Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN PRAKTIS PENGGALIAN POTENSI

KLU 84113 – Bendahara Lainnya YTDL


Studi Kasus Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik
Direktorat Jenderal Pajak
Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan

Maret 2022

RAHASIA, HANYA UNTUK INTERNAL DJP


TIM PENYUSUN PANDUAN PRAKTIS

Pengarah : Ihsan Priyawibawa, Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan


Penanggung Jawab : Haryo Abduh Suryo Negoro, Kepala Subdirektorat Potensi Perpajakan
Ketua Tim : Sutanto Agustiono, Kepala Seksi Potensi Sektor Jasa
Tim Penyusun : 1. Rd. Dessy Hariyanti, Account Representitve KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga
2. Binsar Marojahan Sitorus, Kepala Seksi pada Kanwil DJP Jakarta Pusat
3. Andre Hervianto, Pelaksana Kanwil DJP Jakarta Pusat
4. Monica Anggraeni, Pelaksana Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan
Special Thanks to : 1. Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat
2. KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua.
Dalam rangka memenuhi target penerimaan pajak, perlu dilakukan optimalisasi pengawasan dan penggalian potensi berbasis
sektoral terutama terhadap Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) Dominan. Direktorat PKP telah menentukan KLU Dominan
Nasional berdasarkan 10 KLU Dominan pada setiap Kanwil DJP atas penerimaan pajak 2020. Dalam rangka pengembangan
kompetensi Account Representative, kami memandang perlu untuk menyusun panduan praktis penggalian potensi KLU
Dominan tersebut agar menjadi salah satu referensi dalam penggalian potensi pajak.
Penyusunan panduan praktis penggalian potensi merupakan salah satu program kerja pada Subdirektorat Potensi Perpajakan
untuk mengidentifikasi proses bisnis, aspek perpajakan, modus penghindaran pajak, serta teknik pengawasan/penggalian
potensi atas Wajib Pajak serta melibatkan para Account Representative terpilih yang berasal dari seluruh Kanwil DJP dan telah
memiliki pengalaman sehingga diharapkan dapat merepresentasikan secara aktual pengawasan dan penggalian potensi yang
dilakukan oleh fiskus saat bertugas di lapangan.
Penghargaan dan apresiasi yang tinggi kepada para Account Representative Kontributor yang telah menyusun panduan
praktis ini di tengah padatnya pekerjaan dan tugas yang harus diselesaikan. Kami pun menyadari bahwa panduan praktis ini
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami membuka diri atas masukan dan saran untuk penyempurnaan panduan praktis
penggalian potensi ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, September 2021

Ihsan Priyawibawa
LAIN-LAIN

DISCLAIMER
Panduan Praktis ini disusun dalam rangka peningkatan kapasitas dan kompetensi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak dalam memahami proses bisnis, regulasi perpajakan terkait, critical point/modus penghindaran pajak, dan strategi
penggalian potensi pajak serta pengawasan terhadap Wajib Pajak.
Materi dalam panduan praktis ini bersumber dari berbagai literatur, narasumber, regulasi, serta sumber lainnya.
Informasi/bahan yang digunakan dalam modul ini hanya untuk kepentingan internal Direktorat Jenderal Pajak, digunakan
sebagai salah satu referensi/acuan dalam pelaksanaan penggalian potensi pajak dan pelaksanaan tugas lainnya.

MASUKAN DAN SARAN


Dalam rangka penyempurnaan panduan praktis ini, kami mengharapkan masukan, kritik, serta saran dari Bapak/Ibu yang
dapat disampaikan melalui surat elektronik ke Subdirektorat Potensi Perpajakan, Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan
Penerimaan melalui e-mail potensi.pkp@kemenkeu.go.id
OUTLINE

1
PROSES BISNIS

2 ASPEK PERPAJAKAN

3
CRITICAL POINT / MODUS
PENGHINDARAN PAJAK

4 STUDI KASUS

5 METODE / TEKNIK
PENGGALIAN POTENSI
PROSES BISNIS (1)
Contoh Kasus: Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik

KLU 84113- Bendahara Lainnya YTDL mencakup INDOTV


kegiatan pengelolaan keuangan negara lainnya yang
belum tercakup dalam kelompok 84111-Bendahara
Pemerintah Pusat maupun 84112-Bendahara Pemerintah
Daerah. Dalam Panduan ini mengambil contoh kasus
Wajib Pajak Bendahara Lainnya YTDL yang bergerak
sebagai Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik milik
Pemerintah.

Lembaga Penyiaran Publik INDOTV merupakan


Bendahara Penerimaan Kantor Pusat yang bertugas
menghimpun penerimaan usaha yang berasal dari
berbagai macam kegiatan bisnis yang dilakukan oleh
INDOTV sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia.
PROSES BISNIS (2)
Contoh Kasus: Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik
PROSES BISNIS (3)
Contoh Kasus: Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik
1. Layanan Permintaan Pengisian Acara Siaran
JENIS PELAYANAN 2. Layanan Permintaan Naskah Berita
3. Layanan Pengaduan Kualitas dan Isi Siaran Program dan Berita
4. Layanan Hak Jawab dalam Program Berita
5. Layanan Permintaan MC Acara Kenegaraan/Resmi dan
Moderator Acara
6. Layanan Penayangan Program Siap Siar dan Spot Program
(TVCPSA)
7. Layanan Permintaan Kerjasama Produksi dan Penyiaran
Langsung (live) atau Siaran Tunda
8. Layanan Sewa Aset (Menara, Lahan, Bangunan dan Indoor
Studio dan Studio Alam serta Space Perkantoran)
9. Layanan Pengaduan Kualitas Penerimaan Siaran INDOTV
10. Layanan Pengaduan Kualitas Video/Audio
11. Layanan Kunjungan dari Instansi/Lembaga/Mitra
12. Layanan Riset Pertelevisian atau Praktek Kerja
13. Layanan Diklat Umum
14. Layanan Informasi Terkait Data Audiens Share dan Rating
ASPEK PERPAJAKAN
Contoh Kasus: Kantor Pusat Lembaga Penyiaran Publik
No Tahap Kegiatan Keterangan Potensi Pajak
a. Menerima penayangan iklan dari produsen barang / jasa
b. Talk Show
1 Program Siaran PPN Pemungutan
c. Siaran Acara Olahraga
d. Acara Lainnya yang bukan merupakan acara layanan Masyarakat
2 Persewaan Aset Menyewakan menara pemancar sinyal di daerah-daerah PPN Pemungutan

Disclaimer
Atas persewaan aktiva dan jasa yang dipotong PPh pasal 23, transaksi dengan Bendahara penerimaan tidak
dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 oleh lawan transaksi sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku (Pasal
23 UU PPh)
Atas penerimaan yang diterima oleh bendahara , dilakukan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh
Bendaharawan.
Untuk jenis PPh pasal 21 terhadap bintang tamu / host acara, pemotongan pajak dilakukan oleh bendahara
pengeluaran yang NPWP nya berbeda / terpisah.
CRITICAL POINT / MODUS PENGHINDARAN PAJAK

Tidak Melaporkan / Menyetorkan PPN Terutang atas Kegiatan Usahanya

Hal ini terlihat pada tidak disetorkannya PPN yang telah diterbitkan oleh wajib
pajak terhadap acara yang telah berlangsung dan faktur yang diterbitkan kepada
lawan transaksi untuk jasa iklan.
STUDI KASUS
Sumber data dapat diperoleh dari:
1. Penjualan dan/atau Pembelian pada Aplikasi PKPM
Appportal;
2. Konfirmasi detail efaktur pada aplikasi Apportal;
3. SPT PPN yang berasal dari aplikasi SIDJP;

Contoh Kasus yang sedang terjadi:

INDOTV bekerja sama dengan PT MEJA untuk peminjaman furniture selama acara berlangsung seperti contohnya
1 acara talk show. Kemudian INDOTV juga menampilkan credit tittle untuk nama Perusahaan Furniture pada akhir acara
tersebut. INDOTV menerbitkan faktur atas di tayangkannya nama PT MEJA pada akhir acara dengan bentuk credit tittle
yang di persamakan dengan jasa iklan. Namun demikian, pihak lawan yaitu PT MEJA tidak mau menerbitkan faktur
pajak atas transaksi peminjaman furniture oleh INDOTV karena merasa tidak ada pembayaran yang dilakukan oleh
INDOTV karena transaksinya berupa barter jasa dengan jasa. Namun demikian menurut aturan yang terdapat pada UU
PPN, transaksi ini tetap terutang PPN sehingga harus dibuatkan faktur pajaknya. Pada Kasus ini TVRI melakukan
pembayaran PPN atas kedua transaksi tersebut Karena alasan kemitraan dan keterbatasan anggaran untuk pengadaan
asset.
Saat ini sudah terbit aturan berupa Peraturan pemerintah nomor PP-66/2020 yang berlaku pada Januari 2021 tentang
Kerjasama Dukungan Layanan Satsiun Televisi yang isinya mengatur tentang jenis transaksi seperti contoh diatas
sehingga mitra saat ini sudah bersedia untuk menerbitkan faktur pajak.
STUDI KASUS
INDOTV menayangkan acara olahraga berupa penayangan pertandingan liga Inggris (EPL) musim tanding
2 2019/2020 dan 2020/2021 bekerja sama dengan pemegang hak siar acara tersebut di Indonesia yaitu PT MNO
dengan nilai Invoice sebesara Rp. 27.000.000.000,- (27 Milyar) untuk setiap musim pertandingan sehingga total
invoice untuk 2 tahun musim pertandingan adalah senilai Rp. 54.000.000.000,- (54 Milyar). Pada Kasus ini,
INDOTV tidak mempertimbangkan ketersediaan anggaran pada tahun dimaksud untuk melakukan
pembayaran kepada pihak mitra dan meminta mitra untuk membatalkan invoice tersebut beserta dengan
faktur pajaknya lalu menerbitkan invoice baru. Pihak mitra keberatan untuk membatalkan / menghapus invoice
tersebut karena transaksi sudah terjadi dan sudah terjadi penayangan pada musim pertandingan tersebut.
Selain itu pihak mitra juga sedang dilakukan pemeriksaan oleh KPP dimana mitra terdaftar.
Pada Kasus ini, invoice dan faktur pajak yang telah diterbitkan mitra tidak bisa dilakukan pembatalan
dikarenakan sudah terjadi transaksi dan sesuai dengan UU PPN yaitu faktur terutang saat penyerahan atau
pembayaran dan mana yang terjadi lebih dahulu. Oleh karena itu, bendahara wajib untuk menyetorkan PPN
yang terutang

Disclaimer
Kasus ini masih berlangsung dikarenakan pihak INDOTV belum menemui kata sepakat dengan mitra. Selain itu,
terjadi peleburan bendahara sesuai dengan PMK-231/2020 sehingga sehingga segala kewajiban dan tanggung
jawab perpajakannya dialihkan kepada NPWP baru tersebut.
METODE/TEKNIK PENGGALIAN POTENSI

1 Melakukan Penelitian pada Aplikasi PKPM dan Aplikasi Detail E-faktur pada Apportal Untuk Faktur
Yang Sudah Diterbitkan dan Dikreditkan.
Penelitian faktur yang telah diterbitkan baik oleh bendahara maupun mitra / lawan transaksi berguna untuk menghitung
seberapa jumlah pajak khususnya PPN yang seharusnya di setorkan dan dilaporkan oleh wajib pajak sehingga tidak ada
faktur dengan kode jenis 02 yang belum disetorkan / dilaporkan sehingga merugikan baik Negara maupun lawan transaksi.

1 Melakukan Penelitian pada Aplikasi SIDJP Untuk Meneliti Pelaporan Faktur Yang Sudah
Diterbitkan.

Penelitian pelaporan faktur pajak dilakukan untuk meneliti apakah semua faktur yang diterbitkan baik oleh wajib pajak
(bendahara) maupun mitra sudah dilaporkan dan disetorkan dengan lengkap dan benar.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai