januari 2005.
Licence Nomor Kontrak : -
Aggrement Pihak Yang Terlibat : PT. XYZ (selanjutnya disebut "LICENSEE") dengan GHI LTD sebagai pemilik legal atas merk (selanjutnya disebut
"LICENSOR").
dengan Periode Kontrak : Berlaku sejak 3 Januari 2005 sampai 31 Desember 2009 (5 tahun). Kontrak diterminasi segera dalam hal: a.Lisencee
GHI LTD mengalami kebangkrutan, b.Lisencee diakuisisi, merger, konsolidasi atau digabung.
Objek Kontrak : Licensee atas produknya diizinkan menggunakan Merk terlisensi milik Licensor di wilayah Indonesia
Merk : AAA, BBB,CCC,DDD ,EEE, FFF, GGG

Selama masa kontrak HAK & KEWAJIBAN masing-masing sbb:


1) Licensor memberi izin untuk Licensee untuk menggunakan merk di wilayah Indonesia atas produksi produk-produk insektisida, pengharum, tisu basah dan
portable gas cooker (selanjutnya disebut "Produk Terlisensi").
2) Licensee memberi hak bagi Licensor untuk melakukan pengawasan atas Produk Terlisensi yang dijual Licensee.
3) Licensee setuju untuk mempertahankan standar & kwalitas produksi sehingga tidak menurunkan nilai merk.
4) Licensee mengijinkan agen resmi Licensor kapanpun selama jam produksi untuk melakukan ispeksi
5) Licensee dilarang menggunakan merk lain sejenis kecuali atas seijin Licensor.
6) Kontrak berlaku sejak 1 jan 2005 sampai 31 Des 2009 (5 tahun). Licensee punya pilihan perpanjangan kontrak selama 1 tahun tambahan.
7) Kontrak diterminasi segera dalam hal: a.Lisencee mengalami kebangkrutan, b.Lisencee diakuisisi, merger, konsolidasi atau digabung.
8) Licensee setuju untuk tidak menuntut hak/kompensasi apapun selain penggunaan lisensi ini.
9) Saat terminasi perjanjian poin 6-7, Licensee setuju untuk mengembalikan segera semua label, kemasan dll tanpa tuntutan biaya pada Licensor.
10) Saat terminasi perjanjian sebagaimana poin 6-7, kewajiban Licensee yang tertunggak tetap ada secara penuh.
13) Licensee setuju membayar Royalty sebasar 3% dari Gross Sales (tdk termasuk PPN) kepada Licensor selama periode kontrak.

B. Ikhtisar TRADEMARK LICENSE AGREEMENT antara PT. XYZ dengan DEF LTD tgl 17 Maret 2010.
Trademark
Nomor Kontrak : -
Licence Pihak Yang Terlibat : PT. XYZ (selanjutnya disebut "LICENSEE") dengan DEF LTD sebagai pemilik legal atas merk (selanjutnya disebut
Aggrement "LICENSOR").
Periode Kontrak : Berlaku sejak 17 Mei 2010 sampai 31 Maret 2015 (5 tahun).
dengan Objek Kontrak : Licensee atas produknya diizinkan menggunakan Merk terlisensi milik Licensor di wilayah Indonesia
DEF LTD Merk : DEF

Selama masa kontrak HAK & KEWAJIBAN masing-masing sbb:


1) Licensee berhak untuk: a. menggunakan merk dlm bentuk apapun, b. melakukan promosi dan iklan dengan merk tsb, c.menggunakan merk untuk
produk/jasanya.
2) Licensee dilarang menggunakan merk lain sejenis kecuali atas seijin Licensor.
3) Kontrak berlaku sejak 17 Mei 2010 sampai 31 Maret 2015.
4) Tipe lisensi = non esklusif
5) Licensee setuju membayar Royalty sebasar 2% dari Total Turnover Licensee.
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TRADENAME KE LTD
A. Royalti atas corporate tradename ke DEF LTD (India)
Berdasarkan TP Ducumentation, kontrak lisensi tradename Godrej antara GCPL dengan PT.XYZ dijelaskan sbb:

Berdasarkan kontrak, ketentuan perjanjian lisensi dirangkum sbb:


Nomor Kontrak : -
Pihak Yang Terlibat : PT. XYZ (selanjutnya disebut "LICENSEE") dengan DEF LTD sebagai pemilik legal atas merk
(selanjutnya disebut "LICENSOR").
Periode Kontrak : Berlaku sejak 17 Mei 2010 sampai 31 Maret 2015 (5 tahun).
Objek Kontrak : Licensee atas produknya diizinkan menggunakan Merk terlisensi milik Licensor di wilayah Indonesia
Merk : DEF

Selama masa kontrak HAK & KEWAJIBAN masing-masing sbb:


1) Licensee berhak: a. menggunakan merk dlm bentuk apapun, b. melakukan promosi dan iklan dengan merk tsb,
c.menggunakan merk untuk produk/jasanya.
2) Licensee dilarang menggunakan merk lain sejenis kecuali atas seijin Licensor.
3) Kontrak berlaku sejak 17 Mei 2010 sampai 31 Maret 2015.
4) Tipe lisensi = non esklusif
5) Licensee setuju membayar Royalty sebasar 2% dari Total Turnover Licensee.
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TRADENAME KE DEF LTD
I. UJI EKSISTENSI INTANGIBLE PROPERTY (GROUPVTRADENAME = DEF)
Analisis:
Berdasarkan data Laporan Keuangan, Kontrak, website grup 'http://www.def.com, Tradename DEF memang melekat
di lini usaha def Group secara International.
Kesimpulan:
Group Tradename DEF = Eksis

II. UJI BENEFIT TEST INTANGIBLE PROPERTY (TRADENAME = DEF)


Analisis:
Brand global "DEF" tidak memiliki pengaruh yang material atas penjualan produk (AAA, BBB, CCC, dll) di pasar
Indonesia karena pasar Indonesia hanya melihat merk produk (AAA, BBB, CCC, dll) yang sukses dengan branding
strategy dari iklan di media.
TPG 2017 menjelaskan kompensasi atas penggunaan tradename grup sbb:

Pertanyaan sering muncul mengenai kompensasi arm’s length atas penggunaan nama grup, nama dagang dan
intangibles semacam itu. Penyelesaian pertanyaan itu harus didasarkan pada prinsip-prinsip bagian B dan faktor
komersial dan legal terkait. Sebagai aturan umum, tidak ada pembayaran yang harus diakui untuk tujuan
penentuan transfer pricing untuk pengakuan sederhana keanggotaan grup atau penggunaan nama grup hanya
untuk mencerminkan fakta keanggotaan grup. Lihat paragraf 7.12
Kesimpulan:
Group Tradename DEF = Tidak berpengaruh / Tidak berkontribusi dalam penjualan di Indonesia dan tidak
serta merta menuntut kompensasi berdasarkan perspektive Transfer Pricing.

III. DEMPE FUNCTION INTANGIBLE PROPERTY (TRADENAME = DEF)


Pemeriksa
Penempatan simbol DEF pada setiap produk PT.XYZ justru merupakan promosi trade name induk (grup DEF) yang
sebelumnya tidak dikenal di pasar Indonesia. Justru karena ini yang diuntungkan adalah induk perusahaan dan
seharusnya membayar remunerasi ke PT.XYZ.
Kesimpulan:
Group Tradename DEF = Justru PT.XYZ yang berhak mendapat kompensasi atas aktivitas marketing yang
juga menguntungkan / menaikkan tradename grup tersebut.
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TRADENAME KE GHI LTD
B. Royalti atas product tradename ke GHI Ltd (Labuan)
Berdasarkan TP Documentation, kontrak lisensi tradename produk (AAA,BBB, CCC, dsb) antara GHI Ltd dengan PT.XYZ
dijelaskan sbb:

Berdasarkan kontrak, ketentuan perjanjian lisensi dirangkum sbb:


Nomor Kontrak : -
Pihak Yang Terlibat : PT. XYZ (selanjutnya disebut "LICENSEE") dengan GHI Ltd sebagai pemilik legal atas merk
(selanjutnya disebut "LICENSOR").
Periode Kontrak : Berlaku sejak 3 Januari 2005 sampai 31 Desember 2009 (5 tahun). Kontrak diterminasi segera
dalam hal: a.Lisencee mengalami kebangkrutan, b.Lisencee diakuisisi, merger, konsolidasi atau
digabung.
Objek Kontrak : Licensee atas produknya diizinkan menggunakan Merk terlisensi milik Licensor di wilayah Indonesia
Merk : AAA, BBB, CCC, DDD, EEE, FFF, GGG

Selama masa kontrak HAK & KEWAJIBAN masing-masing sbb:


1) Licensor memberi izin untuk Licensee untuk menggunakan merk di wilayah Indonesia atas produksi produk-produk
insektisida, pengharum, tisu basah dan portable gas cooker (selanjutnya disebut "Produk Terlisensi").
2) Licensee memberi hak bagi Licensor untuk melakukan pengawasan atas Produk Terlisensi yang dijual Licensee.
3) Licensee setuju untuk mempertahankan standar & kwalitas produksi sehingga tidak menurunkan nilai merk.
4) Licensee mengijinkan agen resmi Licensor kapanpun selama jam produksi untuk melakukan ispeksi
5) Licensee dilarang menggunakan merk lain sejenis kecuali atas seijin Licensor.
6) Kontrak berlaku sejak 1 jan 2005 sampai 31 Des 2009 (5 tahun). Licensee punya pilihan perpanjangan kontrak selama 1
tahun tambahan.
7) Kontrak diterminasi segera dalam hal: a.Lisencee mengalami kebangkrutan, b.Lisencee diakuisisi, merger, konsolidasi atau
digabung.
8) Licensee setuju untuk tidak menuntut hak/kompensasi apapun selain penggunaan lisensi ini.
9) Saat terminasi perjanjian sebagaimana poin 6-7, Licensee setuju untuk mengembalikan segera semua label, kemasan dll
tanpa tuntutan biaya pada Licensor.
10) Saat terminasi perjanjian sebagaimana poin 6-7, kewajiban Licensee yang tertunggak tetap ada secara penuh.
13) Licensee setuju membayar Royalty sebasar 3% dari Gross Sales (tdk termasuk PPN) kepada Licensor selama periode kontrak.
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TRADENAME KE GHI LTD
I. UJI EKSISTENSI INTANGIBLE PROPERTY (PRODUCT TRADENAME = AAA, BBB, CCC, dll)
Analisis:
I. UJI Berdasarkan
EKSISTENSI dataINTANGIBLE PROPERTY
Ditjen HAKI (PRODUCT
/ data website TRADENAME
..., Legal Owner atas=Tradename
AAA, BBB,sbb:CCC, dll)
Analisis:
No Nama Merk Tgl Terdaftar Pemilik Legal Keterangan
Berdasarkan
Berdasarkan
1 data
data HAKI /HAKI
Ditjen
AAA data/website,
data
? websiteyang...,terdaftar
Legal Ownersebagai
? ataspemilik
Tradenamesertifikat
Obatsbb: trademark
Nyamuk Semprotadalah GHI Ltd, sehingga
No2
disimpulkan Nama Merk
BBB
legal Tgl Terdaftar
owner atas ? mark
trade Pemilik
adalahLegal GHI Ltd? PengharumKeterangan
ruangan/mobil
13
Namun24
dalam AAACCC
Transfer
BBB
dsb
Pricing, ??lebih
?
?
diutamakan economic ??
??
Obat
owner dibanding Nyamuk Semprot
Tisu Basah
legal owner
Pengharum ruangan/mobil
Karena
3 jenis IPCCC adalah marketing ? IP, maka pemilik ekonomi ? adalah pihak Tisuyang mengeluarkan biaya penciptaan trademark
Basah
dan/atau
4
Kesimpulan:(terutama)
dsb yang mengeluarkan
? biaya marketing ? untuk trademark tersebut (DEMPE functions)
Product Tradename = eksis ?
Kesimpulan:
Product
II. UJI BENEFITTradename
TEST INTANGIBLE= eksis ? (PRODUCT TRADENAME = AAA, BBB, CCC, dl)
PROPERTY
Analisis:
II. UJIMerk
BENEFIT
AAA,TEST
BBB, INTANGIBLE
CCC dsb pada PROPERTY
saat PT.XYZ(PRODUCT
(tahun 2002) TRADENAME = AAA,
berdiri masih BBB,
belum CCC, dl)
dikenal pasar Indonesia, namun setelah
Analisis:
PT.XYZ melakukan promosi signifikan merk ini menjadi dikenal cepat oleh pasar Indonesia terutama dari iklan media
Merk AAA,
Televisi BBB,
yang CCC sejak
sukses dsb pada
tahunsaat2003 PT.XYZ
dengan (tahun
slogan 2002)
"Apaberdiri masih
Ada yang belum
Lebih dikenal
Bagus pasar Yang
Dari AAA? Indonesia,
Lebih namun setelah
Mahal Banyak!"
PT.XYZ melakukan promosi signifikan merk ini menjadi dikenal cepat oleh pasar Indonesia terutama dari iklan media
Televisi yang sukses sejak tahun 2003 dengan slogan "Apa Ada yang Lebih Bagus Dari AAA? Yang Lebih Mahal Banyak!"
Kesimpulan:
Product Tradename = AAA, BBB, CCC, dll = Sangat berpengaruh / berkontribusi dalam penjualan di Indonesia, namun
Kesimpulan: karena aktifitas promosi yang ditanggung PT.XYZ.
Product Tradename = AAA, BBB, CCC, dll = Sangat berpengaruh / berkontribusi dalam penjualan di Indonesia, namun
III. DEMPE FUNCTION INTANGIBLE PROPERTY karena aktifitas promosi
(PRODUCT TRADENAME yang ditanggung
= AAA, BBB, PT.XYZ.
CCC, dll)
Analisis:
III. DEMPE
Salah FUNCTION INTANGIBLE
satu teknik alokasi PROPERTY
remunerasi atas IP(PRODUCT TRADENAMETPG
yang direkomendasikan = AAA, BBB,
adalah CCC, analisis
dengan dll) DEMPE Function sbb:
Analisis:
No DEMPE Function Kontributor Kotribusi Nilai kontribusi (Rp) %
Salah satu teknik alokasi remunerasi atas IP yang direkomendasikan TPG adalah dengan analisis DEMPE Function sbb:
1 Development
No 2DEMPE Function
Enhancement Kontributor
PT.XYZ Kotribusi
Biaya promosi (iklan dll) & distribusi Nilai kontribusi (Rp)
3,210,089,756,321 %
100%
13Development
Maintenance PT.XYZ Biaya promosi (iklan dll) & distribusi
24Enhancement
Protection PT.XYZ
GHI Ltd Biaya promosiMerk
Pendaftaran (iklanke
dll) & distribusi
Ditjen HAKI / … *) 3,210,089,756,321
5,000,000 100%
0.00%
35Maintenance
Exploitation PT.XYZ Biaya promosi (iklan dll) & distribusi
4*)Protection GHI Ltdmerk tahun 2002
5 jt adalah biaya pendaftaran Pendaftaran Merkinformasi
berdasarkan ke Ditjen internet
HAKI / …(bisa*) 5,000,000 0.00%
3,210,094,756,321 100%
5 Exploitation
disesuaikan).
*) 5 jt adalah biaya pendaftaran merk tahun 2002 berdasarkan informasi internet (bisa
Keterangan: 3,210,094,756,321 100%
disesuaikan).
Berdasarkan analisis DEMPE dalam tabel diatas, kontributor terbesar atas Tradename AAA, BBB, CCC, dll atas penjualan
Keterangan:
produk di Indonesia (kontribusi hampir 100%) adalah PT.XYZ dengan fungsi Enhancement & Maintenance atas Merk
Berdasarkan
(menanggung analisis
biayaDEMPE
Promosi dalam tabel diatas, kontributor terbesar atas Tradename AAA, BBB, CCC, dll atas penjualan
& Pemasaran).
produk di Indonesia (kontribusi hampir 100%) adalah PT.XYZ dengan fungsi Enhancement & Maintenance atas Merk
(menanggung biaya Promosi & Pemasaran).
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TRADENAME KE GHI LTD

III. DEMPE Functions :


Para 6.42 OECD TPG 2017, pemilik ekonomi lebih berhak atas penghasilan royalty dibanding
pemilik legal.
“For transfer pricing purposes, legal ownership of intangibles, by itself, does not confer
any right ultimately to retain returns derived by the MNE group from exploiting the
intangible, even though such returns may initially accrue to the legal owner as a result of
its legal or contractual right to exploit the intangible. The return ultimately retained by or
attributed to the legal owner depends upon the functions it performs, the assets it uses,
and the risks it assumes, and upon the contributions made by other MNE group members
through their functions performed, assets used, and risks assumed. For example, in the case
of an internally developed intangible, if the legal owner performs no relevant functions,
uses no relevant assets, and assumes no relevant risks, but acts solely as a title holding
entity, the legal owner will not ultimately be entitled to any portion of the return derived by
the MNE group from the exploitation of the intangible other than arm’s length
compensation, if any, for holding title.”
Karena kontributor terbesar terhadap trademark adalah PT XYZ (melalui biaya promosi dan
pemasaran), maka sewajarnya PT XYZ tidak membayar royalti
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TRADENAME KE GHI LTD
Akumulasi Biaya Promosi & Pemasaran di SPT Tahunan PT.XYZ:
% %
B.Promosi &
No Tahun SALES % pening peningkatan
Pemasaran
katan Sales
1 2003 9,259,622,261 166,140,422,620 5.57%
2 2004 19,153,946,485 254,081,672,026 7.54% 106.9% 52.93%
3 2005 19,439,296,113 327,251,099,291 5.94% 1.5% 28.80%
4 2006 40,394,034,211 290,191,809,246 13.92% 107.8% -11.32%
5 2007 50,755,927,702 408,902,195,511 12.41% 25.7% 40.91%
6 2008 58,487,601,512 568,830,260,746 10.28% 15.2% 39.11%
7 2009 68,132,837,536 792,836,009,199 8.59% 16.5% 39.38%
8 2010 174,856,511,215 1,006,124,895,481 17.38% 156.6% 26.90%
9 2011 308,186,550,011 1,430,152,685,630 21.55% 76.3% 42.14%
10 2012 359,484,600,463 1,908,268,906,461 18.84% 16.6% 33.43%
11 2013 430,717,533,360 2,124,279,096,770 20.28% 19.8% 11.32%
12 2014 483,852,135,294 2,636,910,753,892 18.35% 12.3% 24.13%
13 2015 551,173,088,849 2,858,354,691,098 19.28% 13.9% 8.40%
14 2016 636,196,071,309 2,946,848,974,251 21.59% 15.4% 3.10%
3,210,089,756,321
Keterangan:
Berdasarkan tabel di atas disimpulkan bahwa tahun 2014, 2015 dan 2016 PT. XYZ memiliki kontribusi fungsi pemasaran
yang sangat signifikan terhadap sales. Biaya pemasaran tersebut berkontribusi meningkatkan nilai penjualan. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya biaya pemasaran meningkat juga nilai penjualan.
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TECHNICAL KNOW HOW DEF LTD

C. Royalti atas trademark Technical Know How ke DEF LTD


Berdasarkan TP Documentation, kontrak lisensi Technical Know How antara DEF Ltd dengan PT. XYZ dijelaskan sbb:

Berdasarkan TP Documentation tersebut, kontrak merupakan perjanjian


lisensi teknologi, awalnya berlaku sejak tanggal 17 Mei 2010 sampai 17 Mei
2013, kemudian diperpanjang dari 17 April 2013 sampai 17 Mei 2016. GCPL
sebagai licensor memberikan izin eksklusif pada licensee untuk
menggunakan teknologinya meliputi technical know how, intellectual
property dan seluruh pengembangan, penemuan serta inovasi yang dimiliki
licensor. Licensor untuk ini bersedia memberikan dukungan berupa: (i).
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TECHNICAL KNOW HOW DEF LTD
I. UJI EKSISTENSI INTANGIBLE PROPERTY (Technical KNOW HOW)
Analisis:
Berdasarkan TP Documentation, kontrak technical know how dibuat sejak 17 Mei 2010. Dari data/informasi di TP Dok,
kontrak yang disampaikan dan data lain, tidak ada kontrak lisensi know how serupa sebelum 2010. Faktanya sejak 2003
PT. XYZ telah memproduksi produk serupa dan dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang pesat. Setelah
terjadi perubahan pemegang saham (dari GHI Ltd ke DEF Ltd) tahun 2010, kontrak lisensi know how ini baru muncul.
Tidak ada informasi apapun di TP Dok yang menjelaskan adanya penambahan teknologi yang unik (know how) pada
tahun 2010 tersebut yang menguntungkan pabrikan dan menuntut adanya kompensasi wajar atas itu.
Kesimpulan:
Technical KNOW HOW = tidak jelas
II. UJI BENEFIT TEST INTANGIBLE PROPERTY (Technical KNOW HOW)
Berdasarkan TPG 2017 paragraf 6.10 tentang know how yang lazim dikompensasi:
BEBAN ROYALTI: UJI EKSISTENSI, BENEFIT TEST DEMPE FUNCTION
ATAS TECHNICAL KNOW HOW DEF LTD
Paragraf 6.10 TPG 2017 tersebut menjelaskan bahwa tidak semua intangibles layak mendapatkan kompensasi yang
terpisah dari pembayaran barang atau jasa yang dibutuhkan dalam segala kondisi, dan tidak semua intangibles
menimbulkan pengembalian premi dalam segala kondisi. Misalnya, pertimbangkan ketika perusahaan melakukan
layanan menggunakan know how non-unik, di mana penyedia layanan sejenis lainnya memiliki know how yang
sebanding. Dalam hal ini, walaupun know how adalah intangibles, mungkin ditentukan berdasarkan fakta dan keadaan
bahwa know how tersebut tidak membenarkan pemberian pengembalian premi kepada perusahaan, melebihi dan di
atas tingkat pengembalian normal yang diperoleh oleh penyedia independen sejenis yang serupa. layanan yang
menggunakan know how non-unik yang sebanding. Lihat Bagian D.1.3 dari Bab I. Lihat juga paragraf 6.17 untuk
definisi intangibles "unik".

Berdasarkan TPG 2017 paragraf 6.17 tentang definisi intangibles yang unik:

Paragraf 6.17 TPG 2017 menjelaskan intangibles "unik dan berharga". Unik dan berharga adalah intangibles (i) yang
tidak sebanding dengan intangibles yang digunakan oleh atau tersedia bagi pihak yang berpotensi melakukan
transaksi sejenis, dan (ii) siapa yang menggunakan operasi bisnis (misalnya manufaktur, penyediaan jasa, pemasaran,
penjualan atau administrasi) diharapkan dapat menghasilkan manfaat ekonomi masa depan yang lebih besar
daripada yang diharapkan dengan tidak adanya intangibles.

Analisis:
Tidak ada keunikan khusus dalam proses produksi Obat Nyamuk merk AAA, pengharum merk BBB, tisu basah merk
CCC. Terbukti produk sejenis dengan merk lain banyak beredar di pasar Indonesia. Keunikan produk di pasar tsb hanya
pada branding/imaging atas merk yang dilakukan oleh WP sendiri.
Analisis Tambahan: Tidak ada Kontrak Lisensi Know How
Kesimpulan:
Technical KNOW HOW = Tidak ada keunikan dalam proses produksi WP

III. DEMPE FUNCTION INTANGIBLE PROPERTY (Technical KNOW HOW)


Analisis:
Tidak dianalisis karena tidak lolos Uji Benefit Test
Kesimpulan Pemeriksa
D. Perhitungan Koreksi Beban Royalty
Perhitungan WP:
Nama Mitra Nilai Transaksi Keterangan
No % Fee Jenis IP
Transaksi Tahun 2015
1 DEF LTD 85,571,042,611

1.a DEF LTD 57,047,361,741 2% tradename kontrak lisensi brand:


Godrej Group
1.b DEF LTD 28,523,680,870.33 1% know how kontrak belum ada

2 GHI LTD 54,400,922,624 tradename kontrak lisensi merk: HIT,


4%
Stella, Mitu dll
3 JKL LTD 59,604,892,041
4% tradename kontrak belum ada

Perhitungan Pemeriksa Pajak:


Nama Mitra Nilai Transaksi Wajar Alasan Korekssi
No % Fee Jenis IP
Transaksi Tahun 2015
1 DEF LTD -

1.a DEF LTD - 2% tradename Uji Benefit Test

1.b DEF LTD - 1% know how Uji existance & Benefit


Test
2 GHI LTD - 4% tradename Uji DEMPE Function
3 JKL LTD - tradename Uji DeEMPE Function &
4% Agreement existance

Perhitungan Koreksi:
Nama Mitra Nilai Transaksi Keterangan
No % Fee Jenis IP
Transaksi Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014
1 DEF LTD 85,571,042,611

1.a DEF LTD 57,047,361,741 2% tradename Uji Benefit Test

1.b DEF LTD 28,523,680,870 1% know how Uji existance & Benefit
Test
2 GHI LTD 54,400,922,624 4% tradename Uji DEMPE Function
3 JKL LTD 59,604,892,041 tradename Uji DEMPE Function &
4% Agreement existance

TOTAL KOREKSI 2015 199,576,857,276


Studi Kasus
PT LLL Indonesia
Intra Group Loan - Bunga Pinjaman
Tahun Pajak 2017
Pengujian PKKU Intra Group Loan

A. Sumber Data

• Fakta/data/dokumen/informasi yang tersedia


• SPT Tahunan PPh Badan dan Laporan Audit
• Profil Wajib Pajak
• Surat Perjanjian
• Dokumen Lokal dan Dokumen Induk
• dst

B. Dasar Hukum dan Pedoman Pengujian (OECD Guidelines)

C. Pengujian atas Pembebanan Biaya Bunga Pinjaman

D. Kesimpulan Pemeriksa
Skema Transaksi
A.Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (1)
Identifikasi Pihak yang memiliki Hubungan Istimewa

LAMPIRAN KHUSUS 3A 1771 SPT Tahunan PPh Badan


Daftar Pihak yang memiliki Hubungan Istimewa

No Nama Negara Tax Identification Kegiatan Usaha Sifat Hubungan Istimewa


Number
1 LLL Pte Ltd Singapura xxx.xxx.xxx Trading Pasal 18 ayat (4) huruf (a)

2 LLL GmBH Austria xxx.xxx.xxx Fiber Manufacturing Pasal 18 ayat (4) huruf (a)

3 LLL Korea xxx.xxx.xxx Sales agent Pasal 18 ayat (4) huruf (b)
A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (2)
Identifikasi Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa

LAMPIRAN KHUSUS 3A 1771 SPT Tahunan PPh Badan

Rincian Transaksi dengan Pihak yang memiliki Hubungan Istimewa


No Nama Jenis Transaksi Nilai Transaksi Metode Alasan

1 LLL Pte Ltd Singapore Pinjaman Berbunga Rp. 4.705.741.852 CUP Paling sesuai

2 LLL GmbH Austria Pinjaman Berbunga Rp. 9.172.767.511 CUP Paling sesuai

3 LLL Korea Komisi Penjualan Rp 3.767.300.816 CUP Paling sesuai


A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (3)
Laporan Audit Wajib Pajak (halaman 30)
A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (4)
A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (5)
A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (6)
B.Dasar Hukum dan Pedoman Pengujian PKKU
OECD Transfer Pricing Guidance on Financial Transactions
C. Hasil Pengujian penerapan PKKU atas Biaya Bunga Pinjaman
D. Kesimpulan Pemeriksa

Berdasarkan bukti yang diperoleh selama proses pemeriksaan dan ketentuan


perpajakan yang berlaku
Studi Kasus
PT LLL Indonesia
Intra Group Services
Tahun Pajak 2017
Pengujian PKKU Intra Group Services

A. Sumber Data

• Fakta/data/dokumen/informasi yang tersedia


• SPT Tahunan PPh Badan dan Laporan Audit
• Profil Wajib Pajak
• Surat Perjanjian
• Dokumen Lokal dan Dokumen Induk
• dst

B. Dasar Hukum dan Pedoman Pengujian (OECD Guidelines)

C. Pengujian atas Pembebanan Royalti

D. Kesimpulan Pemeriksa
Skema Transaksi
A.Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (1)
Identifikasi Pihak yang memiliki Hubungan Istimewa

LAMPIRAN KHUSUS 3A 1771 SPT Tahunan PPh Badan


Daftar Pihak yang memiliki Hubungan Istimewa

No Nama Negara Tax Identification Kegiatan Usaha Sifat Hubungan Istimewa


Number
1 LLL Pte Ltd Singapura xxx.xxx.xxx Trading Pasal 18 ayat (4) huruf (a)

2 LLL GmBH Austria xxx.xxx.xxx Fiber Manufacturing Pasal 18 ayat (4) huruf (a)

3 LLL Korea xxx.xxx.xxx Sales agent Pasal 18 ayat (4) huruf (b)
A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (2)
Identifikasi Transaksi yang Dipengaruhi Hubungan Istimewa

LAMPIRAN KHUSUS 3A 1771 SPT Tahunan PPh Badan

Rincian Transaksi dengan Pihak yang memiliki Hubungan Istimewa


No Nama Jenis Transaksi Nilai Transaksi Metode Alasan

1 LLL Pte Ltd Singapore Pinjaman Berbunga Rp. 4.705.741.852 CUP Paling sesuai

2 LLL GmbH Austria Pinjaman Berbunga Rp. 9.172.767.511 CUP Paling sesuai

3 LLL Korea Komisi Penjualan Rp 3.767.300.816 CUP Paling sesuai


A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (3)

Agency Agreement LLL Group tanggal 1 Februari 2017 antara LLL Korea dengan anggota group LLL lainnya
A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (4)

Agency Agreement LLL Group tanggal 1 Februari 2017 antara LLL Korea dengan anggota group LLL
lainnya
A. Fakta/dokumen/informasi yang tersedia (5)
Dokumen Lokal
Halaman 2 / Tujuan dan cakupan laporan ini
B. Dasar Hukum dan Pedoman Pengujian PKKU
C. Hasil Pengujian penerapan PKKU atas Biaya Komisi Penjualan

- Pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-50/PJ/2013 diatur pemeriksa harus melakukan langkah penerapan PKKU
atas pembebanan biaya sales comission. Langkah pengujian yang harus dilakukan oleh pemeriksa adalah 1) memastikan bahwa
suatu jasa dari pihak afiliasi telah benar-benar dilakukan dan memberi manfaat ekonomi bagi Wajib Pajak dan 2) melakukan
penghitungan kewajaran pembayaran jasa intra-grup, jika jasa telah benar-benar dilakukan dan memberi manfaat ekonomi bagi
Wajib Pajak.

- Bukti yang disampaikan oleh WP selama proses pemeriksaan terkait biaya komisi penjualan adalah 1) Surat Perjanjian, 2) Invoice,
3) Bukti pembayaran, 4) Order Confirmation yang diterbitkan oleh Wajib Pajak kepada pihak customernya, 5) Dokumen Induk dan
6) Dokumen Lokal

- Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Wajib Pajak pada BAPK diketahui bahwa kegiatan sales / marketing dilakukan
oleh Wajib Pajak (Divisi Komersial) dan agen independen. Keterangan WP tersebut sesuai juga dengan Struktur Organisasi yang
mencantumkan adanya Divisi Komersial .

- Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan juga diketahui bahwa customer yang menjadi dasar perhitungan biaya komisi penjualan
LLG Korea merupakan customer yang sudah ada sebelum surat perjanjian keagenan di tanda tangani.

- Menurut pemeriksa, dokumen / bukti pendukung terkait biaya sales comission yang disampaikan oleh Wajib Pajak tidak
dapat menunjukkan adanya penyerahan jasa oleh LLL Korea (tidak ada fungsi yang dilakukan oleh pihak afiliasi terkait realisasi
penjualan ekspor Wajib Pajak).
D. Kesimpulan Pemeriksa

Berdasarkan bukti yang diperoleh selama proses pemeriksaan dan ketentuan perpajakan
yang berlaku diketahui bahwa Wajib Pajak tidak dapat membuktikan eksistensi dari penyerahan
jasa, sehingga tidak terdapat manfaat ekonomi yang diterima oleh Wajib Pajak terkait pembebanan
biaya ini. Nilai wajar dari biaya komisi penjualan atas transaksi dengan LLL Korea adalah nol/nihil.
Pemeriksa melakukan koreksi positif atas biaya komisi penjualan sebesar Rp 3.767.300.816

Anda mungkin juga menyukai