Anda di halaman 1dari 122

Pemotongan & Pemungutan Pajak Penghasilan

(P2PPh)
OUTLINE PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPh 2

A PENGANTAR PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPh

B PPh PASAL 21

C PPh PASAL 22

D PPh PASAL 23

E PPh PASAL 4 AYAT (2)

F PPh PASAL 15

G BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN SPT MASA UNIFIKASI


A PENGANTAR PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPh 3

MEKANISME PEMBAYARAN PPH

SELF ASSESMENT SYSTEM WITHOLDING SYSTEM

MENGHITUNG, MENYETOR, PAJAK TERUTANG DIHITUNG,


MELAPOR SENDIRI DIPOTONG/DIPUNGUT, DISETORKAN
PAJAK YANG TERUTANG & DILAPORKAN PIHAK LAIN

PPh PASAL 21, PASAL 22,


PPH PASAL 25/29
PASAL 23/26, PASAL 15
PPh PASAL 4 (2)
3
A.1 P2PPh SEBAGAI KREDIT PAJAK 4

Penghasilan Pasal 4(1)

Obyek P2PPh
Pemotongan/Pemungutan

PPh Pasal 21, 22, 23, 15


(non Final)
PPh Terutang
(Pasal 17)

KB / N / LB
PPh Pasal 25 (setor sendiri)
A.2 PELUNASAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN 5

Pelunasan Pajak
dalam Tahun Berjalan

Pemotongan dan Pembayaran


Pemungutan Sendiri oleh
Oleh Pihak Lain Wajib Pajak

Pasal 20 ayat (1) UU PPh


A.3 PELUNASAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN 6

PEMOTONG YANG DIPOTONG


(Witholder) (Subjek Pajak)
MEMBAYAR
Pemberi Hasil Penerima Penghasilan

OBJEK PEMOTONGAN BUKAN OBJEK

Psl 4 (1) & (2) UU PPh Psl 4 (3) UU PPh

KEWAJIBAN PERPAJAKAN
SSP
POTONG/PUNGUT
Bukti SPT MASA
SETOR
LAPOR Potong
A.4 ISTILAH PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN 7

Perbedaan Istilah
Pemotongan dan Pemungutan

Pemotongan Pemungutan

Pemotong adalah pihak Pemungut adalah pihak


yang melakukan yang menerima
pembayaran pembayaran
A.5 PELUNASAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN 8

Pelunasan Pajak Melalui


Pemotongan dan Pemungutan
oleh Pihak Lain

Pemotongan Pemungutan

➢ PPh Pasal 21
➢ PPh Pasal 23
➢ PPh Pasal 26 ➢ PPh Pasal 22
➢ PPh Pasal 4 (2)
➢ PPh Pasal 15
B PPh PASAL 21 9

1 DASAR HUKUM PPh PASAL 21

2 PENGHASILAN DAN PPh PASAL 21

3 PEMOTONG DAN BUKAN PEMOTONG PPh PASAL 21

4 PENERIMA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21

5 TIDAK TERMASUK PENERIMA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21

6 PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21

7 PENGHASILAN YANG TIDAK DIKENAI PPh PASAL 21

8 PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

9 BUKTI PEMOTONGAN DAN SPT MASA PPh PASAL 21


B.1 DASAR HUKUM PPh PASAL 21 10

10
B.2 PENGHASILAN DAN PPh PASAL 21 11

1. Sehubungan dengan Pekerjaan;


2. Jasa;
3. Kegiatan
yang dilakukan orang pribadi

SPDN SPLN

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26


11
B.3.1 PEMOTONG DAN BUKAN PEMOTONG PPh PASAL 21 12

PEMOTONG PPh PASAL 21


1. pemberi kerja yang terdiri dari:
a. orang pribadi;
b. badan; atau
c. cabang, perwakilan atau unit, dalam hal yang melakukan sebagian atau
seluruh administrasi yang terkait dengan pembayaran gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang, perwakilan
atau unit tersebut.
2. bendahara atau pemegang kas pemerintah
3. dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan
badan-badan lain
4. orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta
badan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan penyerahan jasa
5. penyelenggara kegiatan
12
B.3.2 PEMOTONG DAN BUKAN PEMOTONG PPh PASAL 21 13

BUKAN PEMOTONG PPh PASAL 21

1. Kantor perwakilan negara asing


2. Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan Menteri
Keuangan
3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas yang semata-mata
memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
13
B.4 PENERIMA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21 14

1. pegawai;
2. penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT,
JHT, termasuk ahli warisnya;
3. bukan pegawai;
4. anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak merangkap sebagai
pegawai tetap;
5. mantan pegawai;
6. peserta kegiatan:
a. Peserta perlombaan
b. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja
c. Peserta/anggota kepanitiaan
d. Peserta pendidikan dan pelatihan
e. Peserta kegiatan lainnya
B.4.1 PENERIMA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21 15

PEGAWAI
Pegawai
• Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu
dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau
ketentuan lain yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam
jabatan negeri.

Pegawai Tetap
• Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk
anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak
untuk suatu jangka waktu tertentu yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu
secara teratur.

Pegawai Tidak Tetap


• Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila
pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil pekerjaan yang
dihasilkan atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja
B.4.2 PENERIMA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21 16

BUKAN PEGAWAI
a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang
iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari,
pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;
c. olahragawan;
d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
e. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
f. pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan;
g. agen iklan;
h. pengawas atau pengelola proyek;
i. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
j. petugas penjaja barang dagangan;
k. petugas dinas luar asuransi; dan/atau
l. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis 16
lainnya;
B.5 TIDAK TERMASUK PENERIMA PENGHASILAN YANG 17

DIKENAKAN PPh PASAL 21

a. pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara
asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan WNI
dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik; atau
b. pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c UU PPh, yang telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, dengan syarat bukan WNI dan tidak menjalankan
usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia.
17
B.6 PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21/26 18

a. penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur


b. penghasilan penerima pensiun secara teratur
c. uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang
dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2
tahun;
d. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
e. imbalan kepada bukan pegawai;
f. imbalan kepada peserta kegiatan;
g. imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan merupakan
pegawai tetap pada perusahaan yang sama;
h. imbalan kepada mantan pegawai;
i. penarikan dana pensiun oleh pegawai.
Termasuk:
Natura/Kenikmatan dari:

• Wajib Pajak yang dikenakan PPh Final


• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus 18
B.7 PENGHITUNGAN BESARNYA PENGASILAN 19

Penghitungan Besarnya Penghasilan

Uang rupiah Uang asing Natura/kenikmatan

sesuai dengan Konversi ke Harga Pasar


yang diterima/ Kurs Menteri atau
diperoleh Keuangan Nilai Wajar

SAAT DIBEBANKAN
SAAT PEMBAYARAN
SEBAGAI BIAYA 19
B.8 PENGHASILAN YANG TIDAK DIKENAI PPh PASAL 21 20

a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan
beasiswa
b. Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah*
c. Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang
dibayar pemberi kerja
d. Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan/lembaga yang dibentuk/disahkan
pemerintah
e. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh

*Tahun Pajak 2022 sesuai UU HPP Pemberian natura dan/atau kenikmatan kepada pegawai
dapat dibiayakan oleh pemberi kerja dan merupakan penghasilan bagi pegawai. Natura
tertentu bukan merupakan penghasilan bagi penerima:
a. Penyediaan makan/minum, bahan makanan/minuman bagi seluruh pegawai
b. Natura di daerah tertentu
c. Natura karena keharusan pekerjaaan, contoh: alat keselamatan kerja atau seragam
d. Natura yang bersumber dari APBN/APBD/APBDes
e. Natura dengan jenis dan batasan tertentu.
20
B.9 DASAR PENGENAAN DAN PEMOTONGAN 21

a. Penghasilan Kena Pajak,


b. jumlah penghasilan yang melebihi Rp450.000,00 sehari, yang
berlaku bagi Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas yang
menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah
borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1
bulan kalender belum melebihi Rp4.500.000,000;
c. 50% dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi Bukan
Pegawai yang menerima imbalan yang tidak bersifat
berkesinambungan; atau
d. jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima penghasilan
selain penerima penghasilan sebagaimana dimaksud pada huruf a ,
b, dan huruf c.
21
B.8.3 PENGHASILAN KENA PAJAK 22

1. Pegawai Tetap;
2. penerima pensiun berkala;
3. Pegawai Tidak Tetap yang penghasilannya
dibayar secara bulanan atau jumlah
kumulatif penghasilan yang diterima dalam
1 bulan kalender telah melebihi
Rp4.500.000,00; dan
4. Bukan Pegawai yang menerima imbalan
yang bersifat berkesinambungan;
22
B.8.3 PENGHASILAN KENA PAJAK 23

PENGHASILAN BRUTO
• Biaya Jabatan: 5% dari Penghasilan
Dikurangi Biaya Jabatan/ Bruto dengan batas maksimal Rp
6.000.000 per tahun
• Biaya Pensiun: 5% dari Penghasilan
Biaya Pensiun Bruto dengan batas maksimal Rp
PENGURANG 2.400.000 per tahun

PENGHASILAN BRUTO
BIAYA JABATAN/PENSIUN DAN
• 4,75% dari Gaji Pokok +
IURAN PENSIUN Tunjangan Keluarga (khusus
Iuran Pensiun PNS/TNI/POLRI)
= • % dari Gaji Pokok (Peg Swasta

PENGHASILAN NETO
PENGHASILAN KENA PAJAK = PENGHASILAN NETO – PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
23
B.8.5 IURAN PENSIUN DAN PREMI ASURANSI 24

Ditinjau dari sisi karyawan sebagai penerima penghasilan:

Iuran Pensiun Premi asuransi


Dibayar Sendiri Pengurang Bukan Pengurang
Dibayar Pemberi
Bukan Objek PPh Objek PPh
Kerja
Pembayaran/
Penggantian Bagi Objek PPh Bukan Objek PPh
Penerima
24
B.8.6 IURAN PENSIUN DAN PREMI ASURANSI 25

Jaminan Yang Dibayar Perusahaan:


• Menambah Penghasilan
JKK, JK, JPK
• Tidak Menambah Penghasilan
JHT
Jaminan Yang Dibayar Pegawai :
•Bukan Pengurang
JKK, JK, JPK
•Pengurang Penghasilan Bruto
JHT 25
B.8.6 IURAN PENSIUN DAN PREMI ASURANSI 26

URAIAN PEMBERI KERJA KARYAWAN


JKK, JKM, JPK dibayar Biaya bagi pemberi kerjaMenambah Penghasilan
pemberi kerja (deductable) bagi pegawai
JKK,JKM,JPK dibayar Bukan biaya bagi pemberiBukan pengurang bagi
pegawai kerja (non deductable) pegawai sesuai Pasal 9
ayat ( 1 )
Iuran JHT 3,7% dibayar Biaya bagi pemberi kerja Bukan menambah
oleh perusahaan (deductable) penghasilan bruto
pegawai, tapi obyek
pajak pada saat
menerima JHT sekaligus
Iuran JHT 2% dibayar Bukan biaya bagi pemberi Biaya bagi pegawai
oleh karyawan kerja (non deductable) (pengurang penghasilan
bruto) 26
B.8.7 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK 27

PTKP 2013-2014: PTKP 2015: PTKP 2016-…:


KETERANGAN PMK
162/PMK.011/2012
PMK
122/PMK.010/2015
PMK
101/PMK.011/2016

Untuk diri Wajib Pajak Rp24.300.000,- Rp36.000.000,- Rp54.000.000,-

Tambahan utk WP Kawin Rp2.025.000,- Rp3.000.000,- Rp4.500.000,-

Tambahan untuk setiap


anggota keluarga sedarah
semenda dalam garis
Rp2.025.000,- Rp3.000.000,- Rp4.500.000,-
keturunan lurus serta anak
angkat yg menjadi tanggungan
sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun kalender atau awal bulan dari bagian
tahun kalender
B.8.7 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK 28

WP Tidak Kawin Kode PTKP 2014 PTKP 2015 PTKP 2016

0 Tanggungan TK/0 24.300.000 36.000.000 54.000.000

1 Tanggungan TK/1 26.325.000 39.000.000 58.500.000

2 Tanggungan TK/2 28.350.000 42.000.000 63.000.000

3 Tanggungan TK/3 30.375.000 45.000.000 67.500.000

WP Kawin Kode PTKP 2014 PTKP 2015 PTKP 2016

0 Tanggungan K/0 26.325.000 39.000.000 58.500.000

1 Tanggungan K/1 28.350.000 42.000.000 63.000.000

2 Tanggungan K/2 30.375.000 45.000.000 67.500.000

3 Tanggungan K/3 32.400.000 48.000.000 72.000.000


B.8.7 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK 29

KARYAWATI

Kawin
Tidak
Kawin Suami tidak
Kawin
berpenghasilan

Hanya untuk 1. Diri sendiri; 1. Diri sendiri;


2. Status kawin; 2. Tanggungan
diri sendiri 3. Tanggungan maks 3. maks 3.

menunjukkan keterangan tertulis dari pemerintah daerah setempat serendah-rendahnya


kecamatan bahwa suami tidak menerima/memperoleh penghasilan

29
B.8.8 TARIF PAJAK 30
Tahun Pajak 2009 s.d. 2021 Tahun Pajak 2022 dst

Sampai dengan Rp 50 juta 5% Sampai dengan Rp 60 juta 5%

Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta


15% Diatas Rp 60 juta s.d. Rp 250 juta
15%

Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta


25% Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta
25%

Di atas Rp 500 juta 30% Diatas Rp500 juta s.d. Rp 5 milyar 30%

Diatas Rp 5 milyar
35%
B.8.8 TARIF PAJAK 31

Penghasilan Neto 663.000.000


PTKP 63.000.000

NO LAPISAN TARIF PPh NO LAPISAN TARIF PPh

1. 50.000.000 5% 2.500.000 1. 60.000.000 5% 3.000.000

2. 200.000.000 15% 30.000.000 2. 190.000.000 15% 28.500.000

3. 250.000.000 25% 62.500.000 3. 250.000.000 25% 62.500.000

4. 100.000.000 30% 30.000.000 4. 100.000.000 30% 30.000.000

Jumlah 125.000.000 Jumlah 124.000.000


B.8.8 TARIF PAJAK 32

Penghasilan Neto 393.330.330


PTKP 63.000.000

NO LAPISAN TARIF PPh NO LAPISAN TARIF PPh

1. 50.000.000 5% 2.500.000 1. 60.000.000 5% 3.000.000

2. 200.000.000 15% 30.000.000 2. 190.000.000 15% 28.500.000

3. 80.330.000 25% 20.082.500 3. 80.330.000 25% 20.082.500

Jumlah 52.582.500 Jumlah 51.582.500


B.8.8 TARIF PAJAK 33

UNTUK KEPERLUAN
PENERAPAN TARIF PAJAK

JUMLAH PKP DIBULATKAN KE BAWAH


DALAM RIBUAN RUPIAH PENUH

Contoh:
123.456.789 ➔ 123.456.000
987.654.321 ➔ 987.654.000
B.8.9 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 PEGAWAI TETAP & PENERIMA PENSIUN 34

Pegawai tetap Penerima pensiun


Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi dengan Dikurangi dengan
1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp500.000 sebulan Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
atau Rp6.000.000 setahun Bruto maks. Rp2.400.000 setahun
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang atau Rp200.000 sebulan
dibayar sendiri

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17


*BIAYA JABATAN HANYA UTK PEGAWAI TETAP 34
B.8.9 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 PEGAWAI TETAP & PENERIMA PENSIUN 35

Penghitungan PPh Pasal 21 Setiap Bulan:


Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala

Setiap Masa Pajak, Masa Pajak terakhir


kecuali Masa Pajak terakhir

Perkiraan Penghasilan Neto yang akan Selisih antara


diterima selama setahun, PPh yang terutang atas seluruh
➢ Penghasilan teratur sebulan dikali 12 penghasilan kena pajak selama setahun
➢ Jumlah penghasilan tdk teratur (jika dengan PPh yang telah dipotong masa-
ada) masa sebelumnya
35
B.8.9 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 PEGAWAI TETAP & PENERIMA PENSIUN 36
Penghasilan sebulan :
Penghitungan PPh 21
1 Gaji Pokok (sebulan) XXX
Setiap Masa Pajak,
2 Tunjangan PPh XXX
kecuali Masa Pajak
3 Tunjangan Lain XXX
terakhir
4 Premi Asuransi - JKK, JK, JPK (Yg dibayar Pemberi kerja) XXX Tarif
- Jaminan Kecelakaan Kerja, J. Kematian, J. Pelayanan Kesehatan XXX +/+
5 Penghasilan Bruto sebulan XXX (Jml 1 s.d 4) 5
Pengurang Pengh. Bruto : 15
6 Biaya Jabatan / B. pensiun (5% x Pengh. Bruto) XXX 25
- max. 500.000/200,000 per bl atau 6.000,000/2.400.000 per th XXX 30
7 Iuran Pensiun, IHT (Yg Dibayar Sendiri Karyawan) XXX +/+
XXX -/-
8 Penghasilan Netto sebulan XXX
9 Penghasilan Netto setahun/disetahunkan XXX
Dikurangi PTKP :
10 PTKP setahun ( based per awal th) XXX -/-
11 Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun XXX (9-10)
12 PPh Pasal 21 setahun (Tarif Pasal 17 UU PPh) XXX
36
13 Ph Pasal 21 sebulan XXX (12/jml bl)
B.9.1 Variasi Penghitungan Pegawai Tetap 37

1. Penghasilan Teratur Normal


2. Mengalami Kenaikan Gaji (Rapel)
3. Mendapatkan Penghasilan Tidak Teratur
4. Mulai Bekerja Pertengahan Tahun
5. Pegawai Berhenti Bekerja
6. Pegawai Pindah Kerja ke Pemberi Kerja yang Lain
7. Pegawai SPDN dalam Tahun Berjalan (WNA)
8. Pegawai Pindah Cabang
9. Pegawai Pensiun dalam tahun berjalan
10. Perhitungan Masa Desember 37
B.9.1 38

Bunga pada tahun 2018 bekerja pada perusahaan


PT Jaya Makmur dengan memperoleh gaji sebulan
Rp5.750.000,00 dan membayar iuran pensiun
sebesar Rp200.000,00. Bunga menikah tetapi
belum mempunyai anak memiliki surat keterangan
dari kecamatan bahwa suaminya tidak memiliki
penghasilan. Pada bulan Januari penghasilan Bunga
dari PT Jaya Makmur hanya dari gaji. Berapa PPh
Pasal 21 bulan Januari yang dipotong oleh
perusahaan?

38
BUNGA
B.9.1 39
Lama Bekerja (dalam bulan) A 12
Gaji Sebulan B Rp 5.750.000
Penghasilan Bruto Sebulan C Rp 5.750.000
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan D Rp 287.500
Iuran Pensiun E Rp 200.000
Total Pengurang (D+E) F Rp 487.500
Penghasilan Neto Sebulan (C-F) G Rp 5.262.500
Penghasilan Neto Setahun (A x G) H Rp 63.150.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri I Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin J Rp 4.500.000
Total PTKP K Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun L Rp 4.650.000
Pembulatan M Rp 4.650.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun (M x Pasal 17) N Rp 232.500
- Sebulan (N/A) O Rp 19.375

39
B.9.1 40

Bambang Eko pegawai pada perusahaan PT Candra Kirana, menikah tanpa


anak, memperoleh gaji sebulan Rp8.000.000,00. PT Candra Kirana mengikuti
program BPJS Ketenagakerjaan, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi
Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing
0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Candra Kirana menanggung iuran Jaminan Hari
Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Bambang Eko membayar
iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT
Candra Kirana juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya.

PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Bambang Eko kepada dana
pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap
bulan sebesar Rp200.000,00, sedangkan Bambang Eko membayar iuran
pensiun sebesar Rp100.000,00. Pada bulan Juli 2018 Bambang Eko hanya
menerima pembayaran berupa gaji. Berapa PPh Pasal 21 bulan Juli 2018

40
BAMBANG EKO
Lama Bekerja (dalam bulan) A 12
B.9.1 Gaji Sebulan B Rp 8.000.000 41
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja C Rp 40.000
Premi Jaminan Kematian D Rp 24.000
Penghasilan Bruto Sebulan E Rp 8.064.000
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan F Rp 403.200
Iuran Pensiun G Rp 100.000
Iuran Jaminan Hari Tua H Rp 160.000
Total Pengurang (F+G+H) I Rp 663.200
Penghasilan Neto Sebulan (E-I) J Rp 7.400.800
Penghasilan Neto Setahun (A x J) K Rp 88.809.600
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri L Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin M Rp 4.500.000
Total PTKP N Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun O Rp 30.309.600
Pembulatan P Rp 30.309.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun (P x Pasal 17) Q Rp 1.515.450
- Sebulan (Q/A) R Rp 126.288
41
B.9.1 42

Bunga sebagaimana tersebut dalam Contoh Soal 1 pada bulan


Juni 2018 menerima kenaikan gaji, menjadi Rp6.750.000,00
sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2018 dan membayar
iuran pensiun sebesar Rp200.000,00. Dengan adanya kenaikan
gaji yang berlaku surut tersebut maka Bunga menerima rapel
sejumlah Rp5.000.000,00 (selisih gaji yang seharusnya diterima
untuk masa Januari s.d. Mei 2018).
Berapa PPh Pasal 21 terutang untuk Masa Juni dan uang rapel?
Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas uang rapel tersebut,
terlebih dahulu dihitung kembali PPh Pasal 21 untuk masa
Januari s.d. Mei 2018 atas dasar penghasilan setelah ada
kenaikan gaji.

42
SEBELUM KENAIKAN KENAIKAN (BULAN JUNI)
Perhitungan BULANAN
Bunga
B.9.1 43
Gaji Sebulan Rp 5.750.000 Rp 6.750.000
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 5.750.000 Rp 6.750.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 287.500 Rp 337.500
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Total Pengurang Rp 487.500 Rp 537.500
Penghasilan Neto Sebulan Rp 5.262.500 Rp 6.212.500
Penghasilan Neto Setahun Rp 63.150.000 Rp 74.550.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 4.650.000 Rp 16.050.000
Pembulatan Rp 4.650.000 Rp 16.050.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 232.500 Rp 802.500
- Sebulan Rp 19.375 Rp 66.875
A. PPh Pasal 21 (Jan-Mei) seharusnya = 5 x 66.875 Rp 334.375
B. PPh Pasal 21 (Jan-Mei) yg sdh dipotong = 5 x 19.375 Rp 96.875
PPh Pasal 21 Uang Rapel (Rp5000.000) (A-B) Rp 237.500
43
Penghitungan PPh Pasal 21
B.9.1 44
Atas Penghasilan yg Bersifat tidak teratur

Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Teratur


• penghasilan bagi Pegawai Tetap berupa gaji atau upah, segala
macam tunjangan, dan imbalan dengan nama apapun yang
diberikan secara periodik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan
oleh pemberi kerja, termasuk uang lembur.

Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Tidak Teratur


• penghasilan bagi Pegawai Tetap selain penghasilan yang bersifat
teratur, yang diterima sekali dalam satu tahun atau periode
lainnya, antara lain berupa bonus, Tunjangan Hari Raya (THR), jasa
produksi, tantiem, gratifikasi, atau imbalan sejenis lainnya dengan
nama apapun.
44
Penghitungan PPh Pasal 21
B.9.1 45
Atas Penghasilan yg Bersifat tidak teratur

PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
Terutang atas PPh Pasal 21
Yg terutang
seluruh Atas
atas
Penghasilan atas Penghasilan
penghasilan
jumlah yg teratur tidak Teratur
teratur x 12
x 12 C
+
B
jumlah
penghasilan tdk Penghasilan Tidak Teratur misal:
teratur Bonus, THR
PPh Pasal 21 untuk masa tersebut:
A (B/12)+C
45
B.9.1 46

Sudiro (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan


memperoleh gaji sebesar Rp5.000.000,00 sebulan. Pada bulan
Juni 2018 Sudiro memperoleh bonus sebesar Rp6.000.000,00
sehingga pada bulan Juni 2018 Sudiro memperoleh penghasilan
berupa gaji sebesar Rp5.000.000,00 dan bonus sebesar
Rp6.000.000,00. Setiap bulannya Sudiro membayar iuran
pensiun ke dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp80.000,00
Berapa pajak atas Bonus tersebut dan berapa PPh terutang
untuk masa Juni 2018?

46
PPh untuk Bonus dan PPh Masa dibayarkannya Bonus
A. PPh 21 atas Gaji dan Bonus B. PPh 21 atas Gaji
B.9.1 Keterangan
Sudiro 47
Gaji Setahun (5.000.000x12) Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
Bonus Rp 6.000.000 Rp -
Rp - Rp -
Penghasilan Bruto Setahun Rp 66.000.000 Rp 60.000.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Setahun Rp 3.300.000 Rp 3.000.000
Iuran Pensiun Rp 960.000 Rp 960.000
Iuran Jaminan Hari Tua Rp - Rp -
Total Pengurang Rp 4.260.000 Rp 3.960.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 61.740.000 Rp 56.040.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp - Rp -
Total PTKP Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 7.740.000 Rp 2.040.000
Pembulatan Rp 7.740.000 Rp 2.040.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 387.000 Rp 102.000
- Sebulan Rp 8.500
C. PPh Pasal 21 atas Bonus (A-B)=(387.000-102.000) Rp 285.000
D. PPh yang disetor bulan (C+(B/Juni 12)) Rp 293.500 47
PPh untuk Bonus dan PPh Masa dibayarkannya Bonus
A. PPh 21 atas Gaji dan Bonus
B.9.1 Keterangan
Sudiro B. PPh atas Gaji 48
Lama Bekerja (dalam bulan) A 12
Gaji Setahun (5.000.000x12) Rp 60.000.000
Gaji Sebulan B Rp 5.000.000
Bonus Rp 6.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja C Rp -
Rp -
Premi Jaminan Kematian D Rp -
Penghasilan Bruto Setahun Rp 66.000.000
Penghasilan Bruto Sebulan C Rp 5.000.000
Biaya Jabatan
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan D Rp 250.000
5% x Ph. Bruto Setahun Rp 3.300.000 Iuran Pensiun E Rp 80.000
Iuran Pensiun Rp 960.000 Iuran Jaminan Hari Tua H Rp -
Iuran Jaminan Hari Tua Rp - Total Pengurang (D+E) F Rp 330.000
Total Pengurang Rp 4.260.000 Penghasilan Neto Sebulan (C-F) G Rp 4.670.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 61.740.000 Penghasilan Neto Setahun (A x G) H Rp 56.040.000
PTKP PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 - Wajib Pajak Sendiri I Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp - - Tambahan WP Kawin J Rp -
Total PTKP Rp 54.000.000 Total PTKP K Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 7.740.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun L Rp 2.040.000
Pembulatan Rp 7.740.000 Pembulatan M Rp 2.040.000
PPh Pasal 21 Terutang : PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 387.000 - Setahun (M x Pasal 17) N Rp 102.000
- Sebulan - Sebulan (N/A) O Rp 8.500
C. PPh Pasal 21 atas Bonus (A-B)=(387.000-102.000)
D. PPh yang disetor bulan (C+(B/Juni 12)) 48
B.9.1 Masa Perolehan Penghasilan Kurang dari 12 Bulan 51

Tidak Disetahunkan Disetahunkan

1. WP OP DN meninggal dunia atau


1. WP OP DN mulai bekerja
meninggalkan Indonesia selamanya;
pada tahun berjalan;
2. Orang asing mulai bekerja di
2. WP OP DN pindah kerja ke Indonesia pada tahun berjalan
pemberi kerja yang lain untuk jangka waktu lebih dari 6
bulan;
3. Karyawan pindah cabang

51
B.9.1 Pegawai Mulai Kerja Pertengahan Tahun 52

Untuk Pegawai Tetap yang kewajiban pajak subjektifnya sudah


ada sejak awal tahun, namun mulai bekerja setelah bulan Januari
atau berhenti bekerja sebelum bulan Desember, PPh Pasal 21
terutang dihitung berdasarkan jumlah seluruh penghasilan yang
diterima atau diperoleh, baik yang bersifat teratur maupun tidak
teratur, selama Pegawai Tetap yang bersangkutan bekerja pada
pemotong pajak.

52
B.9.1 53

S Budiyanta bekerja pada PT PB Jakarta sebagai


pegawai tetap sejak 1 September 2018. S Budiyanta
status K/0 Gaji sebulan sebesar Rp15.500.000,00 iuran
pensiun dibayar sendiri Rp150.000,00. Berapa PPh
bulan September?

53
B.9.1 54
PEGAWAI TETAP MULAI BEKERJA DALAM TAHUN BERJALAN
S BUDIYANTA
Lama Bekerja (dalam bulan) A 4
Gaji Sebulan B Rp 15.500.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja C Rp -
Premi Jaminan Kematian D Rp -
Penghasilan Bruto Sebulan E Rp 15.500.000
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan F Rp 500.000
Iuran Pensiun G Rp 150.000
Iuran Jaminan Hari Tua H Rp -
Total Pengurang (F+G+H) I Rp 650.000
Penghasilan Neto Sebulan (E-I) J Rp 14.850.000
Penghasilan Neto Setahun (A x J) K Rp 59.400.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri L Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin M Rp 4.500.000
Total PTKP N Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun O Rp 900.000
Pembulatan Rp 900.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun (O x Pasal 17) P Rp 45.000
- Sebulan (P/A) Q Rp 11.250
54
B.9.1 55

Pada tahun 2018 Bunga bekerja pada perusahaan PT Jaya Makmur


dengan memperoleh gaji sebulan Rp6.750.000,00 dan membayar
iuran pensiun sebesar Rp 200.000,00. Bunga menikah tetapi belum
mempunyai anak memiliki surat keterangan dari kecamatan bahwa
suaminya tidak memiliki penghasilan. Pada akhirnya Bunga
memutuskan untuk bekerja hanya sampai bulan Oktober karena
alasan ketidakcocokan. Berapa PPh Pasal 21 pada masa terakhir
yang akan dilapor di SPT Masa Oktober?

55
PEGAWAI TETAP BERHENTI BEKERJA
SEBELUM BERHENTI SETELAH BERHENTI
B.9.1 Perhitungan BULANAN
Bunga
57
Gaji Sebulan Rp 6.750.000 Rp 6.750.000
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 6.750.000 Rp 6.750.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 337.500 Rp 337.500
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Total Pengurang Rp 537.500 Rp 537.500
Penghasilan Neto Sebulan Rp 6.212.500 Rp 6.212.500
Penghasilan Neto Setahun Rp 74.550.000 Rp 62.125.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 16.050.000 Rp 3.625.000
Pembulatan Rp 16.050.000 Rp 3.625.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 802.500 Rp 181.250
- Sebulan Rp 66.875
A. PPh Pasal 21 (Jan-Sept) dipotong = 9 x 66.875 Rp 601.875
B. PPh Pasal 21 (Jan-Okt) terutang Rp 181.250
PPh Pasal 21 Uang (Kurang)Lebih potong (A-B) Rp 420.625
57
Perhitungan SPT 1721 - Form A1 – per karyawan
B.9.1 58
PENGHASILAN BRUTO
1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT
2. TUNJANGAN PPh
3. TUNJANGAN LAINNY A. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINY A
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNY A
5. PREMI ASURANSI Y ANG DIBAY ARKAN PEMBERI KERJA
6. PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNY A Y ANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR
8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D. 7)

PENGURANGAN
9. BIAY A JABATAN/BIAY A PENSIUN
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
11. JUMLAH PENGURANGAN ( 9 S.D. 10)

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21


12. JUMLAH PENGHASILAN NETTO (8 - 11)
13. PENGHASILAN NETO MASA PAJAK SEBELUMNY A
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN)
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15)
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGJASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN
18. PPh PASAL 21 Y ANG TELAH DIPOTONG MASA PAJAK SEBELUMNY A
19. PPh PASAL 21 TERUTANG
58
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 Y ANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
Perhitungan SPT 1721 - Form A1 – Bunga Lama
KODE OBJEK PAJAK :

B.9.1 59
PENGHASILAN BRUTO
1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT 67.500.000
2. TUNJANGAN PPh
3. TUNJANGAN LAINNY A. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINY A -
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNY A

5. PREMI ASURANSI Y ANG DIBAY ARKAN PEMBERI KERJA -


6. PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNY A Y ANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR -
8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D. 7) 67.500.000
PENGURANGAN
9. BIAY A JABATAN/BIAY A PENSIUN 3.375.000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT 2.000.000
11. JUMLAH PENGURANGAN ( 9 S.D. 10) 5.375.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
12. JUMLAH PENGHASILAN NETTO (8 - 11) 62.125.000
13. PENGHASILAN NETO MASA PAJAK SEBELUMNY A -
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 62.125.000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 58.500.000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15) 3.625.000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGJASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN 181.250
18. PPh PASAL 21 Y ANG TELAH DIPOTONG MASA PAJAK SEBELUMNY A -
19. PPh PASAL 21 TERUTANG 181.250
59
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 Y ANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI 181.250
B.9.1 60

Pada bulan Nopember tahun 2018 Bunga mulai


bekerja pada perusahaan PT Jaya Sejahtera dengan
memperoleh gaji sebulan Rp8.000.000,00 dan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000,00.
Bunga menikah tetapi belum mempunyai anak
memiliki surat keterangan dari kecamatan bahwa
suaminya tidak memiliki penghasilan. Berapa PPh
terutang tiap masa di Perusahaan yang baru?

60
PEGAWAI PINDAH BEKERJA
Perhitungan BULANAN TEMPAT LAMA TEMPAT BARU
B.9.1 61
LAMA BEKERJA (BULAN) 10 2
Gaji Sebulan Rp 6.750.000 Rp 8.000.000
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 6.750.000 Rp 8.000.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 337.500 Rp 400.000
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Total Pengurang Rp 537.500 Rp 600.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp 6.212.500 Rp 7.400.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 62.125.000 Rp 14.800.000
Penghasilan Neto Sebelumnya Rp - Rp 62.125.000
Jumlah Penghasilan neto Rp 76.925.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 3.625.000 Rp 18.425.000
Pembulatan Rp 3.625.000 Rp 18.425.000
PPh Pasal 21 Terutang : Rp 181.250 Rp 921.250
PPh Pasal 21 Dipotong Sebelumnya Rp 181.250
PPh Pasal 21 Terutang : Rp 740.000
PPh terutang masa berikutnya: Rp 370.000 61
Perhitungan SPT 1721 - Form A1 – Bunga Baru
KODE OBJEK PAJAK :

B.9.1 62
PENGHASILAN BRUTO
1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT 16.000.000
2. TUNJANGAN PPh
3. TUNJANGAN LAINNY A. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINY A -
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNY A

5. PREMI ASURANSI Y ANG DIBAY ARKAN PEMBERI KERJA -


6. PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNY A Y ANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR -
8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D. 7) 16.000.000
PENGURANGAN
9. BIAY A JABATAN/BIAY A PENSIUN 800.000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT 400.000
11. JUMLAH PENGURANGAN ( 9 S.D. 10) 1.200.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
12. JUMLAH PENGHASILAN NETTO (8 - 11) 14.800.000
13. PENGHASILAN NETO MASA PAJAK SEBELUMNY A 62.125.000
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 76.925.000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 58.500.000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15) 18.425.000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGJASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN 921.250
18. PPh PASAL 21 Y ANG TELAH DIPOTONG MASA PAJAK SEBELUMNY A 181.250
19. PPh PASAL 21 TERUTANG 740.000
62
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 Y ANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI 740.000
PEGAWAI PINDAH BEKERJA TIDAK MELAPORKAN 1721 A1 DR TEMPAT LAMA
Perhitungan BULANAN TEMPAT LAMA TEMPAT BARU
B.9.1 63
LAMA BEKERJA (BULAN) 10 2
Gaji Sebulan Rp 6.750.000 Rp 8.000.000
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 6.750.000 Rp 8.000.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 337.500 Rp 400.000
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Total Pengurang Rp 537.500 Rp 600.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp 6.212.500 Rp 7.400.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 62.125.000 Rp 14.800.000
Penghasilan Neto Sebelumnya Rp -
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 3.625.000 Rp -
Pembulatan Rp 3.625.000 Rp -
PPh Pasal 21 Terutang : Rp 181.250 Rp -
PPh Pasal 21 Dipotong Sebelumnya
PPh Pasal 21 Terutang : Rp -
PPh terutang masa berikutnya: Rp -
63
Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai yang kewajiban pajak
B.9.1 64
subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri dimulai setelah permulaan tahun
pajak, dan mulai bekerja pada tahun berjalan

David King (K/3) mulai bekerja 1 September 2018. la


bekerja di Indonesia s.d. Agustus 2020. Selama
tahun 2018 menerima gaji per bulan
Rp20.000.000,00. Berapa PPh Pasal 21 bulan
September tahun 2018 dalam hal David King hanya
menerima penghasilan berupa gaji?
DAVID KING
B.9.1 65
Lama Bekerja (dalam bulan) A 4
Gaji Sebulan B Rp 20.000.000
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan C Rp 500.000
Total Pengurang (F+G+H) D Rp 500.000
Penghasilan Neto Sebulan (B-D) E Rp 19.500.000
Penghasilan Neto Setahun (A x E) F Rp 78.000.000
Pengh Neto disetahunkan (12/A)x F G Rp 234.000.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri H Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin I Rp 4.500.000
- Tambahan Tanggungan J Rp 13.500.000
Total PTKP K Rp 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun L Rp 162.000.000
Pembulatan M Rp 162.000.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Terutang(M x Pasal 17 ayat 1 huruf a) N Rp 19.300.000
- Tahun 2018(N x (A/12)) O Rp 6.433.333
- Sebulan (O/A) P Rp 1.608.333
65
B.9.1 Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai yang 66
Dipindahtugaskan Dalam Tahun Berjalan

Didin Qomarudin yang berstatus belum menikah adalah


pegawai pada PT Nusantara Mandiri di Jakarta. Sejak 1 Juni
2016 dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung dan
pada 1 Oktober 2016 dipindahtugaskan lagi ke kantor cabang
di Garut.
Gaji Didin Qomarudin sebesar Rp5.000.000,00 dan
pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri sebulan
sejumlah Rp100.000,00. Selama bekerja di PT Nusantara
Mandiri, Didin Qomarudin hanya menerima penghasilan
berupa gaji saja.
Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai yang Dipindahtugaskan
B.9.1 Dalam Tahun Berjalan 67
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 A1) di Kantor Jakarta
B.9.1 68
Kantor Cabang Bandung
B.9.1 69
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721-A1) di Kantor Bandung
B.9.1 70

70
Kantor Cabang Garut
B.9.1 71

71
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721-A1) di Kantor Garut
B.9.1 72

72
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur bagi Penerima Pensiun Berkala
B.9.2 73
Penghitungan PPh Pasal 21 atas uang pensiun bulanan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun pada
tahun pertama pensiun adalah sebagai berikut:
a. terlebih dahulu dihitung penghasilan neto sebulan yang diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan
bruto dengan biaya pensiun, kemudian dikalikan banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan
menerima pensiun sampai dengan bulan Desember;
b. penghasilan neto pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf a ditambah dengan penghasilan neto dalam
tahun yang bersangkutan yang diterima atau diperoleh dari pemberi kerja sebelum pegawai yang
bersangkutan pensiun sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21 sebelum
pensiun;
c. untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak, jumlah penghasilan sebagaimana dimaksud pada huruf b
tersebut dikurangi dengan PTKP, dan selanjutnya dihitung PPh Pasal 21 atas Penghasilan Kena Pajak
tersebut;
d. PPh Pasal 21 atas uang pensiun dalam tahun yang bersangkutan dihitung dengan cara mengurangi PPh
Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada huruf c dengan PPh Pasal 21 yang terutang dari pemberi kerja
sebelum pegawai yang bersangkutan pensiun sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pemotongan
PPh Pasal21 sebelum pensiun;
e. PPh Pasal 21 atas uang pensiun bulanan adalah sebesar PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada huruf d
dibagi dengan banyaknya bulan sebagaimana dimaksud pada huruf a. 73
B.9.2 74

Wiryawan, berstatus kawin dengan 2 (dua) orang anak yang masih


menjadi tanggungan, bekerja sebagai pegawai tetap pada PT Nusa
lndah Gemilang dengan gaji sebulan sebesar Rp13.000.000,00.
Wiryawan setiap bulan membayar iuran pensiun sebesar
Rp250.000,00 ke Dana Pensiun Artha Mandiri yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku di PT Nusa Indah Gemilang
terhitung mulai 1 Juli 2018, Wiryawan akan memasuki masa
pensiun. Selanjutnya mulai bulan Juli 2018 Wiryawan memperoleh
uang pensiun dari Dana Pensiun Artha Mandiri sebesar
Rp6.000.000,00 sebulan. Berapa PPh yang terutang untuk Masa Juli
2018? 74
PEGAWAI PENSIUN DALAM TAHUN BERJALAN
Perhitungan BULANAN SEBELUM PENSIUN SETELAH PENSIUN
B.9.2 75
LAMA BEKERJA (BULAN) 6 6
Gaji Sebulan Rp 13.000.000 Rp 6.000.000
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 13.000.000 Rp 6.000.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 500.000 Rp 200.000
Iuran Pensiun Rp 250.000 Rp -
Total Pengurang Rp 750.000 Rp 200.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp 12.250.000 Rp 5.800.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 73.500.000 Rp 34.800.000
Penghasilan Neto Sebelumnya Rp - Rp 73.500.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
- Tambahan WP Kawin Rp 9.000.000 Rp 9.000.000
Total PTKP Rp 67.500.000 Rp 67.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 6.000.000 Rp 40.800.000
Pembulatan Rp 6.000.000 Rp 40.800.000
PPh Pasal 21 Terutang : Rp 300.000 Rp 2.040.000
PPh Pasal 21 Dipotong Sebelumnya Rp 300.000
PPh Pasal 21 Terutang : Rp 1.740.000
PPh Pasal 21 Sebulan : Rp 50.000 Rp 290.000 75
WIRYAWAN
B.9.2 76
Lama Bekerja (dalam bulan) A 12
Gaji Sebulan B Rp 6.000.000
Biaya Pensiun 5% x Ph. Bruto Sebulan C Rp 200.000
Total Pengurang D Rp 200.000
Penghasilan Neto Sebulan (B-D) E Rp 5.800.000
Penghasilan Neto Setahun (A x E) F Rp 69.600.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri G Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin H Rp 4.500.000
- Tambahan Tanggungan I Rp 9.000.000
Total PTKP J Rp 67.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun K Rp 2.100.000
Pembulatan L Rp 2.100.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun(L x Pasal 17) M Rp 105.000
- Sebulan (M/A) N Rp 8.750

76
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
B.9.3 77
PEGAWAI TETAP, PENERIMA PENSIUN BERKALA

PERHITUNGAN MASA PAJAK AKHIR


(BULAN DESEMBER)

PPh Pasal 21 atas


SELURUH PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN
ATAU BAGIAN TAHUN PAJAK
D
I
K
U
R
A
N
G
I

PPh Ps.21 YG TELAH DIPOTONG


PADA MASA-MASA SEBELUMNYA
DALAM BAGIAN TAHUN PAJAK YANG BERSNGKUTAN
77
B.9.3 78

Ratno menikah tetapi belum mempunyai tanggungan


mendapatkan gaji Rp5.750.000,00 sejak bulan Juni 2018
menerima kenaikan gaji, menjadi Rp6.750.000,00 sebulan dan
tidak berlaku surut. Ratno dan membayar iuran pensiun sebesar
Rp200.000,00 per bulan. Hitung PPh Pasal 21 per masa sebelum
dan sesudah kenaikan serta hitung PPh Pasal 21 masa Desember
2018.

78
B.9.3 79
Januari-Mei Juni-November
Perhitungan BULANAN
Ratno
Gaji Sebulan Rp 5.750.000 Rp 6.750.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp - Rp -
Premi Jaminan Kematian Rp - Rp -
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 5.750.000 Rp 6.750.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 287.500 Rp 337.500
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Iuran Jaminan Hari Tua Rp - Rp -
Total Pengurang Rp 487.500 Rp 537.500
Penghasilan Neto Sebulan Rp 5.262.500 Rp 6.212.500
Penghasilan Neto Setahun Rp 63.150.000 Rp 74.550.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 4.650.000 Rp 16.050.000
Pembulatan Rp 4.650.000 Rp 16.050.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 232.500 Rp 802.500
- Sebulan Rp 19.375 Rp 66.875
A. 'PPh Pasal 21 (Jan-Mei)(5x19,375)) Rp 96.875
B. 'PPh Pasal 21 (Jun Nov)(6x 66.875 Rp 401.250
A+B 'PPh yng telah dipotong Jan-Nov Rp 498.125

79
B.9.3 80

PPh Pasal 21 Masa Desember


Keterangan Januari-Desember
Gaji Sebulan (5 x 5.750.000)+(7*6.750.000) Rp 76.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp -
Premi Jaminan Kematian Rp -
Penghasilan Bruto Rp 76.000.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Rp 3.800.000
Iuran Pensiun Rp 2.400.000
Iuran Jaminan Hari Tua Rp -
Total Pengurang Rp 6.200.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 69.800.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 11.300.000
Pembulatan Rp 11.300.000
PPh Pasal 21 Terutang :
A. '- Setahun Rp 565.000
B. '- PPh 21 yng telh dipotong (Jan-Nov) Rp 498.125
A+B 'PPh Pasal 21 (Masa Desember) Rp 66.875
80
Perhitungan SPT 1721 - Form A1 – Ratno
KODE OBJEK PAJAK :

B.9.3 81
PENGHASILAN BRUTO
1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT 76.000.000
2. TUNJANGAN PPh
3. TUNJANGAN LAINNY A. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINY A -
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNY A

5. PREMI ASURANSI Y ANG DIBAY ARKAN PEMBERI KERJA -


6. PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNY A Y ANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR -
8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D. 7) 76.000.000
PENGURANGAN
9. BIAY A JABATAN/BIAY A PENSIUN 3.800.000
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT 2.400.000
11. JUMLAH PENGURANGAN ( 9 S.D. 10) 6.200.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
12. JUMLAH PENGHASILAN NETTO (8 - 11) 69.800.000
13. PENGHASILAN NETO MASA PAJAK SEBELUMNY A -
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 69.800.000
15. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 58.500.000
16. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN (14 - 15) 11.300.000
17. PPh PASAL 21 ATAS PENGJASILAN KENA PAJAK SETAHUN/DISETAHUNKAN 565.000
18. PPh PASAL 21 Y ANG TELAH DIPOTONG MASA PAJAK SEBELUMNY A -
19. PPh PASAL 21 TERUTANG 565.000
81
20. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 Y ANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI 565.000
B.9.5 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 PEGAWAI TIDAK TETAP 82

PPh Pasal 21 2016 s.d. Sekarang: Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah
Satuan, Borongan
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 10.200.000
Upah/Uang Saku Harian
Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 450.000 Penghasilan Kena Pajak

Dipotong PPh Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Pasal 21 Setahun


Upah kumulatif > Rp4,5 jt s.d. Rp10,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari (PTKP/360)
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
82
B.9.5 83

Nurcahyo dengan status belum


HARI UPAH KUMULATIF UPAH PPH 21 THP KETERANGAN
1 450.000 450.000 - 450.000 Sampai hari ke-10,
menikah pada bulan September 2 450.000 900.000 - 450.000 karena jumlah

2016 bekerja sebagai buruh harian


3 450.000 1.350.000 - 450.000 kumulatif upah yang
4 450.000 1.800.000 - 450.000 diterima belum
PT Cipta Mandiri Sejahtera, la 5 450.000 2.250.000 - 450.000 melebihi
Rp4.500.000 maka
bekerja selama 10 hari dan
6 450.000 2.700.000 - 450.000
7 450.000 3.150.000 - 450.000 tidak ada PPh Pasal

menerima upah harian sebesar 8 450.000 3.600.000 - 450.000 21 yang terutang


9 450.000 4.050.000 - 450.000
Rp450.000,00. 10 450.000 4.500.000 - 450.000
Berapa PPh yang dipotong oleh PT 11 450.000 4.950.000 165.000 285.000

Cipta Mandiri Sejahtera. Upah sampai dengan hari ke-11


Jika ternyata tetap berlanjut sampai 11 X
PTKP Sebenarnya
450.000 4.950.000

hari ke 11 berapa upah bersih hari 11 X 150.000 1.650.000

ke 11? PKP
PPH 21 TERUTANG > 5%
3.300.000
165.000
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d. hari ke 11 -
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke 11 165.000
Sehingga pada hari ke-11, Nurcahyo menerima upah bersih
450.000 165.000 285.000

83
B.9.5 84
Nanang Hermawan (belum menikah) pada bulan September 2016 bekerja
pada perusahaan PT Sentosa Jaya, menerima upah sebesar Rp650.000,00 per
hari. Berapa upah bersih sehari dan berapa upah bersih pada hari ketujuh?

HARI UPAH KUMULATIF BATAS DPP PPh 21 KETERANGAN


1 650.000 650.000 450.000 200.000 10.000 Belum melebihi
2 650.000 1.300.000 450.000 200.000 10.000 Rp4.500.000
3 650.000 1.950.000 450.000 200.000 10.000
4 650.000 2.600.000 450.000 200.000 10.000
5 650.000 3.250.000 450.000 200.000 10.000
6 650.000 3.900.000 450.000 200.000 10.000
7 650.000 4.550.000 1.050.000 3.500.000 175.000 Batas adalah PTKP
PPh yang telah dipotong sampai hari ke-6 60.000
PPh yang harus dipotong pada hari ke-7 115.000 THP Rp535.000
8 650.000 150.000 500.000 25.000
dst

84
B.9.6
PPh Pasal 21: 85
Bukan Pegawai

Berkesinambungan Tidak
berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara
Dihitung secara
kumulatif
kumulatif

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
85
KETENTUAN LAIN UNTUK BUKAN PEGAWAI
B.9.6 86

BUKAN PEGAWAI DOKTER (BUKAN PEGAWAI)


SELAIN TENAGA AHLI, YG MELAKUKAN PRAKTIK
YANG MEMPERKERJAKAN DI RUMAH SAKIT/KLINIK
ORANG LAIN SEBAGAI PEGAWAINYA
MENERIMA
MENERIMA
HONORARIUM,
HONORARIUM, KOMISI DAN FEE
KOMISI DAN FEE
PENGHASILAN BRUTO =
PENGHASILAN BRUTO =
DI DALAM JUMLAH BRUTO JASA DOKTER
KONTRAK YG DIBAYARKAN PASIEN MELALUI
JUMLAH BRUTO PEMBAYARAN DIPISAHKAN
DIKURANGI BAGIAN GAJI/UPAH RUMAH SAKIT / KLINIK
BIAYA
PEGAWAI YG DIPERKERJAKAN BAGIAN GAJI/ SEBELUM DIPOTONG
UPAH TSB BIAYA-BIAYA ATAU BAGI HASIL

86
B.9.6 87

Etty Rahmawati adalah petugas dinas luar asuransi Bulan Bulan Komisi Agen
dari PT. Tabarru Life. Suami Etty Rahmawati telah (Rupiah)

terdaftar sebagai Wajib Pajak dan mempunyai Januari 45.000.000


NPWP, dan yang bersangkutan bekerja pada PT. Februari 45.000.000
Kersamanah. Etty Rahmawati telah menyampaikan Maret 48.000.000
fotokopi kartu NPWP suami, fotokopi surat nikah April 52.000.000
dan fotokopi kartu keluarga kepada pemotong Mei 55.000.000
pajak. Etty Rahmawati hanya memperoleh Juni 58.000.000
penghasilan dari kegiatannya sebagai petugas Juli 58.000.000
dinas luar asuransi, dan telah menyampaikan surat
Agustus 62.000.000
pernyataan yang menerangkan hal tersebut
September 65.000.000
kepada PT Tabarru Life. Pada tahun 2019,
penghasilan yang diterima oleh Etty Rahmawati Oktober 66.000.000
sebagai petugas dinas luar asuransi dari PT. November 68.000.000
Tabarru Life adalah sebagai tabel disamping Desember 70.000.000
Jumlah 692.000.000
87
B.9.6 88
Bulan Penghasilan Dasar PTKP Penghasilan Penghasilan Tarif PPh Pasal 21
Bruto (Rupiah) Pemotongan (Rupiah) Kena Pajak Kena Pajak Pasal 17 terutang
PPh Pasal 21 (Rupiah) (KUMULATIF) ayat (1) (Rupiah)
(Rupiah) (Rupiah) huruf a
UU PPh
-1 -2 (3)=50% x (2) -4 -5 -6 -7 (8)=(5) x (7)
Januari 45.000.000 22.500.000 4.500.000 18.000.000 18.000.000 5% 900.000
Februari 45.000.000 22.500.000 4.500.000 18.000.000 36.000.000 5% 900.000
Maret 48.000.000 24.000.000 4.500.000 14.000.000 50.000.000 5% 700.000
5.500.000 55.500.000 15% 825.000
April 52.000.000 26.000.000 4.500.000 21.500.000 77.000.000 15% 3.225.000
Mei 55.000.000 27.500.000 4.500.000 23.000.000 100.000.000 15% 3.450.000
Juni 58.000.000 29.000.000 4.500.000 24.500.000 124.500.000 15% 3.675.000
Juli 58.000.000 29.000.000 4.500.000 24.500.000 149.000.000 15% 3.675.000
Agustus 62.000.000 31.000.000 4.500.000 26.500.000 175.500.000 15% 3.975.000
September 65.000.000 32.500.000 4.500.000 28.000.000 203.500.000 15% 4.200.000
Oktober 66.000.000 33.000.000 4.500.000 28.500.000 232.000.000 15% 4.275.000
November 68.000.000 34.000.000 4.500.000 18.000.000 250.000.000 15% 2.700.000
11.500.000 261.500.000 25% 2.875.000
Desember 70.000.000 35.000.000 4.500.000 30.500.000 292.000.000 25% 7.625.000
Jumlah Rp692.000.000 Rp346.000.000 Rp43.000.000
PPh Pasal 21:
B.9.7 Lainnya 89

Dewan Komisaris/ Peserta program


Pengawas non Mantan Pegawai Pensiun yang masih
Pegawai tetap Berstatus pegawai

jasa produksi, tantiem,


honorarium atau gratifikasi, bonus atau
imbalan yang bersifat penarikan dana
imbalan lain yang pensiun
tidak teratur bersifat tidak teratur

Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a atas Kumulatif Jumlah Penghasilan Bruto

89
B.9.7 90

Andi Krisna (K/3), anggota komisaris PT. Anging Mamiri yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap. Penghasilan Januari sebesar
Rp20.000.000, April sebesar Rp30.000.000, Juni sebesar Rp40.000.000, dan
September sebesar Rp40.000.000. Berapa Pajak yang dipotong dari
penghasilan Andi Krisna pada tahun 2022?

90
B.9.8 PPh Pasal 21: 91
Peserta Kegiatan

Tarif Pasal 17
UU PPh

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh


dan tidak dipecah

91
B.9.8 Contoh Soal 16 : Peserta Kegiatan 92

Kasus 1:

Bapak Ali menerima hadiah perlombaan bulutangkis sebesar Rp.60.000.000,- dari Perum
BULOG dalam rangka HUT Perum BULOG pada bulan Mei 2018.
Perhitungan PPh Pasal 21 : 5% x Rp.50.000.000,- = Rp.2.500.000,-
15% x Rp.10.000.000,- = Rp.1.500.000,-
Total PPh = Rp 4.000.000,-

Kasus 2 :

Masih dalam contoh kasus 1, apabila pada bulan Agustus 2018 Bapak Ali kembali
menerima hadiah perlombaan panjat pinang berupa LCD TV senilai Rp.10.000.000,-
dalam rangka HUT RI yang diadakan oleh Perum BULOG.
Maka perhitungan PPh Pasal 21: 5%xRp.10.000.000,- = Rp.500.000,-

92
TETAP Ph NETO - PTKP
B.9.8 PEGAWAI 93
BULANAN Ph BRUTO - PTKP
TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 450 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>4,5jt s.d.10,2jt) –
PTKP Harian

Ph BRUTO(>10,2t) – PTKP

PENSIUNAN BERKALA Ph NETO - PTKP

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)


BERKESINAMBUNGAN Kumulatif

BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1) (50% X Ph Bruto) Kumulatif

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50 % x Ph Bruto

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, Ph Bruto Kumulatif


PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

PESERTA KEGIATAN Ph Bruto

93
B.9.9 94
Ketentuan Khusus

Penghasilan bersumber dari


1. Uang Pesangon
APBN/D yang diterima oleh
2. Uang Manfaat Pensiun
Pejabat Negara, PNS,
3. THT/JHT
Anggota, TNI/Polri, dan
yang dibayarkan sekaligus
Pensiunannya

PP 68 Tahun 2009 PP 80 Tahun 2010

94
UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT
B.9.9 YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS 95
(PP Nomor 68 Tahun 2009)
Uang Pesangon adalah penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja termasuk Pengelola
Dana Pesangon Tenaga Kerja kepada pegawai, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan hubungan kerja,
termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.

Uang Manfaat Pensiun adalah penghasilan dari manfaat pensiun yang dibayarkan kepada
orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang dana pensiun oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun
Lembaga Keuangan yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

Tunjangan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara tunjangan hari tua kepada orang pribadi yang telah mencapai usia pensiun.

Jaminan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan penyelenggara
jaminan sosial tenaga kerja kepada orang pribadi yang berhak dalam jangka waktu yang
telah ditentukan atau keadaan lain yang ditentukan.
95
UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT
B.9.9 YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS 96
(PP Nomor 68 Tahun 2009)

UANG PESANGON
0 s/d 50.000.000,- 0%
>50 juta s/d 100 juta 5%
>100 juta s/d 500 juta 15%
> 500 juta 25%

UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT


0 s/d 50.000.000,- 0%
> 50.000.000,- 5%

Bersifat FINAL
(dalam hal dibayar sekaligus)

dianggap dibayarkan sekaligus dalam hal sebagian atau seluruh


pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender.
96
B.9.9 Contoh Soal 17 97
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
dipotong atas Uang Pesangon dengan jumlah
Rp175.000.000,00.

Penghasilan bruto Rp 175.000.000,00


Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :
0% x Rp50.000.000,00 = RP 0,00
5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp75.000.000,00 = Rp 11.250.000,00 (+)
Jumlah Rp13.750.000,00

97
Dalam hal pembayaran Uang Pesangon dilakukan dalam beberapa kali
B.9.9 pembayaran, misalnya : 98
a. Bulan Desember 2009 = Rp 50.000.000,00
b. Bulan April 2010 = Rp 125.000.000.00 (+)
Jumlah Rp 175.000.000,00

Perhitungan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 didasarkan pada


jumlah pembayaran sebagai satu kesatuan, yaitu sebesar Rp 175.000.000.00

Pajak Penghasilan Pasal 21 yang harus dipotong :


Bulan Desember 2009: Jumlah penghasilan bruto Rp 50.000.000,00
Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :
0% x Rp50.000.000.00 = Rp 0,00
Bulan April 2010 : Jumlah penghasilan bruto Rp 125.000.000,00
Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000.00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp75.000.000.00 = Rp 11.250.000,00 (+)
Jumlah Rp 13.750.000,00 98
Penghitungan PPh Pasal 21
B.9.9 99
PENGHASILAN TERATUR DARI APBN/APBD

PENGHASILAN BRUTO

- GAJI KEHORMATAN - UANG PENSIUN


- GAJI - TUNJANGAN YG TERKAIT
- TUNJANGAN YG TERKAIT

DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH.
BRUTO MAKS DIKURANGI:
Rp 6.000.000,-/ THN ATAU BIAYA PENSIUN, 5% DARI PENGH.
Rp 500.000,-/BLN BRUTO (UANG PENSIUN)
- IURAN YG TERIKAT DGN MAKS Rp 2.400.000,00/THN ATAU
PENGH. TETAP Rp 200.000,00

PTKP DIKURANGI PENGHASILAN


NETO

PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF PS.17 UU PPh

PAJAK TERUTANG
DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH

JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA


99
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
Tarif Final
B.9.9 Penghasilan Atas Honorarium 100
Yang Bersumber dari APBN/APBD

NO. PENERIMA PENGHASILAN TARIF Ket

PNS Golongan I dan II 0%


Dibuat Bukti
1. Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat
Pemotongan
Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya

5%
PNS Golongan III Dibuat Bukti
2. Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Pemotongan
Perwira Pertama, dan pensiunannya

Golongan IV 15%
Dibuat Bukti
Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat
3. Pemotongan
Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan
Pensiunannya
100
100
B.9.10 101

20% Final
X
PENGHASILAN BRUTO

MEMPERHATIKAN KETENTUAN P3B


101
B.9.10 102

Jack Preston adalah pegawai asing yang berada di Indonesia kurang dari 183
hari. Dia berstatus menikah dan mempunyai 2 orang anak. Ia memperoleh
gaji pada bulan Maret 2018 sebesar US$2,500 sebulan. Pada saat
pemotongan Kurs Tengah Bank Indonesia Rp13.350,00 untuk US$ 1.00 dan
Kurs Menteri Keuangan Rp13.394,00,00 untuk US$ 1.00. Berapa PPh yang
dipotong untuk Masa maret 2016?

Penghitungan PPh Pasal 26


Penghasilan bruto berupa gaji sebulan adalah:
US$2,500 xRp13.394,00 = Rp33.485.000,00
PPh Pasal 26 terutang adalah:
20% X Rp33.485.000,00 = Rp6.697.000,00
102
B.9.11 Penerima Penghasilan Tidak ber-NPWP 103

PPh Pasal 21 sebesar 120%


lebih tinggi daripada PPh
Pasal 21 yang seharusnya
(20% lebih tinggi)

Setelah pemotongan sebelum pemotongan


PPh Pasal 21 bulan Ber-NPWP PPh Pasal 21 bulan
Desember Desember

Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final


103
B.9.11 *)Tarif tidak ber-NPWP 104

NO LAPISAN TARIF Faktor Tarif* NO LAPISAN TARIF Faktor Tarif*

1. 50.000.000 5% 120% 6% 1. 60.000.000 5% 120% 6%

2. 200.000.000 15% 120% 18% 2. 190.000.000 15% 120% 18%

3. 250.000.000 25% 120% 30% 3. 250.000.000 25% 120% 30%

4. 100.000.000 30% 120% 36% 4. 100.000.000 30% 120% 36%


B.9.12 105
Saat terutang
PPh Pasal 21/26

Bagi Penerima Bagi Pemotong PPh Pasal


Penghasilan 21/26

SAAT DILAKUKAN UNTUK SETIAP MASA PAJAK


PEMBAYARAN ATAU SAAT
TERUTANGNYA PENGHASILAN

AKHIR BULAN DILAKUKANNYA


PEMBAYARAN
ATAU
AKHIR BULAN TERUTANGNYA
PENGHASILAN

105
Pasal 21
B.9.12 Kewajiban Pemotong 106

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP


• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan
Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender.
• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank Persepsi
paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Pemotong Pajak wajib lapor SPT Masa PPh Pasal 21 paling lama 20 hari setelah
Masa Pajak berakhir.
• Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Pasal 21/26 Untuk
Setiap Masa Pajak
• Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan
• Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada Penerima Penghasilan

106
B.9.12 Kewajiban Penerima Penghasilan 107

1. Wajib Mendaftarkan Diri


2. Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai tertentu
Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah Tanggungan
Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada Saat Menjadi
Subjek Pajak Dalam Negeri
3. Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga kpd
Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai Pensiun
4. Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi
Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum Mulai
Tahun Kalender Berikutnya

107
B.9.13 Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 108

• Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala:


• dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)
• diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun
atau pegawai berhenti
• Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun
berkala:
• Dibuat setiap kali ada pemotongan
• Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka
bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan
• Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib
dilampirkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21

108
Bukti Pemotongan PPh Pasal 21
B.9.13 109

1721-VI : Bukti Pemotongan PPh Tidak


Final atau PPh Pasal 26

1721-VII : Bukti Pemotongan PPh Final

1721-A1 : Bukti Pemotongan PPh


Pegawai Tetap/Penerima
Pensiun

1721-A2 : Bukti Pemotongan PPh


PNS/TNI/POLRI/Pensiunannya
109
FORMULIR 1721-VI
B.9.13 110

❑ Nomor bukti pemotongan:


1.3 - mm.yy - xxxxxxx
dua digit pertama: kode; mm: masa pajak;
yy: tahun; xxxxxxx: no urut sepanjang tahun.

❑ NIK/No Paspor, kode negara


domisili,dasar pengenaan pajak.
❑ Kode objek pajak

110
FORMULIR 1721-VII
B.9.13 111

❑ Nomor bukti pemotongan:


1.4 - mm.yy - xxxxxxx
dua digit pertama: kode; mm: masa pajak;
yy: tahun; xxxxxxx: no urut sepanjang tahun.

❑ NIK/No Paspor
❑ Kode objek pajak

111
B.9.13 FORMULIR 1721-A1 112

❑ Nomor bukti pemotongan:


1.1 - mm.yy - xxxxxxx
dua digit pertama: kode; mm: masa pajak;
yy: tahun; xxxxxxx: no urut sepanjang tahun.

❑ NIK/No Paspor, kode negara


domisili
❑ Kode objek pajak
❑ Hapus field SSP DTP, KB/LB dan
pemotongan/kompensasi

112
B.9.13 FORMULIR 1721-A2 113

❑ Nomor bukti pemotongan:


1.2 - mm.yy - xxxxxxx
dua digit pertama: kode; mm: masa pajak;
yy: tahun; xxxxxxx: no urut sepanjang tahun.

❑ NIK
❑ Kode objek pajak
❑ Penghasilan tetap dan teratur yang
pembayarannya terpisah dari gaji
❑ Penghasilan dari masa sebelumnya
(pegawai pindahan).

113
B.9.14 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 21/26 114

sesuai dengan kode akun pajak 411121:


- BANK PERSEPSI, ATAU
- KANTOR POS GIRO

PALING LAMA
TGL 10 BULAN BERIKUTNYA*

BILA JATUH PADA


HARI LIBUR PENYETORAN
PADA HARI
KERJA BERIKUTNYA
B.9.15 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 21/26 115

SPT MASA PPh PASAL 21

PALING LAMA 20 HARI


SETELAH
MASA PAJAK BERAKHIR

JIKA JATUH PADA


HARI LIBUR

PADA HARI KERJA


BERIKUTNYA

115
B.9.15 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 21/26 116

BAGI WP BADAN YG MEMPUNYAI BEBERAPA CABANG

PELAPORAN
DENGAN SPT MASA
PPh PASAL 21/26

Masing-masing WP Badan (Cabang) menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21

PALING LAMA 20 HARI


SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR

JIKA JATUH PADA


HARI LIBUR

PADA HARI KERJA


BERIKUTNYA 116
B.9.15 JENIS FORMULIR 117

Formulir SPT

1721 :Induk SPT


1721-I :Daftar Pemotongan PPh Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun

1721-II : Daftar Bukti Pemotongan Tidak Final dan Pasal 26

1721-III: Daftar Bukti Pemotongan final

1721-IV : Daftar SSP/Bukti Pbk

1721-V : Daftar Biaya

117
INDUK SPT 1721
B.9.15 Halaman 1 118

❑ Hapus field PPh telah disetor pada


Januari-November.
– Pelaporan masa pajak
Desember atas penghasilan
bruto dan PPh dipotong pada
masa Desember, bukan
akumulasi setahun..
– Penghitungan PPh pada masa
pajak terakhir tetap mengacu
PER-31/PJ/2012.
❑ Hapus field rincian penyetoran PPh.
– Rincian penyetoran terdapat
di daftar SSP/Bukti Pbk.

118
INDUK SPT 1721
B.9.15 Halaman 2 119

❑ Pemisahan field atas:


– uang pesangon; dengan

– uang manfaat pensiun/


THT/JHT

119
FORMULIR 1721-I
B.9.15 ❑ Kode objek pajak ❑ Per masa pajak (Jan- Des) 120
❑ Kode negara domisili ❑ Per tahun pajak (Des)

120
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN 1721-II
B.9.15 ❑ Kode objek pajak 121
❑ Kode negara domisili

121
FORMULIR 1721-III
B.9.15 122
❑ Kode objek pajak

122
B.9.15 FORMULIR 1721-IV 123

❑ Sebelumnya tidak tersedia


template-nya.
❑ Merupakan daftar penyetoran PPh
dengan SSP/SSP DTP/Bukti Pbk.

123
B.9.15 FORMULIR 1721-V 124

❑ Sebelumnya tidak tersedia


template-nya.
❑ Hanya disampaikan pada masa
pajak desember oleh Wajib Pajak
yang tidak wajib menyampaikan
SPT Tahunan.

124

Anda mungkin juga menyukai