PPN
Langkah pembaruan dan penyempurnaan UU PPN No.
8 Tahun 1983 berlaku semenjak tahun 1994
1
mengubah ketentuan mengenai
• pembuatan kode Faktur Pajak Keluaran
• saat terutang pajak
• saat pembuatan kode Faktur Pajak PPN secara manula
atau memalui data elektronik (e-SPT) dan yang
disampaikan lewat e-filing,
• Adanya kewajiban untuk menyampaikan surat
pemberitahuan kode cabang atau penandatangan
PENDAHULUAN faktur Pajak.
• Memaksimalkan mekanisme
pengkreditan PPN NOTE :
• Memaksimalkan Fasilitas PPN Mekanisme pemungutan PPN
• Sentralisasi pengenaan PPN menggunakan mekanisme Indirect
Subtraction Method/
• Memaksimalkan restitusi PPN
Invoice method (PK–PM)
• Membangun sendiri dalam kegiatan
usaha
• PPN atas barang gratis untuk
keperluan promosi
• Penjagaan cash flow
• Pengendalian PPN
• Tanggung jawab renteng
• Secara umum mekanisme pengkreditan pajak
masukan diatur dalam pasal 9 UU Nomor 42
tahun 2009
2
• Perusahaan perlu mengamati dengan cermat
jangan sampai terdapat pajak masukan yang
belum dikreditkan. Pajak masukan yang dapat
dikreditkan adalah pajak masukan yang
berhubungan langsung dengan produksi,
distribusi, pemasaran, dan manajemen atas
BKP/JKP dan faktur pajaknya adalah faktur
MEMAKSIMALKAN pajak standar atau dokumen yang disamakan
dengan faktur pajak standar.
PENGKREDITAN PPN
Sejak diberlakukannya UU Nomor 36 tahun 2008,
fasilitas di bidang PPN yang dikenal dalam ketentuan
PPN adalah :
1. PPN tidak dipungut
3
2. PPN dibebaskan (PP 146 Thn 2000 jo. PP 38 Thn
2003)
3. PPN ditanggung pemerintah (Pelayanan proyek
pemerintah yang dibiayai oleh hibah, atau dana
pinjaman dari luar negeri (PP 42 Tahun 1995 jo. PP 63
Tahun 1998 jo. PP 43 Tahun 2000 jo. PP 25 Tahun
2001)), PPN Masukan yang mendapatkan fasilitas PPN
4
kepada Kanwil DJP setempat dengan ketentuan sebagai
berikut :
6
- Luas bangunan 200 m persegi atau lebih.
- Bangnan Permanen.
- Tarif 10% x 40% x biaya bangunan (tanpa harga
tanah)
- Disetor tiap bulan, pada tanggal 15 bulan berikutnya
sejakpembangunan dimulai.
MEMBANGUN
SENDIRI TIDAK
DALAM KEGIATAN
USAHA
Perusahaan PT ABC yang bergerak di bidang penerbitan surat
kabar. Dalam rangka
penetrasi pasar, karena perusahaan ini masih baru, manajeme
nnya mengambil kebijakan dalam rangka sales promotion
memberikan surat kabar secara gratis
7
kepada pelanggan dan calon pelanggan, katakanlah sebulan la
manya. Dalam Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal
9(1) e, pemberian ini dikategorikan sebagai pemberian dalam
natura dan oleh sebab itu tidak bisa dibiayakan. Kebijakan ini
diharapkan akan dapat memberikan feedback, bahwa bulan
berikutnya akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan
dan calon pelanggan berupa order atau repeat order untuk
bulan bulan berikutnya. Masalahnya, memberikan surat kabar
secara Cuma-Cuma adalah suatu transaksi penyerahan barang
PPN ATAS BARANG yang menjadi objek PPN. Jadi PPN-nya harus di bayarkan
oleh
GRATIS UNTUK perusahaan tersebut dari harga pokoknya (bukan dari harga j
KEPENTINGAN ualnya) sebagai tambahan pengeluaran biaya perusahaan
karena tidak mungkin dapat ditagih dari pelanggan/calon
PROMOSI pelanggan yang sudah menerima surat kabar yang gratisan
itu.
Sebagai ilustrasi, PT ABC menjual surat kabar ke pelanggannya dalam bulan Oktober 2008 :
KEUNTUNGAN :
Bagi PT ABC atau penjual, tidak perlu harus membayar Bagi pembelian distributor, tidak ada dampaknya terhadap
PPN tambahansebesar Rp 50.000 atas pemberian cuma- hargayang harus dibayar karena dengan pembayaran yang
cuma itu. Cara inimenghemat cash flow perusahaan karena
sama
mengurangi PPN terutangyang harus dibayar pada bulan (Rp8.800.000) maka mereka memperoleh jumlah eksemplar
berikutnya. yang sama(2.200 eksemplar).
Cara-cara aman dalam penjagaan cash flow perusahaan :
1. Menyegarakan Pengajuan Nomor Pokok Pengusaha Kena
Pajak NPPKP) pada perusahaan yang baru berdiri.
Keuntungan :
Terjadi mekanisme pegkreditan Pajak masukan
(PM)dengan Pajak Keluaran (PK).
8
Bila PK<PM akan bias memperoleh restitusi.
9
implementasi kewajiban dan procedural perpajakan
Hasil tax review dapat digunakan sebagi bahan acuan
dasar untuk menyusun SPT Tahunan PPH Badan
Hasil tax review dapat dimanfaatkan sebagai upaya
antisipasi apabila sewaktu-waktu dilakukan
pemeriksaan pajak
PENGENDALIAN
PAJAK
MELALUI
TAX REVIEW
10
UU PPN No. 42 tahun 2009 Pasal 16F, “Pembelian BKP
ataupenerimaan JKP bertanggung jawab secara renteng
ataspembayaran pajak, sepanjang tidak dapat
menunjukkan buktibahwa pajak telah dibayar .”
TANGGUNG JAWAB
RENTENG
Contoh kasus
Kegiatan membangun
sendiri
Jumlah PPN yang terutang = 10% x 40% x (1M-500 juta) =20 juta
Jadi, dengan tax planning PT ABC dapat menghemat biaya pajak sebesar 4 juta
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation