Anda di halaman 1dari 44

Tata Kelola Perpajakan

yang Baik dan Benar di Era


Reformasi Pajak
I Wayan Sudiarta
Agenda
01
Kewajiban Perpajakan
02
Tax Management (Compliance)
03
Tax Planning (Tax Saving)
04 03
Perubahan Pajak dalam UUCK
05 04
Q&A
“Taxes are what we
pay for a civilized
society”
Oliver Wendell Homes
Paradoks Indonesia

Mengapa tax
compliance
rendah?

… padahal
kedermawanan
tinggi
Mengapa kepatuhan pajak rendah?
Pajak adalah kewajiban yang merupakan beban

No body want to pay taxes, 100% free rider

Pay for public good, tidak mendapat imbalan secara langsung

Persepsi penggunaan uang pajak yang tidak akuntabel, tidak adil, lack of
trust

Law enforcement belum maksimal, tidak terjangkau otoritas pajak


So, why do I paying taxes?
Tax Morale Vountary, it is the right
Intrinsic motivation to drive people to pay
their taxes
thing to do

Perceived cost of not paying taxes


are greater than paying taxes

Avoid penalty or sanctions, or


maintain freedom
How Tax Authority Improve Compliance?
Trust and Law Enforcement
Kebijakan Pajak 2022
Optimalisasi pendapatan negara
merupakan 1 dari 5 Prioritas Utama
Kebijakan Fiskal 2022
“Upaya optimalisasi pendapatan akan ditempuh
melalui penggalian potensi serta perluasan basis
perpajakan, peningkatan kepatuhan wajib pajak,
dan optimalisasi pengelolaan aset serta inovasi
layanan,” kata Menkeu.
Kebijakan Pajak 2022
Implementasi dukungan terhadap arah kebijakan
perpajakan dilakukan melalui beberapa kegiatan:
1. ekstensifikasi lewat kegiatan edukasi dan peningkatan
pelayanan.
2. ekstensifikasi dan pengawasan berbasis kewilayahan sehingga
jangkauan kepada wajib pajak makin luas.
3. penegakan hukum yang berkeadilan sehingga mampu
mendorong kepatuhan wajib pajak.
4. perluasan kanal pembayaran pajak.
5. optimalisasi pengumpulan dan pemanfaatan data.
6. melanjutkan proses reformasi perpajakan (regulasi, IT,
organisasi/SDM, data)
Consequences of Non-compliance
What We should Do?
Better Tax Management
Meningkatkan kepatuhan pajak baik penyetoran
maupun pelaporan
Bertujuan meminimalkan sanksi/denda,
mengurangi risiko pajak berupa potensi tagihan
pajak yang besar di masa depan
Tax Management → manage what have been
done (past) and execution of plan

Smart Tax Planning


Memaksimalkan potensi penghematan pajak
namun tidak melanggar regulasi, memaksimalkan
pemanfaatan fasilitas pajak, analisis pajak
transaksi atau kebijakan strategis dan operasional
perusahaan yang akan diambil

Tax Planning → forward looking


Tax Management

“Tax management is a process to organize a corporation so


its tax liabilities stay in the minimum position according to
tax code. Tax management is integral process with corporate
strategic planning, and also increase bottom line
performance measurement. However, it has also costs such
as: opportunity cost and political cost”
(Scholes et al., 2009; Hanlon and Slemrod, 2009).

13
Tujuan Tax Management
“Preventive action is always the best”

Compliance to Law/Regulation,
minimize tax risk

Identify gap between tax practice


and regulation (early mitigation)

Tujuan Ensure awareness of tax


importance and good governance

Avoid penalty for late payment or


reporting
Garis waktu kewajiban Pajak
Hitung, Setor Dalam jk waktu 5
dan lapor tahun, DJP dapat WP dapat mengajukan banding
kewajiban pajak melakukan dan upaya hukum PK jika
bulanan pemeriksaan keberatan ditolak

PKP

SPT Masa SPT Tahunan Pemeriksaan Keberatan Banding/PK


NPWP

Daftar NPWP Hitung, Setor, dan WP dapat mengajukan


dan/atau PKP lapor kewajiban keberatan apabila tidak
PPh Badan pada puas atas hasil
akhir tahun pajak pemeriksaan
Kewajiban Pajak Perusahaan (Badan)
Pajak yang menjadi
• Pajak Penghasilan (PPh) tanggungan sendiri
• Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPnBM
• Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
• Bea Materai
-----------------------------------------------------------------------------------------
• Pemotongan dan Pemungutan PPh Pajak pihak lain tapi
dipotong/dipungut
• Pemungut PPN pihak yang membayar

16
PPh Pemotongan/Pemungutan (Pot/put)
PPh Pasal 21
Memotong pajak atas gaji/penghasilan
karyawan, OP yang memberikan jasa
PPh Pasal 26
Memotong PPh atas pembayaran bunga, royalty,
dividen, dan imbalan jasa kepada SP Luar Negeri
PPh Pasal 22
Memungut PPh atas penjualan hasil produksi
atau pembelian barang tertentu, atau impor
barang PPh Pasal 4 (2) / Psl 15
Memotong PPh final atas sewa tanah/bangunan,
jasa konstruksi, bunga
tabungan/deposito/obligasi. PPh Psl 15 atas jasa
PPh Pasal 23 pelayaran dan penerbangan
Memotong PPh atas pembayaran bunga, royalty,
dividen, sewa harta, imbalan jasa teknik, jasa
management dan jasa lainnya kepada WP Badan
Penyetoran dan Pelaporan Pajak
No. Jenis Kewajiban Pajak Setor *) Lapor *)
A. PPh Pasal 21 Maks. tgl 10 Maks. tgl 20
PPh Pasal 23/26 Maks. tgl 10 Maks. tgl 20
PPh Pasal 4 (2) / Psl 15 - pemotongan Maks. tgl 10 Maks. tgl 20
PPh Pasal 25 (OP dan Badan) Maks. tgl 15 Maks. tgl 20
PPN Akhir bulan (tgl 30/31) Akhir bulan (tgl 30/31)

B. PPh OP Tahunan (Psl 29) s.d 31 Maret s.d 31 Maret


PPh Badan Tahunan (Psl 29) s.d 30 April **) s.d 30 April **)

*) bulan berikutnya. Misalnya untuk PPh 21 masa Januari 2020 disetor paling lambat tgl 10 Feb
2020 dan lapor SPT Masa PPh 21 paling lambat 20 Feb 2020.
**) paling lambat 4 bulan setelah berakhirnya tahun buku. Jika tahun buku Jan-Des 2019 maka
SPT Tahunan PPh Badan dilaporkan paling lambat tanggal 30 April 2020. Jika tahun buku April
2019 – Maret 2020, maka paling telat 31 Juli 2020. Perpanjangan maksimal 2 bulan.
Kewajiban Pembukuan (Pasal 28 KUP)
• WP OP yang melakuan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan
• yang dikecualikan : WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas diperbolehkan menghitung Ph Neto dengan Norma
Penghitungan dan WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas, tapi tetap melakukan pencatatan.
• pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan
memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau
kegiatan usaha yang sebenarnya.
Tarif PPh UMKM Objek
(PP-23/2018) Pajak
Penghasilan dari usaha yang diterima atau
Subjek Jangka Waktu Pengenaan: diperoleh Wajib Pajak dengan peredaran
Pajak bruto yang tidak melebihi Rp 4,8 miliar dalam
satu tahun pajak.
Orang Pribadi 7 tahun

Koperasi, CV, Firma 4 tahun Tarif


Perseroan 3 tahun Pajak PP 46 / 2013: 1 %
0 2 4 6 8

dihitung sejak:
WP Lama: sejak berlakunya PP 23 (1 Juli 2018)
0,5%
WP Baru: sejak WP terdaftar final PP 23 / 2018: 0,5 %
Enforce A APPTIMA Tax Risk Management
Framework

POLICY &
PEOPLE
STRATEGY

AWARENESS & TOOLS &


ADMINISTRATION GOVERNANCE TECHNOLOGY

IMPLEMENTATION
MONITORING (PROCESS)
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik

Awareness and governance

1. Pemahaman atas risiko yang mungkin akan timbul dan berdampak

2. Tax Governance dimasukkan kedalam Good Corporate Governance

3. Kewajiban Perpajakan adalah tanggung jawab bersama


Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik

Policy and strategy

1. Perumusan kebijakan dan strategi Perpajakan Perusahaan

2. Keterlibatan divisi perpajakan dalam setiap pengambilan keputusan dan

transaksi yang dilakukan, dari semua elemen yang ada pada perusahaan.

3. Komitmen Manajemen dalam menjaga kinerja perusahaan khususnya dalam

bidang perpajakan.
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik

People

1. Kapasitas dan kapabilitas personel

2. Pengetahuan dalam hal Ketentuan Peraturan Perpajakan Terkini

3. Diperlukan anggaran untuk meningkatkan performa divisi perpajakan


Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik

Tools and Technology

1. Dukungan Sistem/Teknologi yang akomodatif sesuai kebutuhan, dan

2. Ouput sesuai keinginan


Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik

Implementation (Process)

1. Restrukturisasi (mempermudah komunikasi dan koordinasi)

2. SOP

3. Performa kinerja dalam bidang perpajakan dimasukkan dalam bentuk KPI

4. Peningkatan disiplin kerja personel yang terlibat


Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik

Monitoring

1. Pengawasan secara Internal Perusahaan (Internal Auditor)

2. Laporan Rekonsiliasi dan Laporan Ekualisasi

3. Analisis transaksi (diagnosis) dari Pihak Eksternal Perusahaan

27
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik

Administration

1. Sistem Pengarsipan Data yang Sistematis

2. Arsip Data dengan Dua Output (Hardcopy dan Softcopy)

3. Jenis Dokumen yang di arsip diantaranya SSP, BPN, Bukti Potong, Faktur Pajak

dan Dokumen Lain yang dipersamakan dengan Faktur Pajak


Tax Planning

Tax planning involves conceiving of and implementing


various strategies in order to minimize the amount of taxes
paid for a given period. For a small business, minimising the
tax liability can provide more money for expenses,
investment, or growth. In this way, tax planning can be a
source of working capital

29
Tax Planning vs Tax Management
Tax Planning Tax Management
• Perencanaan pajak merupakan langkah awal • Memastikan pelaksanaan kewajiban perpajakan
dalam manajemen pajak. telah memenuhi peraturan perpajakan yang
berlaku.
• Tahap perencanaan pajak ini, dilakukan
• Apabila pada tahap perencanaan pajak telah
pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan
dilakukan sesuai dengan faktor-faktor yang
perpajakan. Tujuannya adalah agar dapat dipilih
akan dimanfaatkan untuk melakukan
jenis tindakan penghematan pajak yang akan
penghematan pajak maka langkah selanjutnya
dilakukan.
adalah mengimplementasikannya baik secara
• Perencanaan Pajak (Tax Planning) merupakan formal maupun material.
suatu perencanaan pajak sehingga dapat • Harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban
mencapai suatu penghematan pajak (tax savings) perpajakan telah memenuhi peraturan
dengan memanfaatkan celah hukum perpajakan. perpajakan yang berlaku.
• Syarat-syarat perencanaan pajak adalah sebagai • Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk
berikut : melanggar peraturan dan jika dalam
• Tidak melanggar ketentuan perpajakan pelaksanaanya menyimpang dari peraturan
• Dapat diterima secara bisnis yang berlaku, maka praktik tersebut telah
• Bukti-bukti pendukungnya memadai menyimpang dari tujuan manajemen pajak.
Tax Planning – Tax Avoidance – Tax Evasion
Tax Evasion Tax Avoidance Tax Planning

BAD Tax Fraud Fraus Legis Minimum or GOOD


Tax Liability, Possible no tax
Penalties, Tax liability No
and/or Jail Liability Sanctions

ILLEGAL LEGAL
Areas of Tax Planning
Penentuan bentuk usaha Pemanfaatan tarif pajak
Usaha perseorangan, CV, PT memilki
perlakuan pajak berbeda-beda dan tax treaties

Metode Akuntansi Investasi tax-exempt,


Penyusutan, persediaan, pengakuan
pendapatan dan biaya, defer taxes when
pengeluaran deductible
possible

Maksimalkan Optimalisasi pemanfaatan


Pengurang/Kredit Pajak fasilitas dan insentif
perpajakan
Pokok Perubahan UU PPh (Psl 111 UUCK)
Penegasan Orang Pribadi SPDN & SPLN
01 .Ketentuan mengenai siapa yang menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri dan yang menjadi Subjek Pajak Luar
Negeri (Pasal 2 UU PPh)

Objek PPh - TKA SPDN dengan keahlian tertentu


02 Pemberian insentif berupa pengenaan PPh atas penghasilan TKA SPDN yang tidak bersumber dari
Indonesia. ( Pasal 4 UU PPh)

Non-objek PPh : Dividen dari DN & LN


03 Pengecualian dividen sebagai objek PPh baik yang diterima WP Badan maupun WPOP, baik dividen dari dalam negeri
maupun dividen dari luar negeri yang diinvestasikan di Indonesia (Pasal 4 Ayat (3) huruf f UU PPh)

Non-objek PPh lainnya :


04 • SHU yang diterima anggota dari koperasi
• Dana setoran BPIH yang diterima BPKH dan hasil pengembangan
• Sisa lebih yang diterima/diperoleh lembaga sosial dan keagamaan
05 Peluang penurunan tarif bunga PPh 26 lebih rendah dari 20% (Pasal 26 UU PPh)
Pokok Perubahan UU PPN (Psl 112 UUCK)
Konsinyasi tidak lagi termasuk pengertian penyerahan BKP
01
Inbreng tidak termasuk pengertian penyerahan BKP – tidak
02
dikenakan PPN
Sepanjang pihak yang mengalihkan dan yang menerima BKP adalah PKP

03 Batubara merupakan BKP (dikenakan PPN)


Ketentuan pengkreditan Pajak Masukan :
04 • PM sebelum PKP menyerahkan BKP/JKP (belum berproduksi)
• PM sebelum dikukuhkan sebagai PKP
• PM yang tidak dilaporkan pada SPT Masa PPN
• PM yang ditagih dengan ketetapan pajak
Ketentuan pencantuman keterangan pada Faktur Pajak:
05 • Identitas pembeli (NIK sebagai pengganti NPWP jika tidak ada NPWP)
• Pengecualian identitas pembeli, nama & penandatangan FP utk PKP Pedagang Eceran
→ menjual ke konsumen akhir
Pokok Perubahan UU KUP (Psl 113 UUCK)
01 Pre-filing activities
No Aktivitas Sarana Sanksi
1. Kurang/terlambat menyetor PPh masa/PPN STP Suku bunga acuan + 5%
2. Kurang/terlambat menyetor SPT Tahunan PPh STP Suku bunga acuan + 5%
3. Kurang setor perpanjangan SPT Tahunan PPh STP Suku bunga acuan
4. Persetujuan mengangsur/menunda pembayaran STP Suku bunga acuan
pajak
5. Kurang setor karena pembetulan SPT Masa STP Suku bunga acuan + 5%
6. Kurang setor karena pembetulan SPT Tahunan STP Suku bunga acuan + 5%
7. PKP tidak membuat atau terlambat menerbitkan FP STP 1% x DPP PPN
8. PKP tidak mencantumkan keterangan pada FP STP 1% x DPP PPN
dengan lengkap
9. Melaporkan FP tidak sesuai dengan masa Tidak dikenakan sanksi
penerbitan
Pokok Perubahan UU KUP (Psl 113 UUCK)
02 Post-filing activities
No Aktivitas Sarana Sanksi
1. Laporan pengungkapan ketidakbenaran (saat Laporan Suku bunga acuan + 10%
pemeriksaan sebelum penerbitan SKP) pengungkapan
2. Pajak Kurang Bayar karena ditemukan saat SKPKB Suku bunga acuan + 15%
pemeriksaan atau penetapan NPWP/PKP secara
jabatan
3. PM sebelum menyerahkan BKP/JKP SKPKB Suku bunga acuan + 15%
4. SKPKB/SKPKBT/SK Pembetulan/SK STP Suku bunga acuan
Keberatan/Putusan Banding/PK saat jatuh tempo
belum dibayar (bunga penagihan)
5. Pengungkapan ketidakbenaran pada pemeriksaan Surat Denda 100% dari pajak
bukti permulaan Pengungkapan kurang bayar
6. Penghentian penyidikan tindak pidana perpajakan Denda 300% dari pajak
kurang bayar
*) semua sanksi bunga maksimal untuk 24 bulan, kurang dari 1 bulan dihitung penuh 1 bulan
Pokok Perubahan UU KUP (Psl 113 UUCK)
03 Imbalan bunga kepada WP
Kapan WP mendapatkan imbalan bunga?

SKPLB terlambat diterbitkan


01 SKPLB wajib diterbitkan dalam jangka waktu 12 bulan sejak permohonan pengembalian lebih bayar disampaikan atau sejak
SPT Tahunan PPh Lebih Bayar disampaikan

Lebih bayar terlambat dikembalikan


02 Lebih bayar dikembalikan paling lambat 1 bulan sejak permohonan pengembalian diterima atau sejak diterbitkannya SKPLB.
Jangka waktu keterlambatan dihitung sejak berakhirnya batas waktu penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak (SKPKPP) sampai dengan pengembalian dilakukan.

03 Menang upaya hukum keberatan, banding, atau PK


Dikabulkan seluruhnya atau sebagian. Diberikan atas SPT LB sesuai dengan jumlah Lebih Bayar yang disetujui saat
pembahasan akhir hasil pemeriksaan.

04 Keputusan pembetulan, pengurangan, pembatalan SKP/STP


Sejak SKPKB/STP dibayar atau SKPLB/SKPN diterbitkan sampai dengan diterbitkannya keputusan

Imbalan bunga sebesar suku bunga acuan (dibagi 12) maks. 24 bulan
“people perish not because of lack of faith,
they perish because of lack of knowledge.
If you can not solve a problem, ask someone
who knows”
Goodreads.com
Who is Enforce A?
Thank You

Anda mungkin juga menyukai