Anda di halaman 1dari 23

TAX FOR EXECUTIVE - INSURANCE INDUSTRY

ASPEK PPH - PSAK 74 KONTRAK ASURANSI


ASPEK PPN (PP 49 TAHUN 2022)
PPH ATAS NATURA (PMK 66 TAHUN 2023)

oleh:
Iim Ibrahim Nur, M.Ak. BKP., CPC.
Grace Monic, M.Ak., BKP.
Supartini, M.Ak., BKP.
IIM IBRAHIM NUR, M.AK., BKP., CPC. (HP. 0811116062)

Pendidikan: S1 UGM (1996), S2 Akuntansi UI (2004)


Pengalaman Pekerjaan:
❑ 1997, Aparatur Sipil Negara (ASN / PNS) Kementerian Kehutanan.
❑ 2002, Aparatur Sipil Negara (ASN / PNS) Direktorat Jenderal Pajak.
❑ 2008, Konsultan Pajak Bersertikat (B).
❑ 2010, Tax & Treasury Manager Telkom Metra (PT Telkom Indonesia Group).
❑ 2011, Ass. Vice President / Head of Tax PT BRI (Persero) Tbk.
❑ 2018, Group Head of Accounting Control PT BRI (Persero) Tbk.
❑ 2022, CEO / Managing Partner APBI Tax Consulting.
Sertifikasi, Kompetensi dan Professional Activities Lain:
❑ Bersertifikat Konsultan Pajak (B).
❑ Bersertifikat Public Coach Nasional (BNSP).
❑ Bersertifikat Manajemen Risiko BARA (LSPP-BNSP).
❑ Registered Dosen Nasional (pemegang NIDN Kemendikbud).
❑ Dosen di Beberapa Perguruan Tinggi Swasta (2004-sekarang).
❑ Ketua Tax Forum BUMN (2016-2021).
2
BUILDING BLOCK PSAK-74

3
MAPPING LABA RUGI DAN ASPEK PAJAKNYA

4
ASPEK PPH (PAJAK PENGHASILAN) - PSAK 74
1. Mengacu ke pasal 9(1) UU PPh ➔ Perusahaan Asuransi boleh membentuk cadangan.
2. Pembetukan Cadangan untuk Perusahaan asuransi mengacu PMK 81/PMK.03/2009 jo. 219/PMK.011/2012:
a) Mengacu pasal 12: “besarnya cadangan premi tanggungan sendiri untuk perusahaan asuransi kerugian adalah
sebesar 40% (empat puluh persen) dari jumlah premi tanggungan sendiri yang diterima/diperoleh dalam tahun
pajak berjalan”
b) Mengacu pasal 13: “besarnya cadangan klaim tanggungan sendiri untuk perusahaan asuransi kerugian adalah
sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah klaim yang sudah disepakati tetapi belum dibayar dan klaim yang sudah
dilaporkan dan sedang dalam proses, tetapi tidak termasuk klaim yang belum dilaporkan”
3. Untuk itu, entitas harus melakukan pencadangan atas mutasi FCF (Fulfilment Cash Flow) maupun CSM (Contractual
Service Margin) serta menghitung risk adjustment dari premi yang diterima.
a) Kelebihan cadangan dari aturan merupakan koreksi positif yang akan menaikkan Penghasilan Kena Pajak
4. DAMPAK PPH
a) Beberapa akun tidak lagi menjadi pengurang pendapatan premi, sehingga implementasi PSAK-74 akan
meningkatkan pembentukan cadangan ➔ Hal ini akan menggerus laba Perusahaan dan meningkatkan pajak yang
harus dibayar (karena effect dari koreksi fiskal).
b) Perhitungan asset & liabilities dalam PSAK-74 ini harus di update setiap saat menyebabkan peningkatan
pembentukan cadangan untuk mitigasi risiko di masa dating ➔ Hal ini akan menggerus laba Perusahaan di lain
pihak juga akan meningkatkan koreksi fiskal positif dan meningkatkan PPh Badan.
5
ASPEK PPN - INDUSTRI ASURANSI (PSAK 74)

PASAL 10 HURUF E & PASAL 15

PPN dibebaskan atas penyerahan dan/atau pemanfaatan jasa asuransi meliputi jasa:

Asuransi Asuransi Reasuransi


Kerugian Jiwa

tidak termasuk jasa penunjang asuransi

Jasa penunjang asuransi dapat berupa jasa:


❑ agen asuransi; ❑ distribusi produk asuransi; dan
❑ penilai kerugian asuransi; ❑ kepada perusahaan perasuransian yang diserahkan
❑ pialang asuransi; oleh profesi konsultan aktuaria, akuntan publik,
❑ pialang reasuransi; penilai, dan pihak lainnya.
❑ manajemen kantor agen atau kantor bersama;

TANPA SKB PPN

6
BEBERAPA PERMASALAH PPN JASA KEUANGAN DIBEBASKAN

1. Kita tahu bahwa dengan adanya UU HPP ➔ PPN Jasa Keuangan yang sebelumnya tidak
terutang PPN (pasal 4A) diubah menjadi terutang PPN namun dibebaskan (pasal 16B)
2. Dengan perubahan terutang PPN dibebaskan, beberapa permasalahan yang muncul adalah:
▪ Apakah menerbitkan faktur pajak, misal nasabah minta?
▪ Perlu enchancement core system ➔ Faktur Pajak harus terbit dan effornya sangat besar.
▪ Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan.
▪ Banyak transaksi yang tidak menerbitkan tagihan/invoice, kapan saat terutang PPN?
▪ Pendapatan tertentu yang secara accounting diaccrue atau diamotized. Perusahaan harus
hati-hati terkait kapan PPN terutang dan kapan Faktur Pajak harus diterbitkan.
▪ Sampai saat ini belum secara tegas dijelaskan bagaimana industri keuangan menerbitkan
Faktur Pajak tanpa harus membebani core system Perusahaan.
▪ Beberapa transaksi yg tidak melalui mekanisme tagihan. Kapan harus disiapkan faktur pajak

7
EXECUTIVE SUMMARY
PAJAK ATAS NATURA BERDASARKAN PMK 66 TAHUN 2023
ISTILAH DAN DEFINISI-DEFINISI
1. Natura/Kenikmatan ➔ benefit (pembayaran) yang 4. Deductible Expenses (DE) merupakan biaya yang
diterima oleh pegawai/pemberi jasa tidak dalam dikeluarkan perusahaan yang dapat mengurangi
bentuk tunai (non cash benefit). penghasilan kena pajak (pengeluaran yang dapat
2. Natura merupakan imbalan/benefit yang diberikan dibiayakan menurut UU Pajak, pasal 6 (1) UU PPh).
dalam bentuk barang selain uang (terdapat
5. Non Deductible Expenses (NDE) merupakah
perpindahan kepemilikan atas barang) sesuai pasal 23
(1) PP-55: pengeluaran yang tidak dapat dibiayakan menurut UU
Pajak (pasal 9 (1) UU PPh).
a. Natura dialihkan kepemilikannya dari pemberi
kepada penerima sbg bentuk dari penggantian 6. Biaya 3M = Biaya untuk Mendapatkan, Menagih, dan
atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan/jasa. Memelihara Penghasilan (biaya yang berhubungan
b. Cek, saldo tabungan, uang elektronik atau saldo langsung dengan kegiatan usaha) mengacu ke pasal 6
dompet digital termasuk dalam pengertian uang (1) UU PPh.
(bukan merupakan natura).
7. Taxable Income (TI) adalah penghasilan yang
3. Kenikmatan merupakan imbalan/benefit dalam
dikenakan pajak menurut UU Pajak (pasal 4 (1) UU
bentuk hak atas pemanfaatan fasilitas/layanan (tidak
PPh).
ada perpindahan kepemilikan suatu barang), sesuai
pasal 23 ayat (1) PP-55: 8. Non Taxable Income (NTI) adalah penghasilan yang
a. Fasilitas/layanan yang diberikan pemberi bisa tidak dikenakan pajak menurut UU PPh (pasal 4 (3)
bersumber dari aktiva sendiri ataupun aktiva UU PPh).
pihak lain yang disewa atau dibiayai oleh pemberi.
9
POLA FIKIR PASCA PMK-66

BENEFIT IN CASH OBJEK PPH (TI) KECUALI PASAL 4 (3) ➔ NTI

3M DE (PASAL 6.1)

X
3M NDE (PASAL 9.1) MASUK MEKANISME PPH BADAN

BENEFIT IN KIND OBJEK PPH (TI) KECUALI 4 HAL DAN 11 BATASAN (PMK-66)
(NON CASH)

3M DE (PASAL 6.1)

X
3M NDE (PASAL 9.1) MASUK MEKANISME PPH BADAN

TAX PLANNING ➔ DE-NTI


BIAYA PROMOSI, BIAYA PELATIHAN, BIAYA PERJALANAN DINAS, DLL
10
PERUBAHAN ATURAN PAJAK ATAS NATURA/KENIKMATAN

Sebelum PMK 66_2023


Sebelum PMK 66
▪ Beban Natura/Kenikmatan ➔ Non-Deductible Expenses.
▪ Diterima Karyawan ➔ Non-Taxable Income. NDE-NTI

Pasca PMK 66_2023


▪ Beban Natura/Kenikmatan ➔ Deductible Expenses. Pasca PMK 66
▪ Diterima Karyawan ➔ Taxable Income (PPh pasal 21). DE-TI

Pengecualian PMK 66_2023 3M


Pengecualian PMK 66
▪ Beban Natura/Kenikmatan ➔ Deductible Expenses.
▪ Diterima Karyawan ➔ Non-Taxable Income. DE-NTI

Keterangan:
▪ DE: Deductible Expenses (artinya dapat diakui sebagai biaya dalam perhitungan Penghasilan Kena Pajak) ➔ mengurangi PPh Badan 22%
▪ NDE: Non Deductible Expenses (tidak dapat diakui sebagai biaya dalam perhitungan Laba Kena Pajak).
▪ TI: Taxable Income (objek pemotongan PPh pasal 21) bagi Karyawan ➔ akan menambah PPh pasal 21 ditanggung perusahaan (max) 35%)
▪ NTI: Non Taxable Income (bukan objek pemotongan PPh pasal 21) bagi karyawan

11
PEMBERLAKUAN PAJAK ATAS NATURA

Periode 1 Jan-31 Des 2022 Natura/Kenikmatan bukan Objek PPh


(Lampiran A point 11 PMK-66 Tahun 2023)
▪ Seharusnya Natura/Kenikmatan dikenakan pajak menurut PP-55, namun melalui
PMK-66 Tahun 2023 ada RELAXASI aturan menjadi tidak dikenakan pajak ➔ tapi
sudah DE dalam laporan keuangan fiskal.
▪ Bagaimana jika sudah terlanjut dikenakan pajak??? Silahkan bisa melakukan
pembetulan SPT PPh 21, SPT PPh OP nanti kelebihan bayar pajaknya bisa
dikompensasi atau dipindahbukukan atau DIIKHLASKAN.

▪ Pemberi Kerja tidak wajib memotong PPh 21 (Jan-Juni 2023).


Periode 1 Jan-30 Jun 2023 Sesuai pasal 24 PMK-66 Tahun 2023
▪ Karyawan Wajib Hitung dan Lapor di SPT 2023
▪ Kalau sudah terlanjur dipotong oleh perusahaan, yasudah tidak apa2. Nanti akan
ter-NET-OFF-kan di masa Desember 2023.
▪ Bagi pegawai tidak ada perbedaan treatment baik sudah terlanjur dipotong
ataupun belum dipotong.

▪ Pemberi Kerja Wajib Memotong (mulai Juli 2023)


Mulai 1 Juli 2023 ▪ Karyawan Wajib Hitung dan Lapor di SPT 2023
12
NATURA YANG DIKECUALIKAN OBJEK PPH (DE-NTI)
Pasal 24 PP-55 jo. pasal 4 PMK-66

1 Makanan, bahan makanan, bahan minuman, dan/atau 3 Natura/kenikmatan yang harus disediakan oleh
minuman bagi seluruh Pegawai. pemberi kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
a. makanan/minuman yang disediakan oleh pemberi kerja di a. persyaratan mengenai keamanan, kesehatan/keselamatan
tempat kerja; Pegawai yang diwajibkan oleh kementerian atau Lembaga;
b. kupon makanan/minuman bagi Pegawai Dinas Luar meliputi b. Meliputi pakaian seragam; peralatan untuk keselamatan
Pegawai bagian pemasaran, bagian transportasi, dan dinas kerja; sarana antar jemput Pegawai; penginapan untuk awak
luar lainnya; dan/atau kapal dan sejenisnya; dan/atau natura/kenikmatan yang
c. bahan makanan/bahan minuman bagi seluruh Pegawai diterima dalam rangka penanganan endemi, pandemi, atau
dengan batasan nilai tertentu. bencana nasional
4
2 Natura/kenikmatan yang disediakan di daerah tertentu Natura/kenikmatan yang bersumber atau dibiayai APBN,
a. sarana, prasarana/fasilitas di lokasi kerja untuk Pegawai dan APBD/APBDes
keluarganya berupa tempat tinggal, termasuk perumahan;
5 Natura/kenikmatan dengan Jenis/Batasan Tertentu;
pelayanan kesehatan; pendidikan; peribadatan;
pengangkutan; dan/atau olahraga tidak termasuk golf, balap
mempertimbangkan
perahu bermotor, pacuan kuda, terbang layang, atau a. jenis/nilai dari penggantian atau imbalan dalam bentuk
otomotif; natura/ kenikmatan yang diterima; dan/atau
b. Sarana pengangkutan meliputi sarana bagi pegawai & b. kriteria penerima penggantian atau imbalan dalam bentuk
keluarganya dalam rangka penugasan; natura/kenikmatan
c. Lokasi mendapatkan penetapan daerah tertentu dari DJP. Diatura dengan Peraturan Menteri Keuangan

13
NATURA/KENIKMATAN DENGAN JENIS/BATASAN TERTENTU
Jenis Non Objek PPh Batasan Keterangan Dampak

1 Bingkisan dalam rangka hari besar Diterima atau diperoleh seluruh pegawai ---
keagamaan meliputi Hari Raya Idul Fitri,
Hari Raya Natal, Hari Suci Nyepi, Hari Raya
Waisak atau Tahun Baru Imlek

2 Bingkisan dari Perusahaan yang diberikan Diterima atau diperoleh pegawai dan secara Pegawai yg menerima > 3 juta dalam
selain dalam Rangka Hari Raya keseluruhan bernilai ≤ Rp. 3 juta untuk tiap satu tahun dipotong PPh pasal 21
pegawai dalam jangka waktu 1 (satu ) tahun terhadap selisihnya dari Rp. 3 juta.
pajak.
3 Peralatan dan fasilitas kerja menunjang Diterima atau diperoleh Pegawai dan ---
pekerjaan pegawai dari Perusahaan antara menunjang pekerjaan Pegawai
lain berupa komputer, laptop, HP beserta
sarana penunjangnya seperti pulsa atau
sambungan internet.

4 Fasilitas layanan Kesehatan dan pengobatan Diterima/diperoleh pegawai (saja) dan Fasilitas/layanan kesehatan dari
dari pemberi kerja diberikan dalam rangka penanganan : perusahaan yang tidak bersifat
1) Kecelakaan Kerja pengobatan (non kuratif) dikenakan PPh
2) Penyakit akibat kerja (Perpres 7_2019) pasal 21 atau tidak memenuhi 4
3) Kedaruratan Penyelamatan Jiwa (empat) kriteria disamping menjadi DE-
4) Perawatan dan pengobatan lanjutan TI.
sebagai akibat dari kecelakaan kerja
dan/atau penyakit akibat kerja.
14
Jenis Non Objek PPh Batasan Keterangan Dampak

5 Fasilitas olahraga dari pemberi kerja selain Diterima atau diperoleh Pegawai; dan ❑ Biaya golf, pacuan kuda, perahu motor,
fasilitas olahraga GOLF, Pacuan Kuda, Balap secara keseluruhan bernilai ≤ Rp. 1,5 juta dan otomotif akan beririsan
Perahu Motor, Terbang Layang dan/atau untuk tiap pegawai dalam jangka waktu 1 treatmentnya dengan biaya jamuan
Olah Raga Otomotif (satu) tahun pajak. tamu/entertainment (bagian dari biaya
promosi) dan dibuat daftar
nominatifnya.
❑ Perusahaan harus dapat menghitung
berapa rata-rata biaya yg berhubungan
dengan fasilitas olahraga yg dibangun
perusahaan per pegawainya. Jika
nilainya > Rp 1,5 juta per tahun maka
selisihnya dikenakan PPh pasal 21.
6 Fasilitas tempat tinggal perusahaan yang Diterima atau diperoleh pegawai ---
bersifat komunal (dimanfaatkan bersama)
antara lain mess, asrama, pondokan, atau
barak.
7 Fasilitas tempat tinggal dari pemberi kerja Diterima atau diperoleh Pegawai; dan Rumah/apartemen dinas untuk pejabat
yang bersifat non komunal antara lain secara keseluruhan bernilai ≤ Rp.2juta yang nilai sewa (atau nilai pasar sewa)
apartemen, rumah dinas, dll untuk tiap Pegawai dalam jangka waktu 1 lebih dari Rp 24.000.000 per tahun harus
(satu) bulan di potong PPh pasal 21

15
Jenis Non Objek PPh Batasan Keterangan Dampak
8 Fasilitas kendaraan perusahaan Diterima/diperoleh pegawai yang tidak Pegawai dengan penghasilan bruto satu
memiliki penyertaan modal pada pemberi tahun terakhir > Rp 1,2 Milyar. Maka atas
kerja; dan memiliki rata-rata penghasilan fasilitas kendaraan dinas dikenakan PPh
bruto dalam 12 (dua belas) bulan terakhir pasal 21.
≤ Rp. 100juta tiap bulan dari pemberi kerja
9 Fasilitas iuran dana pensiun yang Diterima dan diperoleh seluruh pegawai ---
pendiriannya telah disyahkan oleh OJK
yang ditanggung perusahaan
10 Fasilitas peribadatan antara lain mushala, Diperuntukan semata-mata untuk kegiatan ---
masjid, kapel untuk ibadah, atau pura. ibadah.

11 Natura/Kenikmatan yang Diterima dan diperoleh seluruh pegawai ---


diterima/diperoleh selama tahun 2022. atau pemberi jasa.

16
CONTOH - HUBUNGAN PEKERJAAN ANTARA PEMBERI KERJA
DENGAN PEGAWAI
Pada bulan Oktober 2023, PT APBI memberikan sebuah fasilitas apartemen kepada Nyonya A selaku pegawainya.
Apartemen tersebut disewa oleh PT APBI dari pihak ketiga secara bulanan. Selama bulan Oktober 2023 , biaya-biaya
yang terkait dengan fasilitas apartemen tersebut dikeluarkan PT Apbi yang terdiri dari :
1. Biaya sewa apartemen = 60.000.000
2. Biaya pemeliharaan lingkungan = 10.000.000
3. Biaya utilitas (tagihan listrik, air, dan internet) = 15.000.000 +
4. Total Biaya = 85.000.000
Fasilitas tempat tinggal dengan hak pengguna yang dipegang oleh perseorangan (individual) yang dikecualikan dari
objek PPh sepanjang bernilai secara keseluruhan tidak lebih dari Rp2.000.000/pegawai/bulan. Fasilitas Apartemen
yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 21 sebesar Rp83.000.000 dengan penghitungan sebagai berikut :
Yang menjadi Objek PPh 21 = Rp85.000.000 – Rp2.000.000 = Rp83.000.000
Saat ini Ny. A (TK/0) menerima penghasilan bruto di luar natura/kenikmatan sebesar Rp 30.000.000,- Hitung PPh 21

17
JAWABAN 7

Yang menjadi Objek PPh 21 = Rp83.000.000


Saat ini Ny. A (TK/0) menerima penghasilan bruto di luar
natura/kenikmatan sebesar Rp 30.000.000,- Hitung PPh 21

PPh pasal 21 yg dipotong dari gaji pegawai Rp 27.733.333,-


Penghasilan Bruto 30.000.000
PPh pasal 21 (27.733.333)
Take Home Pay 2.266.667

BAGAIMANA JIKA PPH PASAL 21 DITANGGUNG PERUSAHAAN ???

18
DAMPAK TERHADAP KINERJA KEUANGAN
DAN CARA TAX PLANNING
CONTOH NATURA YANG DIKENAKAN PAJAK

❑ Fasilitas pegawai berupa: tiket perjalanan dinas, hotel perjalanan dinas, hadiah berupa barang
kepada pegawai, dan fasilitas pegawai lainnya yang diberikan tidak dalam bentuk tunai.
❑ Fasilitas kesehatan yang bukan bersifat pengobatan (non kuratif) misalnya: GMCU dll.
❑ Fasilitas rumah/apartemen dinas untuk karyawan yang nilainya > 24 juta setahun.
❑ Fasilitas kendaraan dinas untuk karyawan yang rerata penghasilan bruto > 100jt/bulan.
❑ Fasilitas bingkisan/parcel diluar hari raya dengan nilai total > 3 juta setahun.
❑ Biaya pemasaran fasilitas golf, pacuan kuda, perahu motor, dan otomotif.
❑ DLL.

20
POS BEBAN YANG BERPOTENSI TERDAPAT NATURA
Dampak terhadap OPEX terjadi karena:
❑ PPh pasal 21 pegawai PT XXX ditanggung oleh perusahaan. Sehingga akan ada tambahan biaya pajak yang sebelumnya (NDE)
dikenakan tarif PPh Badan 22% menjadi dikenakan tarif PPh 21 sebesar (maksimal) 35%.
❑ Dengan asumsi rerata tarif PPh pasal 21 pegawai PT XXX adalah 25%, maka ada kenaikan biaya pajak 3% (25% - 22%).

Jenis Biaya Jumlah (2022) Keterangan Dampak Asumsi Nilai Natura*)


Beban SDM Rp 100 M Dalam beban SDM ini ada natura berupa: Rp 30 M
▪ Fasililitas pegawai yang diberikan tidak dalam bentuk tunai.
Beban Umum Rp 80 M Dalam beban Umum & Adm kemungkinan terdapat natura Rp 20 M
Administrasi berupa:
▪ Fasilitas rumah dinas
▪ Fasilitas kendaraan dinas
▪ Fasilitas bingkisan/parcel di hari raya maupun diluar hari raya
Beban Pemasaran Rp 20 M Dalam beban pemasaran kemungkinan terdapat natura berupa Rp 5 M
beban pemasaran pejabat tertentu untuk golf, pacuan kuda,
perahu motor, dan otomotif.

Kenaikan OPEX *) Rp 1,65 M (3% x 55 M)

*) dengan asumsi rata-rata pengenaan PPh pasal 21 pegawai PT XXX Indonesia adalah 25%, maka akan ada kenaikan biaya pajak sebesar 3% (25% - 22%)

21
TAX MANAGEMENT PPH ATAS N/K
Konsep Utama Tax Management atas N/K ➔ DE-NTI
❑ Kenapa DE-NTI ➔ saat DE berarti tidak masuk mekanisme PPh ❑ Employee gathering (pasti DE). Apakah ini TI jika diganti
Badan, dan saat NTI artinya tidak dikenakan pajak bagi si sebagai rapat koordinasi atau pelatihan. Jadi employee
penerima N/K. gathering adalah DE-NTI.
❑ Ubah N/K menjadi Biaya promosi, biaya pelatihan, biaya ❑ Bagaimana dengan family gathering? Bisa DE tapi ada
perjalanan dinas, dll kemungkinan NDE ➔ pisahkan antara biaya untuk employee
dan biaya untuk family-nya.
❑ Perusahaan harus membuat kebijakan tertulis untuk
makan/minum bagi seluruh pegawai di kantor agar menjadi ❑ N/K ke pihak lain (misal lawyer) mending dimasukkan sebagai
DE-NTI (kalau tidak ada kebijakan tertulis menjadi DE-TI). biaya entertainment dan tidak perlu dibuat daftar nominatif
(tapi NDE) kena PPh Badan 22% ini lebih kecil dibandingkan
❑ Jika ada kebijakan tsb diatas maka snack rapat, makan direksi masuk sebagai N/K PMK-66 karena DE-TI (tarif pajak PPh OP
dll bisa manjadi DE-NTI untuk batas s.d. 2juta/bulan. bisa 25%, 30%, 35%)
❑ Makan saat lembur di blended dengan aktifitas 3M. ❑ Jika sewa perumahan, maka ada batasan Rp 2juta yang NTI.
❑ Kalau mau ngasih seragam dll. dicatat sebagai bingkisan/parcel. Jadi harus dilihat lagi mana lebih menguntungkan apakah
Jika diberikan di hari raya keagamaan maka DE-NTI, tapi jika langsung disewakan oleh perusahaan atau diberikan dalam
diberikan diluar hari raya agar DE-NTI harga harus < 3juta. bentuk tunai ke pegawai.
❑ Bagaimana dengan JUBILARIS (penghargaan aniversary kerja ❑ Bagaimana kalau HP Pribadi tapi pulsa dibayarin kantor?
kepada pegawai) ➔ akan lebih baik kalau dalam bentuk Harus ada evidence memang HP tsb digunakan untuk kerja.
bingkisan hari raya, bingkisan di luar hari raya. ❑ Fasilitas kesehatan hanya berlaku bagi pegawai saja dan hanya
❑ Voucher Belanja ➔ bukan uang, Tax Planning: agar DE-NTI yang bersifat kuratif. GMCU (DE-TI), kesehatan klg (NDE-NTI),
jadikan bingkisan. Kalau tidak Voucher tsb menjadi DE-TI. asuransi kesehatan (DE-TI).
22
Gedung SOHO Pancoran Lt. 10. Unit N-1002A
Jl. MT. Haryono Kav 2-3. Jakarta Selatan 12810
Telepon 0811116062 | 083155900050
23

Anda mungkin juga menyukai