Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 6:

1) ARWIYAH NURUL AINI


(2018017007)
The impact of online 2) DWI MEGA PUSPITASARI
identity theft on (2018017009)
costumers’ willingness 3) SUCI ROCHIMAWATI
(2018017021)
to engage in e-banking 4) FIRA YUNIA (2018017022)
transaction in Ghana: 5) AZKA REDO FAHLEFI
(2018017037)
A technology threat 6) MEGA UTAMI (2018017036)
avoidance theory
Fenomena
Adopsi perbankan elektronik (e-banking) cukup lambat di negara berkembang,
khususnya di Afrika Sub-Sahara. Sementara itu, Teknologi Informasi dan Komunikasi
terus menerus mereformasi cara dalam melakukan transaksi bisnis dan memenuhi
permintaan pelanggan yang semakin meningkat untuk sebagian besar organisasi.
Bank-bank di negara maju dan bebarapa negara berkembang menawarkan layanan e-
banking dengan berbagai tingkat kerumitan. Namun sebagian besar bank di Afrika
tampak puas dengan kehadiran Web tersebut.
Di Ghana, pemerintah dan perusahaan swasta telah mengikuti perkembangan global
mengenai peningkatan kualitas pemberian layanan di bank local dan internasional di
industri perbankan Ghana. Dengan keuntungan mengenai TIK ini, adanya efek negative
dalam penggunaanya terkait pencurian identitas online dan masalah keamanan dan
privasi
Yang penting lagi, perbankan di Ghana mengalami banyak perubahan dengan adanya
layanan ini, yang pada umumnya melayani nasabah dengan sistem manual dengan adanya
antrian panjang untuk memulai transaksi finansial apapun. Dengan munculnya TIK
dalam sistem perbankan, masalah yang dihadapi setelah internet banking adalah
banyaknya klien tidak dapat berhasil terlibat dalam sistem baru tersebut.
Motivasi
Penelitian ini menyelidiki efek tidak
langsung dari pencurian identitas
online sebagai kecenderungan untuk
terlibat dalam transaksi perbankan
online melalui peran mediasi masalah
keamanan dan privasi online dalam
konteks negara berkembang.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk memeriksa dampak pencurian identitas online pada kesediaan
pelanggan untuk terlibat dalam transaksi perbankan elektronik di Ghana.
Mengenai transaksi e-banking lebih banyak difokuskan pada faktor
motivasi yang memicu niat untuk menerima dan menggunakan transaksi e-
banking, daripada faktor de-motivasional yang mendorong tindakan
tersebut dan memperluas penerapan kerangka TTAT ke dalam studi
transaksi e-banking. Studi ini berfungsi sebagai alat praktis yang akan
memungkinkan bank dalam upaya mereka untuk menilai pembatasan /
keengganan pelanggan terhadap penggunaan Fintech sambil memastikan
pertumbuhan berkelanjutan dari transaksi e-banking dalam konteks
ekonomi berkembang.
HIPOTESIS
H1: Persepsi pencurian identitas online (POIT) secara positif memprediksi
ketakutan akan kerugian finansial (FOFL) terkait transaksi e-banking.
H2: Persepsi pencurian identitas online (POIT) memprediksi keamanan online
dan masalah privasi (SEPCON) secara positif terkait transaksi e-banking.
H3: FOFL secara positif memediasi hubungan antara POIT dan SEPCON dalam
upaya untuk terlibat dalam transaksi e-banking
H4: Persepsi pencurian identitas online (POIT) memprediksi secara positif
ketakutan akan kerusakan reputasi (FORD) dalam transaksi e-banking
H5: SEPCON secara positif memediasi hubungan antara FORD dan INTENT
dalam upaya untuk terlibat dalam transaksi e-banking.
H6: SEPCON Nasabah berpengaruh negatif terhadap niat melakukan transaksi
e-banking.
Metode Penelitian
● Penelitian ini murni penelitian kuantitatif,

● Studi ini menggunakan teknik pengambilan sampel acak dan non-acak


untuk ekstraksi data.

● Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan intersep dan survei


online menggunakan kuesioner terstruktur.

Yang dimaksud dengan intersep adalah pelanggan yang terjebak / dicegat


di lokasi bank sedangkan link survei online dikirim ke peserta yang
memintanya terutama karena mereka tidak siap dan juga tidak punya
banyak waktu untuk menghadiri survei pada durasi waktu tertentu. Dari
450 kuesioner yang dibagikan, 393 memenuhi syarat untuk dianalisis.
Responden survei telah melakukan prakualifikasi untuk memastikan bahwa
pengetahuan mereka tentang layanan perbankan online, serta masalah
pencurian online yang menyertainya, memadai untuk menjawab pertanyaan
survei.
Hasil dan Pembahasan
Bukti analisis ini menunjukkan bahwa persepsi pencurian identitas online memiliki efek langsung dan tidak langsung
terhadap niat untuk terlibat dalam transaksi e-banking. Efek langsung menggambarkan jalur lurus (variabel
anteseden) menuju variabel dependen (niat untuk terlibat dalam e-banking), sedangkan efek tidak langsung
menjelaskan peran variabel mediator (masalah keamanan dan privasi) mengenai interaksi antara anteseden dan
variabel dependen.
• Efek langsung
Hasil dari jalur hipotetik menunjukkan bahwa pencurian identitas online memiliki hubungan langsung (positif) dan
signifikan dengan ketakutan nasabah akan kerugian finansial, ketakutan atau kerusakan reputasi, dan kekhawatiran
keamanan dan privasi. Ketakutan nasabah akan kerugian finansial juga berpengaruh langsung (positif) terhadap
masalah keamananan dan privasi. Serta ketakutan nasabah akan kerusakan reputasi juga berpengaruh langsung
(positif) terhadap masalah keamananan dan privasi. Sedangkan masalah keamanan dan privasi memiliki hubungan
negatif dan secara statistik tidak signifikan terhadap kesediaan nasabah untuk melakukan transaksi e-banking.
• Efek tidak langsung (analisis mediasi)
Analisis ini menunjukkan peran mediasi dari konstruksi tertentu mengenai dampak parsial yang dimilikinya terhadap
hubungan antara variabel dependen dan independen. Analisis ini menunjukkan bahwa ketakutan nasabah akan
kerugian finansial, ketakutan akan kerusakan reputasi, dan kekhawatiran keamanan dan privasi melakukan peran
mediasi sejauh menyangkut hubungan antara pencurian identitas online dan kesediaan nasabah untuk melakukan
transaksi e-banking. Hasilnya, bagaimanapun menunjukkan bahwa baik konstruksi "takut kerugian finansial dan takut
kerusakan reputasi" memiliki hubungan negatif (tetapi tidak langsung) melalui konstruk 'kekhawatiran keamanan dan
privasi' terhadap niat pelanggan untuk melakukan transaksi e-banking. Meskipun konstruk 'pencurian identitas
online' memiliki hubungan tidak langsung (tetapi positif) dan signifikan terhadap kesediaan pelanggan untuk
melakukan transaksi e-banking (variabel dependen) melalui ketakutan kerugian finansial dan ketakutan kerusakan
reputasi (variabel independen), pada saat yang sama itu pencurian identitas online akibatnya mempertahankan
hubungan tidak langsung negatif terhadap niat pelanggan untuk melakukan transaksi e-banking, menunjukkan
hubungan yang secara statistik tidak signifikan.
Kesimpulan
Meskipun adopsi perbankan elektronik / online, umumnya
disebut sebagai e-banking, dan faktor motivasi yang
menyebabkannya telah mendapat perhatian penelitian yang
cukup besar untuk mengabaikan kendala yang dirasakan
(motivasi penghindaran). Kesenjangan penelitian ini, khususnya
di wilayah SubSahara Afrika (Ghana) memiliki kecepatan yang
lambat terkait dengan niat nasabah bank untuk terlibat dalam
layanan e-banking. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk
mengembangkan dan menguji kerangka teoritis yang bertujuan
memunculkan gagasan pencurian identitas online pada niat
nasabah bank untuk terlibat dalam transaksi e-banking melalui
peran mediasi keamanan online dan masalah privasi; dalam
konteks negara berkembang.
Batasan Penelitian dan Saran
Batasan dalam penelitian ini yaitu :

1. Para peneliti mengumpulkan tanggapan hanya dari pelanggan bank dan mengabaikan pandangan

dari perspektif bankir.

2. Studi yang difilter dari literatur dengan penekanan pada konstruksi pencurian identitas online

tanpa mempertimbangkan faktor relevan lainnya yang berpotensi menghambat keterlibatan

transaksi e-banking di Ghana.

3. Ukuran sampel penelitian yang relatif rendah mengenai jumlah bank ritel di Ghana, sehingga

mempengaruhi generalisasi pekerjaan.

Maka dari itu, penelitian ini mengundang calon sarjana untuk mempertimbangkan studi yang

mengintegrasikan perspektif dari tingkat individu dan organisasi. Konstruksi tambahan yang

dianggap relevan juga disukai dalam penelitian selanjutnya. Maka, penelitian ini merekomendasikan

kepada peneliti selanjutnya untuk memperluas ukuran sampel serta ruang lingkup penelitian.

Misalnya, studi komparatif di antara dua negara Afrika sub-Sahara, sehingga penelitian tersebut

akan lebih meningkatkan reliabilitas dan validitas model penelitian.


Thank You
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai