Account representative
PPh pasal 22, 23 terkait sewa selain tanah bangunan. Dibayarkan ditahun berjalan dilaporan I spt
tahunan. Posisi dikredit pajak posisinya akan mengurangi di spt tahunan , pasal 25, pasal 26,
PPH FINAL
Tidak ikut perhitungan diakhir tahun, karena sudah selesai (final), tetapi tetap dilampirkan
Pph tarifnya 0.5% adalah mereka yg memiliki omzet usaha bruto yg dibawah 4.8 miliar (PP 23 Th
2018). Misal ada biaya sewa kendaraan untuk belanja, atau sewa gudang dsb, pajak2 yg dikeluarkan
tsb tidak pengaruh
Tidak dapat dikreditkan ketika lapor di spt tahunan (tidak dapat diperhitungkan/mengurangi)
PPh pasal 23
Pph tarifnya 0.5% adalah mereka yg memiliki omzet usaha bruto yg dibawah 4.8 miliar (PP
23 Th 2018). Misal ada biaya sewa kendaraan untuk belanja, atau sewa gudang dsb, pajak2
yg dikeluarkan tsb tidak pengaruh
Pihak pemotong = pihak yg mendapatkan jasa (4 Kewajiban self assesment: Menghitung,
Memotong, Menyetor, Melaporkan)
Pemikul beban pajak = pihak yg menyediakan jasa
Dasar pengenaan pajak x 2%
Menerbitkan bukti potong ada 3 rangkap
1. (diserahkan kepada pemikul beban pajak untuk dilaporkan di SPT tahunan PT penyedia
jasa kalau sudah melakukan pajak dibayar dimuka sehingga dapat dikreditkan)
2. Bukti dilaporkan ke kantor pajak dilampirkan di SPT masa
3. Bukti sebagai arsip PT penerima jasa
Menyetor ke kas Negara di semua bank persepsi (bank yg sudah bekerjasama) atau bisa
dilakukan di kantor pos atau di bukalapak/tokopedia paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya sesuai mekanisme. Menggunakan formulir SSP 5 rangkap atau kode billing
melalui e-billing saat ini
Wajib pajak mendapat sanksi administrasi, tarifnya 2% X jumlah bulan keterlambatan X
jumlah setoran pajak (UU KUP)
Melaporkan dengan SPT Masa dengan jangka waktu paling lambat 20 bulan berikutnya
Wajib pajak mendapat sanksi administrasi PPh masa berupa denda sejumlah Rp 100.000,00,
kalau PPn sebesar Rp 500.000,00 per bulan
PPh objeknya adalah penghasilan. Y (PPh) = Consumption (PPn, dipungut oleh penjual) + Investment
Misal properti rumah (PBB, PPhTB tarifnya tergantung pemerintah dimana objek property berada).
Tabungan ada bunga, dipotong pajak penghasilan atas bunga.
Dilakukan tahapan diberikan konseling dan surat klarifikasi terlebih dahulu, untuk pajak yg seharusnya
dibayarkan. Konsekuensi berupa sanksi administrasi, bunga sebesar 2% dikalikan jumlah bulan.
Ada upaya penghapusan sanksi, diproses oleh telaah keberatan (PK) dengan alasan nanti bisa
dikurangkan.
Law Inpostment yaitu upaya penegakan hukum pemeriksaan/auditoleh tim pemeriksa pajak, kemudian
ditetapkan pembayaran kepada wajib pajak.
Kasus koperasi, sudah dilakukan audit tidak ada nasabah yg melebihi Rp 240.000 per bulan maka aman
dari pajak yg seharusnya dibayar. Namun kewajiban lapor tetap berlaku dengan SPT Masa pasal 4 ayat 2
dengan catatan nihil
Data yg dilaporkan wajib pajak yaitu SPT Tahunan yg melampirkan laporan laba rugi dan neraca, dilihat
di akun post biaya bunga kemudian diklarifikasi ke wajib pajak.
PPh pasal 21
Hadiah perlombaan OP Pasal 17 yaitu 5%, jika badan PPh pasal 23 tarifnya 15%
Deviden menurut UU Omnibus law bisa tidak dikenakan pajak 10%, asalkan diinvestasikan kembali
ke dalam negeri dgn jangka waktu tertentu.
Fungsional penilaian untuk mengukur nilai wajar
Kewajiban PT Mutiara Abadi: Menghitung, Memotong, Membayar, Melapor
E-Bukpot pph pasal 23 nomor bukti sudah diatur secara otomatis, dan menggunakan tanda tangan
elektronik
Jika pemotongan tarif pajak kurang, maka Negara akan menyurati pihak pemotong pajak. Dengan
pembayaran sanksi administrasi berupa bunga 2%, jika tidak lapor denda sebesar Rp 100.000
PPh sangat banyak sekali, ada PPh masa dan PPh Tahunan. PPh pasal 4 ayat 2 termasuk PPh masa,
maka dibayarkan setiap masa pajak jika ada transaksi yang terkait dengan objek, oleh pihak
pemotong.
Lapor SPT Masa juga dilakukan setiap bulan menggunakan aplikasi
PPDP akan melakukan perekaman SPT manual, jika wajib pajak melapor secara manual agar
kemudian masuk ke system informasi direktorat pajak ke dalam sever bank data di pusat. Kemudian
data lawan transaksi secara otomatis
Jika pemilik gedung/bangunan adalah orang pribadi yang tidak mempunyai NPWP (Non PKP),
perlakuan tarif pajaknya tetap sama untuk PPh pasal 4 ayat 2
Jika penyewa gedung/bangunan adalah orang pribadi yang tidak mempunyai NPWP (Non PKP),
maka OP tidak boleh melalukan pemotongan pajak. Namun penyewa harus menghitung sampai
melaporkan pajak PPh secara mandiri.
PPH PASAL 23
Kurs yang dipakai menurut KMK (Keputusan Menteri Keuangan), bukan kurs dari BI
PPh pasal 22 ada bukti setoran, tidak ada bukti pungut khusus
NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara)
PIB (Pemberitahuan Impor Pajak) dapat menggantikan faktur untuk pajak masukan PPN bisa
dikreditkan di masa pajak berikutnya. Tidak harus menunggu tahun berikutnya
Bawang putih termasuk barang yang tidak dikenakan PPN
Keuntungan menjadi agen LPG: Margin penjualan Rp 3000 per tabung, mendapat transport fee dari
Pertamina (karena sewa truck agen) dan dipungut PPh pasal 23,
PMK NO.39 TH 2018, mekanisme pengembalian pendahuluan WP Orang Pribadi dgn kelebihan
dibawah Rp 100.000.000 /WP Badan dgn kelebihan dibawah Rp 1 Miliar/ WP OP Karyawan dengan
SOP jangka waktu 3 bulan
File CSV dan PDF dilaporkan secara online dengan klik e-file di djp online dengan kode verifikasi yang
dikirimkan lewat email. Tanda terima penyampaian spt akan dikirimkan melalui online, paling
lambat tanggal 20 bulan berikutnya
Ada kadaluwarsa perpajakan yaitu 5 tahun sudah diatur oleh UU, kecuali ada tindak pidana di bidang
perpajakan maka akan diperpanjang 10 tahun
Macam-macam sumber penghasilan: Usaha (dagang), pekerjaan bebas (dokter, notaris), PPh pasal
21 mengatur sehubungan dengan pekerjaan (PNS, Swasta, TNI, Pensiunan), jasa yang dilakukan
oleh Orang Pribadi
Pegawai honorer dan outsourcing menurut UU Perpajakan perlakuannya termasuk perhitungan
pegawai tetap karena mendapat penghasilan secara teratur. Disebut bukan pegawai tidak tetap
jika pendapatan menggunakan system harian
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) status lajang adalah Rp 4.500.000 (Rp 54.000.000), K0
ditambah Rp 4.500.000, K1 ditambah Rp 4.500.000
Contoh Kasus Dokter Wibowo (Pegawai swasta RS ABC) menerima insentif penanganan Covid19
yang berasal dari DEPKES sebesar Rp21.000.000,-. Berapa PPh Pasal 21 yang terutang dan harus
dipotong oleh pihak RS ABC?
Jawab:
5% x (50% x Rp21.000.000,-) = Rp550.000,-
Notes: Pada kasus ini Dokter Wibowo wajib menerima bukti potong PPh Pasal 21 dari DEPKES dan
wajib menghitung kembali penghasilan tersebut dalam SPT Tahunan PPhnya.
Pengurang:
Rp 32.325.000,-
Rp 17.143.750
PPh 21 per bulan Rp 17.143.750/ 12 = Rp 1.428.000
Contoh soal, penghasilan kena pajak (PKP) sebesar Rp 750.000.000, maka tarif pajak progresifnya
adalah:
Kalau pensiunan npwp nya sudah non-efektif, maka tidak perlu ada kewajiban bayar pajak jika
jumlahnya kurang dari PTKP
Aturan PP 23 tahun 2018, Wajib Pajak boleh memilih diakhir tahun terlebih dahulu akan
memakai tarif 0.5% X omzet atau pilih mekanisme tarif pasal 17 X laba neto (Laporan Laba
Rugi). Jika biaya lebih besar dibandingkan omzet penjualan, maka pajak yang dibayarkan adalah
Nihil (Nol)
Contoh penghasilan teratur: Gaji, upah, tunjangan, imbalan, uang lembur (Per 16 tahun 2016)
Contoh penghasilan tidak teratur: THR, bonus, jasa produksi, gratifikasi, dsb.
Contoh untuk MT, kasus K/I/1 artinya Istri bekerja, anak satu= 54 + 4,5 + 54 + 4,5
Jika suami mempunyai 2 istri (semuanya bekerja), maka istri pertama yang dijumlahkan pada
perpajakan. Istri kedua tidak dimasukkan dalam perhitungan perpajakan
NPWP cabang hanya lapor spt masa, tapi untuk SPT Tahunan menggunakan NPWP pusat
Di Indonesia karena kepala keluarga suami, maka NPWP sama dengan mengikuti nomor suami
Misal 08.123.456.7-542.000 (Nama Suami/Nama Istri (Istri))
Jika NPWP Suami dan Istri berbeda karena PH atau MT, maka
Misal 08.123.456.7-542.000 (Nama Suami), 08.567.789.9-542.000 (Nama Istri)
Telat lapor PPh tarif Rp 100.000
Telat lapor PPh OpP Rp 500.000, Badan tarif Rp 1.000.000
Subyek pajak berbeda dengan wajib pajak. Wajib pajak adalah bagi yang sudah berpenghasilan
dan mempunyai NPWP (hak dan kewajiban pajak, sedangkan subyek pajak hanya memiliki
potensi
Warisan belum terbagi biasanya berupa usaha, bisa timbul karena masih memiliki penghasilan
terutang PPh namun subyek pajak telah meninggal.
Ada perbedaan antara OP dengan WBT, jika OP wajib mendapatkan PTKP sedangkan WBT
PTKPnya adalah 0
Badan mau berbentuk hokum maupun tidak berbentuk hokum perlakuannya tetap sama.
BUT didirikan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal/ kurang dari 183 hari di Indonesia,
bisa jadi cabang perusahaan atau agent atau tempat produksi
Karakter subyek pajak dalam negeri berkewajiban untuk memiliki NPWP dan melaporkan SPT
sedangkan subyek pajak luar negeri tidak wajib memiliki NPWP dan tidak melaporkan SPT
World wide income artinya ketika menjadi subyek pajak dalam negeri menerima penghasilan
dari dalam dan luar negeri. Namun yang berhak dipajaki adalah obyek penghasilan dari dalam
negeri
Tarif 17 ayat 1a dengan tarif progresif
Subyek pajak asal luar negeri menggunakan pph pasal 26 atau tarif tax treaty atau P3B
(Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda)
PPN merupakan pajak obyektif (dilihat apa), sedangkan PPh merupakan pajak subyektif (dilihat
siapa)
Kriteria Subyek Pajak Dalam Negeri di Indonesia
Cash Basic mengakui penghasilan pada saat kas diterima, sedangkan beban diakui saat beban
dikeluarkan (Pasal 4)
Accrual Basic mengakui saat terjadinya transaksi (Pasal 4)
Kenaikan asset harus bisa dijelaskan. Jika tidak bisa dijelaskan maka akan dihitung dari
tambahan kekayaan yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
Natura bukan merupakan objek pajak jika diserahkan kepada pengusaha yang pajaknya bersifat
final, Wajib pajak yang menggunakan perhitungan improfit, Diterima oleh bukan subjek pajak
Contoh seorang penduduk Indonesia menjadi perwakilan diplomatic, memperoleh kenikmatan
rumah. Seorang pegawai memperoleh pengobatan dari perusahaan
PPh OP yang terutama adalah memilah sumber penghasilan dari mana
Pekerjaan bebas, jasa konstruksi, dan penghasilan lain yang sudah ditentukan tidak boleh
memakai PP 23 tarif final sebesar 0.5%
Setoran PPh UMKM
Jika berbicara angsuran, angka yang diambil adalah pph yang harus dibayar sendiri dibagi
dengan 12
Kenapa dipisah? Karena yang bisa menjadi nilai pengurang PPh pasal 25 adalah PPh yang
dipotong oleh pihak lain
Mengapa ada angsuran PPh pasal 25? Karena asumsi pemerintah, penghasilan ditahun depan
seolah-olah sama seperti ditahun lalu (Stelsel anggapan) dan supaya WP tidak berat dalam
membayar pajak.
Jika penghasilan berubah menjadi menurun, maka bisa mengajukan pengurangan PPh pasal 25.
Untuk permohonan khusus pandemic covid sampai 50% dengan clue.
Prosedurnya dgn mengajukan surat, membuat laporan yang berisi proyeksi perhitungan
kemungkinan akhir tahun akan mengalami kurang/lebih bayar (3 bulan awal)
(Stelsel nyata, stelsel anggapan, stelsel campuran)
Syarat terutang PPN: Penyerahan kena pajak, yang diserahkan adalah Barang Kena Pajak/Jasa
Kena Pajak, diserahkan didaerah pabean, dalam ruang dan kegiatan usaha
Misal: pedagang angkringan masuk ke pajak terutang daerah, karena masuk ke dalam
penyediaan makanan di hotel/restoran/warung makan maka tidak terutang pajak BKP
Keluarga merupakan satu kesatuan, maka 1 keluarga harusnya hanya ada 1 NPWP. Sehingga
tidak ada kewajiban berNPWP bagi wanita kawin
Untuk status perpajakan PH MT maka untuk menghitung pph akhir tahun maka untuk
menghitungnya penghasilan suami dan istri harus digabung
Istri penghasilan final jika:
1. Istri tidak ber NPWP sendiri
2. Penghasilan istri semata-mata dari 1 pemberi kerja
3. Tidak ada hubungan pekerjaan dengan usaha atau pekerjaan bebas suami
Apabila Istri tidak bekerja ditempat kegiatan suami, maka tidak ada hubungan pekerjaan bebas
dengan suaminya (PENGHASILAN ISTRI DIANGGAP FINAL)
JIKA FINAL, PENGHASILAN ISTRI TIDAK DIGABUNG
SENIN, 26 OKTOBER 2020
1. PT. ABC SELULER (PKP) membeli HP dari PT. XYZ (PKP) Supplier HP merek “ KringKrong”. Harga Beli
HP sebesar Rp. 5.500.000,- (termasuk PPN). PT ABC menjual ke Konsumen sebesar Rp. 5.940.000,-
(termasuk PPN). Semua transaksi ada faktur pajaknya sesuai dengan e-Faktur Pajak dari DJP.
Hitunglah:
a. Berapa Gross Profit Margin dari transaksi tersebut?
b. Berapa PPN yang dipungut PT ABC?
c. Berapa PPN Kurang Bayar PT ABC?
2. Masih berkaitan soal no 1. Jika PT. ABC tidak memiliki Faktur Pajak atas Pembelian dari PT. XYZ. Maka
Hitunglah :
a. Berapa Gross Profit Margin dari transaksi tersebut?
b. Berapa PPN yang dipungut PT ABC?
c. Berapa PPN Kurang Bayar PT ABC?
Jawab:
Contoh kasus:
Pada 1 Maret 2015, Toko “KUAT” (PKP) mengirim 2 truk pasir dan krikil serta 10 batang besi ke
Tn. A yang sedang melakukan kegiatan membangun sendiri.
a. PT AA selaku distributor elpiji tabung mengirim 100 tabung ukuran 15 kg ke Toko “AMAN”.
b. PT Exxon mengirim 2 juta kubik minyak mentah ke PT Pertamina (Persero).
Adakah objek PPN dari kasus di atas dan kapan saat terutangnya PPN?
Jawab:
Ada, Tuan A dan PT. AA, terutang PPN saat terjadinya transaksi penyerahan BKP
Jurnal Pembelian, Penjualan, SPT Masa PPN, Jurnal Restitusi
(Masuk di SPT Induk karena dipungut oleh pemerintah)
CONTOH SOAL
PT. ABG (PKP) dagang batik pada bulan Agustus 2018 melakukan penyerahan barang kena pajak
sebesar Rp 880.000.000,- termasuk PPN dan melakukan pembelian beberapa Kendaraan dengan
rincian sbb :
a. Tgl 1 Agustus 2018 membeli Mobil Box Daihatsu seharga Rp198.000.000,- (termasuk PPN)
b. Tgl 5 Agustus 2018 membeli Mobil Pickup L-300 seharga Rp176.000.000,- (termasuk PPN)
c. Tgl 15 Agustus 2018 membeli Mobil Innova seharga Rp385.000.000,- (termasuk PPN)
Pertanyaannya :
1) Berapa PPN atas pembelian mobil tsb yang dapat dikreditkan?
2) Hitung PPN KB (LB) atas kasus diatas
Apotek “Band Waras” pada tahun 2016 diketahui Belum PKP. Dari data transaksi keuangan yang di
cetak dari aplikasi pembukuan terdapat Penjualan Selama tahun 2016 adalah sebesar
Rp14.800.000.000,-. Dari buku besar pembelian selama tahun 2016 terdapat pembelian obat dari
Pabrik Obat sebesar Rp. 8.450.000.000,- dan PPN Masukan sebesar Rp. 845.000.000,-. Jika diperiksa
di tahun 2020 atas tahun pajak 2016, Pertanyaannya anda diminta untuk menghitung PPN KB
beserta sanksinya jika Apotek diperiksa oleh KPP!
CONTOH E-FAKTUR
CONTOH KASUS
1. PT. Roda Maju (sebuah produsen ban mobil) melakukan kerja sama dengan toko ban sebagai
pengecer berdasarkan Trading Term Agreement (TTA) yang salah satu ketentuannya adalah PT.
Roda Maju memberikan insentif kepada toko.
2. Insentif berdasarkan TTA tersebut diberikan kepada toko sebesar 3% dari nilai pembelian toko
atas semua jenis produk PT. Roda Maju, dalam hal toko tersebut memenuhi target pembelian
senilai Rp50.000,000,00 per bulan.
3. Pada bulan Februari 2018, CV. Ban Sejahtera sebuah toko pengecer ban yang bekerja sama
dengan PT. Roda Maju mencapai pembelian atas produk ban PT. Roda Maju senilai
Rp60.000.000,00. Oleh karena itu, PT. Roda Maju memberikan insentif senilai Rp1.800.000,00
(3% x Rp60.000.000,00) kepada CV. Ban Sejahtera.
4. TTA yang telah dibuat tidak memuat aktivitas jasa yang harus dilakukan oleh CV. Ban Sejahtera
kepada PT. Roda Maju dan tidak terdapat penagihan atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh
CV. Ban Sejahtera.
Pertanyaan:
a) PT. Roda Maju berkewajiban memotong/memungut pajak apa, berapa besarnya dan bagaimana
jurnalnya atas pemberian insentif tersebut?
b) Apakah CV. Ban Sejahtera Membuat Faktur Pajak atas insentif tersebut dan bagaimana jurnal
atas penerimaan insentif tersebut?
c) Dalam hal PT. Roda Maju memberikan insentif dalam bentuk pemberian BKP, maka PT. Roda
Maju berkewajiban memotong/memungut pajak apa, berapa besarnya dan bagaimana
jurnalnya?
CONTOH KASUS
1. PT. Sinar Gemilang membuat kontrak jual beli dengan salah satu distributornya yaitu PT. Maju
Jaya. Dalam kontrak disebutkan bahwa selain sebagai distributor, PT. Maju Jaya juga akan
menyediakan peralatan tertentu untuk kepentingan pemasaran produk yang telah dibeli dari PT.
Sinar Gemilang.
2. PT. Maju Jaya akan menempatkan suatu produk yang telah dibeli dari PT. Sinar Gemilang pada
suatu etalase/tempat display tertentu dalam tokonya dalam rangka mendukung kegiatan
pemasaran produk dari PT. Sinar Gemilang. PT. Sinar Gemilang akan memberikan imbalan
sebesar Rp1.500.000,00 atas pembayaran sewa sehubungan dengan penggunaan harta kepada
PT. Maju Jaya.
Pertanyaan :
a. PT. Sinar Gemilang berkewajiban memotong/memungut pajak apa, berapa besarnya dan
bagaimana jurnalnya atas pemberian jasa sewa tersebut?
b. Apakah PT. Maju Jaya Membuat Faktur Pajak atas jasa sewa tersebut dan bagaimana jurnal
atas penerimaan jasa sewa tersebut?
c. Dalam PT. Sinar Gemilang memberikan jasa sewa dalam bentuk pemberian BKP, maka PT.
Sinar Gemilang berkewajiban memotong/memungut pajak apa, berapa besarnya dan
bagaimana jurnalnya?
JUMAT, 6 NOVEMBER 2020
Dalam PBB menggunakan official assessment, namun ada yang menggunakan asas self-assesment
yaitu Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP), Pajak memberitahukan fiskus bahwa kondisi dari
bangunan/tanah yang ditempati atau dimanfaatkan berbeda dengan yang tercantum di SPT. Atau
belum dikeluarkan tagihan pajak karena belum tercatat
Sisa cadangan kerugian piutang harus dinolkan, membuat jurnal pembalik dimasukkan ke
penghasilan lain-lain
Pengecualian, cadangan yang boleh menurut pajak:
1) Perbankan dan lembaga keuangan
2) Asuransi
3) Leasing dengan hak opsi
4) Pertambangan (Penutupan lubang pasca tambang)
5) Kehutanan (Reboisasi)
Menjadi boleh asal sudah dipajaki ke PPh 21 atas seluruhnya (dimasukkan ke daftar gaji). Koreksi
dapat dibatalkan dengan melampirkan form A1
Contoh natura dan kenikmatan lainnya sangat banyak jenisnya, juga meliputi: Seragam karyawan,
pulsa, mess, dsb
Biaya piknik bisa diganti dengan biaya training, study banding untuk penghindaran PPh 21. Tidak
perlu dimasukkan daftar gaji dan masuk biaya deductible
Jika minta utuh, tidak mau dipotong pajak, Rumus Gross Up:
Biaya tidak langsung dikoreksi, karena biaya konsumsi rapat diganti dengan nama akun biaya makan
minum di tempat kerja (biaya makan dijadikan satu akun)
Ada jenis natura/kenikmatan lainnya yang tidak perlu dilakukan pemotongan pph 21. Contoh:
fasilitas makan untuk crew kapal, seragam terkait dengan keselamatan kerja (APD, pemadam, dsb),
fasilitas yang berada di daerah terpencil.
Kelompok I-IV diatur dalam PMK
Biaya pemasaran akan dikoreksi fiskal jika tidak mencantumkan daftar nominatif
Biaya tenaga ahli menggunakan harga wajar
Jika mobil dinas dibawa pulang, maka koreksi biaya adalah 50%
Jika sumbangan tidak ada keterangan pph 21, maka sumbangan diberikan utuh tidak ada pemotongan
(dianulir)