Bendahara Lainnya YTDL - V1
Bendahara Lainnya YTDL - V1
Maret 2022
Ihsan Priyawibawa
LAIN-LAIN
DISCLAIMER
Panduan Praktis ini disusun dalam rangka peningkatan kapasitas dan kompetensi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak dalam memahami proses bisnis, regulasi perpajakan terkait, critical point/modus penghindaran pajak, dan strategi
penggalian potensi pajak serta pengawasan terhadap Wajib Pajak.
Materi dalam panduan praktis ini bersumber dari berbagai literatur, narasumber, regulasi, serta sumber lainnya.
Informasi/bahan yang digunakan dalam modul ini hanya untuk kepentingan internal Direktorat Jenderal Pajak, digunakan
sebagai salah satu referensi/acuan dalam pelaksanaan penggalian potensi pajak dan pelaksanaan tugas lainnya.
1
PROSES BISNIS
2 ASPEK PERPAJAKAN
3
CRITICAL POINT / MODUS
PENGHINDARAN PAJAK
4 STUDI KASUS
5 METODE / TEKNIK
PENGGALIAN POTENSI
PROSES BISNIS (1)
Contoh Kasus: Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik
Disclaimer
Atas persewaan aktiva dan jasa yang dipotong PPh pasal 23, transaksi dengan Bendahara penerimaan tidak
dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 oleh lawan transaksi sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku (Pasal
23 UU PPh)
Atas penerimaan yang diterima oleh bendahara , dilakukan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh
Bendaharawan.
Untuk jenis PPh pasal 21 terhadap bintang tamu / host acara, pemotongan pajak dilakukan oleh bendahara
pengeluaran yang NPWP nya berbeda / terpisah.
CRITICAL POINT / MODUS PENGHINDARAN PAJAK
Hal ini terlihat pada tidak disetorkannya PPN yang telah diterbitkan oleh wajib
pajak terhadap acara yang telah berlangsung dan faktur yang diterbitkan kepada
lawan transaksi untuk jasa iklan.
STUDI KASUS
Sumber data dapat diperoleh dari:
1. Penjualan dan/atau Pembelian pada Aplikasi PKPM
Appportal;
2. Konfirmasi detail efaktur pada aplikasi Apportal;
3. SPT PPN yang berasal dari aplikasi SIDJP;
INDOTV bekerja sama dengan PT MEJA untuk peminjaman furniture selama acara berlangsung seperti contohnya
1 acara talk show. Kemudian INDOTV juga menampilkan credit tittle untuk nama Perusahaan Furniture pada akhir acara
tersebut. INDOTV menerbitkan faktur atas di tayangkannya nama PT MEJA pada akhir acara dengan bentuk credit tittle
yang di persamakan dengan jasa iklan. Namun demikian, pihak lawan yaitu PT MEJA tidak mau menerbitkan faktur
pajak atas transaksi peminjaman furniture oleh INDOTV karena merasa tidak ada pembayaran yang dilakukan oleh
INDOTV karena transaksinya berupa barter jasa dengan jasa. Namun demikian menurut aturan yang terdapat pada UU
PPN, transaksi ini tetap terutang PPN sehingga harus dibuatkan faktur pajaknya. Pada Kasus ini TVRI melakukan
pembayaran PPN atas kedua transaksi tersebut Karena alasan kemitraan dan keterbatasan anggaran untuk pengadaan
asset.
Saat ini sudah terbit aturan berupa Peraturan pemerintah nomor PP-66/2020 yang berlaku pada Januari 2021 tentang
Kerjasama Dukungan Layanan Satsiun Televisi yang isinya mengatur tentang jenis transaksi seperti contoh diatas
sehingga mitra saat ini sudah bersedia untuk menerbitkan faktur pajak.
STUDI KASUS
INDOTV menayangkan acara olahraga berupa penayangan pertandingan liga Inggris (EPL) musim tanding
2 2019/2020 dan 2020/2021 bekerja sama dengan pemegang hak siar acara tersebut di Indonesia yaitu PT MNO
dengan nilai Invoice sebesara Rp. 27.000.000.000,- (27 Milyar) untuk setiap musim pertandingan sehingga total
invoice untuk 2 tahun musim pertandingan adalah senilai Rp. 54.000.000.000,- (54 Milyar). Pada Kasus ini,
INDOTV tidak mempertimbangkan ketersediaan anggaran pada tahun dimaksud untuk melakukan
pembayaran kepada pihak mitra dan meminta mitra untuk membatalkan invoice tersebut beserta dengan
faktur pajaknya lalu menerbitkan invoice baru. Pihak mitra keberatan untuk membatalkan / menghapus invoice
tersebut karena transaksi sudah terjadi dan sudah terjadi penayangan pada musim pertandingan tersebut.
Selain itu pihak mitra juga sedang dilakukan pemeriksaan oleh KPP dimana mitra terdaftar.
Pada Kasus ini, invoice dan faktur pajak yang telah diterbitkan mitra tidak bisa dilakukan pembatalan
dikarenakan sudah terjadi transaksi dan sesuai dengan UU PPN yaitu faktur terutang saat penyerahan atau
pembayaran dan mana yang terjadi lebih dahulu. Oleh karena itu, bendahara wajib untuk menyetorkan PPN
yang terutang
Disclaimer
Kasus ini masih berlangsung dikarenakan pihak INDOTV belum menemui kata sepakat dengan mitra. Selain itu,
terjadi peleburan bendahara sesuai dengan PMK-231/2020 sehingga sehingga segala kewajiban dan tanggung
jawab perpajakannya dialihkan kepada NPWP baru tersebut.
METODE/TEKNIK PENGGALIAN POTENSI
1 Melakukan Penelitian pada Aplikasi PKPM dan Aplikasi Detail E-faktur pada Apportal Untuk Faktur
Yang Sudah Diterbitkan dan Dikreditkan.
Penelitian faktur yang telah diterbitkan baik oleh bendahara maupun mitra / lawan transaksi berguna untuk menghitung
seberapa jumlah pajak khususnya PPN yang seharusnya di setorkan dan dilaporkan oleh wajib pajak sehingga tidak ada
faktur dengan kode jenis 02 yang belum disetorkan / dilaporkan sehingga merugikan baik Negara maupun lawan transaksi.
1 Melakukan Penelitian pada Aplikasi SIDJP Untuk Meneliti Pelaporan Faktur Yang Sudah
Diterbitkan.
Penelitian pelaporan faktur pajak dilakukan untuk meneliti apakah semua faktur yang diterbitkan baik oleh wajib pajak
(bendahara) maupun mitra sudah dilaporkan dan disetorkan dengan lengkap dan benar.
Terima
kasih