(P2PPh)
OUTLINE PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPh 2
B PPh PASAL 21
C PPh PASAL 22
D PPh PASAL 23
F PPh PASAL 15
Obyek P2PPh
Pemotongan/Pemungutan
KB / N / LB
PPh Pasal 25 (setor sendiri)
A.2 PELUNASAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN 5
Pelunasan Pajak
dalam Tahun Berjalan
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
SSP
POTONG/PUNGUT
Bukti SPT MASA
SETOR
LAPOR Potong
A.4 ISTILAH PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN 7
Perbedaan Istilah
Pemotongan dan Pemungutan
Pemotongan Pemungutan
Pemotongan Pemungutan
➢ PPh Pasal 21
➢ PPh Pasal 23
➢ PPh Pasal 26 ➢ PPh Pasal 22
➢ PPh Pasal 4 (2)
➢ PPh Pasal 15
B PPh PASAL 21 9
10
B.2 PENGHASILAN DAN PPh PASAL 21 11
SPDN SPLN
1. pegawai;
2. penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT,
JHT, termasuk ahli warisnya;
3. bukan pegawai;
4. anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak merangkap sebagai
pegawai tetap;
5. mantan pegawai;
6. peserta kegiatan:
a. Peserta perlombaan
b. Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja
c. Peserta/anggota kepanitiaan
d. Peserta pendidikan dan pelatihan
e. Peserta kegiatan lainnya
B.4.1 PENERIMA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21 15
PEGAWAI
Pegawai
• Orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu
dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau
ketentuan lain yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam
jabatan negeri.
Pegawai Tetap
• Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk
anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak
untuk suatu jangka waktu tertentu yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu
secara teratur.
BUKAN PEGAWAI
a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang
iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari,
pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;
c. olahragawan;
d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
e. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
f. pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan;
g. agen iklan;
h. pengawas atau pengelola proyek;
i. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
j. petugas penjaja barang dagangan;
k. petugas dinas luar asuransi; dan/atau
l. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis 16
lainnya;
B.5 TIDAK TERMASUK PENERIMA PENGHASILAN YANG 17
a. pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara
asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan WNI
dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di
luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta negara yang bersangkutan
memberikan perlakuan timbal balik; atau
b. pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c UU PPh, yang telah ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, dengan syarat bukan WNI dan tidak menjalankan
usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia.
17
B.6 PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21/26 18
SAAT DIBEBANKAN
SAAT PEMBAYARAN
SEBAGAI BIAYA 19
B.8 PENGHASILAN YANG TIDAK DIKENAI PPh PASAL 21 20
a. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan
beasiswa
b. Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah*
c. Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang
dibayar pemberi kerja
d. Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan/lembaga yang dibentuk/disahkan
pemerintah
e. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh
*Tahun Pajak 2022 sesuai UU HPP Pemberian natura dan/atau kenikmatan kepada pegawai
dapat dibiayakan oleh pemberi kerja dan merupakan penghasilan bagi pegawai. Natura
tertentu bukan merupakan penghasilan bagi penerima:
a. Penyediaan makan/minum, bahan makanan/minuman bagi seluruh pegawai
b. Natura di daerah tertentu
c. Natura karena keharusan pekerjaaan, contoh: alat keselamatan kerja atau seragam
d. Natura yang bersumber dari APBN/APBD/APBDes
e. Natura dengan jenis dan batasan tertentu.
20
B.9 DASAR PENGENAAN DAN PEMOTONGAN 21
1. Pegawai Tetap;
2. penerima pensiun berkala;
3. Pegawai Tidak Tetap yang penghasilannya
dibayar secara bulanan atau jumlah
kumulatif penghasilan yang diterima dalam
1 bulan kalender telah melebihi
Rp4.500.000,00; dan
4. Bukan Pegawai yang menerima imbalan
yang bersifat berkesinambungan;
22
B.8.3 PENGHASILAN KENA PAJAK 23
PENGHASILAN BRUTO
• Biaya Jabatan: 5% dari Penghasilan
Dikurangi Biaya Jabatan/ Bruto dengan batas maksimal Rp
6.000.000 per tahun
• Biaya Pensiun: 5% dari Penghasilan
Biaya Pensiun Bruto dengan batas maksimal Rp
PENGURANG 2.400.000 per tahun
PENGHASILAN BRUTO
BIAYA JABATAN/PENSIUN DAN
• 4,75% dari Gaji Pokok +
IURAN PENSIUN Tunjangan Keluarga (khusus
Iuran Pensiun PNS/TNI/POLRI)
= • % dari Gaji Pokok (Peg Swasta
PENGHASILAN NETO
PENGHASILAN KENA PAJAK = PENGHASILAN NETO – PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
23
B.8.5 IURAN PENSIUN DAN PREMI ASURANSI 24
penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun kalender atau awal bulan dari bagian
tahun kalender
B.8.7 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK 28
KARYAWATI
Kawin
Tidak
Kawin Suami tidak
Kawin
berpenghasilan
29
B.8.8 TARIF PAJAK 30
Tahun Pajak 2009 s.d. 2021 Tahun Pajak 2022 dst
Di atas Rp 500 juta 30% Diatas Rp500 juta s.d. Rp 5 milyar 30%
Diatas Rp 5 milyar
35%
B.8.8 TARIF PAJAK 31
UNTUK KEPERLUAN
PENERAPAN TARIF PAJAK
Contoh:
123.456.789 ➔ 123.456.000
987.654.321 ➔ 987.654.000
B.8.9 PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 PEGAWAI TETAP & PENERIMA PENSIUN 34
Dikurangi PTKP
38
BUNGA
B.9.1 39
Lama Bekerja (dalam bulan) A 12
Gaji Sebulan B Rp 5.750.000
Penghasilan Bruto Sebulan C Rp 5.750.000
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan D Rp 287.500
Iuran Pensiun E Rp 200.000
Total Pengurang (D+E) F Rp 487.500
Penghasilan Neto Sebulan (C-F) G Rp 5.262.500
Penghasilan Neto Setahun (A x G) H Rp 63.150.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri I Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin J Rp 4.500.000
Total PTKP K Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun L Rp 4.650.000
Pembulatan M Rp 4.650.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun (M x Pasal 17) N Rp 232.500
- Sebulan (N/A) O Rp 19.375
39
B.9.1 40
PT Candra Kirana membayar iuran pensiun untuk Bambang Eko kepada dana
pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap
bulan sebesar Rp200.000,00, sedangkan Bambang Eko membayar iuran
pensiun sebesar Rp100.000,00. Pada bulan Juli 2018 Bambang Eko hanya
menerima pembayaran berupa gaji. Berapa PPh Pasal 21 bulan Juli 2018
40
BAMBANG EKO
Lama Bekerja (dalam bulan) A 12
B.9.1 Gaji Sebulan B Rp 8.000.000 41
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja C Rp 40.000
Premi Jaminan Kematian D Rp 24.000
Penghasilan Bruto Sebulan E Rp 8.064.000
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan F Rp 403.200
Iuran Pensiun G Rp 100.000
Iuran Jaminan Hari Tua H Rp 160.000
Total Pengurang (F+G+H) I Rp 663.200
Penghasilan Neto Sebulan (E-I) J Rp 7.400.800
Penghasilan Neto Setahun (A x J) K Rp 88.809.600
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri L Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin M Rp 4.500.000
Total PTKP N Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun O Rp 30.309.600
Pembulatan P Rp 30.309.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun (P x Pasal 17) Q Rp 1.515.450
- Sebulan (Q/A) R Rp 126.288
41
B.9.1 42
42
SEBELUM KENAIKAN KENAIKAN (BULAN JUNI)
Perhitungan BULANAN
Bunga
B.9.1 43
Gaji Sebulan Rp 5.750.000 Rp 6.750.000
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 5.750.000 Rp 6.750.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 287.500 Rp 337.500
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Total Pengurang Rp 487.500 Rp 537.500
Penghasilan Neto Sebulan Rp 5.262.500 Rp 6.212.500
Penghasilan Neto Setahun Rp 63.150.000 Rp 74.550.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 4.650.000 Rp 16.050.000
Pembulatan Rp 4.650.000 Rp 16.050.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 232.500 Rp 802.500
- Sebulan Rp 19.375 Rp 66.875
A. PPh Pasal 21 (Jan-Mei) seharusnya = 5 x 66.875 Rp 334.375
B. PPh Pasal 21 (Jan-Mei) yg sdh dipotong = 5 x 19.375 Rp 96.875
PPh Pasal 21 Uang Rapel (Rp5000.000) (A-B) Rp 237.500
43
Penghitungan PPh Pasal 21
B.9.1 44
Atas Penghasilan yg Bersifat tidak teratur
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
Terutang atas PPh Pasal 21
Yg terutang
seluruh Atas
atas
Penghasilan atas Penghasilan
penghasilan
jumlah yg teratur tidak Teratur
teratur x 12
x 12 C
+
B
jumlah
penghasilan tdk Penghasilan Tidak Teratur misal:
teratur Bonus, THR
PPh Pasal 21 untuk masa tersebut:
A (B/12)+C
45
B.9.1 46
46
PPh untuk Bonus dan PPh Masa dibayarkannya Bonus
A. PPh 21 atas Gaji dan Bonus B. PPh 21 atas Gaji
B.9.1 Keterangan
Sudiro 47
Gaji Setahun (5.000.000x12) Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
Bonus Rp 6.000.000 Rp -
Rp - Rp -
Penghasilan Bruto Setahun Rp 66.000.000 Rp 60.000.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Setahun Rp 3.300.000 Rp 3.000.000
Iuran Pensiun Rp 960.000 Rp 960.000
Iuran Jaminan Hari Tua Rp - Rp -
Total Pengurang Rp 4.260.000 Rp 3.960.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 61.740.000 Rp 56.040.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp - Rp -
Total PTKP Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 7.740.000 Rp 2.040.000
Pembulatan Rp 7.740.000 Rp 2.040.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 387.000 Rp 102.000
- Sebulan Rp 8.500
C. PPh Pasal 21 atas Bonus (A-B)=(387.000-102.000) Rp 285.000
D. PPh yang disetor bulan (C+(B/Juni 12)) Rp 293.500 47
PPh untuk Bonus dan PPh Masa dibayarkannya Bonus
A. PPh 21 atas Gaji dan Bonus
B.9.1 Keterangan
Sudiro B. PPh atas Gaji 48
Lama Bekerja (dalam bulan) A 12
Gaji Setahun (5.000.000x12) Rp 60.000.000
Gaji Sebulan B Rp 5.000.000
Bonus Rp 6.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja C Rp -
Rp -
Premi Jaminan Kematian D Rp -
Penghasilan Bruto Setahun Rp 66.000.000
Penghasilan Bruto Sebulan C Rp 5.000.000
Biaya Jabatan
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan D Rp 250.000
5% x Ph. Bruto Setahun Rp 3.300.000 Iuran Pensiun E Rp 80.000
Iuran Pensiun Rp 960.000 Iuran Jaminan Hari Tua H Rp -
Iuran Jaminan Hari Tua Rp - Total Pengurang (D+E) F Rp 330.000
Total Pengurang Rp 4.260.000 Penghasilan Neto Sebulan (C-F) G Rp 4.670.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 61.740.000 Penghasilan Neto Setahun (A x G) H Rp 56.040.000
PTKP PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 - Wajib Pajak Sendiri I Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp - - Tambahan WP Kawin J Rp -
Total PTKP Rp 54.000.000 Total PTKP K Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 7.740.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun L Rp 2.040.000
Pembulatan Rp 7.740.000 Pembulatan M Rp 2.040.000
PPh Pasal 21 Terutang : PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 387.000 - Setahun (M x Pasal 17) N Rp 102.000
- Sebulan - Sebulan (N/A) O Rp 8.500
C. PPh Pasal 21 atas Bonus (A-B)=(387.000-102.000)
D. PPh yang disetor bulan (C+(B/Juni 12)) 48
B.9.1 Masa Perolehan Penghasilan Kurang dari 12 Bulan 51
51
B.9.1 Pegawai Mulai Kerja Pertengahan Tahun 52
52
B.9.1 53
53
B.9.1 54
PEGAWAI TETAP MULAI BEKERJA DALAM TAHUN BERJALAN
S BUDIYANTA
Lama Bekerja (dalam bulan) A 4
Gaji Sebulan B Rp 15.500.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja C Rp -
Premi Jaminan Kematian D Rp -
Penghasilan Bruto Sebulan E Rp 15.500.000
Biaya Jabatan 5% x Ph. Bruto Sebulan F Rp 500.000
Iuran Pensiun G Rp 150.000
Iuran Jaminan Hari Tua H Rp -
Total Pengurang (F+G+H) I Rp 650.000
Penghasilan Neto Sebulan (E-I) J Rp 14.850.000
Penghasilan Neto Setahun (A x J) K Rp 59.400.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri L Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin M Rp 4.500.000
Total PTKP N Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun O Rp 900.000
Pembulatan Rp 900.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun (O x Pasal 17) P Rp 45.000
- Sebulan (P/A) Q Rp 11.250
54
B.9.1 55
55
PEGAWAI TETAP BERHENTI BEKERJA
SEBELUM BERHENTI SETELAH BERHENTI
B.9.1 Perhitungan BULANAN
Bunga
57
Gaji Sebulan Rp 6.750.000 Rp 6.750.000
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 6.750.000 Rp 6.750.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 337.500 Rp 337.500
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Total Pengurang Rp 537.500 Rp 537.500
Penghasilan Neto Sebulan Rp 6.212.500 Rp 6.212.500
Penghasilan Neto Setahun Rp 74.550.000 Rp 62.125.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 16.050.000 Rp 3.625.000
Pembulatan Rp 16.050.000 Rp 3.625.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 802.500 Rp 181.250
- Sebulan Rp 66.875
A. PPh Pasal 21 (Jan-Sept) dipotong = 9 x 66.875 Rp 601.875
B. PPh Pasal 21 (Jan-Okt) terutang Rp 181.250
PPh Pasal 21 Uang (Kurang)Lebih potong (A-B) Rp 420.625
57
Perhitungan SPT 1721 - Form A1 – per karyawan
B.9.1 58
PENGHASILAN BRUTO
1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT
2. TUNJANGAN PPh
3. TUNJANGAN LAINNY A. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINY A
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNY A
5. PREMI ASURANSI Y ANG DIBAY ARKAN PEMBERI KERJA
6. PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNY A Y ANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21
7. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI DAN THR
8. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (1 S.D. 7)
PENGURANGAN
9. BIAY A JABATAN/BIAY A PENSIUN
10. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/JHT
11. JUMLAH PENGURANGAN ( 9 S.D. 10)
B.9.1 59
PENGHASILAN BRUTO
1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT 67.500.000
2. TUNJANGAN PPh
3. TUNJANGAN LAINNY A. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINY A -
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNY A
60
PEGAWAI PINDAH BEKERJA
Perhitungan BULANAN TEMPAT LAMA TEMPAT BARU
B.9.1 61
LAMA BEKERJA (BULAN) 10 2
Gaji Sebulan Rp 6.750.000 Rp 8.000.000
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 6.750.000 Rp 8.000.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 337.500 Rp 400.000
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Total Pengurang Rp 537.500 Rp 600.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp 6.212.500 Rp 7.400.000
Penghasilan Neto Setahun Rp 62.125.000 Rp 14.800.000
Penghasilan Neto Sebelumnya Rp - Rp 62.125.000
Jumlah Penghasilan neto Rp 76.925.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 3.625.000 Rp 18.425.000
Pembulatan Rp 3.625.000 Rp 18.425.000
PPh Pasal 21 Terutang : Rp 181.250 Rp 921.250
PPh Pasal 21 Dipotong Sebelumnya Rp 181.250
PPh Pasal 21 Terutang : Rp 740.000
PPh terutang masa berikutnya: Rp 370.000 61
Perhitungan SPT 1721 - Form A1 – Bunga Baru
KODE OBJEK PAJAK :
B.9.1 62
PENGHASILAN BRUTO
1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT 16.000.000
2. TUNJANGAN PPh
3. TUNJANGAN LAINNY A. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINY A -
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNY A
70
Kantor Cabang Garut
B.9.1 71
71
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721-A1) di Kantor Garut
B.9.1 72
72
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Teratur bagi Penerima Pensiun Berkala
B.9.2 73
Penghitungan PPh Pasal 21 atas uang pensiun bulanan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun pada
tahun pertama pensiun adalah sebagai berikut:
a. terlebih dahulu dihitung penghasilan neto sebulan yang diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan
bruto dengan biaya pensiun, kemudian dikalikan banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan
menerima pensiun sampai dengan bulan Desember;
b. penghasilan neto pensiun sebagaimana dimaksud pada huruf a ditambah dengan penghasilan neto dalam
tahun yang bersangkutan yang diterima atau diperoleh dari pemberi kerja sebelum pegawai yang
bersangkutan pensiun sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pemotongan PPh Pasal 21 sebelum
pensiun;
c. untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak, jumlah penghasilan sebagaimana dimaksud pada huruf b
tersebut dikurangi dengan PTKP, dan selanjutnya dihitung PPh Pasal 21 atas Penghasilan Kena Pajak
tersebut;
d. PPh Pasal 21 atas uang pensiun dalam tahun yang bersangkutan dihitung dengan cara mengurangi PPh
Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada huruf c dengan PPh Pasal 21 yang terutang dari pemberi kerja
sebelum pegawai yang bersangkutan pensiun sesuai dengan yang tercantum dalam bukti pemotongan
PPh Pasal21 sebelum pensiun;
e. PPh Pasal 21 atas uang pensiun bulanan adalah sebesar PPh Pasal 21 sebagaimana dimaksud pada huruf d
dibagi dengan banyaknya bulan sebagaimana dimaksud pada huruf a. 73
B.9.2 74
76
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
B.9.3 77
PEGAWAI TETAP, PENERIMA PENSIUN BERKALA
78
B.9.3 79
Januari-Mei Juni-November
Perhitungan BULANAN
Ratno
Gaji Sebulan Rp 5.750.000 Rp 6.750.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp - Rp -
Premi Jaminan Kematian Rp - Rp -
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 5.750.000 Rp 6.750.000
Biaya Jabatan
5% x Ph. Bruto Sebulan Rp 287.500 Rp 337.500
Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 200.000
Iuran Jaminan Hari Tua Rp - Rp -
Total Pengurang Rp 487.500 Rp 537.500
Penghasilan Neto Sebulan Rp 5.262.500 Rp 6.212.500
Penghasilan Neto Setahun Rp 63.150.000 Rp 74.550.000
PTKP
- Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000 Rp 54.000.000
- Tambahan WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 58.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 4.650.000 Rp 16.050.000
Pembulatan Rp 4.650.000 Rp 16.050.000
PPh Pasal 21 Terutang :
- Setahun Rp 232.500 Rp 802.500
- Sebulan Rp 19.375 Rp 66.875
A. 'PPh Pasal 21 (Jan-Mei)(5x19,375)) Rp 96.875
B. 'PPh Pasal 21 (Jun Nov)(6x 66.875 Rp 401.250
A+B 'PPh yng telah dipotong Jan-Nov Rp 498.125
79
B.9.3 80
B.9.3 81
PENGHASILAN BRUTO
1. GAJI/PENSIUAN ATAU THT/JHT 76.000.000
2. TUNJANGAN PPh
3. TUNJANGAN LAINNY A. UANG LEMBUR DAN SEBAGAINY A -
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNY A
PPh Pasal 21 2016 s.d. Sekarang: Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah
Satuan, Borongan
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 10.200.000
Upah/Uang Saku Harian
Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun
ke 11? PKP
PPH 21 TERUTANG > 5%
3.300.000
165.000
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d. hari ke 11 -
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke 11 165.000
Sehingga pada hari ke-11, Nurcahyo menerima upah bersih
450.000 165.000 285.000
83
B.9.5 84
Nanang Hermawan (belum menikah) pada bulan September 2016 bekerja
pada perusahaan PT Sentosa Jaya, menerima upah sebesar Rp650.000,00 per
hari. Berapa upah bersih sehari dan berapa upah bersih pada hari ketujuh?
84
B.9.6
PPh Pasal 21: 85
Bukan Pegawai
Berkesinambungan Tidak
berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan
(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara
Dihitung secara
kumulatif
kumulatif
Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
85
KETENTUAN LAIN UNTUK BUKAN PEGAWAI
B.9.6 86
86
B.9.6 87
Etty Rahmawati adalah petugas dinas luar asuransi Bulan Bulan Komisi Agen
dari PT. Tabarru Life. Suami Etty Rahmawati telah (Rupiah)
Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a atas Kumulatif Jumlah Penghasilan Bruto
89
B.9.7 90
Andi Krisna (K/3), anggota komisaris PT. Anging Mamiri yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap. Penghasilan Januari sebesar
Rp20.000.000, April sebesar Rp30.000.000, Juni sebesar Rp40.000.000, dan
September sebesar Rp40.000.000. Berapa Pajak yang dipotong dari
penghasilan Andi Krisna pada tahun 2022?
90
B.9.8 PPh Pasal 21: 91
Peserta Kegiatan
Tarif Pasal 17
UU PPh
Penghasilan Bruto
91
B.9.8 Contoh Soal 16 : Peserta Kegiatan 92
Kasus 1:
Bapak Ali menerima hadiah perlombaan bulutangkis sebesar Rp.60.000.000,- dari Perum
BULOG dalam rangka HUT Perum BULOG pada bulan Mei 2018.
Perhitungan PPh Pasal 21 : 5% x Rp.50.000.000,- = Rp.2.500.000,-
15% x Rp.10.000.000,- = Rp.1.500.000,-
Total PPh = Rp 4.000.000,-
Kasus 2 :
Masih dalam contoh kasus 1, apabila pada bulan Agustus 2018 Bapak Ali kembali
menerima hadiah perlombaan panjat pinang berupa LCD TV senilai Rp.10.000.000,-
dalam rangka HUT RI yang diadakan oleh Perum BULOG.
Maka perhitungan PPh Pasal 21: 5%xRp.10.000.000,- = Rp.500.000,-
92
TETAP Ph NETO - PTKP
B.9.8 PEGAWAI 93
BULANAN Ph BRUTO - PTKP
TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 450 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>4,5jt s.d.10,2jt) –
PTKP Harian
Ph BRUTO(>10,2t) – PTKP
93
B.9.9 94
Ketentuan Khusus
94
UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT
B.9.9 YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS 95
(PP Nomor 68 Tahun 2009)
Uang Pesangon adalah penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja termasuk Pengelola
Dana Pesangon Tenaga Kerja kepada pegawai, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan hubungan kerja,
termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.
Uang Manfaat Pensiun adalah penghasilan dari manfaat pensiun yang dibayarkan kepada
orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang dana pensiun oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja atau Dana Pensiun
Lembaga Keuangan yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
Tunjangan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara tunjangan hari tua kepada orang pribadi yang telah mencapai usia pensiun.
Jaminan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan penyelenggara
jaminan sosial tenaga kerja kepada orang pribadi yang berhak dalam jangka waktu yang
telah ditentukan atau keadaan lain yang ditentukan.
95
UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT
B.9.9 YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS 96
(PP Nomor 68 Tahun 2009)
UANG PESANGON
0 s/d 50.000.000,- 0%
>50 juta s/d 100 juta 5%
>100 juta s/d 500 juta 15%
> 500 juta 25%
Bersifat FINAL
(dalam hal dibayar sekaligus)
97
Dalam hal pembayaran Uang Pesangon dilakukan dalam beberapa kali
B.9.9 pembayaran, misalnya : 98
a. Bulan Desember 2009 = Rp 50.000.000,00
b. Bulan April 2010 = Rp 125.000.000.00 (+)
Jumlah Rp 175.000.000,00
PENGHASILAN BRUTO
DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH.
BRUTO MAKS DIKURANGI:
Rp 6.000.000,-/ THN ATAU BIAYA PENSIUN, 5% DARI PENGH.
Rp 500.000,-/BLN BRUTO (UANG PENSIUN)
- IURAN YG TERIKAT DGN MAKS Rp 2.400.000,00/THN ATAU
PENGH. TETAP Rp 200.000,00
PAJAK TERUTANG
DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH
5%
PNS Golongan III Dibuat Bukti
2. Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Pemotongan
Perwira Pertama, dan pensiunannya
Golongan IV 15%
Dibuat Bukti
Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat
3. Pemotongan
Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan
Pensiunannya
100
100
B.9.10 101
20% Final
X
PENGHASILAN BRUTO
Jack Preston adalah pegawai asing yang berada di Indonesia kurang dari 183
hari. Dia berstatus menikah dan mempunyai 2 orang anak. Ia memperoleh
gaji pada bulan Maret 2018 sebesar US$2,500 sebulan. Pada saat
pemotongan Kurs Tengah Bank Indonesia Rp13.350,00 untuk US$ 1.00 dan
Kurs Menteri Keuangan Rp13.394,00,00 untuk US$ 1.00. Berapa PPh yang
dipotong untuk Masa maret 2016?
Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya
105
Pasal 21
B.9.12 Kewajiban Pemotong 106
106
B.9.12 Kewajiban Penerima Penghasilan 107
107
B.9.13 Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 108
108
Bukti Pemotongan PPh Pasal 21
B.9.13 109
110
FORMULIR 1721-VII
B.9.13 111
❑ NIK/No Paspor
❑ Kode objek pajak
111
B.9.13 FORMULIR 1721-A1 112
112
B.9.13 FORMULIR 1721-A2 113
❑ NIK
❑ Kode objek pajak
❑ Penghasilan tetap dan teratur yang
pembayarannya terpisah dari gaji
❑ Penghasilan dari masa sebelumnya
(pegawai pindahan).
113
B.9.14 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 21/26 114
PALING LAMA
TGL 10 BULAN BERIKUTNYA*
115
B.9.15 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 21/26 116
PELAPORAN
DENGAN SPT MASA
PPh PASAL 21/26
Formulir SPT
117
INDUK SPT 1721
B.9.15 Halaman 1 118
118
INDUK SPT 1721
B.9.15 Halaman 2 119
119
FORMULIR 1721-I
B.9.15 ❑ Kode objek pajak ❑ Per masa pajak (Jan- Des) 120
❑ Kode negara domisili ❑ Per tahun pajak (Des)
120
DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN 1721-II
B.9.15 ❑ Kode objek pajak 121
❑ Kode negara domisili
121
FORMULIR 1721-III
B.9.15 122
❑ Kode objek pajak
122
B.9.15 FORMULIR 1721-IV 123
123
B.9.15 FORMULIR 1721-V 124
124