Anda di halaman 1dari 5

Indonesian Tax Regulation Update

November 2022

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2022 TENTANG


PENERAPAN TERHADAP PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Dalam peraturan ini diatur kembali mengenai penerapan PPN atau PPN dan PPnBM, dengan
poin-poin yang diatur sebagai berikut:

Ketentuan Baru Ketentuan Lama


(Peraturan Pemerintah (Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2022) Nomor 1 Tahun 2012)
Pasal 4 Pasal 4

• Tanggung jawab secara renteng atas Tanggung jawab secara renteng ditagih
pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) melalui penerbitan Surat Ketetapan
atau PPN dan Pajak Penjualan Barang Pajak Kurang Bayar sesuai dengan
Mewah (PPnBM) dapat dilakukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan
Pembeli atau Penerima Jasa secara self- di bidang perpajakan.
assessment dengan melakukan
pembayaran PPN atau PPnBM yang
terutang menggunakan Surat Setoran
Pajak (SSP).

• Tanggung jawab secara renteng dapat


ditagih melalui penerbitan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat
Ketetapan Kurang Bayar Tambahan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan
dalam hal Pembeli atau Penerima Jasa tidak
atau kurang melakukan pembayaran PPN
atau PPN dan PPnBM.

Pasal 5

• Menteri menunjuk pihak lain untuk Tidak ada.


melakukan pemungutan, penyetoran,
dan/atau pelaporan PPN atau PPN dan
PPnBM sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

• Pihak lain tersebut merupakan pihak yang


terlibat langsung atau memfasilitasi transaksi
antarpihak yang bertransaksi (termasuk
transaksi yang dilakukan secara elektronik)
yang paling sedikit berupa pedagang,
penyedia jasa, dan/atau Penyelenggara
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
Pasal 6 Pasal 5

• Pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma • Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP
- cuma Barang Kena Pajak (BKP) merupakan merupakan penyerahan BKP dan/atau
penyerahan BKP yang dikenai PPN atau JKP yang terutang PPN atau PPN dan
PPN dan PPnBM. PPnBM.

• Pemakaian sendiri dan/atau pemberian • Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP


cuma-cuma merupakan penyerahan Jasa meliputi pemakaian sendiri untuk:
Kena Pajak (JKP) yang dikenai PPN. a. tujuan produktif; atau
b. tujuan konsumtif.
• Penghapusan terminologi dan pengaturan
pemakaian sendiri untuk tujuan produktif. • Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP
untuk tujuan produktif tidak dilakukan
• Pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP pemungutan PPN atau PPN dan
merupakan pemberian yang diberikan tanpa PPnBM, kecuali pemakaian sendiri yang
pembayaran atau imbalan dengan nama dan digunakan untuk melakukan penyerahan
dalam bentuk apa pun. Contohnya, yang:
pemberian barang untuk promosi oleh suatu a. tidak terutang PPN; atau
perusahaan kepada relasi bisnis atau pihak lain b. mendapat fasilitas dibebaskan dari
atau pemberian bantuan penggunaan alat pengenaan PPN.
berat oleh perusahaan jasa persewaan alat
berat kepada masyarakat. • PPN yang dibayar atas perolehan BKP
dan/atau JKP dalam rangka pemakaian
• Ketentuan lebih lanjut mengenai batasan dan sendiri BKP dan/atau JKP dapat
tata cara pengenaan PPN atau PPN dan dikreditkan sesuai dengan ketentuan
PPnBM atas: peraturan perundang-undangan di bidang
a. pemakaian sendiri; atau perpajakan.
b. pemberian cuma-cuma,
diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 8

• PPN dikenakan atas penyerahan BKP dan/atau Tidak ada


JKP di dalam Daerah Pabean sepanjang
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Penyerahan dilakukan di dalam Daerah
Pabean oleh Pengusaha; dan
b. Penyerahan dilakukan dalam rangka
kegiatan usaha atau pekerjaannya
(aktivitas operasional maupun
nonoperasional).

• Yang dimaksud dengan "aktivitas operasional"


merupakan aktivitas penghasil utama
pendapatan Pengusaha (principal revenue
producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan. Termasuk dalam kategori
aktivitas operasional adalah transaksi dan
peristiwa atau kejadian yang efeknya ikut
dipertimbangkan dalam penentuan laba rugi
operasional (operating income).

Page 2 InfiniTAX November 2022


• Yang dimaksud dengan "aktivitas
nonoperasional" merupakan aktivitas selain
aktivitas operasional sebagaimana dimaksud di
atas.

Pasal 9 Pasal 8

• Penyerahan BKP melalui penyelenggara lelang • Pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM
termasuk penyerahan BKP yang tidak atas penyerahan BKP melalui juru lelang
diketahui dengan pasti pemiliknya. dilakukan dengan penerbitan Faktur
Pajak oleh pemilik barang sesuai
• Teknis pengenaan PPN atas penyerahan BKP dengan ketentuan peraturan perundang-
melalui penyelenggara lelang pada ketentuan undangan di bidang perpajakan.
yang lama (Pasal 8 ayat (2) dan (3)) tidak ada
di dalam ketentuan baru ini. • Dalam hal pemilik barang tidak
menerbitkan Faktur Pajak, pemungutan
• Ketentuan mengenai tata cara pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM atas
PPN atau PPnBM atas penyerahan BKP penyerahan BKP melalui juru lelang
melalui penyelenggara lelang diatur dengan dilakukan sendiri oleh pemenang
Peraturan Menteri. lelang melalui SSP.

Pasal 10

• Penyerahan BKP berupa agunan yang diambil Tidak ada.


alih oleh kreditur kepada Pembeli merupakan
penyerahan yang dikenai PPN.

• Agunan merupakan BKP yang diambil alih


oleh kreditur berdasarkan:
a. hak tanggungan atas tanah beserta benda-
benda yang berkaitan dengan tanah;
b. jaminan fidusia;
c. hipotek;
d. gadai; atau
e. pembebanan sejenis lainnya.

• Ketentuan mengenai batasan penyerahan


agunan yang diambil alih oleh kreditur, saat
terutang, tata cara pemungutan, penyetoran,
dan pelaporan PPN terutang atas penyerahan
agunan yang diambil alih oleh kreditur diatur
dengan Peraturan Menteri.

Pasal 12

Penyerahan BKP dalam skema transaksi Tidak ada.


pembiayaan syariah yang tidak dikenai PPN
sepanjang BKP tersebut pada akhirnya
diserahkan kembali kepada pihak yang semula
menyerahkannya.

Page 3 InfiniTAX November 2022


Pasal 15

Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang: Tidak ada.


a. mempunyai peredaran usaha dalam 1 tahun
buku tidak melebihi jumlah tertentu;
b. melakukan kegiatan usaha tertentu; dan/atau
c. melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP
tertentu,

dapat memungut dan menyetorkan PPN yang


terutang atas penyerahan BKP dan/atau JKP
dengan besaran tertentu.

Pasal 17 Pasal 11

• Dalam hal PPN menjadi bagian dari harga atau • Dalam hal PPN menjadi bagian dari harga
pembayaran atas penyerahan BKP dan/ atau atau pembayaran atas penyerahan BKP
penyerahan JKP, penghitungan PPN yang dan/atau penyerahan JKP, PPN yang
terutang dihitung dengan menggunakan terutang adalah 10/110 dari harga atau
formula T/(100%+T) dari harga atau pembayaran atas penyerahan BKP
pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau dan/atau penyerahan JKP.
penyerahan JKP.
• Dalam hal penyerahan BKP juga terutang
• Dalam hal penyerahan BKP juga terutang PPnBM dan telah menjadi bagian dari
PPnBM dan telah menjadi bagian dari harga harga atau pembayaran atas penyerahan
atau pembayaran atas penyerahan BKP, BKP, penghitungan PPN atau PPN dan
penghitungan PPN dan PPnBM menggunakan PPnBM menggunakan rumus sebagai
formula sebagai berikut: berikut:

T harga atau pembayaran harga atau pembayaran


10
a. PPN = x atas penyerahan Barang a. PPN = x atas penyerahan Barang
(100%+T)+t Kena Pajak 110 + t Kena Pajak

t harga atau pembayaran harga atau pembayaran


t
b. PPnBM = x atas penyerahan Barang b. PPnBM = x atas penyerahan Barang
(100%+T)+t Kena Pajak 110 + t Kena Pajak

• Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan PKP • Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan
tidak melaksanakan sebagian atau seluruh PKP tidak melaksanakan sebagian atau
kewajiban pemungutan PPN atau PPN dan seluruh kewajiban pemungutan PPN atau
PPnBM, dasar pengenaan pajak (DPP) untuk PPN dan PPnBM, DPP ditetapkan
menentukan besarnya PPN atau PPN dan sebesar Harga Jual, Penggantian, atau
PPnBM yang terutang ditetapkan sesuai nilai lain sesuai hasil pemeriksaan.
hasil pemeriksaan.
• Dalam hal Pengusaha yang wajib
• Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
Pengusaha yang wajib melaporkan usahanya sebagai PKP tidak melaksanakan
untuk dikukuhkan sebagai PKP tidak kewajibannya, besarnya PPN atau PPN
melaksanakan kewajibannya, DPP dan dan PPnBM yang terutang dihitung sesuai
besarnya PPN atau PPN dan PPnBM yang ketentuan yang diatur dalam peraturan ini.
terutang ditetapkan dan dihitung sesuai
ketentuan yang diatur dalam peraturan ini.

Page 4 InfiniTAX November 2022


Pasal 21 Pasal 14

Dalam hal transaksi atas: Dalam hal transaksi atas:


a. impor BKP; a. impor BKP;
b. penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean; b. penyerahan BKP;
c. penyerahan JKP; c. penyerahan JKP;
d. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar d. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari
Daerah Pabean; dan/ atau luar Daerah Pabean; dan/ atau
e. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean, e. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah
Pabean,
dilakukan dengan menggunakan mata uang selain
Rupiah, penghitungan besarnya PPN atau PPN dilakukan dengan mempergunakan mata
dan PPnBM yang terutang harus dikonversi ke uang asing, penghitungan besarnya PPN
dalam satuan mata uang Rupiah dengan atau PPN dan PPnBM yang terutang, harus
menggunakan kurs yang ditetapkan Menteri yang dikonversi ke dalam mata uang Rupiah
berlaku pada saat Faktur Pajak atau dokumen dengan mempergunakan kurs yang
tertentu yang kedudukannya dipersamakan ditetapkan Menteri Keuangan yang berlaku
dengan Faktur Pajak seharusnya dibuat. pada saat pembuatan Faktur Pajak.

Pasal 28

• DJP dapat menetapkan dokumen tertentu Tidak ada.


yang kedudukannya dipersamakan dengan
Faktur Pajak.

• Dokumen tertentu yang kedudukannya


dipersamakan dengan Faktur Pajak wajib
dibuat pada saat penyerahan atau ekspor BKP
dan/atau JKP, impor BKP, atau Pemanfaatan
BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean
dan/atau Pemanfaatan JKP dari luar Daerah
Pabean.

• Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 26 ayat (2), (3), dan (4) ketentuan baru
ini, berlaku mutatis mutandis untuk dokumen
tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak. Ketentuan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak yang
dibuat setelah melewati jangka waktu 3
bulan sejak dokumen tersebut seharusnya
dibuat tidak diperlakukan sebagai
dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak;
b. PPN yang tercantum dalam dokumen
tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak
sebagaimana dimaksud pada poin a
merupakan PPN yang tidak dapat
dikreditkan.

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Desember 2022.

Page 5 InfiniTAX November 2022

Anda mungkin juga menyukai