10.4. Ekualisasi dari DPP PPN dan peredaran usaha dalam pph badan
Kapan Seharusnya Mendaftar Sebagai PKP
Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun Menurut ayat selanjutnya yaitu Pasal 2 ayat (4a),
1983 tentang Ketetentuan Umum dan Tata Cara “Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir diterbitkan NPWP dan/atau yang dikukuhkan
dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 sebagai PKP secara jabatan sebagaimana
(UU KUP), Pasal 2 ayat (4) menyebutkan bahwa dimaksud pada ayat (4) dimulai sejak saat Wajib
“Direktur Jenderal Pajak (DJP) menerbitkan Pajak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
NPWP dan/atau PKP secara jabatan apabila sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Wajib Pajak (WP) atau Pengusaha Kena Pajak undangan perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun
tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana sebelum diterbitkannya NPWP dan/atau
dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat (2).” dikukuhkannya sebagai PKP.”
Kapan Seharusnya Mendaftar Sebagai PKP
• Dengan Pengukuhan PKP secara jabatan (dikeluarkan oleh DJP) maka kewajiban perpajakannya akan
ditagih oleh DJP sampai dengan lima tahun ke belakang sejak seharusnya dia memenuhi syarat untuk
dikukuhkan sebagai PKP melalui pemeriksaan atau verifikasi.
• Ditambah dengan sanksi seperti yang disebutkan dalam Pasal 13 ayat (2) UU KUP yaitu berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
Kapan Seharusnya Mendaftar Sebagai PKP
Wajib Pajak harus memperoleh Barang Kena Pajak - Wajib Pajak bisa meningkatkan jumlah ekspor
(BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) dari Pengusaha sesuai ketentuan atas transaksi ekspor sehingga
Kena Pajak (PKP) untuk bisa mendapatkan faktur pajak faktur pajak keluaran dikenakan tarif sebesar 0%.
masukan sehingga memaksimalkan jumlah pajak - Memastikan semua penjualan dan pendapatan lain
masukan yang bisa dikreditkan. dibuatkan faktur pajak
Wajib pajak wajib membuat dan mendapatkan faktur pajak lengkap yang
sesuai dengan ketentuan sehingga tidak akan menyebabkan temuan di
kemudian hari diakibatkan dari faktur pajak yang cacat.
Manajemen Perpajakan dalam Menyiapkan Faktur Pajak
•Pajak masukan dalam suatu tahun masa dikreditkan dengan pajak keluaran untuk masa pajak yang sama.
•Pajak masukan yang belum dikreditkan dengan pajak keluaran pada saat masa pajak yang sama, masih bisa dikreditkan
pada masa pajak berikutnya, paling lama 3 bulan setelah masa pajak yang bersangkutan. Dengan catatan, belum
dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.
•PKP yang belum melakukan kegiatan produksi, sehingga secara otomatis belum melakukan penyerahan terutang pajak,
maka pajak masukan terkait perolehan dan/atau impor barang dapat dikreditkan.
•Pajak masukan yang dikreditkan harus menggunakan faktur pajak yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Manajemen Perpajakan dalam Menyiapkan Faktur Pajak
Pasal 13 ayat (1a) disebutkan bahwa Faktur Pajak harus dibuat pada:
• saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;
•saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
•saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
•Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Manajemen Perpajakan dalam Menyiapkan Faktur Pajak
Berdasarkan pasal 13 ayat 9 UU PPN, faktur pajak dikatakan telah memenuhi persyaratan formal apabila diisi secara jelas, lengkap
dan benar sesuai dengan persyaratan yang dimaksud pada ayat 13 ayat 5 yang menyatakan bahwa, faktur pajak harus
mencantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)/Jasa Kena Pajak (JKP) yang paling sedikit memuat
keterangan berikut ini:
•Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pihak yang menyerahkan BKP/JKP.
•Nama, alamat, dan NPWP pihak pembeli BKP atau penerima JKP.
•Jenis jasa/barang, jumlah penggantian atau harga jual serta potongan harga.
•Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut.
•Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang dipungut.
•Tanggal Pembuatan faktur pajak, nomor seri dan kode.
•Nama dan tanda tangan pihak yang berhak menandatangani faktur pajak.
Manajemen Perpajakan dalam Menyiapkan Faktur Pajak
Beberapa syarat ini wajib dipenuhi oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menjual BKP/JKP karena jika tidak dipenuhi,
faktur pajak yang diterbitkan dianggap cacat sehingga tidak dapat dijadikan pajak masukan oleh PKP yang menjadi pihak
pembeli.
Berdasarkan pasal 5 ayat 2 Peraturan Menteri Keuangan No. 38/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara
Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak, PKP yang berperan sebagai penerbit faktur pajak akan dikenakan sanksi bunga
sebesar 2% dikali nilai transaksi yang tercantum dalam faktur pajak.
Syarat faktur pajak material dianggap terpenuhi jika keterangan yang tercantum dalam faktur pajak jelas dan sesuai dengan
transaksi yang sebenarnya dari BKP/JKP yang diperjualbelikan.
Manajemen Perpajakan dalam Menyiapkan Faktur Pajak
Pokok-pokok perubahan dalam pembuatan Faktur Pajak dalam PER-03/PJ/2022 dan PER-11/PJ/2022 adalah sebagai
berikut:
- Penyerahan Barang Kena Pajak adalah setiap Setiap Penyerahan Barang Kena Pajak yang dilakukan oleh
kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak. Pengusaha Kena Pajak diwajibkan untuk membuat faktur
- Salah satu penyerahan Barang Kena Pajak pajak (kecuali Pengusaha Kena Pajak Eceran/PKP PE),
adalah penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat demikian pula penyerahan yang dilakukan oleh Pusat ke
ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan Cabang wajib membuat faktur kecuali Pengusaha Kena
Barang Kena Pajak antar cabang (Pasal 1A ayat 1 Pajak Pusat telah melakukan sentralisasi tempat PPN
huruf f). terutang.
Manajemen Perpajakan atas Pemilihan Tempat Pajak Terutang
- Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan Nilai Manfaat Pemusatan Tempat PPN Terutang
Terutang adalah tempat tinggal, tempat
kedudukan, atau tempat kegiatan usaha yang Bagi Wajib Pajak yang memiliki lebih dari satu tempat
dipilih sebagai tempat pemusatan Pajak untuk melakukan penyerahan BKP/JKP (Cabang) yang
Pertambahan Nilai terutang. memilih pemusatan PPN terutang akan mempermudah
administrasi perpajakan juga penghematan biaya
- Setiap Pengusaha Kena Pajak yang memiliki administrasi serta pengaturan cash flow perusahaan yang
lebih dari satu tempat Pajak Pertambahan Nilai lebih baik dalam melaksanakan hak dan kewajiban di
terutang dapat memilih 1 (satu) tempat atau lebih bidang PPN.
sebagai Tempat Pemusatan Pajak Pertambahan
Nilai Terutang.
Ekualisasi
Ekualisasi merupakan proses mengecek kesesuaian antara satu jenis pajak dengan jenis pajak lainnya yang
memiliki hubungan.