Anda di halaman 1dari 25

KOREKSI FISKAL

KENAPA TERJADI KOREKSI FISKAL


1.PERBEDAAN PENGAKUAN
2.PAJAK FINAL

KOMERSIAL

FISKAL

PENDAPATAN & BIAYA

Skema Penyusunan
Laporan Keuangan Fiskal
Dokumen
Dasar

Jurnal

Buku
Besar

Neraca
Percobaan

Laporan
Keuangan
Komersial

Dicocokkan

Rekonsiliasi

Buku
Tambahan

Laporan
Keuangan
Fiskal

Kerangka Perbedaan
PSAK

UndangUndang

Akuntansi

Pajak
Perbedaa
n

tetap

waktu

Biaya / Beban
Beban
(cost/expense
)

Dapat
Dikurangkan

Tidak dapat
dikurangkan

Psl.6 (1)

Ps.9 (1)

Sesuai
UU

Tidak Sesuai
UU
over

under

Koreksi
positif

Koreksi
negatif

Koreksi
positif

Penghasilan
Penghasilan
(income/revenue)

Objek PPh

Objek PPh
Final
Psl. 4 (2)

Psl. 4 (1)

Sesuai
UU

Bukan Objek
PPh Psl. 4
(3)

Tidak
Sesuai UU

over

Koreksi
negatif

under

Koreksi
positif

Koreksi
negatif

Koreksi
negatif

PENGHASILA
N

OBJEK
?PPh

TIDAK

KOREKSI
FISKAL

YA
PPh
?FINAL

YA

TIDAK

HUB.ISTMW
& HARGA
?TDK WJR

TIDAK

YA

TIDAK ADA
KOREKSI FISKAL

Penghasilan Bukan Objek Pajak (1)


Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
a. Bantuan atau sumbangan, zakat yang diterima oleh
badan/ lembaga amil zakat yang disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang
berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah;
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah garis
keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan
pendidikan, sosialtermasuk yayasan, koperasi, atau orang
pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan PMK,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan di antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
9

Penghasilan Bukan Objek Pajak (2)


Pasal 4 Ayat (3) UU PPh

c. Warisan;
d. Harta,
termasuk
setoran
tunai,
sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti
penyertaan modal;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali yang
diberikan oleh bukan WP, WP yang dikenakan
pajak secara final atau WP dengan Norma
Penghitungan Khusus (deemed profit);
f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada
orang pribadi sehubungan dengan asuransi
10 kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa,

Penghasilan Bukan Objek Pajak (3)


Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT
sebagai WP dalam negeri, koperasi, badan usaha milik
negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan
modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan
badan usaha milik
daerah yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang
memberikan
dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari
jumlah
modal yang disetor;
g. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang
dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;

11

Penghasilan Bukan Objek Pajak (4)


Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
i.

Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana


pensiun dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan;
j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak
investasi kolektif;
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan
modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan
usaha yang didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia,
dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:
Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang
menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang
diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri
Keuangan; dan
12 Sahamnya
tidak diperdagangkan di bursa efek di

Penghasilan Bukan Objek Pajak (5)


Pasal 4 Ayat (3) UU PPh
l.

Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang


ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
PMK;
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau
lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan
dan/ atau bidang penelitian dan pengembangan, yang
telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang
ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
kegiatan
pendidikan
dan/
atau
penelitian
dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4
(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan; dan
n. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu,
yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
13 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Non Deductible Expenses (1)


Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non


deductible) atas penghasilan bruto, meliputi:
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun;
Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi
pemegang saham, sekutu, anggota atau anggota;
Pembentukan dana cadangan, kecuali:
Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang
ditetapkan KMK;
Cadangan untuk usaha asuransi;
Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS;
Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS;
Cadangan biaya reklamasi untuk usaha
pertambangan;
14

Non Deductible Expenses (2)


Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa,


dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayar
oleh WP orang pribadi;
e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan,
kecuali:
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh
pegawai ;
Diberikan di daerah tertentu atau diberikan
berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan
sebagaimana ditetapkan KMK;
d. Jumlah
yang
melebihi
kewajaran
yang
dibayarkan kepada pemegang saham atau pihak
15 yang mempunyai hubungan istimewa;

Non Deductible Expenses (3)


Pasal 9 Ayat (1) UU PPh

i. Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk


kepentingan pribadi WP atau orang yang
menjadi tanggungan;
j. Gaji
anggota persekutuan, firma, atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi dan pidana di bidang
perpajakan.

16

Non Deductible Expenses Lain

17

Penghasilan Dikenai PPh Final


a.

b.
c.

d.

e.

18

Pasal 4 Ayat (2) UU PPh


Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan
lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, dan
bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi;
Penghasilan berupa hadiah undian;
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya,
transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan
transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang diterima
oleh perusahaan modal ventura;
Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa
tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha
real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan;
dan
Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.

BEDA TETAP YANG DISEBABKAN TIDAK


DIPENUHI SYARAT-SYARAT KHUSUS
BIAYA PERJALANAN
BIAYA PROMOSI

BIAYA ENTERTAINMENT
BIAYA PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
KERUGIAN PIUTANG

BEDA TETAP YANG DISEBABKAN


PRAKTIK-PRAKTIK AKUNTANSI YANG
TIDAK SEHAT
Baik menurut SAK maupun Undang-Undang
PPh tidak mengakuinya sebagai beban.
Keperluan pribadi pemilik atau pemegang
saham dan keluarganya yang dibayar
perusahaan dan dibukukan sebagai beban
usaha.
Keperluan pribadi pegawai perusahaan
yang dibayar perusahaan dan dibukukan
sebagai beban usaha.

BIAYA ENTERTAINMENT
Biaya entertainment yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto adalah biaya entertainment yang benarbenar dikeluarkan (FORMAL) ada hubungannya dengan
kegiatan usaha wajib pajak dan dibuatkan daftar nominatif
(dilampirkan di SPT Tahunan PPh)
Isi Daftar Nominatif meliputi : Nomor urut, Tanggal, Nama,
Tempat, Alamat, Jenis dan Jumlah Entertainment yang
diberikan, serta Nama, Posisi, Nama Perusahaan, dan Jenis
Usaha Relasi yang di entertain.

BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Biaya penelitian dan pengembangan yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto adalah hanya biaya
penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia.

KERUGIAN PIUTANG
Selain Bank dan SGU, Piutang yang dapat dihapuskan
adalah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan
dibuatkan daftar nominatif (dilampirkan di SPT Tahunan
PPh)

PENYUSUTAN DAN AMORTISASI

Yaitu harta berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari


1 tahun yang digunakan untuk mendapatkan menagih, dan
memelihara penghasilan (obyek pajak), kecuali tanah.
Harta yang tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan tidak boleh disusutkan secara
fiskal. Misalnya; kendaraan perusahaan yang dikuasai dan
dibawa pulang oleh karyawan, rumah dinas karyawan yang
tidak terletak di daerah terpencil.
Dalam hal harta yang tidak boleh disusutkan secara fiskal
tersebut dijual (dialihkan), keuntungannya merupakan obyek
PPh, yang dihitung dari selisih antara harga jual (nilai pasar)
dengan harga perolehan. Dalam hal selisihnya negatif (rugi),
kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai biaya.
Penyusutan aktiva dimulai pada bulan dilakukannya
pengeluaran kecuali untuk harta yang masih dalam proses
pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya
pengerjaan harta tesebut. Penyusutan pada tahun pertama
dihitung secara pro-rata.

Metode Penyusutan Aktiva Tetap


Kelompok
Harta
Berwujud

Masa
Manfa
at

Tarif
Penyusutan
Metode Garis
Lurus

Tarif
Penyusutan
Metode Saldo
Menurun

I. Kelompok I

4 Tahun

25%

50%

Kelompok

8 Tahun

12,5%

25%

Kelompok

16 Tahun

6,25%

12,5%

Kelompok

20 Tahun

5%

10%

20 Tahun

5%

II
III
IV

II. Bangunan :
Permanen

Metode Amortisasi
Kelompok
Harta Tak
Berwujud

Masa
Manfa
at

Tarif
Penyusuta
n
Metode Garis
Lurus

Tarif
Penyusuta
n
Metode
Saldo
Menurun
Ganda

I. Kelompok I

4 Tahun

25%

50%

Kelompok II

8 Tahun

12,5%

25%

Kelompok
III

16 Tahun

6,25%

12,5%

Kelompok
IV

20 Tahun

5%

10%

Kertas kerja rekonsiliasi fiskal


No

Nama
Rekening

LK
Komersi
al

Koreksi Fiskal
Positif

Negatif

LK Fiskal

Anda mungkin juga menyukai