Subjek PPN
Tarif PPN
Saat danTempatTerutang
Restitusi
Pelaporan PPN
RestitusiTuris Asing
KARAKTERISTIK
PPN
Karakteristik PPN
Pajak atas konsumsi umum dalam
1
negeri
2
Pajak tidak langsung
4
Pajak Obyektif
1 Pajak atas konsumsi umum dalam negeri
PPN
NEGARA
BKP/JKP
Penjual/ Pembeli/
Pengusaha Penerima Jasa
Jasa PPN
Umum
g Ekspor Barang Kena Pajak tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Atas kegiatan membangun sendiri dikenakan PPN dengan tarif 10% dikalikan dengan Dasar
Pengenaan Pajak yaitu 20% dari jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk
membangun bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah.
Saat terutangnya PPN atas kegiatan membangun sendiri terjadi pada saat mulai dibangunnya
bangunan.
Tempat PPN terutang atas kegiatan membangun sendiri adalah ditempat bangunan tersebut
didirikan.
Pembayaran PPN terutang dilakukan setiap bulan sebesar sebesar 10% x 20% x jumlah biaya yang
dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan pada setiap bulannya dan wajib disetor ke Kas Negara melalui
Kantor Pos atau Bank Persepsi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhirnya masa
pajak.
Orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri wajib melaporkan penyetoran
tersebut kepada KPP yang wilayahnya meliputi tempat bangunan tersebut berada, dengan lembar
menggunakan lembar ke-3 SSP paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.
Kegiatan membangun sendiri yg dilakukan secara bertahap dianggap satu kesatuan kegiatan
sepanjang tenggang waktu antar tahapan tersebut tidak lebih dari 2 tahun.
PENYERAHAN AKTIVA YANG SEMULA TIDAK DIPERJUALBELIKAN
PASAL 16 D
kecuali,
atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat dikreditkan
Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak
kecuali,
atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat dikreditkan
Barang/Jasa
Non-BKP dan
BKP dan JKP
Non-JKP
Tidak
Kena PPN Dibebaskan Tidak Kena PPN
Dipungut
NON BKP
1
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil
langsung dari sumbernya
medis, meliputi:
jasa dokter umum, dokter
spesialis, dan dokter gigi;
jasa dokter hewan;
jasa ahli kesehatan seperti ahli
akupuntur, ahli gigi, ahli gizi, dan
ahli fisioterapi;
jasa kebidanan dan dukun bayi;
jasa paramedis dan perawat;
jasa rumah sakit, rumah bersalin,
klinik kesehatan, laboratorium
kesehatan, dan sanatorium;
jasa psikolog dan psikiater; dan
jasa pengobatan alternatif,
termasuk yang dilakukan oleh
paranormal.
Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
30
Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
jasa pengiriman surat dengan
perangko
Jasa pengiriman surat dengan
perangko meliputi jasa pengiriman
surat dengan menggunakan
perangko tempel dan
menggunakan cara lain pengganti
perangko tempel
Non JKP Non JKP
jasa keuangan, meliputi : Pasal 4A ayat (3)
32
Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
jasa asuransi
o Yang dimaksud dengan "jasa
asuransi" adalah jasa pertanggungan
yang meliputi asuransi kerugian,
asuransi jiwa, dan reasuransi, yang
dilakukan oleh perusahaan asuransi
kepada pemegang polis asuransi,
o tidak termasuk jasa penunjang
asuransi seperti agen asuransi, penilai
kerugian asuransi, dan konsultan
asuransi
33
Non JKP Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
jasa keagamaan, meliputi:
o jasa pelayanan rumah ibadah;
o jasa pemberian khotbah atau
dakwah;
o jasa penyelenggaraan kegiatan
keagamaan; dan
o jasa lainnya di bidang keagamaan.
34
Non JKP Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
jasa pendidikan, meliputi:
o jasa penyelenggaraan
pendidikan sekolah, seperti
jasa penyelenggaraan
pendidikan umum, pendidikan
kejuruan, pendidikan luar
biasa, pendidikan kedinasan,
pendidikan keagamaan,
pendidikan akademik, dan
pendidikan profesional; dan
o jasa penyelenggaraan
pendidikan luar sekolah
35
Non JKP Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan meliputi jasa penyiaran radio
atau televisi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang
tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan
komersial
Non JKP Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam
negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan
udara luar negeri
Non JKP Non JKP
jasa tenaga kerja, meliputi: Pasal 4A ayat (3)
Cleaning service
jasa perhotelan, meliputi:
Non JKP Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
44
Non JKP Non JKP
Pasal 4A ayat (3)
45
Syarat-syarat Penyerahan
BKP JKP
1. barang berwujud yang 1. jasa yang diserahkan merupakan
diserahkan merupakan Barang Jasa Kena Pajak;
Kena Pajak;
2. penyerahan dilakukan di dalam
2. barang tidak berwujud yang Daerah Pabean; dan
diserahkan merupakan Barang 3. penyerahan dilakukan dalam
Kena Pajak Tidak Berwujud; kegiatan usaha atau pekerjaannya.
3. penyerahan dilakukan di dalam
Daerah Pabean; dan
Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf c
4. penyerahan dilakukan dalam
rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya. !
Penjelasan Pasal 4 ayat (1) huruf a
Syarat-syarat PenyeJrEahan
Usaha/Pekerjaan PKP f
Syarat Penyerahan
BKP/JKP Dikenakan
PPN
Ada unsur Sesuai Kegiatan
Pengulangan sehari-hari PKP
PENYERAHAN
Penyerahan BKP Pasal 1A ayat (1)
49
Tidak Termasuk Penyerahan BKP Pasal 1A ayat (2)
Jual beli
Tukar menukar
51
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
Pasal 1A ayat (1) huruf b
2
Penjelasan :
Yang dimaksud dengan “pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa guna
usaha (leasing)” adalah penyerahan Barang Kena Pajak yang disebabkan oleh perjanjian
sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi
Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka
perjanjian sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi, Barang Kena Pajak dianggap
diserahkan langsung dari Pengusaha Kena Pajak pemasok (supplier) kepada pihak yang
membutuhkan barang (lessee).
52
SEWA GUNA USAHA DENGAN HAK OPSI
SE-129/PJ/2010
53
TRANSAKSI SALE AND LEASEBACK
SE-129/PJ/2010
54
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
Pasal 1A ayat (1) huruf c
3
Penjelasan:
Yang dimaksud dengan “pedagang perantara” adalah orang pribadi atau badan
yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya dengan nama sendiri melakukan
perjanjian atau perikatan atas dan untuk tanggungan orang lain dengan
mendapat upah atau balas jasa tertentu, misalnya komisioner.
Yang dimaksud dengan “juru lelang” adalah juru lelang Pemerintah atau yang
ditunjuk oleh Pemerintah
55
Pasal 8 Penyerahan BKP melalui Juru Lelang
FP
Tidak ada FP
Bayar SSP
Diatur lebih
PP 1 tahun 2012 lanjut di PMK
56
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
Pasal 1A ayat (1) huruf d
4
Pemakaian sendiri dan/atau Pemberian cuma-cuma
Dilakukan Penyerahan:
pemungutan OUTPUT - Tidak Terutang PPN
PPN - Dibebaskan PPN
Produktif
Tidak
Dilakukan
Pemungutan Penyerahan Terutang PPN
Pemakaian OUTPUT
PPN PPN Tidak Dipungut
Sendiri BKP/JKP
(Terutang PPN) (Tidak Dibuat
Faktur Pajak)
Dilakukan
Konsumtif pemungutan
PPN
Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk melakukan PP 1 tahun
penyerahan yang terutang PPN 2012
58
Pasal 5 Contoh Pemakaian Sendiri
Pabrikan Ban
OUTPUT
Tidak dilakukan
pemungutan PPN Penjualan
(Tidak Dibuat Faktur Pajak) Terutang Ban
PPN
Truk Pengangkut Ban
59
Pasal 5 Skema Pemakaian Sendiri
BKP/JKP (PPN) BKP/JKP (PPN)
INPUT
INPUT
1
PEMAKAIAN SENDIRI OUTPUT
Divisi A Divisi B
3
2
PKP X
60
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
5 Pasal 1A ayat (1) huruf e
Penjelasan:
Persediaan BKP dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih
tersisa pada saat pembubaran perusahaan, disamakan dengan pemakaian sendiri, sehingga
dianggap sebagai penyerahan BKP.
Dikecualikan dari ketentuan pada huruf e ini adalah penyerahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1A ayat (2) huruf e yaitu :
(Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang
masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas perolehannya
tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c)
61
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
Pasal 1A ayat (1) huruf f
6
Penyerahan BKP dari kantor pusat ke cabang atau
sebaliknya dan/atau penyerahan BKP antar cabang
Penjelasan :
Dalam hal suatu perusahaan mempunyai lebih dari satu tempat pajak terutang baik
sebagai pusat maupun sebagai cabang perusahaan, pemindahan Barang Kena Pajak
antartempat tersebut merupakan penyerahan Barang Kena Pajak.
Yang dimaksud dengan “pusat” adalah tempat tinggal atau tempat kedudukan.
Yang dimaksud dengan “cabang” antara lain lokasi usaha, perwakilan, unit pemasaran,
dan tempat kegiatan usaha sejenisnya
62
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
7
Pasal 1A ayat (1) huruf g
63
PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
8 Pasal 1A ayat (1) huruf h
Penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian
pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap
langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena
Pajak
Penjelasan:
Dalam transaksi murabahah, bank syariah bertindak sebagai penyedia dana untuk membeli
sebuah kendaraan bermotor dari Pengusaha Kena Pajak A atas pesanan nasabah bank syariah
(Tuan B).
Meskipun berdasarkan prinsip syariah, bank syariah harus membeli dahulu kendaraan bermotor
tersebut dan kemudian menjualnya kepada Tuan B, berdasarkan Undang-Undang ini, penyerahan
kendaraan bermotor tersebut dianggap dilakukan langsung oleh Pengusaha Kena Pajak A kepada
Tuan B
64
SKEMA MURABAHAH (Pasal 1A ayat (1) huruf h)
BANK
SYARIAH
Dengan mekanisme passthrough maka penyerahan BKP dianggap diserahkan langsung dari Supplier
ke Nasabah 65
SKEMA KREDIT PERBANKAN KONVENSIONAL
UANG
PENJUAL /
NASABAH
SUPPLIER
BARANG
BANK
Bank hanya memberikan kredit (uang) pada nasabah untuk beli barang
Bank tidak terlibat jual beli BKP
Penyerahan BKP yang terutang PPN dilakukan langsung dari Supplier ke Nasabah
Bunga merupakan imbalan jasa yang dibebankan Bank kepada nasabah (jasa pembiayaan)
Jasa pembiayaan termasuk jasa keuangan yang bukan merupakan Jasa Kena Pajak (ps.4A (3) d)66
SKEMA PEMBIAYAAN SYARIAH
BANK
SYARIAH
Untuk memenuhi ketentuan syariah dlm memberikan pembiayaan syariah kepada nasabah, Bank
harus terlibat jual beli barang, tidak hanya memberikat uang (kredit) pada nasabah
Bank membeli dari Supplier dan menjualnya pada Nasabah
Terdapat dua transaksi penyerahan BKP yg terutang PPN, yaitu dari Supplier ke Bank Syariah dan
dari Bank Syariah ke Nasabah
Margin merupakan imbalan jasa yang dibebankan Bank kepada nasabah (jasa pembiayaan)
Jasa pembiayaan termasuk jasa keuangan yang bukan merupakan Jasa Kena Pajak (ps.4A (3) d)67
SUBJEK
PPN
PENGUSAHA
Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan
usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean,
melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar
Daerah Pabean
(Pasal 1 angka 14 UU PPN)
PENGUSAHA KECIL
Pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP
dengan jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
(KepMenkeu No: 571/KMK.03/2003 diubah dengan PerMenkeu No.68/PMK.03/2010)
69
SUBJEK PAJAK PASAL 3A AYAT (1)
PENGUSAHA yang
2014
Rp4,8 miliar >=
PMK 197/PMK.03/2013
71
SUBYEK PAJAK PASAL 3A AYAT (3)
memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean
(Pasal 4 ayat (1) huruf d)
72
SUBJEK PAJAK
Pengusaha
Melakukan: Melakukan :
• Penyerahan BKP • Impor BKP
• Penyerahan JKP • Memanfaatkan BKP tidak
• Ekspor BKP Berwujud berwujud dari luar daerah Pabean
• Ekspor BKP Tidak • Memanfaatkan JKP dari luar
Berwujud daerah Pabean
• Ekspor JKP • Penyerahan 16C
• Penyerahan 16D
PKP PKP/NON
PKP
73
Pasal 2 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha
Omzet 1
tahun > 4,8
Melakukan: miliar
Wajib
• Penyerahan BKP
• Penyerahan JKP
• Ekspor BKP Berwujud PKP
• Ekspor BKP Tidak Dapat
Berwujud Omzet 1
Memilih
• Ekspor JKP tahun < 4,8
miliar
PMK Wajib
197/2013 memungut,
Bermaksud menyetor, dan
melakukan Dapat
melapor PPN
Memilih
penyerahan/ekspor terutang
Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan, dapat melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PP 1 Tahun
PKP 2012
74
Timeline Pelaporan Pengukuhan PKP
PMK 197/2013 jo
PP 74/2011
Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk dikukuhkan sbg PKP, dapat dikenai sanksi sejak omzetnya melebihi PP 1 Tahun
Rp600 juta 2012
75
Pasal 3 Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)
PT ABC
Penyerahan
atas nama JO
JO Pemilik Proyek
JO
Wajib PKP
PT DEF
PP 1 Tahun
JO wajib dikukuhkan sebagai PKP dalam hal melakukan penyerahan BKP/JKP atas nama JO
2012
76
Pasal 3 Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint Operation)
Penyerahan
atas nama PT X
PT X
Pemilik Proyek
JO
JO Tidak
Wajib PKP
PT Y
PP 1 Tahun
JO tidak wajib dikukuhkan sebagai PKP dalam hal tidak melakukan penyerahan BKP/JKP atas nama JO
2012
77
SENTRALISASI TIDAK ADA PENGUSAHA DESENTRALISASI
KECIL BAGI KANTOR CABANG
KPP
PT A Pengukuhan PKP PRATAMA Pengukuhan PKP Pt B
Pusat BOGOR Pusat
KPP
PT A Pt B
PRATAMA Pengukuhan PKP
CAB. 1 CAB. 1
DEPOK
PT A KPP Pt B
CAB. 2 PRATAMA Pengukuhan PKP CAB. 2
SERANG